Biaya Pernikahan Siapa yang bayar ?

[Shakespeare]

Biaya pernikahan, apakah harus besar? Saya dulu menikah, hanya memerlukan ala kadarnya, biaya makan sederhana kepada seluruh kerabat dan handai tolan yang ikut berdoa bersama, mendoakan yang baik-baik bagi keluarga baru.

Betul, sebenarnya kalau tidak mau memaksakan diri, cukup mengucap syukur bersama keluarga, kerabat, dan jemaat setempat sepertinya sudah cukup.
Tapi bagaimana ya...??? kalau kita sudah bicara konteks sosial budaya, sepertinya sulit juga kalau tidak mengundang tetangga, kenalan dan relasi. Akhirnya daftar undangan membludak, dan efeknya biaya pesta-pun ikut membludak... 

[Husada]

Betul, sebenarnya kalau tidak mau memaksakan diri, cukup mengucap syukur bersama keluarga, kerabat, dan jemaat setempat sepertinya sudah cukup.
Tapi bagaimana ya...??? kalau kita sudah bicara konteks sosial budaya, sepertinya sulit juga kalau tidak mengundang tetangga, kenalan dan relasi. Akhirnya daftar undangan membludak, dan efeknya biaya pesta-pun ikut membludak... 

Naaa... di adat leluhur saya, meskipun sering direndengkan, ada keterpisahan antara acara pemberkatan nikah dengan acara adat pernikahan. Dengan demikian, maka kelihatannya trit ini harus memisahkan dahulu, apakah yang dimaksud dengan BIAYA PERNIKAHAN? Apakah biaya pesta perayaan terbentuknya suatu keluarga baru? Atau hanya biaya untuk acara pemberkatan nikah?

[Leonardo]

Naaa... di adat leluhur saya, meskipun sering direndengkan, ada keterpisahan antara acara pemberkatan nikah dengan acara adat pernikahan. Dengan demikian, maka kelihatannya trit ini harus memisahkan dahulu, apakah yang dimaksud dengan BIAYA PERNIKAHAN? Apakah biaya pesta perayaan terbentuknya suatu keluarga baru? Atau hanya biaya untuk acara pemberkatan nikah?

Biaya boleh beda tapi threadnya tetap disatukan aja bro...kecuali kalau calon mempelai pada waktu pemberkatan dan pada waktu acara adat beda...

[Leonardo]

Betul, sebenarnya kalau tidak mau memaksakan diri, cukup mengucap syukur bersama keluarga, kerabat, dan jemaat setempat sepertinya sudah cukup.
Tapi bagaimana ya...??? kalau kita sudah bicara konteks sosial budaya, sepertinya sulit juga kalau tidak mengundang tetangga, kenalan dan relasi. Akhirnya daftar undangan membludak, dan efeknya biaya pesta-pun ikut membludak... 

Jadi boleh dikata waktu married dulu habis2an yah...

Btw...sepakat dengan postingan bro shakes_peare di atas...
sebaiknya tidak usah memaksakan diri...karena yang penting adalah makna dari pernikahannya itu bukan masalah seremoninya...

[Shakespeare]

Jadi boleh dikata waktu married dulu habis2an yah...

Btw...sepakat dengan postingan bro shakes_peare di atas...
sebaiknya tidak usah memaksakan diri...karena yang penting adalah makna dari pernikahannya itu bukan masalah seremoninya...

Ah, kalau saya tidak sampai habis2an kok...tapi memang iya, tabungan habis juga sih..hehe..

[Phooey]

Ah, kalau saya tidak sampai habis2an kok...tapi memang iya, tabungan habis juga sih..hehe..

Dahulu waktu menikah....setelah dihitung neraca pengeluaran dan pemasukan.............untung sedikitttt  hehehehe   



 

[RHCP]

Kalau adat di sebagian orang Jawa, pada waktu lamaran pihak pria memberikan seserahan, yang termasuk di dalamnya sumbangan untuk pesta/resepsi pernikahan. Tetapi biaya terbesar dikeluarkan pihak perempuan, karena yang mempestakan pihak perempuan dan yang nanti menerima sumbangan (dari tamu) juga pihak perempuan. 

Saya rasa cukup fair... 

bro shakes, apa iya orang jawa adat nya spt itu? Kalo iya, apa punya kenalan orang jawa yang masih single, muda dan siap nikah bro?....... 

[RHCP]

kalo soal undangan bisa diatur bro, cuma takutnya gak bisa menjamu dengan layak.
Yang sudah menikah, pada saat mebuat kartu undangan apakah anda menuliskan gelar anda juga dikartu undangan....mis. Phooey SE.ST.SKOM.SH.MK.MA dlll......apakah gelar yang ditulis dikartu undangan berpengaruh signifikan thd isi amplop yg diterima? Apakah ada perbedaan pandangan thd gelar di kartu undangan?

[Phooey]

kalo soal undangan bisa diatur bro, cuma takutnya gak bisa menjamu dengan layak.
Yang sudah menikah, pada saat mebuat kartu undangan apakah anda menuliskan gelar anda juga dikartu undangan....mis. Phooey SE.ST.SKOM.SH.MK.MA dlll......apakah gelar yang ditulis dikartu undangan berpengaruh signifikan thd isi amplop yg diterima? Apakah ada perbedaan pandangan thd gelar di kartu undangan?

Menurut saya............. enggak ngefek Bro.

Yang penting diundang 

[RHCP]

Menurut saya............. enggak ngefek Bro.

Yang penting diundang 

siiip....bro....keknya yg bakal pertama ngundang si steavan tuh.....die lg siap2 ngumpulin modal lewat jualan jersey dan foto2......siap2 ye fikers di jkt terima undangan dr steavan.....hehehe

[Phooey]

siiip....bro....keknya yg bakal pertama ngundang si steavan tuh.....die lg siap2 ngumpulin modal lewat jualan jersey dan foto2......siap2 ye fikers di jkt terima undangan dr steavan.....hehehe

Kalo Bro Steavan married...
Walau enggak diundang...............

Kita semua pada datang aja...........   

[Husada]

kalo soal undangan bisa diatur bro, cuma takutnya gak bisa menjamu dengan layak.
Yang sudah menikah, pada saat mebuat kartu undangan apakah anda menuliskan gelar anda juga dikartu undangan....mis. Phooey SE.ST.SKOM.SH.MK.MA dlll......apakah gelar yang ditulis dikartu undangan berpengaruh signifikan thd isi amplop yg diterima? Apakah ada perbedaan pandangan thd gelar di kartu undangan?

Mohon ijin, OOT sejenak. Tentang gelar, kalau gelar seperti gelar teman saya, kayaknya akan berpikir ulang mencantumkannya. Bikin nama yang disamarkan saja. Ketika masuk kerja, dia bergelar SE Ak. Kemudian setalah mendapat beasiswa S2, dia memperoleh gelar MPA. Mengingat gelar profesi harus ditulis paling belakang, jadilah dia Blacu, SE MPA Ak. Nah, kayaknya gelar begini tidak akan mempengaruhi secara signifikan isi amplop sumbangan pada pesta pernikahan.

[RHCP]

setelah dipikir ulang, kalaupun pencantuman gelar berpengaruh thd isi amplop juga tidak akan mengembalikan modal laki2 karna yang nyimpen kotaknya keluarga pihak perempuan. Lalu bagaimana dengan adat padang, konon katanya pihak perempuan memberikan sejumlah uang kepada pihak laki2 untuk mengikat kesetiaan laki2. Jadi apabila dikemudian hari sang laki2 tidak setia maka harus mengembalikan uang sejumlah yang diterimanya. Apakah betul seperti itu? Dan pihak siapa yang mendanai resepsi pernikahannya? JIka ada suku padang atau mengerti tentang adat pernikaha padang bisa bantu share dimari.

[Phooey]

setelah dipikir ulang, kalaupun pencantuman gelar berpengaruh thd isi amplop juga tidak akan mengembalikan modal laki2 karna yang nyimpen kotaknya keluarga pihak perempuan. Lalu bagaimana dengan adat padang, konon katanya pihak perempuan memberikan sejumlah uang kepada pihak laki2 untuk mengikat kesetiaan laki2. Jadi apabila dikemudian hari sang laki2 tidak setia maka harus mengembalikan uang sejumlah yang diterimanya. Apakah betul seperti itu? Dan pihak siapa yang mendanai resepsi pernikahannya? JIka ada suku padang atau mengerti tentang adat pernikaha padang bisa bantu share dimari.

Ahh...masak iya Bro ??

Oke ......... kita tunggu masukan temen2 lain   

[Husada]

Ahh...masak iya Bro ??
Oke ......... kita tunggu masukan temen2 lain   

Wah, kayaknya partisipan forum ini belum ada yang dari Padang. Sebaiknya, bagi kawan-kawan yang ingin tahu, cari ndiri deh.