Kadang kadang saya merenung....
Masa sih, kalau memang kedua insan tsb saling mencintai & mengasihi dengan TULUS & SUNGGUH-SUNGGUH, (dan keduanya sama-sama Homo sapiens lho.. ehehe)
masa sih... Tuhan MENGKOTAK-KOTAK kan begitu, sehingga MENGHAMBAT dua orang untuk dapat melaksanakan hidup penuh cinta-nya sehari-hari dalam suatu ikatan???
Atau jangan-jangan apakah Hal-hal semacam ini di berbagai agama (terutama yg menganut politik ekspansionisme)
HANYALAH sekedar KETERBATASAN KEMAMPUAN MANUSIA (para pemuka agama tsb)
yang BARU MAMPUnya meng-INTERPRETASIKAN sabda Tuhan spt itu,
sehingga terbitlah TRANSLITERASI atau TRANSPOSE Bahasa yang Jangan-jangan Sedemikian REDUKTIF Makna-nya,
sampai-sampai barangkali KURANG MIRIP dengan ESENSI sabda yang dimaksudkan oleh Tuhan itu sendiri?
Ataukah barangkali memang ada KEPENTINGAN DUNIAWI lainnya yang mendasari TAFSIRAN sabda Tuhan demikian...
misalnya: Kesamaan Identitas dalam suatu Organisasi, atau kepentingan Institusional lainnya...
Yang sebenarnya imho TIDAK SALAH sih... dalam konteks survivability insitusi tsb...
tapi dalam skala mikro.... perlu direnungkan lagi sih...
hhhhhh......mmm...
Manusia... oh.... Manusia........ Balada Anak Manusia...... ehehe...