Tidak ada 'switching' dalam konsep God-Man sebaliknya disebut Communicatio Operationum / Apotelesmatum [communication of acts (= pemberian tindakan-tindakan)].
waduh... makin berat ... saya baru denger/tau ttg hal ini
.
Semua tindakan / perbuatan Yesus, baik yang bersifat:
a) ilahi, seperti penciptaan, pemeliharaan.
b) manusia, seperti makan, minum.
c) gabungan ilahi dan manusia, seperti penebusan.
adalah tindakan / perbuatan dari seluruh pribadi Kristus.
Saya masih juga belum mengerti ... (maapin saya) ---> pribadi Kristus sebagai Literal Manusia yang mempunyai natur Ilahi dan natur manusia .... --ataukah-- pribadi Kristus sebagai Literal GodMan yang ya itu manusia PLUS yang ya itu Allah ?
(di post buat medice, saya gunakan istilah "self-contained").Jadi, pada waktu melihat Yesus makan, kita tak perlu berkata ‘hakekat manusia-Nya makan’, tetapi kita bisa berkata ‘Yesus makan’. Pada waktu kita mau mengatakan bahwa Yesus mencipta dan mengatur alam semesta, kita tidak perlu berkata ‘hakekat ilahi-Nya mencipta dan mengatur alam semesta’, tetapi kita bisa berkata ‘Yesus mencipta dan mengatur alam semesta’.
Sebenernya saya memang nggak lagi fokus bhw Yesus itu Allah. Dia Pencipta, MahaKuasa dlsb adalah "
fine" bagi saya.
.
Namun disini saya lagi fokusnya Yesus sebagai manusia. Allah yang menjadi manusia. Jadi pov saya adalah pov manusia dalam mengertikan Yesus sebagai manusia. Manusia yang mempunyai dwi-natur :
natur manusia dan natur Ilahi, adalah juga "fine" dalam pengertian saya
(tidak menimbulkan "perang" pertanyaan di benak ).Natur Ilahi Yesus dalam pengertian saya adalah "part" dari pribadi Allah, Divine.
Saya ada pernah denger term kalimat :
Allah rela menjadi manusia, Allah rela "merendahkan" diriNYA menjadi manusia. Bagi saya kalimat tsb (
in it's full meaning) : Allah rela "mencopot" ke-Allah-anNYA disaat menjadi manusia dan asumsi saya adalah misal : Dia rela menjadi tidak MahaKuasa saat terbungkus daging.
YA... saya tidak menampik bahwa Dia tetap MahaKuasa, namun fokus saya adalah
saat terbungkus daging dan bernama Yesus. IMO, Yesus tidak MahaKuasa semasa hidupNYA s/d mati disalib. Dan bagi saya, dgn demikian kata "merendahkan" ataupun "rela" (
in it's full meaning) bener2 menohok pada benak saya.
Karena bagaimana bisa dikeluarkan term kata "rela" ataupun "merendahkan diriNYA", sementara dimengertikan Yesus itu
self-contained JUGA Allah ?
Sekedar Ilustrasi : (tentu gak bisa disamakan dgn diskusi, krn Allah tidak bermateri)
kupu2 yang rela
(rela in it's full meaning) menjadi manusia adalah kupu2 yang rela menjadi tidak bisa terbang ---> sungguh manusia.
Dalam kisah dongeng, kupu2 menjadi manusia --- dan selama menjadi manusia tsb dia bisa terbang kesana sini dgn mengeluarkan sayap warna-warni ----> ManusiaKupukupu ??
.
IMO - Yesus perform hal2 yang diluar nalar manusia & tidak mungkin dilakukan manusia adalah "part" yang memang tidak dicopot Allah - "part" Kuasa Divine yang memang "ngikut" selama Dia menjadi manusia --atopun-- diberikan kepada Yesus disaat
sebagai manusia terbungkus daging yg bernatur Ilahi dan bernatur manusia --- tapi ini (imo)
tidak sertamerta Yesus
saat masih terbungkus daging = MahaKuasa.
Dan dibenak saya adalah "
fine" dikala Yesus sudah mati (terpisah dari daging raga jasmani manusiaNYA) dan kemudian bangkit maka
"His true nature revealed" ---> Yesus MahaKuasa. Ke-rela-an Allah menjadi manusia
(Maha menjadi terbatas karena terbungkus daging manusia) (bagi saya)
in it's full meaning .
Begitulah yang saya mengertikan - dan yah... sepertinya melenceng dari keKristenan
walo saya mengharapnya sih tidak jauh melenceng ... hehehe
.
salam.