... Husade gelagepan, bengong tak bisa menjawab dan terbata2 meratap gelisah bagai cacing kepanasan; takut akan hukuman yg ditimpakan bos Poy atas kelalaian dirinya.
"Ampun Bos" "mati aku" " bagaimana ini" gumannya setengah menangis.
"Apa kerjamu sampai tawananmu bisa lolos?!" Geram Poy sambil melotot seperti ikan koi tersedak puding lumut
[aji mumpung ada kesempatan menindas Momod ya Kung]"Err... Tidak tahu bos, hamba seperti kena sihir tertidur pulas dan tawanan kabur" jawab Husade dng pandangan memelas.
"Apaaa?!" Hardik Poy, "aku tidak mau tahu, pokoknya cari Lurah Detik dan bawa kemari. Aku sudah berjanji pada bos DjoAzeem untuk menyerahkan Detik untuk proyek R&D tinta printer bunglon, kerajaan bisnisnya bos Djo. Sekarang kau bilang tawanan itu lolos, apa kau sudah bosan berdangdut ria hah?!"
Dengan gemetar Husade menyanggupi untuk mencari Detik, "baik bos, beri saya waktu 1 minggu untuk menyeret Detik ke mari" sambil menyingkir cepat2 menghindari sorot mata Poy yg seakan hendak menerkam dirinya.
Berbekal pengalamannya menjadi Rambo berhati Rinto, Husade mengerahkan seluruh relasinya di berbagai belahan dunia, mantan teman seperjuangannya dulu. 2 hari kemudian, teman Husade yg bernama LeonarDoremi yg kini tinggal di Amerika mengabarkan jejak Detik-taar sebagai aktor ternama di Hollywood.
Husade tersenyum puas dan tertawa terbahak2, " hah, kena kau Detik, mau lari ke mana lagi kau, aku akan membuat perhitungan denganmu huahaahahaa..."
Lalu...