Kenapa Allah disebut Dzat ?

[ond32lumut]

salam saudara2 ,muslim..

saya sungguh ingin mengerti apa alasan yang mendasari menyebut Allah dengan "titel" Zat (sama dengan Dzat)?
apakah bahasa aslinya memang berarti Zat? Kenapa tidak disebut Roh saja?

dalam khasanah Bahasa yang saya tau, bahwa Zat itu terkesan lebih rendah dari pada Makhluk.
mungkin rekan muslim justru keberatan jika Allah disebut Makhluk.

Dzat itu secara umum bisa kita maknai sebagai sesuatu/benda bisa hidup bisa mati, tanpa jiwa, memiliki sifat spesifik.

sedangkan makhluk itu jelas adalah kumpulan zat yang lebih kompleks.. lalu apakah Allah itu tidak kompleks? menurut saya terdengar seperti terendahkan dengan menggelariNya Zat..

sama seperti mengatakan Who dengan What.. What is You?

salam...

[CosmicBoy94]

salam saudara2 ,muslim..

saya sungguh ingin mengerti apa alasan yang mendasari menyebut Allah dengan "titel" Zat (sama dengan Dzat)?
apakah bahasa aslinya memang berarti Zat? Kenapa tidak disebut Roh saja?

dalam khasanah Bahasa yang saya tau, bahwa Zat itu terkesan lebih rendah dari pada Makhluk.
mungkin rekan muslim justru keberatan jika Allah disebut Makhluk.

Dzat itu secara umum bisa kita maknai sebagai sesuatu/benda bisa hidup bisa mati, tanpa jiwa, memiliki sifat spesifik.

sedangkan makhluk itu jelas adalah kumpulan zat yang lebih kompleks.. lalu apakah Allah itu tidak kompleks? menurut saya terdengar seperti terendahkan dengan menggelariNya Zat..

sama seperti mengatakan Who dengan What.. What is You?

salam...

Bagiamana dengan istilah2 theologi Kristen bagi Allah seperti substance atau being, tidak samakah dengan kata "zat'? Bukan zat berati "yang ada'?
Memang Allah itu Roh/Spirit artinya ghaib, tak nampak, soalnya apakah ia bertentangan dengan diri-Nya yg Zat?

[striker]

salam saudara2 ,muslim..

saya sungguh ingin mengerti apa alasan yang mendasari menyebut Allah dengan "titel" Zat (sama dengan Dzat)?
apakah bahasa aslinya memang berarti Zat? Kenapa tidak disebut Roh saja?

dalam khasanah Bahasa yang saya tau, bahwa Zat itu terkesan lebih rendah dari pada Makhluk.
mungkin rekan muslim justru keberatan jika Allah disebut Makhluk.

Dzat itu secara umum bisa kita maknai sebagai sesuatu/benda bisa hidup bisa mati, tanpa jiwa, memiliki sifat spesifik.

sedangkan makhluk itu jelas adalah kumpulan zat yang lebih kompleks.. lalu apakah Allah itu tidak kompleks? menurut saya terdengar seperti terendahkan dengan menggelariNya Zat..

sama seperti mengatakan Who dengan What.. What is You?

salam...

menyebut Dzat Allah, tidak berarti bahwa dzat yang dimaksud adalah dzat yang sama dengan berbagai dzat ciptaan-Nya sendiri seperti zat cair, zat padat, zat gas, atau zat-zat lain yang menyerupai itu. Sama hal nya dengan ketika kita berkata bahwa Allah Maha Mendengar. Ini juga tidak bisa diartikan sesederhana sebagaimana makhluk ciptaan-Nya mendengar dengan bantuan panca indera telinga.

bahwa DZAT adalah Essence/ Self, yakni Pribadi Yang Menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi DZAT al-wajib al-wujud.
Dengan demikian istilah Dzat ==> bhs Arab = Self/ Essence yang artinya TIDAK SAMA dengan ZAT ==> bhs Indonesia = Matter/ MATERI yang berarti sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan ==> ini pasti TERBATAS,
Sedangkan DZAT dalam bahasa Arab tidak bermakna MATERI/ MATTER. Jadi makna DZAT (bhs Arab) bukanlah sejajar maknanya dengan ZAT (bhs Indonesia), meskipun istilah ZAT diadopsi dari kata DZAT. Namun, maknanya berbeda scr diametral. Dan makna DZAT tidak sama dengan ZAT.


Kalau dlm kristen disebut Roh, apakah Roh Allah ini sama denga Roh Malaikat yg juga berbetuk Roh?

[Frodo]

Dan makna DZAT tidak sama dengan ZAT.

===delete===

Kalau dlm kristen disebut Roh, apakah Roh Allah ini sama denga Roh Malaikat yg juga berbetuk Roh?

===delete===

[striker]

Bagiamana dengan istilah2 theologi Kristen bagi Allah seperti substance atau being, tidak samakah dengan kata "zat'? Bukan zat berati "yang ada'?
Memang Allah itu Roh/Spirit artinya ghaib, tak nampak, soalnya apakah ia bertentangan dengan diri-Nya yg Zat?

benar sekali, jika kita tetap memaksakan diri juga untuk “mewujudkan” sosok Allah dalam pikiran kita, maka bagaimanapun bentuk pewujudan itu, PASTI SALAH!
Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita tentang bentuk atau wujud selalu berdasarkan pada persepsi yang bersandar pada segala sesuatu yang pernah kita lihat?
Sedangkan dari seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw (termasuk Nabi Isa) sampai kepada Nabi Muhammad sendiri tentang wujud Allah, kita belajar bahwa semuanya bermuara pada satu persamaan yang hakiki yaitu: Allah sama sekali tidak serupa dengan apa pun yang dapat dibayangkan oleh akal dan dicapai oleh panca indera manusia. Allah kita MAHA GHAIB!

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,” (Yohanes 5:37)
 
“Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.” (Lukas 8:10)

[ond32lumut]

benar sekali, jika kita tetap memaksakan diri juga untuk “mewujudkan” sosok Allah dalam pikiran kita, maka bagaimanapun bentuk pewujudan itu, PASTI SALAH!

tidaklah salah membayangkan, karena bukan bentukNya, melainkan PribadiNya yang kita sembah.. imagine, bahwa otak manusia itu bekerja dengan gambar..
saya rasa tidak berdosa manakala anugrah kreatifitas itu secara otomatis muncul dalam penggambaran Allah. (Imangine) entah dalam wujud cahaya, atau apa pun.. perwujudan api, dan apapun sesuai krestifitas masing2.. dan simbolisasi itu tidak dapat kita salahkan dan kita benarkan. karena kita pun tak tau..

Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita tentang bentuk atau wujud selalu berdasarkan pada persepsi yang bersandar pada segala sesuatu yang pernah kita lihat?
Sedangkan dari seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw (termasuk Nabi Isa) sampai kepada Nabi Muhammad sendiri tentang wujud Allah, kita belajar bahwa semuanya bermuara pada satu persamaan yang hakiki yaitu: Allah sama sekali tidak serupa dengan apa pun yang dapat dibayangkan oleh akal dan dicapai oleh panca indera manusia. Allah kita MAHA GHAIB!

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,” (Yohanes 5:37)
 
“Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.” (Lukas 8:10)

saat kita memikirkan Allah, sebenernya kita menggambarkanNya.. (imagine) dengan menafikan itu, kita sama dengan menafikan keberadaanNya.

btw, Allah Roh, itu juga tidak salah kan...

[CosmicBoy94]

benar sekali, jika kita tetap memaksakan diri juga untuk “mewujudkan” sosok Allah dalam pikiran kita, maka bagaimanapun bentuk pewujudan itu, PASTI SALAH!
Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita tentang bentuk atau wujud selalu berdasarkan pada persepsi yang bersandar pada segala sesuatu yang pernah kita lihat?
Sedangkan dari seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw (termasuk Nabi Isa) sampai kepada Nabi Muhammad sendiri tentang wujud Allah, kita belajar bahwa semuanya bermuara pada satu persamaan yang hakiki yaitu: Allah sama sekali tidak serupa dengan apa pun yang dapat dibayangkan oleh akal dan dicapai oleh panca indera manusia. Allah kita MAHA GHAIB!

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,” (Yohanes 5:37)
 
“Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.” (Lukas 8:10)

Saya pernah ajukan hal ini dengan rekan2 muslim saya. Mereka mengatakan bahwa 'zat' berarti Allah itu memiliki tubuh, punya kaki, tangan, wajah, mata, telinga dll tetapi bukan seperti anggota2 fisik manusia,  apa pandangan bro?

[striker]

Saya pernah ajukan hal ini dengan rekan2 muslim saya. Mereka mengatakan bahwa 'zat' berarti Allah itu memiliki tubuh, punya kaki, tangan, wajah, mata, telinga dll tetapi bukan seperti anggota2 fisik manusia,  apa pandangan bro?

Melihatnya Allah bukan seperti melihatnya manusia, mendengarnya Allah juga tdk seperti mendengarnya manusia.

bukan berarti mata dan telinga Allah itu tdk seperti manusia.

Apakah Allah memiliki anggota tubuh? aneh jika ada manusia yg mampu mengatakan demikian, berarti mereka menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.

menurut saya hanya agama2 pagan saja yg ingin melihat sosok Tuhan yg mereka sembah, sehingga mereka wujudkan dlm bentuk2 seperti berhala, dewa2.. dll..

itu pandangan saya.

[CosmicBoy94]

Melihatnya Allah bukan seperti melihatnya manusia, mendengarnya Allah juga tdk seperti mendengarnya manusia.

bukan berarti mata dan telinga Allah itu tdk seperti manusia.

Apakah Allah memiliki anggota tubuh? aneh jika ada manusia yg mampu mengatakan demikian, berarti mereka menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.

menurut saya hanya agama2 pagan saja yg ingin melihat sosok Tuhan yg mereka sembah, sehingga mereka wujudkan dlm bentuk2 seperti berhala, dewa2.. dll..

itu pandangan saya.

Islam mengajar bahwa tidak ada yang seperti Allah, tidak ada yang setaranya atau disamakan dengan Dia, lalu mengapa menyamakan Allah dengan anggota2 tubuh manusia, misalnya dalam Alquran, Allah melihat, Allah memiliki wajah, Allah memiliki tangan dll. Seolah2 pengajaran ini ngga ada artinya atau berkontradiksi.

[Pecinta Ibadah]

Islam mengajar bahwa tidak ada yang seperti Allah, tidak ada yang setaranya atau disamakan dengan Dia, lalu mengapa menyamakan Allah dengan anggota2 tubuh manusia, misalnya dalam Alquran, Allah melihat, Allah memiliki wajah, Allah memiliki tangan dll. Seolah2 pengajaran ini ngga ada artinya atau berkontradiksi.

cara pandangnya salah mas bro, ketika Tuhan berkomunikasi dengan Manusia ya pastinya menggunakan istilah manusia. manusia MELIHAT, maka Allah MAHA Melihat. nah untuk menjelaskan/berkomunikasi eksistensi dan kekuasaaNYA kepada makhluknya ya digunakan pendekatan bahasa dan istilah makhlukNYA.

[ond32lumut]

cara pandangnya salah mas bro, ketika Tuhan berkomunikasi dengan Manusia ya pastinya menggunakan istilah manusia. manusia MELIHAT, maka Allah MAHA Melihat. nah untuk menjelaskan/berkomunikasi eksistensi dan kekuasaaNYA kepada makhluknya ya digunakan pendekatan bahasa dan istilah makhlukNYA.

begitu juga manusia berkomunikasi dengan Allah, menggunakan bahasa dan cara pikir manusia. dan Allah memahaminya..

[Pecinta Ibadah]

begitu juga manusia berkomunikasi dengan Allah, menggunakan bahasa dan cara pikir manusia. dan Allah memahaminya..

mungkin kalau saya berpendapat bahwa berkomunikasi atau yang kita sebut umumnya adalah beribadah adalah sesuai petunjuk dari Allah bro, bukan hanya mengandalkan cara pikir manusia. kalau cara pikir paganisme yang membuat patung sebagai manifestasi Allah apakah Allah memahaminya?? malah kena AZAB bro 

[ond32lumut]

mungkin kalau saya berpendapat bahwa berkomunikasi atau yang kita sebut umumnya adalah beribadah adalah sesuai petunjuk dari Allah bro, bukan hanya mengandalkan cara pikir manusia. kalau cara pikir paganisme yang membuat patung sebagai manifestasi Allah apakah Allah memahaminya?? malah kena AZAB bro 

hehehe...

paganisme itu sudah jelas tidak menyembah Allah yang esa itu kan bro..?
beda jalur..


jadi, bener kata anda, bukankah berdoa itu juga berfikir dan berbicara ala Manusia kepada Allah?
Ya Allah dengarlah... (emang Allah punya kuping?)
Ya Allah tuntunlah jalanku, dst...
lalu satu yg harus kita akui, saat berdoa pikiran kita akan "Imaging" itu sebuah keniscayaan. maka tak perlu haramkan imaging, yg penting bertujuan kepada Allah yg Esa, sang pencipta langit dan bumi itu.. degan kreatifitas kita masing2.

[Pecinta Ibadah]

hehehe...

paganisme itu sudah jelas tidak menyembah Allah yang esa itu kan bro..?
beda jalur..


jadi, bener kata anda, bukankah berdoa itu juga berfikir dan berbicara ala Manusia kepada Allah?
Ya Allah dengarlah... (emang Allah punya kuping?)
Ya Allah tuntunlah jalanku, dst...
lalu satu yg harus kita akui, saat berdoa pikiran kita akan "Imaging" itu sebuah keniscayaan. maka tak perlu haramkan imaging, yg penting bertujuan kepada Allah yg Esa, sang pencipta langit dan bumi itu.. degan kreatifitas kita masing2.

dalam konteks rule yang diperbolehkan tentu saja boleh bro, itu yang saya bilang sesuai dengan petunjuk. apa yang boleh dan tidak sudah ada aturanya. seperti halnya kita berdoa untuk didengarkan, nah yang ga boleh adalah membayangkan Allah punya kuping sehingga membuat imaging Allah berkuping.

[CosmicBoy94]

cara pandangnya salah mas bro, ketika Tuhan berkomunikasi dengan Manusia ya pastinya menggunakan istilah manusia. manusia MELIHAT, maka Allah MAHA Melihat. nah untuk menjelaskan/berkomunikasi eksistensi dan kekuasaaNYA kepada makhluknya ya digunakan pendekatan bahasa dan istilah makhlukNYA.

Nah ini yang saya lihat ketidakkosnisten kalian, kalu menyangkut Allahnya Islam, itu sah2 saja menurut kalian, kalu menyangkut Allahnya Kristen/Alkitab, itu menurut kalian menyetarakan-Nya dengan makhluk.