Salam kenal juga...
Oke, secara umum saya setuju dengan yang diatas. Walaupun saya harus mengatakan juga bahwa WAKTU bukanlah sesuatu yang benar-benar exist. ===> pernah saya sampaikan di topik "Tuhan" di FIK ini.
Terima kasih, Bro, untuk tanggapannya…
Saya coba mencari topik "
Tuhan" di FIK ini tapi koq tidak saya temukan, ya… Padahal isu tentang “WAKTU bukanlah sesuatu yang benar-benar exist” ini merupakan hal baru untuk saya. Kalau tidak keberatan, bolehkah saya dapatkan alamatnya agar saya bisa mengerti persepektif Anda, Bro….?
Kalau boleh saya tahu, apakah konsep “WAKTU bukanlah sesuatu yang benar-benar exist” itu merupakan pendekatan filsafat atau pendekatan biblika (Alkitab)?
Kalau “WAKTU bukanlah sesuatu yang benar-benar exist”, padahal Allah memang menciptakan ruang dan waktu, maka jelas itu bertentangan. Dan kalau bertentangan dengan pernyataan Kitab Suci, maka itu harus diabaikan, bukan? Kecuali konsep demikian datang dari sumber-sumber yang otoritasnya Anda anggap sama dengan otoritas Kitab Suci, yah… apa boleh buat. Tapi, walau bagaimanapun saya butuh rujukan Anda tentang konsep tersebut.
Tidak juga...
Ayat-ayat yang saya kutip tidak dalam kaitannya dengan soal in time atau in infinity
Ambil contoh:
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.
Peristiwa "Roh Kudus menerima dari Putera" bukanlah dalam waktu dan ruang ciptaa.
Boleh saya tahu, Bro, apa yang mengindikasikan bahwa “Ayat-ayat yang saya kutip tidak dalam kaitannya dengan soal
in time atau
in infinity”.
Sekarang kita punya pendirian yang berbeda. Anda hanya menyajikan satu ayat, itu baik, mudah-mudahan kita bisa membahasnya satu per satu. Saya coba melihat di ayat sebelumnya:
Yoh 16:13 Tetapi
apabila Ia
datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia
akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Kata “
akan” menunjuk pada ‘waktu’. Ada kronologis di sana, terlebih lagi dalam kata “
apabila”…. Bukankah ‘pengutusan’ Roh Kudus berbicara bukan hanya dalam dimensi ‘waktu’, melainkan juga ‘ruang’ (DIA diutus ke…. Misalnya: dunia ini…)? Kata "
datang" juga mengindikasikan 'ruang' (pergerakan).
Lalu, apa indikatornya dalam ayat (perikop) itu (agar tafsiran Anda eksplisit, bukan implisit), bahwa “Peristiwa "Roh Kudus menerima dari Putera" bukanlah dalam waktu dan ruang ciptaan”?
Bapa disebut ===> 1 st Person; but Not 1 st substance
Putera disebut ===> 2 nd Person; but not 2 nd Substance
Roh Kudus disebt ===> 3 rd Person; but not 3 rd Substance.
Kita tidak akan bicarakan Trinitas. Saya setuju dengan pernyataan Anda di atas. Tapi yang sedang kita bicarakan disini adalah tentang ONTOLOGIS Roh Kudus sbg Person,
bukan sbg Substance. Sebagai Person, DIA
sudah ada sebelum ‘waktu’ diciptakan (
in infinity). Lalu mengapa ONTOLOGIS tentang DIA (sebagai
Person) dirujuk dari ayat-ayat tentang ‘
pengutusan’ DIA ke dunia ini (dimensi ruang dan waktu seperti dari Yoh 16:14 yang Anda rujuk itu)?
Kesimpulannya:
Dalam hal person/processi/natur Putere dan Roh Kudus memang punya 'awal' permulaan Tapi dalam hal Substance tidak [karena bermula/proceed dari Substance yg itu-itu juga]
Person berbeda dgn processi, berbeda pula dgn natur. Terlebih lagi, KEBERADAAN berbeda dgn PROCESSI. Saya coba mengaitkan dgn pernyataan Anda ini:
- Pernahkah ada BAPA yg tanpa PUTERA dan Roh Kudus?===> Jawabannya adalah TIDAK.
Jadi, tidak pernah ada satu ‘waktu’-pun dimana Roh Kudus ‘belum ada’ atau punya ‘awal’. Dengan kata lain: karena Bapa tidak punya awal, dan "Bapa tidak pernah ada tanpa Roh Kudus" (maaf frasa ini agak lemah dan mengganggu, tapi saya tidak punya cara lain), maka jelaslah Roh Kudus pun
tidak punya awal. Ini tentang KEBERADAAN,
bukan tentang PROCESSI.
Lalu saya bandingkan pernyataan Anda ini:
Father pangkal yang tak berpangkal
Son proceed (begotten) from Father
Holy Spirit proceeds (spirated) from the Father and Son.
"
Father pangkal yang tak berpangkal".
"Pernahkah ada BAPA yg tanpa PUTERA dan Roh Kudus?===> Jawabannya adalah TIDAK".
Dua kalimat di atas bicara tentang ontologi KEBERADAAN tentu harus menyimpulkan bahwa Roh Kudus tidak memiliki ‘awal’.
Tapi dua pernyataan berikutnya tentang “
Son” dan “
Holy Spirit” di atas adalah berbicara ttg ‘processi’. KEBERADAAN berbeda dengan PROCESSI.
Nicene Creed, mengenai Putera:
the only begotten Son, born of the Father before all ages, God of God, light of light, true God of true God, begotten not made,
Hubungan ini oleh para Teolog disebut: sonship; ie: the origin of a living thing from another living thing [God of God, light of light], by communication of substance unto likeness of nature [begotten not made]
‘Born’ berbicara tentang ‘PROCESSI’ bukan tentang KEBERADAAN. Karena secara KEBER-ADA-AN, seperti Anda katakan: “Pernahkah ada BAPA yg tanpa PUTERA dan Roh Kudus?===> Jawabannya adalah TIDAK.”
Kesimpulan:
Kalau pada awalnya kerancuan terjadi antara ‘pengutusan' Roh Kudus 'kedalam waktu’ yang dirancukan dengan ontologis KEBERADAAN Roh Kudus yang sudah EKSIS ‘diatas waktu’ (
in infinity), bersama dengan eksistensi Bapa, maka sekarang muncul kerancuan baru: antara KEBERADAAN dengan PROCESSI.
{Padahal jika masalah/kerancuan pertama itu belum terpecahkan, maka implikasinya bisa jadi pada
kekeliruan ajaran para bapa gereja (teolog jaman kuna), dan mungkin termasuk beberapa konsili yang membicarakannya dalam kerancuan tersebut yang berujung pada
kekeliruan doktrinal (bahkan mungkin kekeliruan dogmatis?), seperti:
Roh Kudus, sebagai Person, memiliki ‘awal’.
Padahal, baik sebagai Person, maupun sebagai Substance, DIA tidak memiliki awal}.
Namun, karena bahasannya jadi melebar ke Allah Tritunggal, sementar topik disini adalah menyangkut Filioque, maka dari saya, saya cukupkan sampai disini. Sebaiknya dibuka thread baru mengenai Tritunggal maha Kudus.
Ahh… sayang sekali, ya, Bro… Anda tidak ingin melanjutkan lagi.
Kalau tidak salah, thread ini bukan saja membicarakan tentang Filioque (karena tentang ini dibahas di thread lain dalam diskusi antara Katolik dgn Ortodoks), melainkan ttg "Roh Kudus
Keluar dari Allah
Bapa".
Selain itu, saya memang tidak berminat membicarakan Tritunggal Mahakudus, lho... Saya hanya ingin berbicara tentang ontologi Roh Kudus dan dimensi ‘waktu’...
Namun sekali lagi, saya berterima kasih untuk tanggapan Anda. Singkat namun berbobot dan mendalam. Saya sangat menghargainya…
Salam