Hmm, kalo itu saya masih belum berani berspekulasi seperti anda, menurut saya, itu disebabkan karena masih ada bagian bagian dari raga yang masih aktif
Ya... saya sependapat dgn yg di bold.
Anyway, maksud saya disini --- manusia bisa membunuh raga - namun jiwa/roh manusia tidak bisa bunuh
.
Sebaliknya, raga mungkin masih berfungsi dalam keadaan sekarat (spt contoh ilustrasi sebelum) --- namun selama Roh/Jiwa masih disitu, ya jadi gak mati mati orangnya ... hehehe
.
btw, saya pernah baca di internet - yang berdasarkan sains medis sso dgn suatu kondisi yg seharusnya mati, namun ternyata tidak.
kematian sesungguhnya adalah kematian otak, nah, pada saat itulah saya sebut mati
Saya juga pernah baca, kematian otak (brain death) ---> secara sains medis = mati jasmani (flatline).
mengapa? karena jiwa tidak lagi memiliki medium untuk beraktivitas, seperti air mengalir di sebuah saluran yang kemudian ditutup ujungnya
Entahlah, mungkin karena saya "terpengaruh" baca baca internet ttg :
Otak dan Kesadaran (jiwa), pada kenyataannya sains masih "garuk kepala" di bbrp kasus yang terjadi pada NDE (Near Death Experiences).
Pada "misteri" NDE situasinya sbb :
sso "sempet" dinyatakan
clinically dead (flatline), namun kembali hidup setelah beberapa menit.
Logiknya spt pada quote sword diatas yang ungu.
Dikala flatline : logiknya semua fungsi otak berhenti, gak ada memori, gak ada kesadaran, gak ada "berpikir", gak ada mimpi/halusinasi, dlsb.
Namun, sso yg mengalami NDE bisa menceritakan secara tepat apa yang terjadi tatkala dia flatline..... nah, wajar kan para ahli "garuk kepala" ? ...
.
Banyak oponen2 mengajukan segudang teori. Namun tetep aja kasus tsb "tidak ter-elakan" buat para ahli sains "garuk kepala". Sementara keKristenan juga sangat menentang NDE / OBEE ... dgn "teori" itu semua kerjaan iblis
.
Padahal kalo menurut saya sendiri, NDE adalah justru salah satu "hal yang mendukung" buat keKristenan yg percaya adanya life after death dimana komposisi manusia adalah Roh Jiwa dan Tubuh
. Nggak ngerti saya kenapa ...
(maap OOT, kayaknya mesti dibuat topik baru ttg hal ini ... ).Saya masih pada pandangan bahwa manusia itu bersifat PSIKOSOMATIS.
Ya ... saya rasa saya juga berpendapat demikian.
Dalam kehidupan alam materi, Roh/Jiwa dan Raga saling menunjang
.
Menurut saya, level kehidupan kita berbeda dengan malaikat
IMO, perbedaannya hanya pada materi jasmani dan "pengetahuan"
.
Pada manusia, materi jasmani tumbuh dan "pengetahuan" juga tumbuh.
spekulasi spekulasi anda yang saya baca lebih cocok disematkan pada malaikat, yang adalah makhluk spiritual, bukan makhluk temporal material seperti manusia
Tapi kan malaikat tidak mempunyai raga yg bisa mati ?
.
Hmm, Allah memiliki jiwa? menurut saya malah Allah superspiritual, tidak memiliki sifat materi.
Ini sulit buat saya
.
Kerancuan bahasa, antromorfis, personifikasi --- mungkin nanti bikin thread baru ajah ya sword
.
maksud saya, raga manusia bagaikan hardware suatu komputer
jiwanya berupa software
Saya berbeda pendapat
.
--Komputer-- bisa/boleh dikatakan "sama" seperti manusia - hanya apabila punya unsur yg "berpikir" (thinking thing) yang mungkin berlawanan, mungkin juga tidak. Dan kenyataanya (imo), komputer adalah "sekedar" manusia yang cuma mempunyai otak, dimana CPU adalah otak komputer :
Otak manusia "memutuskan" logik yang terkait pada "urusan" dunia ... digital logik (Yes/No)
cenderung di execute tanpa "pikir ulang" sesuai "kebutuhan" daging atopun environment lainnya. Kalopun "memikir ulang" maka kalkulasi2 yg dikerjakan adalah selalu terkait dgn hidup di alam materi ini. (demikian juga CPU, input mudah - kalkulasi cepat langsung execute ... input sukar - kalkulasi memerlukan waktu, baru execute).
Nah perbedaannya adalah Jiwa (mind, will & emotion).
Apa yang di otak : "oke" ... namun belon tentu apa yg ada di Mind "oke" . Jadi sekalipun otak sempet "berpikir ulang" mengkalkulasi dan siap execute "YES" --- namun sekali lagi, belon tentu Mind sependapat.Yang menarik, pada situasi coklat --- peng-execute-an "YES/NO" disini diputuskan oleh Mind yg memerintah otak, bukan otak
.
Itu fantasi saya ... hehehe
.
oleh sebab itu, ketika manusia mati, saya percaya ada semacam SHEOL dimana jiwa jiwa tidak akan aktif atau mengalami semacam hibernasi sambil menanti hari penghakiman.
Kalo menurut sword, bagaimana kita "pantesnya" menginterpretasikan
kisah Lazarus di pangkuan Abraham yg "ngobrol" dgn orang kaya di Sheol ? (dan bbrp ayat lain) ?
Ya...tentu saya mengerti event-nya mungkin tidaklah literal seperti itu
....namun dari keKristenan itu sendiri ---> kesimpulan apa yg
"layak dan tidak melenceng" bisa diambil ? :
Ada "kehidupan" ataukah
Roh/Jiwa "tidur" hibernasi sebelum penghakiman/kebangkitan daging ?
Makasih ya atas masukan2 dan pendapat2 sword
.
salam.