Author Topic: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?  (Read 5486 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #60 on: December 12, 2012, 11:22:58 AM »

2. ‘Waktu tidak eksis dan tidak riil”?

a. Dalam Alkitab dinyatakan: “Itulah hari pertama” (Kej 1:5). Kata ‘hari’ menunjuk adanya ‘waktu’ (time) yang eksis. Kata ‘pertama’, ‘kedua’, dan ‘ketiga’, dst, yang menyusul kata ‘hari', menunjuk pd phisycal time yang riil (jadi ‘waktu’ = riil).

b. Tetapi kmd manusia merekonseptualisasikan sang ‘waktu’ sdmkn rupa shg keberadaan ‘simbol’ (satuan) utk ‘waktu’ dianggap bukti ttg non-eksis dan tdk riil-nya ‘waktu’ (seolah TANPA simbol maka ‘waktu’ tdk eksis dan tdk riil, alias hanya dlm ‘mind’-nya manusia saja).

c. Pdhl, sebelum Allah berkata “Jadilah…”, DIA sudah ‘beripikir’ lebih dulu didalam ‘Mind’-NYA bhw DIA akan mbuat ‘waktu’ menjadi eksis kedalam dunia melalui proses 'berfirman'. Stlh 'waktu' eksis di alam ciptaan, ia benar2 eksis di dunia, shg bukan hanya 'ada' dalam ‘mind’-nya manusia saja. Artinya, ketika ‘waktu’ masih ada dalam ‘Mind’-nya Allah, ia belum eksis. Tetapi setelah IA berkata “ITULAH hari pertama…”, maka ‘waktu’ (time) itu menjadi eksis dan riil (bukan hanya dalam mind-nya manusia), dengan atau tanpa simbol/satuan waktu buatan manusia.

d. Fakta lain bahwa ‘waktu’ adalah riil dan eksis yaitu: (i) Allah beristirahat pada HARI KETUJUH; dan (ii) TIDAK ADA HARI KEDELAPAN!. DIA menggunakan frasa itu krn 'waktu' SUDAH EKSIS DAN RIIL (sudah diluncurkan dari ‘Mind’-nya Allah, menjadi ‘ciptaan’).

e. Jadi, dari sudut pandang Allah, ‘waktu’ eksis dan riil, tp manusia (dg menggunakan ukuran-ukurannya sendiri) menganggap time hanyalah keberadaan yang tdk disengaja, yg hrs ‘ada’ krn harus menopang ‘hal’ lainnya (materi/pergerakan); dianggap hanya sbg tanda (marker) = sebuah term utk mendefinisikan jeda event event event, musim2, dlsb dikarenakan alam sini bermateri dan penghuninyapun berjasad materi.

f. Manusia yg tdk menggunakan titik berangkat #1 diatas memang akan menavikan perbedaan antara apa yang ada di dalam ‘pikiran’ Allah (belum eksis) dan yang kemudian DIA luncurkan keluar melalui ‘perkataan’/firman-NYA (menjadi eksis).


3. Dari pov theistic-presumption: manusia adalah ciptaan. Karena itu tdk mungkin membahas ‘waktu’ dan hal metafisika (termasuk asal mula agama & life-issues) dg titik berangkat dr produk ‘ciptaan’ (filsafat buatan manusia & ‘pengalaman’nya). Hasilnya: spekulasi yang ujung & pangkalnya adlh (memuaskan?) mind manusia.



Penjelasan lanjutan ...

1. Dinamika: Dipilah antara ‘Mind’ dan ‘Word’ of God

2. EKSISTENSI ‘Objek’: ‘Mind’ berarti objek menjadi eksis dalam Diri Allah. Word berarti objek menjadi eksis dalam dunia (ciptaan).

3. SIFAT ciptaan (setelah diucapkan dari Word):

a. Ranah Fisik:
(i) Bersifat alamiah/jasmaniah (observable);
(ii) Bersifat imateriil (objek untuk mind): waktu, hukum alam (orbit, matematika, dll),
(iii) Bersifat spiritual (roh manusia dan contoh ‘iman’ dalam Ibrani 11:1).

b. Ranah Non-Material:
(i) makhluk: bisa berpikir; ada objek untuk mind; (ii) alam/dunia roh; (iii) ada hukum (termasuk hirarki kekuasaan). Misal: makhluk sorgawi, kerajaan terang dan gelap, alam ghoib, dst.



4. Implikasi diskursus:

a. Filsafat dan ‘fenomenologi’: mengklaim ‘penemuan’ dan ‘artikulasi’ itu sebagai ‘diluar ciptaan’ (padahal ‘semangat’-nya adalah spekulatif). Yang lainnya lagi membuat kategorisasi bahwa semua yang bersifat immateriil (poin #3.a.(ii) di atas) adalah ‘tidak eksis’.



b. Kekeliruan logika: RANCU antara SIFAT dengan EKSISTENSI. Sifat immateriil ciptaan (poin #3.a.(ii) di atas) juga dinyatakan ‘ada’ (eksis karena diciptakan), manusia hanya perlu ‘menemukan’ dan meng-'artikulasi'-kannya.


‘Waktu’ (dan matematika serta hukum alam), sejatinya bersifat immateriil, sehingga membutuhkan simbol (satuan), sama seperti matematika dan hukum alam. Namun, sekalipun ia bersifat immateriil, ia tetap eksis karena diciptakan (bagaimana mungkin sesuatu yang diciptakan ternyata tidak eksis?). Pasti ada kekeliruan logika disini.


Lanjut… Keberadaan ‘waktu’ yang bersifat non-fisik ini, yang oleh KS dinyatakan ‘eksis’ karena diciptakan (bukan lagi berada dalam Mind-nya Allah), kemudian dianggap tidak eksis hanya karena sifatnya yang immateriil. Jadi, sesuatu yang bersifat immateriil (non-fisik), diukur berdasarkan kriteria untuk objek yang bersifat fisik, lalu diputuskanlah: yang tadinya eksis itu, menjadi tidak eksis (ini dagelan logika darimana, ya?).


Pencampur-adukkan antara SIFAT dengan EKSISTENSI ini terus dikumandangkan untuk mendiskreditkan KS Kristen dan kekristenan, padahal kekeliruan terletak pada logical fallacy dimana terjadi ‘perancuan’ antara “SIFAT” (fisik-dan-non-fisik) dengan EKSISTENSI (‘eksis-dan-non-eksis’). KS Kristen menyatakan bahwa baik yang bersifat fisik (physically) maupun yang bersifat immateriil (non-fisik) adalah ciptaan dan eksis (‘ada’), tapi yang eksis itu dinyatakan KELIRU (yaitu tidak eksis), oleh pertimbangan yang didasarkan logical fallacy. ....  Cig atuh lamun bodor teh ulah garing pisan…  :grining:



c. Bertanya kepada orang Kristen tentang pendapat KS (perihal ‘waktu), tapi setelah dijawab, malah disangkal berdasarkan ‘kekeliruan ala pencampur-adukkan’ (kekeliruan logika) dan sumber-sumber yang tidak jelas (bukan dari KS Islam, bukan juga dari “KS Filsafat”). Nantinya, kalau pertanyaan tentang “Apa artinya bahwa ‘Allah itu hidup’?”, juga akan disangkal (jika enggan disebut ‘menyatakan KS Kristen keliru’), karena sudah ada keputusan teologis ala “KS Filsafat” bahwa: “hidup/kehidupan = state state state”.



« Last Edit: December 12, 2012, 11:30:35 AM by epafras »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #61 on: December 12, 2012, 12:50:56 PM »
Oke deh... makasih atas masukan2 eprafas ... :)

salam.

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #62 on: December 12, 2012, 09:26:38 PM »
Bro Oda, maaf lama mereply komentar anda,

Hmm, saran saya, masalah NDE dan AB kita letakkan saja dulu, nanti melebar kemana mana,
ya kita kembali ke akar, dimana permasalahnnay adalah anda berpikir bahwa jiwa manusia bersifat bounded infinite...
well, saya berada dalam posisi bias disini,
karena saya penganut PSIKOSOMATIS...

tetapi jika seorang bertanya pada saya, apakah jiwa terikat ruang waktu kita sekarang
jawabannya bisa ya bia tidak
bahkan sekalipun saya menjawab ya
tidak serta merta membuat jiwa bersifat "infinite"
karena setidak tidaknya, terdapat batasan waktu disini

Saya mengutip ilustrasi Bro Roderick

Ubah cara pandang kita

Sebuah bola diproyeksikan menjadi lingkaran

Jika kita berada dalam lingkaran, maka terlihat kita terbatas
namun sebenarnya fase hidup kita yang lebih dominan namun tak tersadar terdapat di dunia bola tersebut
seolah tak terbatas, namun besarnya tetap

Well, itu saja dari saya, hanya mencoba membatasi masalah

Salam
Terima kasih untuk komentarnya
fides quaerens intellectum

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #63 on: December 13, 2012, 10:07:14 AM »
karena saya penganut PSIKOSOMATIS...
karena saya sendiri baru denger istilah ini, barusan saya gugel "psikosomatik".

wikipedia indonesia :
Psiko berasal dari Psyche yang artinya Jiwa, sedang soma artinya badan, jadi ilmu ini mempelajari kaitan antara jiwa dan badan. Ilmu ini menegaskan bahwa faktor psikologis memegang peranan sangat penting dalam perkembangan semua penyakit.

Dari yang saya bold, itu apakah bisa saya simpulkan :
dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, JUGA
dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat ? :).

Maap... itu tebak2an saya doank siii ...:D.
Soalnya saya sendiri nggak tau, psikologis itu penjabarannya begimana ... apakah terkait dgn mental ? ngomong "mental" juga saya masih gak tau ... apakah itu maksudnya Jiwa sso ? :)

Quote
tetapi jika seorang bertanya pada saya, apakah jiwa terikat ruang waktu kita sekarang
jawabannya bisa ya bisa tidak
Seperti yang sword sudah ketahui dan mengerti saya ... saya kan orang yang beranggapan Waktu adalah ilusi :) --- maka pada pandangan saya : YA, Jiwa itu "terikat", tapi bukan terikat ruang waktu - melainkan terikat materi :).

Apapun itu ... jiwa sso (menurut saya loh) cenderung utk pro pada hal2 yang "berbau" logika materi (dunia) karena jiwa itu sendiri "terikat" materi (raga).

Quote
Jika kita berada dalam lingkaran, maka terlihat kita terbatas
namun sebenarnya fase hidup kita yang lebih dominan namun tak tersadar terdapat di dunia bola tersebut seolah tak terbatas, namun besarnya tetap
Yah... seperti yg saya pernah curhat ama sword, mungkin saya terpengaruh dari baca2  - sehingga saya makin "kuat" utk cenderung berpendapat : Jiwa "besar"nya memang tetap dan itu "sebenernya/aslinya" tidak terbatas (bounded infinite), namun karena terikat materi maka terbatas (limited).

Sumber yang saya baca, ya artikel2 internet dan juga interpretasi saya sendiri (yang kemungkinan melenceng dari keKristenan) pada bbrp ayat Alkitab, misal :

1. Jiwa tidak bisa dibunuh.
Sesuatu yg imaterial tentu tidak bisa dibunuh, namun pertanyaannya kenapa dikatakan "tidak bisa dibunuh" ?? ---> maka interpretasi saya : Jiwa itu "hidup".

2. Lazarus di pangkuan Abrahan dgn orang kaya.
Saya tidak nge-blek-plek-in kisah tsb sikon-nya literal, namun "kesimpulan" yg saya ambil : setelah manusia mati jasmani, maka Roh/Jiwa nggak hibernasi melainkan terus "hidup" s/d menunggu pengadilan akhir jaman.

3. "penampakan" Musa dan Elia.
Apakah ini visi para Rasul ? ataukah literal ?
Apapun itu, menurut "kesimpulan" saya : Roh/Jiwa Musa dan Elia masih "hidup".

Quote
Well, itu saja dari saya, hanya mencoba membatasi masalah
Kalo saya boleh minta nasehat dari sword atopun temen2 Kristen laen .... bagaimana caranya saya "menutup mata" dari kesimpulan saya tsb pada contoh 3 ayat tsb diatas ?

Apa alternatif lain pada interpretasi 3 ayat tsb ?
Dongeng ? tentu tidak mungkin.
Sekedar cerita/ungkapan metafora yg tdk bermakna ? Masak iya begitu ?
Mungkin sword bisa membantu ? (kok jadi kayak konsultasi psikiater sih ya ? jiwa saya terganggu nih .... hahaha :D).

Makasih sword atas masukan2nya.

salam.
« Last Edit: December 13, 2012, 10:10:09 AM by odading »

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #64 on: December 13, 2012, 01:33:26 PM »
mas oda,

ngeri nih mas oda... dalam sekali.....
mohon maap ilmu kungfu saya masih sabuk putih, tapi mau mencoba berbagi jurus dikit:

IMHO
1. Saya percaya adanya bentuk non-jasmaniah dari manusia (bahkan mungkin dari hewan?? gak tau juga),
yang ternyata, setelah raga jasmaniah nya berhenti berfungsi secara fisiologis, bahkan setelah secara anatomis terdekomposisi,
materi (substance) non-jasmaniah tersebut masih ada...

2. Barangkali materi itu juga merupakan kumpulan dari sejenis atom / materi dasar (yang mgkn belum ter-eksplor),
yang barangkali massa jenis-nya amat kecilnya,
yang barangkali tidak terpantulkan oleh foton dalam rentang panjang gelombang visible
sehingga mata & organ pengindera kita (atau sebagian besar dari kita) tidak dapat men-sense nya.

3. Gak tahu juga apakah suatu saat science tersebut akan sampai kesitu atau nggak.

4. Nah, kalo ditanya ASAL USUL dari materi itu --> waduh tambah garuk-garuk kepala lagi..
sperti biasanya dalam tahap penelitian:
a. Identifikasi barangnya dulu
b. Memahami properties-nya
c. mempelajari Proses yang terjadi
d. barulah mencari tahu etiologi-nya.

nah ini.. proses nomer 1: identifikasi-nya aja masih belum tahu --> jadi untuk sampai ke proses no 4 masih tambah jauh lagi..

ehehe...
baru sampe situ mas jurus saya...

salam,

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #65 on: December 13, 2012, 03:50:04 PM »
mohon maap ilmu kungfu saya masih sabuk putih, tapi mau mencoba berbagi jurus dikit:
kok jadi cadang sih yg minta maap ? saya malah yg merasa gak enak ati karena udah "ngerepotin" temen2 dgn topik ini :).

Quote
1. Saya percaya adanya bentuk non-jasmaniah dari manusia (bahkan mungkin dari hewan?? gak tau juga),
  Nah, setidaknya utk tahap awal, kita sudah sama persepsi :). Selanjutnya ...

Quote
yang ternyata, setelah raga jasmaniah nya berhenti berfungsi secara fisiologis, bahkan setelah secara anatomis terdekomposisi, materi (substance) non-jasmaniah tersebut masih ada...
selanjutnya, pertanyaannya : benarkah/percayakah kita bhw ungu tsb masih "hidup" ?

Quote
2. Barangkali materi itu juga merupakan kumpulan dari sejenis atom / materi dasar (yang mgkn belum ter-eksplor),
yang barangkali massa jenis-nya amat kecilnya,
yang barangkali tidak terpantulkan oleh foton dalam rentang panjang gelombang visible
sehingga mata & organ pengindera kita (atau sebagian besar dari kita) tidak dapat men-sense nya.

3. Gak tahu juga apakah suatu saat science tersebut akan sampai kesitu atau nggak.
Ya... untuk ke-arah science, semua memang terbuka kemungkinan-nya :).

Quote
4. Nah, kalo ditanya ASAL USUL dari materi itu --> waduh tambah garuk-garuk kepala lagi..
Tentu kalo secara Alkitab, semua yg ada di dunia ini asal-usulnya dari Tuhan :).
Namun, apakah biblical kalo yang ungu tsb saya pendapati = Roh/Jiwa ?

Apakah biblical, 3 point pada post saya buat sword (#63) ?
Apakah biblical, ungu tsb masih "hidup" ? Roh/Jiwa "hidup" kekal ?

makasih atas masukan2 cadang :).

salam.

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #66 on: March 31, 2013, 01:08:04 PM »
Setidaknya saya yakin kita telah sepakat pada isu utama pembentukan thread ini
saya sepakat bahwa pada dasarnya jiwa tidak terikat ruang waktu, at least ruang waktu dunia ini, bukandimensi yang lebih tinggi atau apapun yang lebih kompleks
tetapi terbatas karena di attach pada raganya
ketika raga hilang atau korup secara fatal, maka jiwa akan cenderung berdormansi
dan akan mendapatkan kesadarannya kembali ketika menempati wadah yang memungkinkan

1. Jiwa tidak bisa dibunuh.
Sesuatu yg imaterial tentu tidak bisa dibunuh, namun pertanyaannya kenapa dikatakan "tidak bisa dibunuh" ?? ---> maka interpretasi saya : Jiwa itu "hidup".
Saya yakin hal ini, jiwa tak dapat dibunuh, tetapi bisa inactive secara sementara

2. Lazarus di pangkuan Abrahan dgn orang kaya.
Saya tidak nge-blek-plek-in kisah tsb sikon-nya literal, namun "kesimpulan" yg saya ambil : setelah manusia mati jasmani, maka Roh/Jiwa nggak hibernasi melainkan terus "hidup" s/d menunggu pengadilan akhir jaman.
Benar, karena ketika mati, misal, di neraka, maka kehidupannya akan didowngrade ke dimensi yang lebih rendah, dimana jiwanya yang jahat mendapatkan raga yang memungkinkan keadaan neraka terwujud*

3. "penampakan" Musa dan Elia.
Apakah ini visi para Rasul ? ataukah literal ?
Apapun itu, menurut "kesimpulan" saya : Roh/Jiwa Musa dan Elia masih "hidup".
Kalo saya boleh minta nasehat dari sword atopun temen2 Kristen laen .... bagaimana caranya saya "menutup mata" dari kesimpulan saya tsb pada contoh 3 ayat tsb diatas ?
Literal donk, tetapi visi tersebut ketika anda perhatikan bahwa sang penonton tidak melakukan kontak fisikal
so, anda tahu arah pembicaraan saya
fides quaerens intellectum