Author Topic: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?  (Read 5427 times)

0 Members and 6 Guests are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #30 on: December 05, 2012, 08:57:39 PM »
Salam Bro Oda, long time no see
Halo sword... pa kabar :). Ya, lama gak liat sword disini nih ... :).

Quote
Well, saya tidak benar benar menangkap apa yang anda tanyakan
Kalu ada sempet waktu, mudah2an sword bisa nyempetin baca post demi post saya disini ... karena dari situ pelan2 saya nge-"reveal" maksud saya di thread ini :).

Quote
Satu
Level Divine, yang "menempati" kekekalan
Ya... untuk yang ini kira kira saya mirip dgn quote diatas.
Saya istilahin : Level Boundless infinite. Tidak terjangkau, dan tidak ada satu ciptaanpun yg bisa menjangkaunya (sekalipun roh2 / being2 divine).

Quote
Dua
Level kehidupan yang saat ini anda dan saya tempati
Kehidupan yang berawal dan berakhir
Disini saya istilahin : Bounded infinite ---> menjadi finite dikarenakan materi (manusia berjasmani, serta hidup di alam materi) --- dimana "sebenernya" Spirit & Soul manusia tsb infinite, body-nya saja yang finite. (dgn asumsi, setelah manusia mati - Spirit/Soulnya masih terus hidup).

Quote
Tiga
yang mungkin disebut afterlife
Saya menyebutnya potentially infinite time
Nah disinilah kita berbeda :).
Disini sword "mengutamakan" kalimat infinite time, sedangkan saya cenderung utk memilih pemikiran "Hidup" or "Kehidupan" Roh itu sendirilah yg infinite (bounded), karena dia tidak berjasad materi. (mohon dimaklumi, saya disini nggak/belum sedang "merambah" ke ttg kebangkitan-daging :)).

Quote
Dimensi ini memiliki ruang dan waktu, namun secara potensial unlimited
IMO - "Hidup" Roh yg infinite tidak memerlukan ruang dan waktu. Semisal sekalipun materi ada (misal : ada bangunan, ada planet, ada kota, dlsb), namun selama roh tsb tidak berjasad - maka dia "tidak perlu" ruang dan waktu tsb. "Hidup" mereka adalah event event event yg te"realisasi" dari Mind & Will mereka.

Quote
sebab itu orang Kristen menyebutnya "tak berakhir", "kekal"
Itulah karenanya saya cenderung mengertikan "Hidup" Roh itu-lah yang kekal (bounded infinite) --- "tidak ber-ketergantungan" dgn apapun, dan hanya "terpengaruh" oleh yg boundless infinite (Allah).

Quote
waktu sendiri ada, berawal, namun berpotensi tidak berakhir
Terus terang bagi saya konsep Time sulit saya cerna :).
IMO - Allah menciptakan being hidup, bukan Time hidup.
"yang" Hidup itu = event event event event.
Benak saya selalu bertanya : apa perlu-nya Time, kalo hidup itu sendiri infinite ?
Apakah kalo gak ada Time, roh2 jadi tidak bisa pada hidup ?  :think1: (please CMIIW).

Quote
(coba anda mengawali hitungan dari nol, kapankah anda akan berada di angka terakhir? nah, setiap angka yang anda lewati sendiri bersifat finite, namun hitungan anda betawal, serta tak berakhir
Ya... begitulah yg saya mengertikan pada being "hidup", bukan pada kata Time ... hehehe :).

Quote
Dalam dimensi 1
tentu saja tidak ada sequence to sequence
Lalu bagaimana bisa di istilahkan dgn kalimat "Allah yang hidup" ? Kalau Dia sendiri tidak "mengalami" or "melakukan" state state state (event event event) ?

Sword mohon mengertikan, disini saya nggak sedang berpendpt state state state tsb = istilah past present future. Kalopun semisal saya "terpaksa" menggunakan salah satu istilah coklat tsb, maka (imo) bagi yg hidup kekal itu semuanya NOW :).

Quote
namun dalam dimensi dua ada sequence to sequence yang finite dan accountable..
Ya saya sependapat dgn quote sword diatas :).
Namun perbedaannya disini kayaknya :
saya berada pada pandangan : itu karena materi, baik alamnya alam materi, maupun yang hidup itu juga berjasad materi --- jadi terbatas. Sementara....

Quote
Ruang dan waktu memiliki besar yang finite
sementara sword kayaknya berpendapat : itu karena Time ? (please CMIIW).

Quote
Sounds speculative..
Yah... gpp donk... pengertian2 saya kan juga spekulatif koook :D.

Quote
take it or leave it
hehehe... atuh ya nggak mao saya begitu... justru kan "seru"nya adalah kita bahas sama sama pengertian masing2 ... :).

Makasih sword atas masukan2nya.

salam.
« Last Edit: December 05, 2012, 09:02:56 PM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #31 on: December 05, 2012, 09:47:54 PM »
1. Waktu adalah berada di dalam mind kita saja
a. Mungkin banget mas... anyway belum bisa diketahui secara pasti
Saya bertanya tanya : apa yang menyebabkan "diperkirakan" bhw Time physically exist, ya ? :).

Quote
b. Einstein dkk mencoba membuat hipotesis bahwa waktu adalah dimensi ke-4, yang oleh karenanya dapat dikuantifikasi, dan dapat di-ukur, serta dapat dimodifikasi
Wah... kalo udah masuk ke "urusan" Iptek ... saya kabur deh ... wong matpel ukur ruang 3 dimensi aja saya NOL terus hahaha :D.

Quote
c. cuman emang belum ketemu aja teknologi & hitungannya kali ya  --> yang barangkali yield-nya adalah time travel
Seperti yang saya post buat sword, IMO - "kehidupan" di alam sono tidak ada histori, gak ada past atopun future --- semua  event event event ("now") :).

Ibarat malaikat anu mao ketemu malaikat una, dia tinggal gunakan Mind&Will aja --- gak "perlu" mekanikal seperti body saya mesti bergerak utk menemui cadang :) (maap... ini spekulasi fantasi saja...hehehe :)).

Quote
2. Waktu, Mimpi, Fenomena supranatural, dll.. menurut saya memang merupakan suatu science yang belum mampu ter-eksplor oleh manusia
pada yg di bold, entahlah...
Saya sebenernya bukan orang yang spiritualis, namun gak tau juga kenapa saya cenderung percaya bahwa Mimpi adalah disaat "tubuh roh" keluar dari jasmani namun tidak terkontrol oleh Mind & Will ybs :).

Quote
a. Apakah suatu saat bisa ter-eksplor semua??
i doubt it... soalnya setiap kita ketemu 1 jawaban pertanyaan --> pasti langsung muncul 10 pertanyaan baru --> more un-explainable phenomenon  ---> (disinilah titik letak keyakinan saya akan ke-maha-an Tuhan yang luar biasa: never ending mystery)
Sependapat :)

Quote
b. Science dan Religion BUKANLAH diametral dan dikotomis sifatnya..
jadi imho, tidak pas kalo mengkontradiksikan apakah ini Ilmu Pengetahuan ataukah Kemahaan Tuhan?
sebab menurut saya: itu adalah Keduannya... dan bukankah Ilmu Pengetahuan juga merupakan kemahaan Tuhan bagi manusia?
Sependapat :)

Quote
3. Roh itu apa?
itu juga part of the great mystery, kan ya?
Iya yah... roh itu apa ya ? ... wkwkwk :D.
Kalo di Alkitab kalo gak salah : "napas" Allah yg diberikan ke tiap2 manusia, yah ?

Quote
d. Coba bayangkan, kalau semua misteri itu SUDAH TERJAWAB, atau kita bersikap apatis dgn bilang POKOKNYA SAYA PERCAYA Tuhan YA GITU ITU DEH.... --> manusia akan masuk ke fase COMPLACENCY --> wah... bahaya lho....
Tapi kok saya gak ngeliat "bahayanya" yah pada yg di bold ? :). btw, "fase complacency" itu apaan yah artinya ? saya baru denger nih ...

Quote
Gitu dulu mas...
oke... makasih cadang atas masukan2nya.

:)
salam.

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #32 on: December 06, 2012, 12:43:59 AM »
Namun maksud saya disini, apabila kita sendiri sudah "berani" berpendapat bahwa ADA kehidupan di alam sono (di afterlife, di alam spiritual ? di keKekalan ? alam barkah? entahlah :)). - masakan kita "nggak brani" utk setidaknya mengambil pengertian kata "hidup/kehidupan" itu sendiri yg secara general - ya "begitulah" disegala tempat (alam sini dan alam sono) ?

Kalau bagi saya, mau 'berani' atau 'tidak berani' nggak masalah. Nggak ada bedanya. Saya berpendapat begitu karena saya tidak (atau belum) melihat urgensi/signifkansi dari pandangan2 tsb thd kehidupan sso.

Quote
Saya gak tau ayat mana yang pasti, namun saya rasa Alkitab ada juga menyatakan : ADA event event yang BUKAN terjadi di alam sini (alam materi) dan itu diketahui dari visi para Nabi.

Tentu disini saya juga tidak sedang meliteralkan visi Nabi tsb (karena kita tidak tau kayak gimana disono) blekplek begitulah yg terjadi di alam sono : (misal) ada being menerima gulungan kitab. --- namun secara "intisari" (imo) bisa kita simpulkan bhw di alam sono PUN ada event event ... karena ada yang "hidup"... ada "kehidupan".

Begitu maksud saya pinoq:).

Jadi, apakah tidak logik - kalo saya berpendapat ijo ? :)
Apakah pinoq (secara logik) membuka kemungkinan utk menerima pada ijo ? (dgn kata lain : sependapat

Yah logis juga sih, bro. Atau lebih tepatnya, bisa dibuat logis. Masalahnya, yang logis belum tentu yang riil, dan yg riil belum tentu yg baik, dan yg baik belum tentu yg benar. Padahal, kalau mau bicara soal Tuhan (thread ini bicara ttg Tuhan, kan?), berarti kita harus bicara soal Kebenaran. Ketika pikiran manusia berada dalam kondisi seperti yg merah itu, bagaimana manusia dapat memikirkan ttg Tuhan? Ada suatu discrepancy yg fatal, yg membuat manusia tidak bisa memikirkan Tuhan. Discrepancy ini perlu di-redeem dulu. Dan, bagaimanakah discrepancy itu dapat di-redeem ketika manusia sudah terjebak dalam kondisi yg merah itu??

Salam.


PS: (OOT) Saya sempat membaca post bro cadangdata di atas. Saya menemukan sesuatu yg menarik perhatian saya. Bro cadangdata bilang:

 "Mungkin barangkali Tuhan memang menciptakan misteri demi misteri agar manusia terus berada dalam FASE IMPROVEMENT agar kegiatan PERBAIKAN itu NEVER ENDING.. Coba bayangkan, kalau semua misteri itu SUDAH TERJAWAB, atau kita bersikap apatis dgn bilang POKOKNYA SAYA PERCAYA Tuhan YA GITU ITU DEH.... --> manusia akan masuk ke fase COMPLACENCY --> wah... bahaya lho...."

Saya pikir "bahaya" itu sudah terjadi ketika manusia (diam-diam) telah hidup nyaman dengan polapikir "jika misteri terjawab, maka manusia akan masuk ke fase complacency" Misteri, dengan demikian, menjadi suatu kebutuhan. Supaya manusa bisa berkembang, misteri tidak boleh tidak ada. Ini, menurut saya, gila.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #33 on: December 06, 2012, 11:54:56 AM »
Saya berpendapat begitu karena saya tidak (atau belum) melihat urgensi/signifkansi dari pandangan2 tsb thd kehidupan sso.
hehehe...iyah kok... saya akui yg bold itu bener. Cuma gimana donk ? Soalnya benak saya sendiri ya emang bertanya-tanya :) (dan tentu disini bukan sedang mencari kesalahan, melainkan keingin-tahuan --yg sekali lagi, saya akui emang nggak penting-- :)).

Quote
Masalahnya, yang logis belum tentu yang riil, dan yg riil belum tentu yg baik, dan yg baik belum tentu yg benar.
Bagaimana kalo kalimatnya : "yang tidak-logis belum tentu yang tidak-riil, dan yg tidak-riil belum tentu yg tidak-baik, dan yg tidak-baik belum tentu yg tidak-benar" ? hehehe... becanda  :P

Quote
Padahal, kalau mau bicara soal Tuhan (thread ini bicara ttg Tuhan, kan?), berarti kita harus bicara soal Kebenaran.
Kalo secara awal thread, sebenernya saya belum fokus ke Tuhan --- melainkan mencoba meyimpulkan dari pengertian kata "Hidup/Kehidupan" itu dulu :).

Secara pov manusia, yg hidup itu kan ada "animasi"nya, misal : melakukan pekerjaan, berpindah, jantung berdetak, muter, diam berpikir, dlsb. Oleh karena itu ... "simpel"nya saya pendapati : "Hidup/Kehidupan" ada sederet event event event event :)

setelahnya itu, barulah saya ingin tau --> bagaimana dengan Allah yang Hidup ? Apa maksud kalimat tsb ?
Kata "hidup" yg digunakan pada kalimat "Allah yang Hidup" itu kan memang digunakan hanya sampai sebatas kemampuan manusia meng-artikan kata "hidup" ?

Orang kan tidak menggunakan kalimat, misal : "Allah yang Hdipu".... lalu dikatakan bhw kata "hdipu" adalah kata yg divine --- tidak bisa (atopun tidak boleh) di-logiskan, karena sudah bukan dalam jangkauan ranah pengertian manusia yg terbatas ini. :).

Quote
Yah logis juga sih, bro. Atau lebih tepatnya, bisa dibuat logis. Masalahnya, yang logis belum tentu yang riil, dan yg riil belum tentu yg baik, dan yg baik belum tentu yg benar

Ketika pikiran manusia berada dalam kondisi seperti yg merah itu, bagaimana manusia dapat memikirkan ttg Tuhan?
Saya gak "nangkep" maksud pinoq nih ... :).
Pada yg saya bold - apakah maksudnya : pengertian kata "hidup" dari kalimat "Allah yang hidup" BISA dibuat logis tetapi sebenernya belon tentu logis ? dengan kata lain karena merah ? (please CMIIW).

Quote
bagaimanakah discrepancy itu dapat di-redeem ketika manusia sudah terjebak dalam kondisi yg merah itu??
Saya masih juga gak "nangkep" :) ---> jadi maksudnya kalimat "Allah yang hidup" itu jangan sampai manusia terjebak utk kepingin ngambil pengertian-nya pada kata "hidup" ?
Jadi kalo sso meng-interpretasikan kalimat "Allah yang Hidup" adalah --logisnya menurut orang ini-- (misal) Allah yang memberi kehidupan, Allah yang baik, Allah yang melakukan pekerjaan2 Kuasa, dlsb maka : ungu BISA dibuat logis, tetapi yang logis belum tentu yang riil, dan yg riil belum tentu yg baik, dan yg baik belum tentu yg benar ?

Maap... sungguh saya belon "nangkep" maksud pinoq loh ... :).

salam.

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #34 on: December 06, 2012, 02:57:45 PM »
Bro Oda, sesuai saran anda, saya juga telah membaca beberapa post anda pada rekan2 yang lain, hmm, dalam beberapa hal, kurang lebih kita memiliki pandangan yang sama, well, namun kembali ke perbincangan kita, kita bedah pelan pelan dari awal.

Perbedaan kita dimulai kemungkinan bahwa:

menurut anda:
roh (apapun sebutannya, jiwa atau apalah itu), yang "berada" dalam jasmani manusia, bersifat infinite, sementara raganya sendiri bersifat finite, sebab itu, anda menamakannya bounded infinite.
(CMIIW)

menurut saya:
Manusia bukanlah makhluk hibrid sebagaimana yang anda katakan, bagi saya, manusia adalah makhluk psikosomatis, artinya, jiwa ini tidak dapat aktif jika terlepas dari raga.

(Masalah finite infinite-boundless bounded kita bereskan setelah isu utama di atas rampung, pelan pelan, kita pasti akan kesana)

Salam,

Btw, saya sudah lama gak lihat Mr Bruce
fides quaerens intellectum

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #35 on: December 06, 2012, 03:45:40 PM »

(Masalah finite infinite-boundless bounded kita bereskan setelah isu utama di atas rampung, pelan pelan, kita pasti akan kesana)



Ya, setuju, thread ini memang unik, harus PELAN-PELAN...

Saya menyimak, ahh...


Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #36 on: December 06, 2012, 11:05:44 PM »
Bro Oda, sesuai saran anda, saya juga telah membaca beberapa post anda pada rekan2 yang lain
Makasih sword atas menyempatkan membaca post2 saya disini :).

Quote
Perbedaan kita dimulai kemungkinan bahwa:

menurut anda:
roh (apapun sebutannya, jiwa atau apalah itu), yang "berada" dalam jasmani manusia, bersifat infinite sementara raganya sendiri bersifat finite,
Iya... betul kira kira begitu yg ada di benak saya, sword.

Quote
sebab itu, anda menamakannya bounded infinite.
Yang bounded infinite itu BUKAN raganya, melainkan Roh/Jiwa sso tsb - sedangkan materi raga = finite. Roh, Jiwa & Raga secara keseluruhan = manusia ---> limited. Se"canggih2nya" Roh/Jiwa sso - namun selama masih didalam raga = limited - walo "sebenernya" Roh/Jiwa tsb "sifat bawaan aslinya" bounded infinite.

Dalam benak saya, (misal) sso yg sakit keras dimana raga sudah tidak bisa apa apa lagi, gak bergerak diranjang, tapi belum mati ---> maka itu karena Roh/Jiwa ybs belum meninggalkan raga dan alam materi ini. Ya... saya sadar, mungkin saya berspekulasi "besar2an" pada ilustrasi ungu ini --- dan kemungkinan besar keKristenan bisa "ngomel2" membaca ilustrasi ungu ... karena mungkin ilustrasi ini melenceng jauh dari pengertian keKristenan :).

Dalam asumsi ada afterlife, maka Roh/Jiwa yg "pergi" dari raga tsb masih "hidup" --- dan sekalipun kekal, namun bounded karena biar bagaimanapun juga - Roh/Jiwa yang "hidup" ini adalah juga ciptaanNYA.

Begitu sword maksud saya :).

Quote
menurut saya:
Manusia bukanlah makhluk hibrid sebagaimana yang anda katakan, bagi saya, manusia adalah makhluk psikosomatis, artinya, jiwa ini tidak dapat aktif jika terlepas dari raga.
Barusan saya sempet ngecek AO (Alkitab Online) dgn kata kunci "soul" ---> hasilnya terdapat ayat yg secara eksplisit ---memberi kesan--- bahwa Allah memiliki Jiwa :). (maap, walo kalimat ayatnya eksplisit saya tetep taroh "memberi kesan" agar mbah pinoq gak "ngomel2" lagi....hehehehe :D).

anyway, saya terus terang nggak "nangkep" maksud sword pada kalimat yg di bold pada quote atas. Apakah maksud sword ---"tidak dapat aktif"--- ini Roh/Jiwa mati ?

Quote
Btw, saya sudah lama gak lihat Mr Bruce
Bruce sekarang ada di Forum laen, sword :).

salam.
« Last Edit: December 06, 2012, 11:13:11 PM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #37 on: December 06, 2012, 11:10:54 PM »
Ya, setuju, thread ini memang unik, harus PELAN-PELAN...

Saya menyimak, ahh...
Nggak aci ah eprafas. Ikutan juga dooonnnkkk.... :D.
"the more the merrier"  :dance:
hehehe....

:)
salam

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #38 on: December 06, 2012, 11:34:09 PM »
Baik kehidupan jasmani di alam materi maupun kehidupan di alam sono (saya gak tau mesti pake istilah apa, mungkin alam spiritual? alam keKekalan ? alam roh?) --- apakah "sebenernya" hanyalah sederetan even ke even ? Dimana yg ungu terbatas karena materi sedangkan yg ijo tidak terbatas ?

Bagaimana dgn sebutan : Allah yang Hidup ?
Apakah boleh dikatakan aksiNYA infinite sequence ?

Untuk sementara saya sengaja utk tidak menggunakan kata "waktu".
Mohon maap saya post di board Kristen, karena saya lagi mau fokus dapet masukan khusus dari temen2 Kristen disini (apabila Mod merasa perlu dipindahkan ke board nonK saya mohon maaf sekali lagi atas kesalahan naroh post disini) :).

salam.
Suatu sore saya memandang ke langit dan melihat ke awan. Sinar mentari sore itu membentuk silver lining yang indah di tepian bentuk awan-awan tersebut. Angin berdesir pelahan, menggoyangkan dedaunan di pohon-pohon. Burung emprit beterbangan diatas sawah yang terhampar didepan.
Hei, saya jadi teringat sesuatu. Bukankah ini saat dimana saya melihat pemandangan ini puluhan tahun yang lalu? Tempatnya sama, jamnya sama, harinya sama, bulannya sama, sinar mataharinya sama, sudut sinarnya sama, langit birunya sama. Bahkan angin sepoi-sepoinya juga sama.

Lantas, apakah yang berbeda? Tahunnyakah yang berbeda? Sayakah yang berbeda?
Tapi ingatan saya masih sama...

 :think1:

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #39 on: December 06, 2012, 11:40:09 PM »
Lantas, apakah yang berbeda? Tahunnyakah yang berbeda? Sayakah yang berbeda?
Tapi ingatan saya masih sama...

 :think1:
Dejavu mengkali ?

:)
salam.
« Last Edit: December 06, 2012, 11:41:45 PM by odading »

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #40 on: December 06, 2012, 11:49:29 PM »
Dejavu mengkali ?

:)
salam.
Apa yang bisa dibuktikan dari dejavu?

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #41 on: December 07, 2012, 12:27:58 AM »
Apa yang bisa dibuktikan dari dejavu?
dulu saya sempet pernah baca di internet, "misteri" dejavu udah reveal liwat science --- tapi entah juga, itu teori ataukan memang sudah pasti :).

Anyway, saya kurang "nangkep" dari post roderick.
Apakah maksudnya event sama percis blekplek yg roderick alamin ditempat tsb terjadi dua kali dalam kurun sekian tahun ? ataukah "terasa" kembali ke masa lalu ? (terasa pernah mengalaminya, tapi tidak tau kapan)

btw, ada juga ketemu di internet - dejavu itu dikatakan : kesadaran yg sama pada saat tubuh-roh "loncat" dari raga dalam waktu sekejap - kembali lagi ke raga dan raga "menerima" informasi tsb "lagi" :).
Seru yah ? hehehe :)

:)
salam.
« Last Edit: December 07, 2012, 12:38:21 AM by odading »

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #42 on: December 07, 2012, 07:54:35 PM »
Thanks responnya Bro Oda,
Yang bounded infinite itu BUKAN raganya, melainkan Roh/Jiwa sso tsb - sedangkan materi raga = finite. Roh, Jiwa & Raga secara keseluruhan = manusia ---> limited. Se"canggih2nya" Roh/Jiwa sso - namun selama masih didalam raga = limited - walo "sebenernya" Roh/Jiwa tsb "sifat bawaan aslinya" bounded infinite.
Ehem, begitulah maksud saya, jadi karena terikat dengan raga, jiwa seseorang itu menjadi bersifat bounded infinite.
(Ini yang saya pahami dari anda)


Dalam benak saya, (misal) sso yg sakit keras dimana raga sudah tidak bisa apa apa lagi, gak bergerak diranjang, tapi belum mati ---> maka itu karena Roh/Jiwa ybs belum meninggalkan raga dan alam materi ini. Ya... saya sadar, mungkin saya berspekulasi "besar2an" pada ilustrasi ungu ini --- dan kemungkinan besar keKristenan bisa "ngomel2" membaca ilustrasi ungu ... karena mungkin ilustrasi ini melenceng jauh dari pengertian keKristenan :).
Hmm, kalo itu saya masih belum berani berspekulasi seperti anda, menurut saya, itu disebabkan karena masih ada bagian bagian dari raga yang masih aktif, kematian sesungguhnya adalah kematian otak, nah, pada saat itulah saya sebut mati, mengapa? karena jiwa tidak lagi memiliki medium untuk beraktivitas, seperti air mengalir di sebuah saluran yang kemudian ditutup ujungnya.
Saya masih pada pandangan bahwa manusia itu bersifat PSIKOSOMATIS.

Menurut saya, level kehidupan kita berbeda dengan malaikat,
spekulasi spekulasi anda yang saya baca lebih cocok disematkan pada malaikat, yang adalah makhluk spiritual, bukan makhluk temporal material seperti manusia

Dalam asumsi ada afterlife, maka Roh/Jiwa yg "pergi" dari raga tsb masih "hidup" --- dan sekalipun kekal, namun bounded karena biar bagaimanapun juga - Roh/Jiwa yang "hidup" ini adalah juga ciptaanNYA.

 Barusan saya sempet ngecek AO (Alkitab Online) dgn kata kunci "soul" ---> hasilnya terdapat ayat yg secara eksplisit ---memberi kesan--- bahwa Allah memiliki Jiwa :). (maap, walo kalimat ayatnya eksplisit saya tetep taroh "memberi kesan" agar mbah pinoq gak "ngomel2" lagi....hehehehe :D).

Hmm, Allah memiliki jiwa? menurut saya malah Allah superspiritual, tidak memiliki sifat materi.
kata kata Allah memiliki jiwa seperti berkata:
"Seorang suami memiliki istri"
"Lautan memiliki cairan"

anyway, saya terus terang nggak "nangkep" maksud sword pada kalimat yg di bold pada quote atas. Apakah maksud sword ---"tidak dapat aktif"--- ini Roh/Jiwa mati ?
 Bruce sekarang ada di Forum laen, sword :).
maksud saya, raga manusia bagaikan hardware suatu komputer
jiwanya berupa software
kedua duanya harus ada secara bersamaan agar menciptakan suatu kehidupan
buat saya inilah syarat kehidupan manusia, sebagai makhluk kuasispiritual.

oleh sebab itu, ketika manusia mati, saya percaya ada semacam SHEOL dimana jiwa jiwa tidak akan aktif atau mengalami semacam hibernasi sambil menanti hari penghakiman.

Salam Bro ODa
Terima kasih responnya,
 :walkman:
fides quaerens intellectum

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #43 on: December 07, 2012, 11:04:38 PM »
Hmm, kalo itu saya masih belum berani berspekulasi seperti anda, menurut saya, itu disebabkan karena masih ada bagian bagian dari raga yang masih aktif
Ya... saya sependapat dgn yg di bold.
Anyway, maksud saya disini --- manusia bisa membunuh raga - namun jiwa/roh manusia tidak bisa bunuh :).

Sebaliknya, raga mungkin masih berfungsi dalam keadaan sekarat (spt contoh ilustrasi sebelum) --- namun selama Roh/Jiwa masih disitu, ya jadi gak mati mati orangnya ... hehehe :).

btw, saya pernah baca di internet - yang berdasarkan sains medis sso dgn suatu kondisi yg seharusnya mati, namun ternyata tidak.

Quote
kematian sesungguhnya adalah kematian otak, nah, pada saat itulah saya sebut mati
Saya juga pernah baca, kematian otak (brain death) ---> secara sains medis = mati jasmani (flatline).

Quote
mengapa? karena jiwa tidak lagi memiliki medium untuk beraktivitas, seperti air mengalir di sebuah saluran yang kemudian ditutup ujungnya
Entahlah, mungkin karena saya "terpengaruh" baca baca internet ttg : Otak dan Kesadaran (jiwa), pada kenyataannya sains masih "garuk kepala" di bbrp kasus yang terjadi pada NDE (Near Death Experiences).

Pada "misteri" NDE situasinya sbb :
sso "sempet" dinyatakan clinically dead (flatline), namun kembali hidup setelah beberapa menit.

Logiknya spt pada quote sword diatas yang ungu.
Dikala flatline : logiknya semua fungsi otak berhenti, gak ada memori, gak ada kesadaran, gak ada "berpikir", gak ada mimpi/halusinasi, dlsb.

Namun, sso yg mengalami NDE bisa menceritakan secara tepat apa yang terjadi tatkala dia flatline..... nah, wajar kan para ahli "garuk kepala" ? ... :D.

Banyak oponen2 mengajukan segudang teori. Namun tetep aja kasus tsb "tidak ter-elakan" buat para ahli sains "garuk kepala". Sementara keKristenan juga sangat menentang NDE / OBEE ... dgn "teori" itu semua kerjaan iblis :).

Padahal kalo menurut saya sendiri, NDE adalah justru salah satu "hal yang mendukung" buat keKristenan yg percaya adanya life after death dimana komposisi manusia adalah Roh Jiwa dan Tubuh :). Nggak ngerti saya kenapa ... (maap OOT, kayaknya mesti dibuat topik baru ttg hal ini ... :)).

Quote
Saya masih pada pandangan bahwa manusia itu bersifat PSIKOSOMATIS.
Ya ... saya rasa saya juga berpendapat demikian.
Dalam kehidupan alam materi, Roh/Jiwa dan Raga saling menunjang :).

Quote
Menurut saya, level kehidupan kita berbeda dengan malaikat
IMO, perbedaannya hanya pada materi jasmani dan "pengetahuan" :).
Pada manusia, materi jasmani tumbuh dan "pengetahuan" juga tumbuh.

Quote
spekulasi spekulasi anda yang saya baca lebih cocok disematkan pada malaikat, yang adalah makhluk spiritual, bukan makhluk temporal material seperti manusia
Tapi kan malaikat tidak mempunyai raga yg bisa mati ? :).
 
Quote
Hmm, Allah memiliki jiwa? menurut saya malah Allah superspiritual, tidak memiliki sifat materi.
Ini sulit buat saya :).
Kerancuan bahasa, antromorfis, personifikasi --- mungkin nanti bikin thread baru ajah ya sword :).

Quote
maksud saya, raga manusia bagaikan hardware suatu komputer
jiwanya berupa software
Saya berbeda pendapat :).

--Komputer-- bisa/boleh dikatakan "sama" seperti manusia - hanya apabila punya unsur yg "berpikir" (thinking thing) yang mungkin berlawanan, mungkin juga tidak. Dan kenyataanya (imo), komputer adalah "sekedar" manusia yang cuma mempunyai otak, dimana CPU adalah otak komputer :

Otak manusia "memutuskan" logik yang terkait pada "urusan" dunia ... digital logik (Yes/No) cenderung di execute tanpa "pikir ulang" sesuai "kebutuhan" daging atopun environment lainnya. Kalopun "memikir ulang" maka kalkulasi2 yg dikerjakan adalah selalu terkait dgn hidup di alam materi ini. (demikian juga CPU, input mudah - kalkulasi cepat langsung execute ... input sukar - kalkulasi memerlukan waktu, baru execute).

Nah perbedaannya adalah Jiwa (mind, will & emotion).
Apa yang di otak : "oke" ... namun belon tentu apa yg ada di Mind "oke" :). Jadi sekalipun otak sempet "berpikir ulang" mengkalkulasi dan siap execute "YES" --- namun sekali lagi, belon tentu Mind sependapat.

Yang menarik, pada situasi coklat --- peng-execute-an "YES/NO" disini diputuskan oleh Mind yg memerintah otak, bukan otak :).

Itu fantasi saya ... hehehe :D.

Quote
oleh sebab itu, ketika manusia mati, saya percaya ada semacam SHEOL dimana jiwa jiwa tidak akan aktif atau mengalami semacam hibernasi sambil menanti hari penghakiman.
Kalo menurut sword, bagaimana kita "pantesnya" menginterpretasikan kisah Lazarus di pangkuan Abraham yg "ngobrol" dgn orang kaya di Sheol ? (dan bbrp ayat lain) ?

Ya...tentu saya mengerti event-nya mungkin tidaklah literal seperti itu :) ....namun dari keKristenan itu sendiri ---> kesimpulan apa yg "layak dan tidak melenceng" bisa diambil ? : Ada "kehidupan" ataukah Roh/Jiwa "tidur" hibernasi sebelum penghakiman/kebangkitan daging ?

Makasih ya atas masukan2 dan pendapat2 sword :).

:)
salam.
« Last Edit: December 07, 2012, 11:13:56 PM by odading »

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: apakah "kehidupan" = infinite sequence ?
« Reply #44 on: December 09, 2012, 04:13:46 PM »
makasih replynya Bro oda.....

Saya juga pernah baca, kematian otak (brain death) ---> secara sains medis = mati jasmani (flatline).
 Entahlah, mungkin karena saya "terpengaruh" baca baca internet ttg : Otak dan Kesadaran (jiwa), pada kenyataannya sains masih "garuk kepala" di bbrp kasus yang terjadi pada NDE (Near Death Experiences).

Pada "misteri" NDE situasinya sbb :
sso "sempet" dinyatakan clinically dead (flatline), namun kembali hidup setelah beberapa menit.

Logiknya spt pada quote sword diatas yang ungu.
Dikala flatline : logiknya semua fungsi otak berhenti, gak ada memori, gak ada kesadaran, gak ada "berpikir", gak ada mimpi/halusinasi, dlsb.

Namun, sso yg mengalami NDE bisa menceritakan secara tepat apa yang terjadi tatkala dia flatline..... nah, wajar kan para ahli "garuk kepala" ? ... :D.

Banyak oponen2 mengajukan segudang teori. Namun tetep aja kasus tsb "tidak ter-elakan" buat para ahli sains "garuk kepala". Sementara keKristenan juga sangat menentang NDE / OBEE ... dgn "teori" itu semua kerjaan iblis :).
well well well.......
nampaknya anda menggunakan NDE dan ABP sebagai pijakan untuk membangun argumen anda bahwa raga bersifat bounded namun jiwa bersifat bounded infinite..
CMIIW
interesting...

namun saya tidak berspekulasi seperti anda, bagi saya jiwa menempati ruang waktu yang sama dengan raga, namun dengan orientasi dan proyeksi yang berbeda
sebagai ilustrasi
raga menempati sebidang kertas dengan ukuran 1 km x 1 km
dan pada saat yang bersamaan, jiwa yang bersatu dengan raga juga menempati dimensi yang sama
dan
ketika NDE, atau AP, dimesi tersebut dirasakan sebagai sebuah dimensi baru
namun saya rasa hanya merupakan proyeksi dimensi yang sama
dalam hal ini, kertas persegi tersebut dilengkungkan dan dibentuk seperti bola yang tidak pejal, sehingga bagi sebuah jiwa, dimensinya terlihat tak terbatas
namun dalam sudut pandang psikosomatis, still, sebuah persegi.

dalam hal ini, kematian belum terjadi, namun kejadian tersebut bersifat intermediate
raganya berada dalam persegi
jiwanya berada dalam persegi yang dilengkungkan...
keduanya hidup

May be you say..
Hell NOOOOOO
 :o

hahaha

Btw saya tidak termasuk yang:
Banyak oponen2 mengajukan segudang teori. Namun tetep aja kasus tsb "tidak ter-elakan" buat para ahli sains "garuk kepala". Sementara keKristenan juga sangat menentang NDE / OBEE ... dgn "teori" itu semua kerjaan iblis :).
Saya lebih senang mempropose sebuah teori untuk menjelaskan

Kalo menurut sword, bagaimana kita "pantesnya" menginterpretasikan kisah Lazarus di pangkuan Abraham yg "ngobrol" dgn orang kaya di Sheol ? (dan bbrp ayat lain) ?
Secara hermeneutis, saya tidak melihat bahwa terdapat pesan "orang yang mati dapat berbincang bincang" dalam ilustrasi Kristus
yang saya tangkap dari cerita itu hanyalah:
1. terdapat jurang antara si kaya dan Lazarus, jurang tak terseberangi antara surga dan neraka.
2. terdapat keadilan di dunia ini.

Salam bro oda
Btw, Om Bruce di forum mana yah,  :think:
fides quaerens intellectum