Damai bagimu Siip.
Soal nunjuk dadaNya, itu intermezzo saja....tidak ada dasar tertulisnya kox...
Hehehe...
-------------------------
....(nunggu dikeroyok)
Kenapa harus nunggu, sih?
Begini saja dari saya.
Saya ingin kembali ke Mat 16:13-20 yang saya kopi dari
http://www.jesoes.com/Alkitab/mat/16/18#18, dan pemahaman saya hanya berdasar logika saya saja. Semoga tidak bertentangan dengan ajaran Gereja.
Pengakuan Petrus(13)Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
(14)Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
(15)Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
(16)Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
(17)Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
(18)Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
(19)Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
(20)Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.
Ayat 13, jelas megungkapkan bahwa Jesus bertanya kepada seluruh murid-muridNya. Karena ditanya begitu, masing-masing murid memberikan jawaban, mungkin ada yang mempunyai jawaban sama, tergantung pada apa yang murid itu tangkap dari perkataan orang-orang. Selanjutnya, di ayat 15, Jesus bertanya tentang pikiran murid-muridNya. Menurut pikiran saya, apabila sesorang yang sudah lama bersama-sama dengan kita, tiba-tiba menanyakan kepada kita, siapa dia menurut kita, maka kita akan gelagapan, atau sedikitnya akan terdiam beberapa saat, mempertimbangkan jawaban apa yang akan kita beri agar si penanya tidak tersinggung, tetapi sekaligus, jawaban kita tidak melenceng dari kenyataan.
Dari kesemua murid itu, Petrus terkenal sebagai seorang yang spontan. Tidak lama-lama bertimbang. Kespontanannya yang tertulis, antara lain, ketika dia berjalan di atas air menemui Jesus, ketika dia menghunus pisau memotong telinga Malkhus, ketika dia mengaku bersedia mati membela Jesus, dll, dll. Dan pada perikop kita itu, kespontanan Petrus ditunjukkan lagi. Ayat (16) menginformasikan, Petrus yang menjawab.
Kelanjutannya, merespon jawaban Petrus itu, di ayat (17) - (19), Jesus bekata panjang-panjang. Terbukti dari penggunaan tanda petik, dimulai dari,
"Berbahagialah ... sampai ke
... sorga.". Artinya, rangkaian ayat (17) sampai dengan ayat (19) itu sangat erat. Di ayat (17), Jesus menamai Simon bin Yunus. Artinya, meskipun perkataan Jesus itu disampaikan kepada seluruh muridNya, tetapi Simon bin Yunus menjadi perwakilan para murid. Menurut pemahaman saya, menjadi janggal kalau di ayat (18) Jesus berbicara dan menunjuk dada Simon bin Yunus,
"Engkau adalah Petrus... kemudian menunjuk atau menepuk dada sendiri ketika mengatakan,
"... dan di atas batu karang ini...". Apalagi kalimat perkataan Jesus itu masih dilanjutkan di ayat (19),
"Kepadamu akan Kuberikan ..."Sebab, kalau demikian yang terjadi, Jesus Kristus yang adalah Tuhan itu seakan-akan melakukan pekerjaan yang sia-sia dalam hal menunjuk dada Petrus, kemudian menunjuk dada sendiri, dilanjut dengan menunjuk dada Petrus lagi. Ketika Dia bilang,
"Engkau adalah Petrus", Dia menunjuk dada Petrus, ketika Dia bilang,
"Batu karang ini," Dia menunjuk dada sendiri, kemudian ketika mengatakan,
"Kepadamu akan Kuserahkan", Dia menunjuk dada Petrus lagi.
Begitu Siip. Atau, menurut pemahaman Siip, bagaimana?
Damai, damai, damai.