Author Topic: Pertimbangan dalam memilih denom.  (Read 30806 times)

0 Members and 19 Guests are viewing this topic.

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #210 on: January 03, 2013, 07:18:30 AM »
Saya juga pernah katakan bahwa bidat atau tidak tergantung ketaatan kepada kebenaran prinsip ajaran Alkitab bukan  soal denominasi,kecuali kalau denominasinya secara resmi menolak ketuhanan Yesus Kristus misalnya.

Hal yang lebih bisa kita deteksi adalah denom. Kalau kita menginvestigasi seseorang ya sah2 saja tapi lebih sulit.

Soal ayat yang anda berikan, menurut saya konteksnya bukan perpecahan yang kedua2nya positif. Ketika terjadi perpecahan dalam ayat itu, Paulus menjelaskan bahwa ada pihak yang dikuatkan (tahan uji). Yang lain menjadi bidat.

Kata heresies/αiρεσις adalah bentuk jamak dari heresy/αiρετικός. Kata αiρετικός ini digunakan dalam

Tit 3:10  Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
Tit 3:10  A man that is an heretick after the first and second admonition reject;
Tit 3:10  αἱρετικὸν ἄνθρωπον μετὰ μίαν καὶ δευτέραν νουθεσίαν παραιτοῦ,

Jadi hasil perpecahan haruslah saling menjauhi, karena salah satunya adalah bidat. Bukan konsep saling membenarkan diantara yang berpecah seperti diantara gereja2 protestan saat ini. Kalau dengan SSJ, mormon, masih cocok lah dengan ayat itu. :)

Salam

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #211 on: January 03, 2013, 07:35:33 AM »
Hal yang lebih bisa kita deteksi adalah denom. Kalau kita menginvestigasi seseorang ya sah2 saja tapi lebih sulit.

Soal ayat yang anda berikan, menurut saya konteksnya bukan perpecahan yang kedua2nya positif. Ketika terjadi perpecahan dalam ayat itu, Paulus menjelaskan bahwa ada pihak yang dikuatkan (tahan uji). Yang lain menjadi bidat.

Kata heresies/αiρεσις adalah bentuk jamak dari heresy/αiρετικός. Kata αiρετικός ini digunakan dalam

Tit 3:10  Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
Tit 3:10  A man that is an heretick after the first and second admonition reject;
Tit 3:10  αἱρετικὸν ἄνθρωπον μετὰ μίαν καὶ δευτέραν νουθεσίαν παραιτοῦ,

Jadi hasil perpecahan haruslah saling menjauhi, karena salah satunya adalah bidat. Bukan konsep saling membenarkan diantara yang berpecah seperti diantara gereja2 protestan saat ini. Kalau dengan SSJ, mormon, masih cocok lah dengan ayat itu. :)

Salam

Saya tidak memiliki keberatan akan komentar anda yang pada prinsipnya adalah bahwa apa yang sesat tetaplah diakui sebagai sesat demikian juga sebaliknya.

Dan hidup kudus itu merupakan panggilan bagi orang percaya yaitu memisahkan diri dari dosa
kesesatan duniawi dan dikhususkan bagi pekerjaan Allah yang mulia.


BACK TO BIBLE

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #212 on: January 03, 2013, 07:52:12 AM »
Bro, ijinkan saya berbagi pengalaman yang mungkin saja berbeda dengan pendapat rekan2 yang lain, tetapi saya yakin ini juga menjadi pengalaman dan juga pendapat banyak orang Kristen lainnya.

Pertanyaan no. 1
Saya pribadi awalnya tidak memilih. Dibesarkan dalam keluarga dan tradisi protestan, menjadikan saya otomatis menjadi seorang protestan. Dan itu saya terima begitu saja dengan iman.
Seiring perkembangan nalar, pemikiran, hati nurani, dan tentunya pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber (pendidikan, membaca, sharing pengalaman, dll), kemudian dihadapkan pada "fakta" adanya keragaman ajaran dalam kekristenan, maka saya tentu saja harus memilih. Dalam hal ini, saya harus menentukan terlebih dahulu apakah standar/timbangan yang akan saya jadikan ukuran untuk memilih, dan saya memilih Alkitab sebagai satu-satunya kebenaran yang berwibawa (terilham). Bukan berarti di luar Alkitab tidak ada kebenaran, tentu saja ADA. Namun semua kebenaran lain haruslah tidak bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Karena itu saya menambahkan "Injili" sebagai denominasi saya, karena jujur saya tidak mau terikat dalam denominasi apapun dalam beribadah. Saya hanya mau percaya kepada semua ajaran yang telah diuji dengan prinsip2 Alkitab. Bagi saya denominasi tidak menyelamatkan. Ajaran manusia (termasuk tafsir2) tidak menyelamatkan, karena saya percaya pada satu kalimat gamblang:

Yoh_14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

dan banyak ayat2 gamblang lainnya, termasuk Yohanes 3:16....

Saya menyoroti bagian yang saya tebalkan. Ketikan anda mengakui ada kebenaran di luar Alkitab, pertanyaannya adalah kebenaran di luar Alkitab itu seharusnya dicari dan dilaksanakan, atau diabaikan?

Kadang setiap orang mempunyai kriteria dalam beribadah, misalnya :

- Berorientasi keselamatan / salvation oriented
- Melaksanakan wahyu Tuhan sepenuh mungkin

Saya tidak menentang poin pertama, bahwa tujuan kita adalah keselamatan. Tapi saya juga sering berpikir, bagaimana dengan ayat2 Alkitab yang tidak langsung berbicara keselamatan? Apakah ayat2 itu hiasan saja? Misalnya ayat2 tentang pujian Paulus terhadap mereka yang tidak menikah.

Saya jadi berkesimpulan bahwa Tuhan mewahyukan itu karena wahyu itu juga penting tidak secara langsung berkaitan dengan keselamatan. Tuhan pasti punya maksud dengan semua wahyuNya. Dan wahyu itu semua baik dan should be dilaksanakan oleh manusia.

Saya juga seperti anda, dilahirkan dari ortu yang Katolik, dan ketika sudah dewasa baru menyadari untuk belajar lebih dalam tentang katolik. Dan semakin saya pelajari semakin menemukan bahwa gereja katolik yang selama ini paling "penuh" melaksanakan wahyu Tuhan, diaplikasikan ke dalam Iman dan Moral.

Misalnya dari sistem kalender bacaan Alkitabnya (lectionary) yang merata, seluruh Alkitab akan dibaca  berulang dalam 3 tahun, tidak ada istilah ayat favorit pilihan Pendeta.

Kalau berbicara penyimpangan pastilah ada. Sejak jaman para rasulpun sudah ada, misalnya Thomas yang tidak percaya Yesus menampakkan diri. Petrus yang menyangkal Yesus, dll. Tapi Yesus juga berjanji menjaga gerejaNya dari kesesatan.

Pada akhirnya wahyu Tuhan, seperti yang anda akui juga berada di luar Alkitab, dan itu adalah baik untuk dilaksanakan, karena sama2 wahyu Tuhan.
[/quote]


Maka dalam hal doktrin saya bisa saja percaya ajaran Calvin sekaligus ajaran Arminian, ajaran Luther sekaligus - mungkin saja - ajaran Paus Katolik...  :grining:    Saya tidak terpaku pada ajaran denom tertentu, karena standarnya jelas, ajaran yang sesuai dengan prinsip Alkitab saya terima, ajaran yang tidak sesuai saya tolak.
Tetapi tentu saja dalam konteks persekutuan, saya tetap harus memilih dimana beribadah. Dan untuk itu pertimbangannya simpel, yaitu mana yang bisa membuat iman saya bertumbuh dan berbuah.  :afro:
Ini pernah jadi pertanyaan saya. Ada sorada saya yang memilih beribadah di gereja protestan tertentu di wilayah tertentu karena pertimbangan pertumbuhan iman. Sampai saat ini saya masih bertanya2, kenapa ada pembedaan wilayah, meskipun masih dalam sinode dan denom yang sama. Dalam pemikiran saya, seharusnya tidak ada masalah seperti ini.

Seperti yang saya sharingkan di atas, pertimbangan saya lebih pada gereja yang melaksanakan wahyu Tuhan sepenuh mungkin dalam iman dan moral.

Pertanyaan no. 2

Saya percaya bahwa Gereja bukanlah institusi/lembaga ataupun denom. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang mengakui Kristus sebagai Kepala. Dalam hal ini, siapa yang patuh kepada perintah Sang Kepala, itulah yang sungguh-sungguh anggota Tubuh Kristus (Gereja). Maka dalam hal ini Gereja bukanlah Katolik Roma, bukan Lutheran, bukan Anglikan, bukan Reformed, dst.... tetapi orang2 yang dipilih dan mau taat kepada panggilan Kristus.

Maka meskipun anglikan, misalnya, mengajarkan ajaran yang keliru (pernikahan sejenis), para pengikut anglikan bisa saja dianggap sesat, bisa saja tidak karena mungkin saja sebagian tidak menyetujui ajaran itu. Jadi bukan denomnya yang sesat, tapi sebagian pengajarannya sesat. Meski begitu beberapa denom jelas-jelas sesat karena ajaran utamanya jelas2 bertentangan dengan prinsip utama keselamatan dalam Alkitab, misalnya denom yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan.
Saya setuju, ada kemungkinan bahwa di internal gereja anglikan masih ada pertentangan yang mungkin suatu saat bisa diselesaikan melelui konsili mereka. Sama seperti ketika gereja perdana, gereja katolik, orthodox ada masalah pengajaran akan melukan konsili.


Kembali ke perbedaan ajaran2 yang sifatnya ke arah praktek hidup, tidak serta-merta memberikan kita hak untuk mencap denom lain sebagai sesat. Tiap denom punya karakteristik/penekanan yang berbeda, dan belum tentu menjadikan mereka sesat. Murid2 Yesus saja memiliki karakter dan pemikiran yang berbeda: Petrus yang keras kepala, kasar, spontan; Thomas yang skeptis, hanya mau percaya setelah melihat, Yohanes yang merasa paling dikasihi, dll....tidak menjadikan Yesus membuang mereka. Yesus menegur perilaku yang keliru, namun tetap mengasihi mereka. Mengapa kita yang sama-sama mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat tidak bisa saling mengasihi...???

Salam
Penakanan berbeda seharusnya akan bisa satu arah. Tapi kalau penafsiran berbeda itu sering menjadi perpecahan, dan seharusnya diselesaikan dengan konsili seperti di Kis 15.

Mungkin harus dibahas dulu definisi satu kawanan gembala. Pertanyaan juga, apakah diantara gereja yang berbeda denom saling mendoakan untuk menjadi satu kawanan?. Kadang dalam wacana merasa satu kawanan, tapi dalam praktek banyak juga pertentangan dan rebutan jemaat.

Salam

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #213 on: January 03, 2013, 07:56:15 AM »
Saya tidak memiliki keberatan akan komentar anda yang pada prinsipnya adalah bahwa apa yang sesat tetaplah diakui sebagai sesat demikian juga sebaliknya.

Dan hidup kudus itu merupakan panggilan bagi orang percaya yaitu memisahkan diri dari dosa
kesesatan duniawi dan dikhususkan bagi pekerjaan Allah yang mulia.

Tentang perpecahan ini saya hanya berkomentar atas diskusi anda dengan bro Gavin. Bahwa perpecahan yang dimaksud dalam 1Kor 11:19 tidak cocok dengan kondisi denom2 yang terpecah tapi masih saling membenarkan.

Lebih cocoknya dengan keadaan hubungan Protestan mainstream dengan Saksi Yehovah, Mormon, dimana salah satu menganggap bidat.

Salam

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #214 on: January 03, 2013, 10:08:08 AM »
Tentang perpecahan ini saya hanya berkomentar atas diskusi anda dengan bro Gavin. Bahwa perpecahan yang dimaksud dalam 1Kor 11:19 tidak cocok dengan kondisi denom2 yang terpecah tapi masih saling membenarkan.

Lebih cocoknya dengan keadaan hubungan Protestan mainstream dengan Saksi Yehovah, Mormon, dimana salah satu menganggap bidat.

Salam

Dia itu udah dibilangin dari dulu :  1 Kor 11:19  TIDAK COCOK... ehh malahan terus=terusan ngga nyambung
Back to TOPIC!

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #215 on: January 03, 2013, 11:59:03 AM »
Dia itu udah dibilangin dari dulu :  1 Kor 11:19  TIDAK COCOK... ehh malahan terus=terusan ngga nyambung

:) .... salam kenal bro Gavin ....

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #216 on: January 03, 2013, 12:26:53 PM »
:) .... salam kenal bro Gavin ....

Salam kenal juga bro
Back to TOPIC!

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #217 on: January 03, 2013, 12:43:45 PM »
Tentang perpecahan ini saya hanya berkomentar atas diskusi anda dengan bro Gavin. Bahwa perpecahan yang dimaksud dalam 1Kor 11:19 tidak cocok dengan kondisi denom2 yang terpecah tapi masih saling membenarkan.

Lebih cocoknya dengan keadaan hubungan Protestan mainstream dengan Saksi Yehovah, Mormon, dimana salah satu menganggap bidat.

Salam


Sejarah membuktikan bahwa memang perpecahan gereja itu adalah fakta :

Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:

•   Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.

•   Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.

•   Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.

•   Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang melahirkan gereja-gereja Protestan.

•   Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.

Jadi jelas bahwa perbedaan doktrin memang membawa perpecahan besar gereja sesuai dengan apa yang dikatakan Rasul Paulus.

BACK TO BIBLE

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #218 on: January 03, 2013, 01:13:58 PM »

Sejarah membuktikan bahwa memang perpecahan gereja itu adalah fakta :

Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:

•   Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.

•   Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.

•   Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.

•   Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang melahirkan gereja-gereja Protestan.

•   Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.

Jadi jelas bahwa perbedaan doktrin memang membawa perpecahan besar gereja sesuai dengan apa yang dikatakan Rasul Paulus.

Lha iya bro, dalam hal ini saya setuju, bahwa rasul Paulus bilang diantara kamu haruslah ada perpecahan/bidat, supaya yang benar (salah satu) semakin dikuatkan. Bukan dalam rangka perkembangan gereja dimana hasil pecahan (dua-duanya) dianggap sebagai kemajuan dalam penyebaran injil.

Perpecahan yang terjadi sebelum jaman reformasi sifatnya seperti itu, ada yang mengklaim benar dan ada yang diklaim sebagai bidat, mekanismenya juga sesuai Alkitab, misalnya adanya konsili dan eks-komunikasi.

Tapi perpecahan gereja protestan kebanyakan tidak demikian, kedua sisi yang pecah masih saling membenarkan dalam berbagai doktrin. Jadi kurang cocok kalau ayat itu diterapkan untuk meng-excuse perpecahan di gereja2 protestan saat ini. Kecuali anda berani bilang bahwa pecahan yang satunya adalah bidat.

Berikutnya setelah ada perpecahan itu, kita tinggal bersikap jeli untuk memilih pecahan mana yang bidat dan pecahan mana yang benar.

Salam

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #219 on: January 03, 2013, 01:21:16 PM »
Lha iya bro, dalam hal ini saya setuju, bahwa rasul Paulus bilang diantara kamu haruslah ada perpecahan/bidat, supaya yang benar (salah satu) semakin dikuatkan. Bukan dalam rangka perkembangan gereja dimana hasil pecahan (dua-duanya) dianggap sebagai kemajuan dalam penyebaran injil.

Perpecahan yang terjadi sebelum jaman reformasi sifatnya seperti itu, ada yang mengklaim benar dan ada yang diklaim sebagai bidat, mekanismenya juga sesuai Alkitab, misalnya adanya konsili dan eks-komunikasi.

Tapi perpecahan gereja protestan kebanyakan tidak demikian, kedua sisi yang pecah masih saling membenarkan dalam berbagai doktrin. Jadi kurang cocok kalau ayat itu diterapkan untuk meng-excuse perpecahan di gereja2 protestan saat ini. Kecuali anda berani bilang bahwa pecahan yang satunya adalah bidat.

Berikutnya setelah ada perpecahan itu, kita tinggal bersikap jeli untuk memilih pecahan mana yang bidat dan pecahan mana yang benar.

Salam

Anda menyebutkan perpecahan gereja Protestan tetapi saya sama sekali tidak melihat itu sebagai suatu perpecahan karena semua gereja Protestan berpegang hanya kepada Alkitab saja (Sola Scriptura).

Saya tidak tahu sumber darimana anda mengatakan adanya perpecahan didalam keprotestanan ?

Ingat bahwa akar lahirnya keprotestanan adalah gereja reformasi yang mengumandangkan moto "Back to Bible" atau "Sola Scriptura."

Makanya ukuran perpecahan anda dengan saya berbeda,karena bagi saya perpecahan malah terjadi antara Protestan dgn Roma Katolik dan antara Roma Katolik dengan Orthodox Timur.



« Last Edit: January 03, 2013, 01:24:22 PM by solideogloria »
BACK TO BIBLE

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #220 on: January 03, 2013, 01:32:15 PM »
Anda menyebutkan perpecahan gereja Protestan tetapi saya sama sekali tidak melihat itu sebagai suatu perpecahan karena semua gereja Protestan berpegang hanya kepada Alkitab saja (Sola Scriptura).

Saya tidak tahu sumber darimana anda mengatakan adanya perpecahan didalam keprotestanan ?

Ingat bahwa akar lahirnya keprotestanan adalah gereja reformasi yang mengumandangkan moto "Back to Bible" atau "Sola Scriptura."

Makanya ukuran perpecahan anda dengan saya berbeda,karena bagi saya perpecahan malah terjadi antara Protestan dgn Roma Katolik dan antara Roma Katolik dengan Orthodox Timur.

bukan perpecahan,.. cuman rebutan jemaat ha ha ha
Back to TOPIC!

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #221 on: January 03, 2013, 01:38:35 PM »
bukan perpecahan,.. cuman rebutan jemaat ha ha ha

Omong kosong !

BACK TO BIBLE

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #222 on: January 03, 2013, 03:13:34 PM »
Anda menyebutkan perpecahan gereja Protestan tetapi saya sama sekali tidak melihat itu sebagai suatu perpecahan karena semua gereja Protestan berpegang hanya kepada Alkitab saja (Sola Scriptura).

Saya tidak tahu sumber darimana anda mengatakan adanya perpecahan didalam keprotestanan ?

Ingat bahwa akar lahirnya keprotestanan adalah gereja reformasi yang mengumandangkan moto "Back to Bible" atau "Sola Scriptura."

Makanya ukuran perpecahan anda dengan saya berbeda,karena bagi saya perpecahan malah terjadi antara Protestan dgn Roma Katolik dan antara Roma Katolik dengan Orthodox Timur.
karena masing2 denom tersebut punya ajaran doktrin iman berlainan...dan mereka punya nama denom yang berlainan...

kalau ajaran doktrin sama dan denom sama berarti tidak berpisah melainkan membentuk Gereja serupa di wilayah yang berbeda  ...seperti buka cabang tapi induknya sama... :)

In Omnibus Caritas

Offline dantono

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 234
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Catholic
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #223 on: January 03, 2013, 03:56:14 PM »
Anda menyebutkan perpecahan gereja Protestan tetapi saya sama sekali tidak melihat itu sebagai suatu perpecahan karena semua gereja Protestan berpegang hanya kepada Alkitab saja (Sola Scriptura).

Saya tidak tahu sumber darimana anda mengatakan adanya perpecahan didalam keprotestanan ?

Ingat bahwa akar lahirnya keprotestanan adalah gereja reformasi yang mengumandangkan moto "Back to Bible" atau "Sola Scriptura."

Makanya ukuran perpecahan anda dengan saya berbeda,karena bagi saya perpecahan malah terjadi antara Protestan dgn Roma Katolik dan antara Roma Katolik dengan Orthodox Timur.

Meskipun menganut sola scriptura, misalnya antara Lutheran, Calvinist, Baptist, Arminian apakah bisa dikatakan satu?.

Itu yang pertama. Kemudian, karena dari sejarah pada awalnya gereja adalah satu (Satu, Kudus, Katolik, Apostolik). Maka saya memberikan tanda kesatuan adalah keadaan sebelum terjadi perpecahan itu (baru dibahas detilnya). Meminjam tulisan anda, katakanlah gereja sebelum konsili Efesus 431. Itulah  gereja yang benar2 satu.

Kalau kita tarik ke masa sekarang, tolok ukurnya adalah sistem dan iman gereja seperti sebelum tahun itu. Kita diskusi yang satu dulu saja. Pertanyaan saya di atas, yang saya Italic.


Salam

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Pertimbangan dalam memilih denom.
« Reply #224 on: January 03, 2013, 04:04:16 PM »
Meskipun menganut sola scriptura, misalnya antara Lutheran, Calvinist, Baptist, Arminian apakah bisa dikatakan satu?.

Mereka semua bisa satu pada tanggal 25 Desember yaitu ketika mereka merayakan natal dalam gereja mereka masing2  :D
In Omnibus Caritas