buat shakes & cadangdata,
saya gabung ajah ya... karena jawaban saya isinya akan sama/mirip2 utk respond kalian
Amoral[/b], berarti sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan moral, atau sesuatu tidak dapat dikatakan tidak bermoral karena standar moralnya memang tidak/belum ada. Moralnya itu sendiri ada (mungkin tertanam dalam hati nurani manusia), tetapi standarnya tidak/belum ada.
Terimakasih atas masukan shakes ttg amoral dan immoral.
Ya... dari yg saya bold itu saya sadari, seperti yg cadang katakan "terekspose/terpengaruh" sumber2 referensi moral yg sudah ada (dgn kata lain, sudah ada standard moral yg terdevelop pada suatu lingkungan dimana sso lahir).
dalam hal ini Adam memang amoral, karena belum ada standar moral, sehingga ketelanjangan Adam tidak salah karena tidak ada standar moral sebagai pengukurnya. Tetapi moral itu sendiri sudah tertanam di hati nuraninya, sehingga meskipun telanjang dia tidak secara brutal melampiaskan hasrat seksualnya.. atau membunuh makhluk lain dengan semena-mena. Mungkin karena di bawah sadar dia tahu bahwa itu salah (moral yang tersembunyi).
Pada yg saya bold, begitulah yang saya maksudkan utk cadang (yg saya asumsikan sbg moral dasar yg tertanam didalam hati).
Immoral berarti melanggar standar nilai-nilai moral. Standar ini bisa berupa hukum agama, atau bisa juga hasil kesepakatan dalam suatu sistem sosial. Contoh: ketika Kain membunuh Habil, perbuatannya adalah immoral karena melanggar hukum Allah (standar moral yang ditetapkan Allah).
Nah... kalo cerita Kain dan Habil ---lain lagi--- kalo menurut saya.
Apakah Allah sudah menyatakan "jangan membunuh" atau belum kan memang tidak tercantum di Genesis. Yang diketahui adalah "jangan makan buah" di Genesis.
Dengan asumsi secara simbolis, ---"jangan makan buah"-- IMO adalah standard dasar moral --- BUKAN literally buah literal yang dimakan secara literal.
Dengan begitu,
1. Adam & Hawa saya rasa TIDAK EXIST HISTORICALLY atau ARCHEOLOGICALLY, melainkan adalah simbol dan alat bantu penjelasan akan the beginning of civilisation.
secara simbolis pula : AdamHawa adalah orang2 yang "pertama" kali menyadari adanya "kata hati" ini. Orang2 yg (tanpa mereka sadari) merasa "ada yang salah" kalo membunuh, mencuri, iri/dengki, berbohong, dlsb. Atau bisa juga dengan kata lain : orang2 yg pertama kali menyadari adanya Higher being (deities) dimana "kata hati" tsb disimbolisasikan sebagai pernyataan deities "jangan makan buah" sebagai standard-moral mereka.
Ibarat semisal di masa "AdamHawa" hidup peradabannya bar-bar, banyak orang saling membunuh dgn brutal, dlsb ... maka para "AdamHawa" adalah orang2 yg merasa mendapat teguran "ada yang salah" dalam membunuh.
Pada kisah Kain dan Habil, menurut saya lain -- karena dari cerita yang saya tangkep berdasarkan kalimat2 Kain ---> justru ini menunjukan bahwa Kain adalah type orang yg tidak mempunyai "kata hati" tsb. Dari kalimat2 Kain menunjukan bhw dia merasa "tidak ada yang salah" dalam membunuh adiknya.
2. Andaikatapun pada kasus orang / komunitas tribal terisolasi, ketika ada lebih dari satu individu, maka pasti akan terjadi komunikasi & interaksi antara bbbrp individu tsb.
Mnrt pndpt saya, dari komunikasi, kognitif dan persepsi yang timbul dari proses interaksi tsb --> maka mulailah terbentuk standar nilai yang makin lama makin disepakati bersama oleh grup tsb.
Betul... saya sependapat.
Namun sekali lagi, maksud saya disini adalah tentang "teguran hati" tsb yang (imo) kayaknya bener2 tidak mempunyai referensi dari nilai2 standard moral yg telah dibakukan oleh manusia.
Dari suatu komunitas tribal barbar misalnya .... kayaknya
membunuh orang lain kalo dianggap orang tsb bersalah = tidak kenapa napa ---> suatu standard moral yg dibakukan sesuai jaman/daerah, sosbud, dlsb. Namun (imo) belon tentu sertamerta artinya SEMUA penduduk tribal tsb merasa oke-oke saja dgn standard-moral yg berlaku tsb. Saya cenderung yakin, setidaknya ada 1 orang penduduk yg merasa "ada yang salah" (teguran hati) dalam hal membunuh, apapun alasannya (sekalipun ungu di daerah tempat tinggalnya)
.
Jadi Sumber Referensi Moral BISA timbul secara Inherent, ketika ada lebih dari SATU INDIVIDU yang saling berinteraksi & mendevelop nilai nilai-nya sendiri.
ya...sependapat
.
Tetapi ketika mereka pergi ke Jakarta dan nekat telanjang, maka perbuatannya menjadi immoral (melanggar moral).
melanggar standard-moral yg berlaku (sudah dibakukan) kota Jakarta
. Oleh karena itu, saya sependapat pada uraian shakes pada butir "amoral" dimana sebenernya bentuk ketelanjangan itu sendiri tidak ada sangkut-pautnya dgn
moral-dasar ataupun immoral.
Mengenai sudut pandang atheis bahwa sebelum adam sudah ada peradaban yang bermoral, susah juga mau dicarikan titik temu sementara orang Kristen percaya bahwa Adam adalah manusia pertama, sedangkan Atheis tidak percaya demikian.
IMO, tarohlah yg bold adalah benar ... tetep aja akan kembali lagi ke pertanyaan
"siapa yang kasih tahu ??" ---> dimana jawaban atheis adalah "diri sendiri", dan jawaban non-atheis adalah dikasih/ditanem oleh "higher being" di diri ybs (deities).
(11) Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Makasih cadang dan shakes atas masukan2nya.
salam.