Jujur saja, apa yang anda tanya itu ngga jelas banget, bro.
he-he-he... iyah... maap ya sniper. Ini mungkin sehubungan dgn penggunaan2 kalimat yang saya sampaikan tidak tepat...
Anda bertanya tentang perintah Tuhan, untuk upacara? Koq aneh benar pertanyaannya ya?
apakah Tuhan pernah memerintahkan manusia untuk berdoa menjelang makan, atau menjelang tidur? atau menjelang mati?
Dalam pengertian saya, berdoa dgn upacara perkawinan berbeda sniper.
Berdoa lebih bersifat pribadi, lebih berisi ttg ucapan syukur, permohonan dan harapan2 --- dan tidak ada yang bersifat :
Pengesahan.
Tidak ada satupun ayat yang memerintahkan manusia untuk berdoa sebelum tidur/makan/mati, betul?
Betul.
Di post saya pada awal2 thread, saya sempet berpendapat (tadinya mengira) bhw upacara/pemberkatan/pengesahan/penyucian perkawinan itu nggak beda2 jauh dengan tujuan sso berdoa. Semua yang hadir berdoa : ada pihak yg mempunyai peran lebih sebagai pendoa, pihak yg didoakan, dan pihak yg sebagai saksi.
Sedangkan, perintah Tuhan agar manusia bersatu, berkembang biak, dan memenuhi bumi ada tuh di ayat Alkitab. Maka, manusia yang melaksanakan perkawinan itu, kemudian menyatakannya dalam upacara, yang berupa syukuran apakah aneh?
ada atopun tidak ada yang coklat, seperti yg sniperX sajikan liwat wiki - ijo itu tetap ada yang melaksanakan, kan ?
.
Sebenernya bukan ttg aneh ato gak anehnya, sniper...
Saya nyadarin sebenernya fokus saya adalah dari keingin tahuan bhw upacara perkawinan itu adalah
utk melakukan hubungan badan (berdasarkan dari masukan2 dari temen2 disini).
ada sempet ketemu ayat :
(16) Apabila seseorang membujuk seorang anak perawan yang belum bertunangan, dan tidur dengan dia, maka haruslah ia mengambilnya menjadi isterinya dengan membayar mas kawinSeiring saya bolak-balik post di thread ini, saya terus terang - mikir terus utk mendapatkan jawabannya. Saat nulis post yang ini, saya ketemu suatu "solusi" yang saya pikir bisa nytop pertanyaan benak saya ---> yaitu adanya perintah
jangan mengigini yang bukan milik sendiri.
Jadi,
pemberkatan/upacara pernikahan itu (imo) bukan tentang perintah Tuhan beranak pinak, bukan pula tentang menyuruh 1 daging - melainkan statement merah diatas.
Selintas, kayaknya gak ada perbedaan - namun (setidaknya bagi saya) ada bedanya ...
Sso yang menikah dengan tujuan agar bisa berhubungan badan
---dengan---
Sso yang menikah dengan tujuan agar pasangan-nya tsb adalah miliknya (tidak perduli, apakah nanti berhubungan badan atopun tidak)
(---> dan imo, ini "masuk" sekalipun diterapkan pada pasangan Bunda Maria dan Yusuf).tapi ini kembali lagi jadi "bertentangan" dengan tujuan INTI dari pemberkatan pernikahan di jaman sekarang ----> yaitu : beranak-pinak ... hehehe
.
salam.