Author Topic: Pemberkatan perkawianan  (Read 11972 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #120 on: April 02, 2013, 06:14:38 AM »
@onde,

Makasih atas masukan-nya.
 Iya onde... saya sebenernya nggak sedang "nuntut" bukti di KS ttg ungu kok ... namun KENAPA sampe diadakan ungu :).

Seperti yang saya post diatas ini buat sniper, "solusi" saya adalah berdasarkan kalimat merah :

KENAPA sampe diadakan ungu, (imo) karena ungu itu ibarat bukti kwitansi pembelian dimana dalam event ungu tsb menandakan kedua mempelai sudah SAH saling memiliki ---> tidak berfokus HARUS adanya hubungan badan :).

Tapi kembali lagi onde... saya jadinya merasa ini mungkin over-idealis :D --- karena seperti yang onde jelaskan, tujuan utama upacara pernikahan di jaman sekarang ini adalah berhubungan badan :)

salam.
Bukan masalah idealis atau tidanya bro oda, tapi memang hakikat perkawinana itu untuk mensucikan hubungan sex. Kalau hanya meneyatukan cinta sejati anda saja, cinta di hati yg murni saja.. maka anda tidak perlu institusi pernikahaan. Anda tidak perlu di ikat secara resmi. Hubungan anda tidak perlu disucikan. Karena relasi anda yg mencintai kekasih anda itu sudah suci. Tidak ada dosa karena mencinta. Tapi banyak dosa krn hubungan badan. Dan itulah yg perlu disucikan. Perlu dirresmikan. Oleh sebab itu institusi pernikahan memang diadakan karena hal itu. Itulah hakikat pernikahan yg dimaksud.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #121 on: April 05, 2013, 12:05:08 AM »
Sudah saya baca bro, dan tetep belom jelas.

Bro bilang kan itu pernikahan pura2.

Yg jadi pertanyaan saya, apakah malaikat menyuruh Yusuf utk BENAR2 menikahi Maria, atau utk PURA2 menikahi Maria ?

Jika saya bantu Anda dengan contoh lain dari ayat di Kitab Suci mengenai 'TUNANGAN' Vs 'ISTERI' akankah nantinya masih tetep belom jelas juga, ya... :idiot:

Ulangan 22:23-24

"Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -- jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

Perhatikan yang saya bold,

Pertama dikatakan: masih berstatus 'tunangan'

Tapi selanjutnya dikatakan: 'isteri'

====

Demikian halnya dengan Bunda Maria dengan St. Joseph

Coba simak secara lengkap ayat di Kitab Matius berikut.... selanjutnya silakan berpikir ulang apakah memang iya, malaikat Allah benar-benar meminta St. Yoseph untuk menikahi Bunda Maria, atau meminta St. Joseph utk tetap dalam status sebelumnya (sebelum mengetahui Bunda Maria mengandung) alias tetap bertunangan (meminta St. Joseph utk tidak memutus tali pertunangan.)

Mat 1:18-21; 24-25

18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

[Perhatikan, belum pernah terjadi pernikahan, tapi hanya pertunangan[/color]]

19) Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

[suami dan isteri disini bukanlah benar-benar suami dan isteri; tentu saja karena mereka belum menikah tapi baru bertunangan. Sampai disini semoga Anda bisa menyimpulkan satu hal, yakni: Bahwa yang pasangan bertungangan pun dalam bahasa Kitab Suci sudah disebut: Suami dan Isteri]

20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.


24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

[St. Joseph tidak pernah mengawini Bunda Maria, dan tidak pernah ada pesta perkawinan antara St. Joseph dan Bunda Maria.

=====

"Joseph was only putatively, not really, the husband of Mary"   [St. Jerome]

=====


Salam,


P.s.

- Perpetual Virginity of Blessed Mary, sepertinya sudah ada topiknya sendiri [silakan dilanjut disana]

- Afaik, dulu Sdr. Deo Gratia pernah membahas ini panjang lebar di Forum AP {Deo Gratia Vs Sarpag, mengambil perdebatan tempo dulu sekali antara St. Jerome Vs Helvidius}
« Last Edit: April 05, 2013, 12:15:28 AM by Medice_curateipsum »

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #122 on: April 05, 2013, 01:37:45 PM »
24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
Jadi apa yg diperbuat Yusuf ? Mengapa kemudian dikatakan bahwa Ia mengambil Maria sbg istrinya ? Bukankah sebelumnya Maria memang sudah jadi istrinya (baca: tunangan) ?

Setelah Maria menjadi "istri"nya, maka Yusuf mengambil Maria sbg istrinya ?
Begitu maksudnya ?

salam
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #123 on: April 05, 2013, 09:54:16 PM »
Bukan masalah idealis atau tidanya bro oda, tapi memang hakikat perkawinana itu untuk mensucikan hubungan sex. Kalau hanya meneyatukan cinta sejati anda saja, cinta di hati yg murni saja.. maka anda tidak perlu institusi pernikahaan.
waktu onde jawab : silakan menikah di catatan sipil aja ... saya menerimanya.... namun belakangan saya baru ngeh, bahwa peraturan di Indo ... tidak akan mengeluarkan surat nikah selama tidak ada bukti bhw pasangan ini telah menikah dibawah aliran kepercayaan yg dianutnya.

Quote
Anda tidak perlu di ikat secara resmi.
karena saya belon tau ttg prosedur pengadopsian anak, lalu adakah memungkinkan pasangan yang "kumpul kebo" tanpa surat nikah ini mengadosi anak ?

Bagaimana secara aturan keKristenan, apabila pasangan ini melakukan kegiatan xxx yang BUKAN event penetrasi ?

Quote
Hubungan anda tidak perlu disucikan.

 Karena relasi anda yg mencintai kekasih anda itu sudah suci. Tidak ada dosa karena mencinta. Tapi banyak dosa krn hubungan badan. Dan itulah yg perlu disucikan
jadi yang disucikan itu KHUSUS dikarenakan pernikahan itu natur-nya adalah prokreasi dan event penetrasi ... begitu kan ya maksudnya ? :)

Makasih atas masukan2 onde.

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #124 on: April 05, 2013, 10:37:10 PM »
Djo...
maap... saya nyelak dan pingin ikutan yah... :).

Begitu sering tak terhindari, terbuka kemungkinannya interpretasi yang berbeda-beda :).

Setelah Maria menjadi "istri"nya, maka Yusuf mengambil Maria sbg istrinya ?
Begitu maksudnya ?
IMO, event pertunangan di jaman baheula kayaknya sudah bisa diibaratkan SAH-nya antara sepasang manusia yg saling mencintai utk disebut suami-istri.

saya nebak2 :
dijaman itu - mungkin pen SAH-an tsb, pendahuluan krono-nya adalah restu orang tua dan para saksi .... DAN setelah pen-SAH-an tsb (event bertunangan) maka kayaknya SAH pula apabila  terjadi event prokreasi / union .... disini saya tidak sedang ngerujuk fokus pada Bunda Maria dan Santo Yosef melainkan secara general di jaman itu.

Tebakan saya tsb diatas, berdasarkan ayat sbb :
(5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
(5) To be enrolled with Mary, his espoused wife, who was about to become a mother


Seperti yang saya yakini sebelumnya, saya makin kuat utk berpendapat :
Bunda Maria dan Santo Yosef TIDAK & BUKAN KAWIN PURA PURA.
Mereka SAH sebagai suami istri dikala event pertunangan.
Please CMIIW ... karena ini bertentangan dgn statement sniperX (kawin pura2).

Dan kayaknya ke-SAH-an pasutri di jaman tsb, bisa terjadi cukup sekali saja (yakni di event pertunangan) --- dan BISA/BOLEH PULA diadakan event ke-SAH-an yang kedua kali, yaitu (barangkali loh :)) berupa perjamuan dan kayaknya lebih menyangkut orang banyak ... misal sebuah pesta ataupun dgn ritual2/seremonial lainnya.

Baik yang pertama maupun yang kedua, event ke-SAH-an tsb sepertinya memang tidak berdasarkan kitab nabi, melainkan berdasarkan tradisi Yahudi :).

Among the Jews, the espousal, though the marriage had not been consummated, was considered as perfectly legal and binding on both sides; and hence a breach of this contract was considered as a case of adultery, and punished exactly in the same way.  (sumber : http://bible.cc/matthew/1-18.htm)

:)
salam.
« Last Edit: April 05, 2013, 10:48:19 PM by odading »

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #125 on: April 05, 2013, 11:02:03 PM »
Quote
24) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
Jadi apa yg diperbuat Yusuf ? Mengapa kemudian dikatakan bahwa Ia mengambil Maria sbg istrinya ? Bukankah sebelumnya Maria memang sudah jadi istrinya (baca: tunangan) ?

Setelah Maria menjadi "istri"nya, maka Yusuf mengambil Maria sbg istrinya ?
Begitu maksudnya ?

salam

Lha memangnya yang diperintahkan Malaikat kepada St. Yoseph apa?

Malaikat Allah TIDAK ADA memerintahkan St. Yoseph untuk mengambil Bunda Maria sebagai isterinya.

Yang diperintahkan malaikat adalah: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu

Bukan: "Yusuf, anak Daud, ambillah Maria sebagai isterimu
=====

Jadi, yang dilakukan St. Yosep [setelah terbangun dari mimpinya] adalah dia tidak jadi membatalkan tali pertunangannya dengan Bunda Maria. [Dia tetap menerima Bunda Maria sebagai tunangannya.... hal yang sebelumnya dia pertimbangkan untuk dibatalkan karena kehamilan Bunda Maria].

Tetapi karena bahasa Kitab Suci [juga adat istiadat Yahudi yang memberi titel ISTERI dan SUAMI untuk yg masih berstatus 'tunangan'] maka seolah-olah... St. Yoseph, segera setelah bangun tidur, meningkatkan status hubungannya dari pertunanangan menjadi perkawinan.
====

Salam,

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #126 on: April 05, 2013, 11:30:29 PM »
Djo...
maap... saya nyelak dan pingin ikutan yah... :).

Begitu sering tak terhindari, terbuka kemungkinannya interpretasi yang berbeda-beda :).
 IMO, event pertunangan di jaman baheula kayaknya sudah bisa diibaratkan SAH-nya antara sepasang manusia yg saling mencintai utk disebut suami-istri.

saya nebak2 :
dijaman itu - mungkin pen SAH-an tsb, pendahuluan krono-nya adalah restu orang tua dan para saksi .... DAN setelah pen-SAH-an tsb (event bertunangan) maka kayaknya SAH pula apabila  terjadi event prokreasi / union .... disini saya tidak sedang ngerujuk fokus pada Bunda Maria dan Santo Yosef melainkan secara general di jaman itu.

Tebakan saya tsb diatas, berdasarkan ayat sbb :
(5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
(5) To be enrolled with Mary, his espoused wife, who was about to become a mother


Seperti yang saya yakini sebelumnya, saya makin kuat utk berpendapat :
Bunda Maria dan Santo Yosef TIDAK & BUKAN KAWIN PURA PURA.
Mereka SAH sebagai suami istri dikala event pertunangan.
Please CMIIW ... karena ini bertentangan dgn statement sniperX (kawin pura2).

Dan kayaknya ke-SAH-an pasutri di jaman tsb, bisa terjadi cukup sekali saja (yakni di event pertunangan) --- dan BISA/BOLEH PULA diadakan event ke-SAH-an yang kedua kali, yaitu (barangkali loh :)) berupa perjamuan dan kayaknya lebih menyangkut orang banyak ... misal sebuah pesta ataupun dgn ritual2/seremonial lainnya.

Baik yang pertama maupun yang kedua, event ke-SAH-an tsb sepertinya memang tidak berdasarkan kitab nabi, melainkan berdasarkan tradisi Yahudi :).

Among the Jews, the espousal, though the marriage had not been consummated, was considered as perfectly legal and binding on both sides; and hence a breach of this contract was considered as a case of adultery, and punished exactly in the same way.  (sumber : http://bible.cc/matthew/1-18.htm)

:)
salam.

Tebakan bro Oda tepat. Pertunangan memiliki konsekuensi yang benar-benar mengikat. Itu sebabnya St. Joseph begitu risau ketika mengetahui Bunda Maria hamil bukan oleh karena dia; sebab akibatnya fatal bagi Bunda Maria, jika dia membatalkan tali pertunangannya dengan Bunda Maria, sebab Bunda Maria akan dihukum mati.

Itu juga salah satu alasan logis, kenapa kuasa Allah menaungi Bunda Maria setelah Bunda Maria bertunagan dengan St. Yoseph dan bukan sebelumnya; Sebab jika Bunda Maria mengandung dari Roh Kudus sebelum dalam status bertunangan maka akibatnya adalah juga stoning/rajam karena berzinah.
======

Namun demikian, saya juga mesti mengatakan bahwa Pertunangan St. Yoseph dan Bunda Maria adalah juga 'pura-pura'. Awalnya tidak, tetapi begitu Bunda Maria hamil, Pertunangan mereka selanjutnya adalah 'pura-pura'.

======

Salam,

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #127 on: April 05, 2013, 11:32:53 PM »
Karena penasaran ... barusan saya ngubek2 internet lagi :

Fornication
Illicit intimate sex between one man and one woman whereby the offender (the Fornicator) is currently NOT married.

1 Corinthians 7 (KJV)
2 Nevertheless, to avoid fornication, let every man have his own wife, and let every woman have her own husband.

Kesimpulan :
Event prokreasi diluar nikah ---> fornication = tidak boleh / tidak bisa
Si Fornicator berdosa.

Adultery
Illicit intimate sex between one man and one woman whereby the offender (the Adulterer) is currently Married.

Leviticus 20 (KJV)
10 And the man that committeth adultery with another man's wife, even he that committeth adultery with his neighbour's wife, the adulterer and the adulteress shall surely be put to death.

Kesimpulan :
Adultery (kegiatan xxx orang2 dewasa ??) HANYA boleh dilakukan pada pasutri.
Apabila kegiatan tsb dilakukan diluar pasutri, maka si Adulterer berdosa.


Kembali ke tradisi Yahudi :
Among the Jews, the espousal, though the marriage had not been consummated, was considered as perfectly legal and binding on both sides; and hence a breach of this contract was considered as a case of adultery, and punished exactly in the same way.  (sumber : http://bible.cc/matthew/1-18.htm)

Dengan demikian, among the jews  adanya event prokreasi antara pria dan wanita adalah SAH sekalipun "baru" dilaksanakan event pertunangan. Secara pasangan ini perfectly legal sebagai pasutri. Keduanya tidak commit fornication, tidak pula : mesti dibaca secara satu kesatuan kalimat : commit adultery dgn partner SELAIN pasangannya. ----- YA... mereka commit adultery ... NAMUN adultery ini committed dgn partner-nya yang sudah SAH sebagai suami/istri-nya ---> tidak berdosa.

Pengetahuan baru dan menjadi mengerti ttg hal baru buat saya :D.

:).
salam.
« Last Edit: April 05, 2013, 11:41:52 PM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #128 on: April 06, 2013, 12:18:58 AM »
Namun demikian, saya juga mesti mengatakan bahwa Pertunangan St. Yoseph dan Bunda Maria adalah juga 'pura-pura'. Awalnya tidak, tetapi begitu Bunda Maria hamil, Pertunangan mereka selanjutnya adalah 'pura-pura'.
Saya ngerti medice.

Dikala saya memang mengambil posisi dgn berpedoman (berpatokan) secara keKatolikan DAN karena memang sudah mengetahui jalan cerita ttg kisah Yesus lahir ... ---YANG--- otomatis, mao gak mao TAU "urusan pribadi" pasutri Bunda Maria & Santo Yosef ---> yakni tidak terjadinya event prokreasi antara mereka berdua ---DIMANA--- secara keKatolikan mengajarkan event pernikahan (SAH-nya pria&wanita sebagai pasutri) itu JUSTRU KHUSUS menyangkut ttg event penetrasi / prokreasi ---MAKA--- mao gak mao juga saya berpendapat bhw pernikahan mereka adalah pernikahan pura2 :).

Namun,

Dikala saya mengambil posisi sebagai khalayak ramai, orang umum di jaman tsb.... DAN tidak tau menahu ttg begimana Yesus itu lahir ... ---YANG--- otomatis tentu akan ber-asumsi terjadinya event prokreasi (maap terpaksa saya gunakan) antara Bunda Maria dan Santo Yosef ---MAKA--- terlihatnya oleh saya (sebagai khyalayak ramai di jaman tsb) Bunda Maria hamil dikala Yusuf ikut sensus adalah hal yang wajar / lumrah ---SEKALIPUN--- yang saya tau disaat itu Bunda Maria dan Yusuf "baru" bertunangan ... ---KARENA--- event bertunangan di jaman saya hidup tsb adalah suatu event penge-SAH-an dimana laki dan perempuan perfectly LEGAL sebagai pasutri ---> jadi ini : tidak pura pura :).

Pertanyaannya :
Apakah SAH-nya Bunda Maria dan Santo Yosef sebagai PASUTRI di jaman tsb .... SAH juga dimata Tuhan ? ataukah kepura-pura-an mereka bertunangan ini agar mereka masih tetep layak disebut pasutri  TIDAK SAH di mata Tuhan ?

Maka kemungkinan jawabannya adalah, (saya cuma sekedar menggunakan logik, jadi bukan artinya saya tau percis kayak apa pasutri ini di mata Tuhan :)),

A. dari pov saya sebagai khalayak umum di jaman tsb :
YA, dimata Tuhan mereka SAH sebagai suami istri .... mereka tidak pura pura sebagai pasutri, mereka tidak pura pura mengadakan event pertunangan DAN buktinya toh bisa keliatan dari kehamilan Bunda Maria :).

B. dari pov saya di posisi sebagai Kristen/Katolik :
TIDAK, di mata Tuhan mereka TIDAK SAH sebagai suami istri .... mereka sedang pura pura sebagai pasutri, mereka sedang pura2 bertunangan (setelah diketahuinya Bunda Maria hamil) ... KARENA tidak terjadinya event prokreasi diantara mereka.
Please CMIIW pada point B ini :).

:)
salam.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #129 on: April 06, 2013, 10:37:15 AM »
Jadi apa yg diperbuat Yusuf ? Mengapa kemudian dikatakan bahwa Ia mengambil Maria sbg istrinya ? Bukankah sebelumnya Maria memang sudah jadi istrinya (baca: tunangan) ?

Setelah Maria menjadi "istri"nya, maka Yusuf mengambil Maria sbg istrinya ?
Begitu maksudnya ?

salam


Lha memangnya yang diperintahkan Malaikat kepada St. Yoseph apa?

Malaikat Allah TIDAK ADA memerintahkan St. Yoseph untuk mengambil Bunda Maria sebagai isterinya.

Yang diperintahkan malaikat adalah: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu

Bukan: "Yusuf, anak Daud, ambillah Maria sebagai isterimu
Oke bro, di ayat ini memang tidak begitu jelas. Jadi saya bisa menerima argumen bro.

Jadi, yang dilakukan St. Yosep [setelah terbangun dari mimpinya] adalah dia tidak jadi membatalkan tali pertunangannya dengan Bunda Maria. [Dia tetap menerima Bunda Maria sebagai tunangannya.... hal yang sebelumnya dia pertimbangkan untuk dibatalkan karena kehamilan Bunda Maria].

Tetapi karena bahasa Kitab Suci [juga adat istiadat Yahudi yang memberi titel ISTERI dan SUAMI untuk yg masih berstatus 'tunangan'] maka seolah-olah... St. Yoseph, segera setelah bangun tidur, meningkatkan status hubungannya dari pertunanangan menjadi perkawinan.
Dengan kata lain, Yusuf tidak berbuat apa2 ya.... karena sejak sebelumnya Yusuf memang SUDAH mengambil Maria sbg istrinya.

Sehingga kalimat yg sy bold pd ayat dibawah menjadi kurang pas, karena sesungguhnya Sejak awal Yusuf memang SUDAH mengambil Maria sbg istrinya.
Mat 1 :24
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

Atau mungkin kalimat diatas hanya utk penekanan saja, bahwa Yusuf tidak jadi meninggalkan Maria....?

----------------------------------------------------------------------------
Tapi di satu sisi ada yg membingungkan jg buat saya.....

Kita coba liat apa kata kitab Lukas ya.....

Luk 1:27
(27) kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Disini disebutkan bahwa Maria sudah bertunangan dgn Yusuf. Sehingga boleh kita sebut bahwa Maria telah menikah dgn Yusuf, dan diberi titel Suami dan Istri.

Tapi kemudian di ayat 34
(34) Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

Nah mungkin bro Medice bisa bantu menjelaskan mengapa Maria berkata blm bersuami, padahal sudah bertunangan dgn Yusuf...

Thanks bro.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline donalbebek

  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 577
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #130 on: April 06, 2013, 12:06:59 PM »
Quote from: Medice_curateipsum on Yesterday at 11:02:03 PM
Quote
Jadi apa yg diperbuat Yusuf ? Mengapa kemudian dikatakan bahwa Ia mengambil Maria sbg istrinya ? Bukankah sebelumnya Maria memang sudah jadi istrinya (baca: tunangan) ?

Setelah Maria menjadi "istri"nya, maka Yusuf mengambil Maria sbg istrinya ?
Begitu maksudnya ?

salam


Lha memangnya yang diperintahkan Malaikat kepada St. Yoseph apa?

Malaikat Allah TIDAK ADA memerintahkan St. Yoseph untuk mengambil Bunda Maria sebagai isterinya.

Yang diperintahkan malaikat adalah: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu

Bukan: "Yusuf, anak Daud, ambillah Maria sebagai isterimu


ILT:

Mat 1:20 Dan dia, sementara mempertimbangkan hal ini, lihatlah, seorang malaikat YAHWEH tampak kepadanya dalam mimpi, seraya berkata, “Yusuf anak Daud, jangan takut untuk menerima Maria istrimu, karena yang dikandung di dalam dirinya adalah dari Roh Kudus.

LITV:

Mat 1:20  And as he was thinking about these things, behold, an angel of the Lord was seen by him in a dream, saying, Joseph, son of David, do not be afraid to take Mary as your wife. For that in her is generated by the Holy Spirit.

Greek New Testament:

Mat 1:20  ταῦτα δὲ αὐτοῦ ἐνθυμηθέντος ἰδοὺ ἄγγελος κυρίου κατ᾿ ὄναρ ἐφάνη αὐτῷ λέγων· ᾿Ιωσὴφ υἱὸς Δαυΐδ, μὴ φοβηθης παραλαβειν Μαριὰμ τὴν γυναικά σου· τὸ γὰρ ἐν αὐτῇ γεννηθὲν ἐκ Πνεύματός ἐστιν ῾Αγίου.

Μαριὰμ τὴν γυναικά = Mary the wife.

Ayat di atas mungkin dapat memperjelas.

Kalau Yusuf dimotivasi untuk tidak takut mengambil Maria sebagai istri.
Apakah Yusuf taat?
Kalau Yusuf taat, semestinya dia mengambil Maria menjadi istrinya.

salam,




Offline sniperX

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1954
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ****
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #131 on: April 06, 2013, 01:44:12 PM »
@Kariayam

Bro, sepertinya anda berada di board tertutup, yang dikhususkan bagi penganut Trinitarian.

Bagaimana para moderator?


Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #132 on: April 06, 2013, 04:18:58 PM »
Quote from: Medice_curateipsum on Yesterday at 11:02:03 PM

ILT:

Mat 1:20 Dan dia, sementara mempertimbangkan hal ini, lihatlah, seorang malaikat YAHWEH tampak kepadanya dalam mimpi, seraya berkata, “Yusuf anak Daud, jangan takut untuk menerima Maria istrimu, karena yang dikandung di dalam dirinya adalah dari Roh Kudus.

LITV:

Mat 1:20  And as he was thinking about these things, behold, an angel of the Lord was seen by him in a dream, saying, Joseph, son of David, do not be afraid to take Mary as your wife. For that in her is generated by the Holy Spirit.

Greek New Testament:

Mat 1:20  ταῦτα δὲ αὐτοῦ ἐνθυμηθέντος ἰδοὺ ἄγγελος κυρίου κατ᾿ ὄναρ ἐφάνη αὐτῷ λέγων· ᾿Ιωσὴφ υἱὸς Δαυΐδ, μὴ φοβηθης παραλαβειν Μαριὰμ τὴν γυναικά σου· τὸ γὰρ ἐν αὐτῇ γεννηθὲν ἐκ Πνεύματός ἐστιν ῾Αγίου.

Μαριὰμ τὴν γυναικά = Mary the wife.

Ayat di atas mungkin dapat memperjelas.

Kalau Yusuf dimotivasi untuk tidak takut mengambil Maria sebagai istri.
Apakah Yusuf taat?
Kalau Yusuf taat, semestinya dia mengambil Maria menjadi istrinya.

salam,

Peringatan keras utk Anda, bro kariayam!!
Anda berkali2 telah diingatkan bahwa sebagai non-trinitarian hanya diperkenankan utk berdiskusi dalam board "diskusi non-trinitarian" dan board "diskusi non-kristen".
Mohon diperhatikan peringatan terakhir ini.
Pelanggaran yg serupa berikutnya akan mendatangkan sanksi terberat, i.e. sanksi banned.
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #133 on: April 06, 2013, 10:13:27 PM »
Saya ngerti medice.

Dikala saya memang mengambil posisi dgn berpedoman (berpatokan) secara keKatolikan DAN karena memang sudah mengetahui jalan cerita ttg kisah Yesus lahir ... ---YANG--- otomatis, mao gak mao TAU "urusan pribadi" pasutri Bunda Maria & Santo Yosef ---> yakni tidak terjadinya event prokreasi antara mereka berdua ---DIMANA--- secara keKatolikan mengajarkan event pernikahan (SAH-nya pria&wanita sebagai pasutri) itu JUSTRU KHUSUS menyangkut ttg event penetrasi / prokreasi ---MAKA--- mao gak mao juga saya berpendapat bhw pernikahan mereka adalah pernikahan pura2 :).

Hmm.... apakah Anda berpikir bahwa saya memaksakan St Yoseph dan Bunda Maria bukanlah real pasangan suami-isteri hanya demi 'membela' pro kreasi yang ada di Katolik???  :(

Bagaimana mungkin? Lha wong St. Yoseph dan Bunda Maria sendiri bukanlah Katolik dan tidak pernah bertunangan/menikah secara Katolik.
====

Salam,

Offline sniperX

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1954
  • Reputation Power:
  • Denominasi: ****
Re: Pemberkatan perkawianan
« Reply #134 on: April 06, 2013, 11:00:47 PM »
Quote
Bagaimana mungkin? Lha wong St. Yoseph dan Bunda Maria sendiri bukanlah Katolik dan tidak pernah bertunangan/menikah secara Katolik.

Jiaaaaah, ha ha ha ha ha ha, numpang ketawa ya bro.