Well, saya minta ijin untuk berdiskusi di lapak anda lagi bro oda,
hehe, topik anda selalu mengundang saya untuk datang meskipun kadang kita ngelantur kemana mana, huahaha
BTT
Saya mulai dari filosofisnya
Allah, dalam pandangan saya
menciptakan segala sesuatunya baik
termasuk kebutuhan
ada rasa lapar, maka ada makanan
ada rasa jenuh, maka ada pemandangan rekreatif
ada haus, ada dahaga, ada air yang sejuk
ada keinginan untuk memiliki keturunan, maka ada reproduksi
ada nafsu, maka ada seks
(keduanya berbeda meskipun sama dalam praktisnya)
dan semuanya itu baik sekali
yang jahat atau yang buruk adalah penyalahgunaannya ataupun dosisnya
ketika makan terlalu banyak dan dijadikan pengejaran hidup, maka itu keliru
ketika rekreasi terlalu banyak dan dijadikan tujuan hidup, maka itu salah
ketika seks menjadi makna hidup, maka itu tidak benar
well, semua salah
dan setara
kecanduan rokok tidak lebih suci daripada kecanduan onani ataupun kecanduan sinetron
(dalam dosis yang sama, HELL untuk norma, kita bicara rasio disini)
saya ulangi
kecanduan rokok tidak lebih suci daripada kecanduan onani ataupun kecanduan sinetron
menjawab problem anda
makanan diciptakan, primarily, untuk memuaskan rasa lapar manusia
tetapi tidak salah jika kita makan untuk sebuah rekreasi
(HELL, anda tidak setuju? Anda boleh mulai memprotes wisata wisata kuliner di TV dan juga camilan2 yang tak bertujuan selain untuk jajan)
begitu pula untuk seks
seks ada untuk menghadirkan keturunan
namun tidak salah jika anda melakukannya dengan pasangan anda untuk tujuan rekreasi
adakah yang salah dengan itu?
Jika seksi dengan tujuan hanya rekreasi dilarang, maka kita akan menyingkirkan semua kontrasepsi dan populasi dunia akan meledak dengan kecepatan luar biasa, bahkan mungkin kita harus merivisi komentar Robert Malthus
(pertambahan makanan: deret hitung, pertambahan manusia: deret ukur)
revisi
(pertambahan makanan: deret hitung, pertambahan manusia: deret eksponensial)