Author Topic: sexual desire VS sexual pleasure ?  (Read 16529 times)

0 Members and 12 Guests are viewing this topic.

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #180 on: April 17, 2013, 11:20:42 PM »
Jadi setuju ya kalo unity itu gak melulu bicara mengenai ML...?
Setuju. Gak mungkin ada pasangan yang bisa ML sepanjang hidup perkawinan mereka. Kapan tidur, kapan makan, kapan kerja? Dalam hal mereka tidak ML bukan berarti 'unity' dari perkawinan mereka jadi pecah.

Quote
Berarti harus setuju juga kalo unity itu gak melulu bicara "skin to skin"
jadi tidak ada alasan bahwa kondom merusak unity cuma gara2 nggak skin to skin.

Coba bandingkan dengan ini:

Skin to skin itu sudah pasti 'unity' bagi pasangan suami isteri.
Jadi tidak ada alasan bahwa kondom tidak merusak unity saat penggunaan kondom membuatnya jadi tidak skin to skin.

Quote
Pasutri saling kissing juga skin to skin kok.... :D
Kalau Pasutri itu adalah Anda dan pasangan Anda, tentunya Anda tidak akan pernah berpikir  pake kondom di mulut Anda dan pasangan Anda, bukan?

Quote
Yg jelas kontrasepsi digunakan utk birth control. Bedanya yg satu pake alat bantu, yg satu lagi pake natur alam. Ibarat makan, yg satu pake sendok, yg satu lagi langsung pake tangan.

Masalah niat, pikiran, tujuan semuanya sama. Supaya kagak hamil !!!

Baru sekali ini saya dengar bahwa kondom adalah alat birth-control.

Contra conception = Menghalangi terjadinya pembuahan.

Birth control = Menghalangi terjadinya pembuahan???

Coba Anda 'perbaiki' dulu pola berpikir Anda.

Kalau ada 'Pasutri' yang sudah lama gak punya anak... dan sudah menjelang monopause.... padahal menginginkan 8 anak justru "menggenjot" terus. ===> ini adalah juga birth-control; dan sudah pasti gak Kontrasepsi.

 
Quote
Bagaimana sebuah benda mati bisa jadi jahat dan tdk bermoral ??  Ini semua tentu berawal dari niat si pelaku.
Koq masih muncul juga statement tak bermutu seperti ini, ya? Disini kita berbicara soal kondom yang digunakan. Bukan soal kondom sebagai benda mati yang hanya jadi pajangan.

Quote
Jadi jika ada niat suami yg sengaja "menjauhi" istrinya karena sang istri sedang subur2nya, maka ia pun sedang meng-kontra konsepsinya, dan itu pun sama dgn kondom.

Salam.

Tidak ML = ML Pake Kondom?

Logika berpikir apa ini?  :shrug:

====

Salam,

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #181 on: April 17, 2013, 11:31:37 PM »
Jadi gimana solusinya ?

apakah harus Menghilangkan union yg sudah dikuduskan itu.... supaya tidak terjebak dosa kontrasepsi ??

Lho... kebalik dong!!
Justru hilangkan / jauhkan dosa kontrasepsi supaya union yg kudus itu tidak tercemar.
Bukan malah menghilangkan yg sudah baik dan kudus (union) agar dapat melakukan dosa (kontrasepsi):doh:
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #182 on: April 17, 2013, 11:40:41 PM »
Ya kalo begitu sekalian saja anggap yg menggunakan kondom itu tidak sedang ML. Jadi gak usah dipaksa2 harus unity. Saya jadi bingung...

- Anda bingung karena hanya fokus di akhir tidak peduli proses dan caranya benar atau tidak.

- Kalau mau gampangnya sih... coitus-interuptus aja kalau isteri lagi subur-suburnya dan anak-anak jaraknya berdekatan sehingga menunda dulu utk calon anak berikutnya. Tapi, jangankan mengeluarkan 'sperma' mengeluarkan 'urine'atau buang 'ludah' aja ada aturannya dan tempatnya.

Quote
Lagipula procreation itu hakikat dalam pernikahan utk memiliki keturunan...., bukan dalam tiap kali berhubungan seks.

Apa bedanya??? Apa ada kemungkinan kreasi tanpa berhubungan intim???

Quote
Suami sudah ready.... istri sudah ready..... tapi hitung punya hitung... ternyata malam ini istri lagi subur2nya.., sedangkan anak sudah 5....   terpaksa gagal deh malam ini.

Nah baru deh kalimat diatas pas buat keluarga ini.

Itu juga adalah halangan. Ada yang menghalangi, yaitu: kesepakatan diantara suami isteri utk tidak menambah anak lagi atau menunda kelahiran.

=====

Salam,

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #183 on: April 18, 2013, 07:44:40 AM »
-

Apa bedanya??? Apa ada kemungkinan kreasi tanpa berhubungan intim???


Salam,
menurut ilmu kedokteran BISA !!!
misalnya kalau buru buru di peletin]

Tuhan Yesus memberkati

han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #184 on: April 18, 2013, 12:22:43 PM »
Setuju. Gak mungkin ada pasangan yang bisa ML sepanjang hidup perkawinan mereka. Kapan tidur, kapan makan, kapan kerja? Dalam hal mereka tidak ML bukan berarti 'unity' dari perkawinan mereka jadi pecah.
Nah ini yg saya maksud.....
Jgnkan ML dgn kondom, lha wong nggak ML aja mereka tetap unity kok. Begitu kan ...

Skin to skin itu sudah pasti 'unity' bagi pasangan suami isteri.
Jadi tidak ada alasan bahwa kondom tidak merusak unity saat penggunaan kondom membuatnya jadi tidak skin to skin.
Kalau Pasutri itu adalah Anda dan pasangan Anda, tentunya Anda tidak akan pernah berpikir  pake kondom di mulut Anda dan pasangan Anda, bukan?
lha memang ada syarat skin to skin itu cuma harus di bawah doang ?
kalo dibawah pake karet, tapi atasnya kissing berarti tetap aja skin to skin kan.....??

Baru sekali ini saya dengar bahwa kondom adalah alat birth-control.
Contra conception = Menghalangi terjadinya pembuahan.
Birth control = Menghalangi terjadinya pembuahan???
Coba Anda 'perbaiki' dulu pola berpikir Anda.
Kenapa mikirnya jadi kelewat susah sih ??

birth control kan cuma masalah saat ini mau punya anak atau nggak.
kontrasepsi itu dipake supaya nggak hamil, kenapa gak mau hamil ? karena anaknya udah banyak. Jadi caranya gimana supaya anaknya nggak lahir terus, ya pake kontrasepsi... atau puasa saat subur.

Lah kalo mau punya anak ya emang lanjut terus. Lain urusan. Creighton jg kagak kepake kalo mau punya anak.

Koq masih muncul juga statement tak bermutu seperti ini, ya? Disini kita berbicara soal kondom yang digunakan. Bukan soal kondom sebagai benda mati yang hanya jadi pajangan.
Waktu bro bilang gak usah ML selamanya, bro gak pusing tuh soal unity atau tidak....
Tapi waktu pake kondom, kenapa unity jadi mutlak harus terpenuhi dan diributin ??

Double standard gak sih ??

Tidak ML = ML Pake Kondom?
Logika berpikir apa ini?  :shrug:
Tidak ML = ML pake kondom dalam hal tidak unity nya. Tadinya sy berpikir begitu.

Tapi ya sudahlah tokh anda sudah setuju bahwa Unity tidak terletak pada ML atau tidaknya. Dgn kata lain penggunaan kondom jg tidak berpengaruh, lha wong nggak ML aja bukan berarti unitynya terhalang kok.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #185 on: April 19, 2013, 03:33:10 PM »
- Anda bingung karena hanya fokus di akhir tidak peduli proses dan caranya benar atau tidak.

- Kalau mau gampangnya sih... coitus-interuptus aja kalau isteri lagi subur-suburnya dan anak-anak jaraknya berdekatan sehingga menunda dulu utk calon anak berikutnya. Tapi, jangankan mengeluarkan 'sperma' mengeluarkan 'urine'atau buang 'ludah' aja ada aturannya dan tempatnya.
Coitus interuptus pasti berhubungan dgn peristiwa onan kan ?
 
Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu."
Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.

Mudah2an bisa jelas kenapa Tuhan membunuh Onan.  Dan ini jelas bukan sekedar masalah mani yg terbuang.

Masalah terbuangnya mani, ada aturan dan tempatnya ?? dimana itu bro, kalo boleh tau ??
Apa bedanya??? Apa ada kemungkinan kreasi tanpa berhubungan intim???
Pro kreasi adalah hakekat dari pernikahan. Jadi ketika sepasang pasutri telah memiliki anak, maka unsur prokreasi telah terpenuhi dalam pernikahan mereka. Sehingga kemudian mereka tidak lagi "dituntut" pro kreasi setiap kali mereka berhubungan seks.

Dulu CMIIW bro Onde juga memberikan pendapat yg senada dgn ini, bahwa pro kreasi memang adalah esensi dari pernikahan secara global, dan bukan harus terpenuhi pada tiap kali hub. seks.

Itu juga adalah halangan. Ada yang menghalangi, yaitu: kesepakatan diantara suami isteri utk tidak menambah anak lagi atau menunda kelahiran.
Nah kan, kesepakatan untuk TIDAK menambah anak lagi itu sudah bisa dibilang melanggar prokreasi tuh.

Semua berasal dari niat bro....
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #186 on: April 19, 2013, 03:45:47 PM »
Apa ada kemungkinan kreasi tanpa berhubungan intim???
Ya bisa saja.  Sperma disuntikan ke rahim istri. Btw bayi tabung juga tanpa berhubungan kan ?

Dulu saya jg pernah membaca kisah seorang pelajar putri yg hamil tanpa pernah berhubungan. Ternyata saat jam pelajaran renang si pelajar ini menggunakan handuk yg sebelumnya dipakai sang guru (pria) utk "membersihkan" maninya.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #187 on: April 19, 2013, 10:23:58 PM »
Nah ini yg saya maksud.....
Jgnkan ML dgn kondom, lha wong nggak ML aja mereka tetap unity kok. Begitu kan ...

Tidak ML, ya... tidak menghilangkan/merusak unity dari suatu pernikahan.

Tapi kalau ML pake kondom... justru menghilangkan/merusak unity tsb.

Quote
lha memang ada syarat skin to skin itu cuma harus di bawah doang ?

kalo dibawah pake karet, tapi atasnya kissing berarti tetap aja skin to skin kan.....??

Silakan baca kembali postingan Anda soal "skin to skin" supaya diskusi ini gak jadi pencak silat lidah.

Ini nih yang Anda tulis sebelumnya: "Berarti harus setuju juga kalo unity itu gak melulu bicara "skin to skin""

Maksud Anda dengan skin-to-skin disitu apa kalau bukan ML?

- ciuman?
- jabat tangan?
- etc

Lha buat apa itu dibahas dalam topik soal penggunaan kondom/kontrasepsi???

Quote
Kenapa mikirnya jadi kelewat susah sih ??

birth control kan cuma masalah saat ini mau punya anak atau nggak.
kontrasepsi itu dipake supaya nggak hamil, kenapa gak mau hamil ? karena anaknya udah banyak. Jadi caranya gimana supaya anaknya nggak lahir terus, ya pake kontrasepsi... atau puasa saat subur.

Lah kalo mau punya anak ya emang lanjut terus. Lain urusan. Creighton jg kagak kepake kalo mau punya anak.

Siapa yang susah?

Kontrasepsi itu adalah: "melawan/menolak"  bukan "mengatur/merencanakan".

Koq gak bisa lihat bedanya, sih? Heran!

Quote
Waktu bro bilang gak usah ML selamanya, bro gak pusing tuh soal unity atau tidak....
Tapi waktu pake kondom, kenapa unity jadi mutlak harus terpenuhi dan diributin ??

Double standard gak sih ??

Unity suatu perkawinan tidak hanya ML; tapi ML sudah pasti unity. ===> bisa dimengerti nggak arti kalimat ini???

Quote
Tidak ML = ML pake kondom dalam hal tidak unity nya. Tadinya sy berpikir begitu.

Tapi ya sudahlah tokh anda sudah setuju bahwa Unity tidak terletak pada ML atau tidaknya. Dgn kata lain penggunaan kondom jg tidak berpengaruh, lha wong nggak ML aja bukan berarti unitynya terhalang kok.

Sekali lagi:

Unity suatu perkawinan tidak hanya ML; tapi ML sudah pasti unity. ===> bisa dimengerti nggak arti kalimat ini???

====

Salam,

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #188 on: April 19, 2013, 11:21:37 PM »
Coitus interuptus pasti berhubungan dgn peristiwa onan kan ?
 
Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu."
Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.

Mudah2an bisa jelas kenapa Tuhan membunuh Onan.  Dan ini jelas bukan sekedar masalah mani yg terbuang.

Hmmm... Anda yang ke-3, yang mengatakan 'mudah2an jelas' kepada soal soal  "Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang."

Dulu ini sudah pernah saya bahas di AP....

Allah membunuh Onan bukan karena tidak mau memberi keturunan bagi kakaknya Er melalui perkawinan ipar, melainka karena setiap kali menghampiri Tamar, dia membiarkan maninya terbuang ke tanah dan bukan ke rahim Tamar. sebab, hukuman bagi orang yang tak mau melanjutkan keturunan kakaknya bukanlah hukuman mati; seperti yang dilakukan Tuhan kepada Onan.

Quote
Pro kreasi adalah hakekat dari pernikahan. Jadi ketika sepasang pasutri telah memiliki anak, maka unsur prokreasi telah terpenuhi dalam pernikahan mereka. Sehingga kemudian mereka tidak lagi "dituntut" pro kreasi setiap kali mereka berhubungan seks.
Oh.... jadi kalau ada yang gak punya anak sampai pasutri itu kakek-nenek dan mati.... berarti unsur pro kreasi tidak terpenuhi... ya? :idiot:

Quote
Dulu CMIIW bro Onde juga memberikan pendapat yg senada dgn ini, bahwa pro kreasi memang adalah esensi dari pernikahan secara global, dan bukan harus terpenuhi pada tiap kali hub. seks.

Pro kreasi artinya pro terhadap kemungkinan terjadinya kreasi/penciptaan manusia baru oleh Tuhan.

Pro Kreasi artinya: Tidak menolak kehendak Tuhan.

Jadi, walaupun salah satu pasangan divonis MANDUL, dalam berhubungan intim.... mereka membiarkan kehendak Tuhan lah yang jadi.

Quote
Nah kan, kesepakatan untuk TIDAK menambah anak lagi itu sudah bisa dibilang melanggar prokreasi tuh.

Semua berasal dari niat bro....

Tidak.
Manusia boleh memiliki kehendak sendiri yang menurut mereka baik.... tapi tidak dengan melawan kehendak Allah.

Contoh kasarnya: Pasutri boleh berdoa sebelum ML semoga hubungan itim mereka saat itu jangan terjadi pembuahan.

Manusia dengan akal budinya tahu bahwa perempuan diciptakan Allah dengan adanya masa-masa subur dan tidak subur.

Manusia merencanakan kehidupan keluarganya dan kesejahteraannya dengan memilih masa-masa tersebut (natural)

Jadi, bahkan dengan KB Alamiah pun tetap pada prinsip... "Kehendak Tuhanlah yang jadi". Tetap welcome terhadap kemungkinan terjadinya 'pembuahan'.

======

Salam,
« Last Edit: April 19, 2013, 11:27:38 PM by Medice_curateipsum »

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #189 on: April 19, 2013, 11:38:10 PM »
Ya bisa saja.  Sperma disuntikan ke rahim istri. Btw bayi tabung juga tanpa berhubungan kan ?

Dulu saya jg pernah membaca kisah seorang pelajar putri yg hamil tanpa pernah berhubungan. Ternyata saat jam pelajaran renang si pelajar ini menggunakan handuk yg sebelumnya dipakai sang guru (pria) utk "membersihkan" maninya.

Mari fokus ke topik saja (dalam konteks Perkawinan dan hakekatnya saja), sehingga tidak mengaitkan postingan saya tentang itu ke soal bayi tabung, dari handuk, disuntikkan etc.

Lama-lama nanti bisa keluar celetukan: "dari batu pun Allah bisa menciptakan anak-anak Abraham."

===

Salam,

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #190 on: April 20, 2013, 12:05:50 PM »
Tidak ML, ya... tidak menghilangkan/merusak unity dari suatu pernikahan.
Tapi kalau ML pake kondom... justru menghilangkan/merusak unity tsb.
Hilangnya dimana ? rusaknya dimana ?

Siapa yang susah?
Kontrasepsi itu adalah: "melawan/menolak"  bukan "mengatur/merencanakan".
Koq gak bisa lihat bedanya, sih? Heran!
Mengatur/merencanakan dgn cara menghalangi/menolak/melawan.
Yg satu adalah tujuan. yg satu lg adalah cara utk mencapai tujuan. Nyambung kan ?

Unity suatu perkawinan tidak hanya ML; tapi ML sudah pasti unity. ===> bisa dimengerti nggak arti kalimat ini???
Ini kan berarti, kalo tidak "menyatu" dlm hal ML, bukan berarti unity dlm pernikahan menjadi pecah. Karena "united/menyatu" saat ML bukan satu2nya tolok ukur Unity dlm pernikahan.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #191 on: April 20, 2013, 12:51:08 PM »
Allah membunuh Onan bukan karena tidak mau memberi keturunan bagi kakaknya Er melalui perkawinan ipar, melainka karena setiap kali menghampiri Tamar, dia membiarkan maninya terbuang ke tanah dan bukan ke rahim Tamar. sebab, hukuman bagi orang yang tak mau melanjutkan keturunan kakaknya bukanlah hukuman mati; seperti yang dilakukan Tuhan kepada Onan.
Nah coba bro kasih tahu, seharusnya apa hukuman buat Onan jika kasusnya ia tidak mau melanjutkan keturunan kakaknya ?

Lagipula Onan SELALU / SETIAP KALI / TIDAK PERNAH TIDAK membuang maninya, sehingga bisa disimpulkan onan tidak prokreasi dlm pernikahannya (bukan cuma saat ML). Sehingga kisah ini tidak dapat dituduhkan kepada pasutri yg CI cuma utk menunda anak (lagi).

Oh.... jadi kalau ada yang gak punya anak sampai pasutri itu kakek-nenek dan mati.... berarti unsur pro kreasi tidak terpenuhi... ya? :idiot:
Lho ya itu Tuhan yg tentukan. Kalo Tuhan maunya begitu, ya berarti memang tidak perlu kreasi dlm keluarga tsb.

Pro kreasi artinya pro terhadap kemungkinan terjadinya kreasi/penciptaan manusia baru oleh Tuhan.
Pro Kreasi artinya: Tidak menolak kehendak Tuhan.
Jadi, walaupun salah satu pasangan divonis MANDUL, dalam berhubungan intim.... mereka membiarkan kehendak Tuhan lah yang jadi.
Nah ini alasan saya menolak utk menghalangi pernikahan seseorang yg mandul. Mandul itu vonis manusia, sedangkan semuanya tergantung dari Tuhan Sang pemberi hidup itu sendiri.

Tidak.
Manusia boleh memiliki kehendak sendiri yang menurut mereka baik.... tapi tidak dengan melawan kehendak Allah.
Contoh kasarnya: Pasutri boleh berdoa sebelum ML semoga hubungan itim mereka saat itu jangan terjadi pembuahan.
Sorry bro..., saya hanya ingin belajar jujur dan terbuka dihadapan Tuhan.
Jadi apa yg saya inginkan dan doakan, maka saya nyatakan itu dalam perbuatan yg mensupport keinginan dan doa saya. bukan malah sebaliknya.

Manusia dengan akal budinya tahu bahwa perempuan diciptakan Allah dengan adanya masa-masa subur dan tidak subur.
Manusia merencanakan kehidupan keluarganya dan kesejahteraannya dengan memilih masa-masa tersebut (natural)
Sah-sah saja.
Tapi bukan berarti yg tidak natural (buatan manusia) kemudian menjadi berdosa kan ?

Jadi, bahkan dengan KB Alamiah pun tetap pada prinsip... "Kehendak Tuhanlah yang jadi". Tetap welcome terhadap kemungkinan terjadinya 'pembuahan'.
Kalau boleh tau, metode Creighton itu tingkat keakurasian nya brp ya bro ?

kalo soal welcome atau tidaknya, semua tetap sepakat bahwa pembuahan dapat terjadi dan tidak boleh diabort.

Cuma saya agak galau dgn pernyataan "biar kehendak Tuhan yg jadi" :)
Memang betul sih semua bisa terjadi karena kehendak Tuhan , tapi ini kan masa tidak subur, masa dimana telur tidak siap sehingga amat sangat kecil (kalau tidak mau dibilang 0%) kemungkinan pembuahan.

Jadi pengguna kondom mengandalkan ketiadaan sperm, sedangkan pengguna KBA mengandalkan ketiadaan telur, dan lucunya mereka sama2 bilang : "biar kehendak Tuhan yg jadi kalau nanti pembuahan."  :D
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #192 on: April 21, 2013, 06:38:10 AM »
Temen2,
Langsung aja yah ... :)

Di keKristenan,
dalam lingkup hubungan suami-istri, apakah sexual-desire thdp istri bisa/boleh diwujudkan melalui persetubuhan dgn istri dengan tujuan  menghasilkan sexual-pleasure DAN belon tentu prokreasi ?

Pertanyaan ini nanti "berkembang" dari kata yg digaris-bawahi (persetubuhan) --- tapi saya pingin tau dulu jawaban atas pertanyaan diatas :D.

salam.

@ teman2

Setelah baca2 lagi, IMHO didalam Alkitab perintah Allah adalah beranak-cucu lah.
Dan ini adalah "Prokreasi".
Sehubungan dengan perintah Allah diatas maka diberikan jalan yang harus dilewati yaitu sexual desire.


Karena hakekat pernikahan adalah prokreasi maka seyogyanya sexual desire selalu menuju ke prokreasi.
@ Bro Oda .... Untuk sexual pleasure itu bonus   :giggle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #193 on: April 21, 2013, 08:57:36 PM »
Hilangnya dimana ? rusaknya dimana ?
Dipenggunaan kondom tersebut.

Quote
Mengatur/merencanakan dgn cara menghalangi/menolak/melawan.
Yg satu adalah tujuan. yg satu lg adalah cara utk mencapai tujuan. Nyambung kan ?
Tujuan dari pemakaian alat-alat kontrasepsi adalah untuk menolak/melawan terjadinya pembuahan; setiap kali pemakaian kontrasepsi  harapannya adalah tidak pernah ada kelahiran; . Tujuan dari birth control adalah untuk mengatur kelahiran, berjarak, rapat, atau tidak ada kelahiran. Harapannya adalah Pasutri dapat menyesuaikan kelahiran sesuai yg mereka butuhkan; rencanakan;

Quote
Ini kan berarti, kalo tidak "menyatu" dlm hal ML, bukan berarti unity dlm pernikahan menjadi pecah. Karena "united/menyatu" saat ML bukan satu2nya tolok ukur Unity dlm pernikahan.

Bukan satu-satunya tapi adalah salah satunya dan mutlak.
Unity suatu perkawinan, mutlak harus ada ML. Setiap kali Pasutri ML maka mereka sedang ber-unity.

Makanya perkawinan yang ratum et consumatum (ML) itu tidak terceraikan. Sedangkan yang Ratum sed non consumatum masih bisa diceraikan.

Itu sebabnya, salah satu pasangan yang diketahui impotent permanent tidak dapat dinikahkan; sedangkan yang mandul tidak dihalangi.
====

Salam,

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #194 on: April 21, 2013, 09:19:08 PM »
@ teman2

Setelah baca2 lagi, IMHO didalam Alkitab perintah Allah adalah beranak-cucu lah.
Dan ini adalah "Prokreasi"
.
Oke ... :)

Quote
Sehubungan dengan perintah Allah diatas maka diberikan jalan yang harus dilewati yaitu sexual desire.
IMO, sexual pleasure bisa di-"dapetin" tanpa perlu adanya sexual desire, phooey.

Jadi, utk mewujudkan event penetrasi dan tumpah didalam yg dalam istilah ajaran disebut prokreasi ini (imo) tidak sertamerta melalui jalan sexual-desire ataupun terwujudnya SP.

Wanita bisa hamil dari hasil event prokreasi, tanpa adanya SD/SP ke suaminya - Pria juga bisa nyoblos tanpa adanya SD/SP ke si istrinya :).

Quote
@ Bro Oda .... Untuk sexual pleasure itu bonus   :giggle:
Ya... medice udah sempet menerangkan ttg hal ini, phooey :).

Cuma kalo menurut saya sih ya, sexual pleasure BUKAN BONUS dari event prokreasi.

Seperti yang sempet saya post sebelumnya : Fornication itu fokusnya adalah berbasis dari sexual desire dan terwujudnya sexual-pleasure diluar pernikahan.

Imo, Fornication fokusnya BUKAN ttg dilarangnya melakukan kegiatan prokreasi (yakni event penetrasi dan tumpah didalem) diluar pernikahan,

melainkan

dilarangnya kegiatan xxx (terserah mau ampe klimaks kek, ga ada klimaks kek, mau ada penetrasi kek, gak ada penetrasi kek ... ini bukan fokusnya) diluar pernikahan. Dimana kegiatan xxx ini adalah perwujudan SP berdasarkan SD diluar pernikahan.

(20) Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?

IMO, birahi (SD) adalah karunia Tuhan (bukan bonus).
Dan event menyalurkan birahi adalah mewujudkan SP (bukan bonus juga).
Dan "menyalurkan" ini ada tata-cara-nya --->yaitu didalam lingkup perkawinan :).

(2) tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.

Penulis tidak membuat statement "
"tetapi mengingat perintah beranak-cuculah" :D

IMO, ibaratnya penulis fokusnya mao bilang : "mewujudkan SD dgn melakukan kegiatan xxx demi SP yang diluar pernikahan adalah cabul ... jadi kawinlah",

fokusnya bukan mao bilang : "mewujudkan perintah Allah beranak cuculah (perintah Allah untuk melakukan event penetrasi dan tumpah didalam) diluar pernikahan adalah cabul, jadi kawinlah".

:D.
Yah... ini cuma menurut odading aja siiii :).

salam.