hehehe.. kita terlalu jauh membahas ke-absahan daftar dogma yang ditulis oleh Dr. Ludwig, dgn aku yang membelanya sedangkan bro jenova mempertanyakannya ke-valid-an tulisan2 tersebut; FYI, Daftar Dogma Ludwig digunakan oleh banyak kalangan evangelisasi baik didunia nyata maupun situs2 katolik yang valid dan baik dalam menjelaskan Dogma..
That I don’t mind, bro Ignas.
Setelah membaca keseluruhan web site tersebut, I really understand if most of catholic evangelists refer to his articles when preaching the catholic dogmas. And I would do the same if I need a good reference to explain catholic dogmas.
Diskusi kita kan berawal dari 4 point yg bro Ignas sampaikan, di mana jika kalimat point-2 itu berdiri sendiri dan terpisah dari penjelasan2 di belakangnya, aku menemukan kontradiksi dibanding rumusan mutlak dari Konsili Trente.
Setuju, aku hanya ingin menambahkan :
Dogma => … … ….” Peter M.J. Stravinskas, Ph.D., S.T.L.
kita terlalu jauh menuduh tulisan Dr. Ludwig memiliki kecenderungan salah tinggi padahal tulisannya dengan "Imprimatur" yang adalah seorang Bishop/Uskup yang mempunyai peran dalam magisterium, nanti kita terlalu sombong menterjemahkan dan menafsirkan kata2 dalam kanon yang ada malah BER-SOLA KANON (DOGMA).
Bro Ignas, please don’t get me wrong.
Aku tidak / belum menyimpulkan bahwa tulisan Dr. Ludwig itu benar atau salah.
Aku bahkan mengasumsikan bahwa ada penjelasan di balik kalimat yg aku persoalkan itu, yg tidak ditampilkan di website tersebut.
Aku jg telah menyatakan bahwa Jenova tidak dalam kapasitas utk mempertanyakan imprimatur tersebut.
ini juga aku setuju..
tetapi harus hati2 dalam menafsirkan Dogma takutnya kita merasa lebih benar daripada Imprimatur Uskup, misal seperti contoh yang Jenova (i.e. Canon Chasaledon) berikan Dwinatur Yesus.
Aku lebih takut jika aku mencoba menafsirkan sendiri kata2 kanon Council of Chalcedon dibawah, aku lebih aman mengikuti 'ijin' Uskup Jakarta yang telah merangkumnya menjadi "Yesus Sungguh Allah, Sungguh Manusia" atau 'ijin' Uskup Cornelius dalam Tulisan Dr. Ludwig "The Divine and human natures are united hypostatically in Christ, that is, joined to each other in one Person. (De Fide)"
Council of Chalcedon : So, following the saintly fathers, we all with one voice teach the confession of one and the same Son, our Lord Jesus Christ: the same perfect in divinity and perfect in humanity, the same truly God and truly man, of a rational soul and a body; consubstantial with the Father as regards his divinity, and the same consubstantial with us as regards his humanity; like us in all respects except for sin; begotten before the ages from the Father as regards his divinity, and in the last days the same for us and for our salvation from Mary, the virgin God-bearer as regards his humanity; one and the same Christ, Son, Lord, only-begotten, acknowledged in two natures which undergo no confusion, no change, no division, no separation; at no point was the difference between the natures taken away through the union, but rather the property of both natures is preserved and comes together into a single person and a single subsistent being; he is not parted or divided into two persons, but is one and the same only-begotten Son, God, Word, Lord Jesus Christ, just as the prophets taught from the beginning about him, and as the Lord Jesus Christ himself instructed us, and as the creed of the fathers handed it down to us.
===========
Bro Ignas,
Justru sikap seperti ini lah yg ingin aku kritisi sebagai seorang katolik.
Benar kita ini tidak lebih kompeten dari seorang ahli teologi, kita tidak lebih kompeten dari seorang romo, kita tidak lebih kompeten dari seorang uskup.
Tetapi sebagai seorang katolik, kita harus kritis juga, bahwa tidak seorangpun dari kita yg infallible, bahkan seorang paus pun ketika tidak sedang berbicara secara ex-cathedra, beliau juga tidak infallible.
Sebagai seorang katolik, jangan sampai kita jatuh dalam pola berpikir: "ah.. uskup sudah menginterpretasikan ajaran konsili, daripada aku salah dalam interpretasi pribadi, aku terima saja dan pokoknya yg diajarkan uskup pasti benar".
IMHO, ini pola pikir yg salah sebagai seorang katolik. Jika kita berandai2 lebih jauh, ketika uskup ini nanti memisahkan diri (entah skisma entah heresy), jika kita terjebak pada pola pikir ini, maka kita kan ikut terpisah dari Gereja Yang Satu itu ketika kita sudah menanamkan pola pikir: uskup (atau yg lebih pandai dari kita) pasti benar.
Jika kita menemukan referensi yg meng-klaim sebagai ”de fide”, maka kita harus kritis juga apakah tulisan itu adalah kutipan dari ”rumusan mutlak lembaga infallibility” sehingga harus kita terima inti ajaran berikut kalimatnya, atau harus dikritisi bahwa bisa jadi ajaran maupun kalimatnya masih harus di-cross check dgn dogma2 dari Konsili Ekumenis misalnya.
Again, IMHO, tulisan dalam web yg Anda acu ini berada pada kasus yg kedua (msh bisa dicross-check dgn ajaran2 Konsili Ekumenis atau ajaran2 ex-cathedra paus).