Efesus 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya
Kelihatannya anda masih kesulitan mengkaitkan pengetahuan Tuhan dengan waktu atau hubungan antara kekekalan dan waktu,sebab bagi Tuhan tidak ada ikatan waktu karena Dia transenden terhadap waktu.
Nah... kalo nggak ada ikatan waktu bagi Tuhan, maka bukankah seyogyanya tidak pula bisa kalimat "sebelum bumi jadi" dimengertikan literally suatu event yang terjadi sebelum bumi jadi ?
Melainkan, (imo) pengertiannya :
Allah dari dulu s/d sekarang = sudah, sedang, akan memilih s/d Akhir Jaman ?
SUDAH : past ---> orang2 yg sudah mati sbg OP = pilihanNYA
SEDANG : present ---> orang2 yg masih hidup, masih lagi Dia pilih pilih
AKAN : future ---> belum terjadi pemilihan.
Past-present-future tsb di pov Allah = simultan ---> yakni di keKekalan.Jadi adalah konsisten bahwa Tuhan Mahatahu akan dosa dosa manusia dan sekaligus mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus dosa dosa manusia didalam rancangan kekal-Nya.
IMO,
NggakKonsisten .
Cuma bisa ada 2 pilihan :
- A. Tidak berdasarkan MahaTahu, melainkan rancanganNYA sudah FIXED in His mind sblm bumi jadi.
- B. Berdasarkan MahaTahu, rancanganNYA terwujud berupa kontinuitas - yakni di past-present-future.
Kekekalan sudah ada dan akan tetap ada sebelum ada waktu - setelah ada waktu - dan setelah waktu tidak ada lagi.
Nah, dengan begitu pengertian "sebelum bumi jadi" seyogyanya dimengertikan secara ijo ---> point B, disini.
Allah adalah Tuhan yang memiliki rancangan kekal bukan bekerja secara ad-hoc atau suprise akan apa yang akan terjadi kemudian.
Tidak Konsisten.
Apabila rancangan kekal, maka disini point. A ---> tidak memerlukan keMahaTahuan ---> tidak perlu pula dilakukan pemilihan.
Tuhan merancang Kain membunuh Habil dan Kain mati sebagai orang yang tidak bertobat, sementara Dia merancang Habil dikehidupannya taat kepada Tuhan dan akan mati dibunuh Habil (sebelum bumi jadi.... what;s in His mind).
Kalau Tuhan tidak melakukan pemilihan maka semua manusia tanpa kecuali akan masuk kedalam penghukuman kekal binasa didalam Neraka sebab upah dosa adalah maut dan Allah adalah adil.
TidakKonsisten
.
Apabila kalo melibatkan "upah dosa" ---> maka itu artinya melibatkan
keMahaTahuan Allah YANG terbatas ---> yakniCUMA sampe dikala Adam jatuh berdosa.
keMahaTahuan Allah-nya jadi spt sbb :
Allah TAU bhw Adam berdosa ... dan dengan demikian semua keturunannya didalam dosa TITIK.
Berangkat dari situ (keMahaTahuanNYA cuma terbatas sampe : "semua manusia berdosa") .... maka Dia baru mulai merancang/membuat Kain utk tetap didalam dosa, Habil untuk selamat.
Pertanyaannya :
keMahaTahuan Allah tsb ibarat mr.X yang nonton pertandingan bola - dimana :
A. Mr.X TAU ("mahatahu") --->di
akhir pertandingan (dalam bahasan ini,
akhir pertandingan = mati jasmaninya sso ataupun Akhir jaman) , persebaya menang ? ataukah
B. Mr.X merancang sendiri pertandingan tsb (jadi dia tidak perlu melibatkan ke"mahatahuan"-nya atopun tidak perlu menonton siaran TV yg jam 7).
Sekali lagi, pilihannya cuma dua :
A. melibatkan MahaTahu yg aplikasinya past-present-future di bumi ini.
B. tidak melibatkan MahaTahu - rancanganNYA sudah fixed s/d sso mati jasmani ataupun s/d akhir jaman di bumi ini.
Past-present-future yg terjadi di bumi ini = sudah Dia rancang (FIXED) in His mind SEBELUM Dia ngapa2in (sebelum bumi jadi).
Jadi predestinasi adalah ajaran yang konsisten sepanjang Alkitab.
seperti yang saya katakan, saya percaya predestinasi.
Dan yang saya "cerewetin" adalah kayak begimana penjabaran predestinasi-nya Allah tsb
.
2 Tim. 1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.Sebelum bumi jadi, what's in His mind sudah fixed berdasarkan pengetahuan yang terbatas sampai :
"Adam jatuh kedalam dosa - maka semua manusia yang akan Dia bikin juga akan jatuh kedalam dosa" ---> oleh karena itu, Dia merencanakan ... NANTI dikala Habil/Abraham/Nuh, dlsb ada di bumi, akan Dia selamatkan.
keMahaTahuan Allah ... tidak bisa dikatakan kemahatahuan ... karena TAU-nya itu berdasarkan
what's in His mind sebelum rancangan dikerjakan.
Jam 7, odading merencanakan bikin kue.
What's in my mind pada jam 7 tsb adalah numplekin garem sebakul ke adonan kue ...
"otomatis" odading nyadar/TAU ... adonan kue akan menjadi asin. Masih di jam 7 .... menyadari hal ini, odading merencanakan NANTI disaat membuat kue, odading akan melakukan tindakan2 "penyelamatan" agar kue tidak asin ... yakni (masih di jam 7, rancangan belum diwujudkan) adonan ditambah air, ditambah gula, tepung, dlsb.
Jam 10, rancangan odading yg
what;s in my mind di jam 7 tsb dilaksanakan.
Odading membuat kue, lalu numplekin garem sebakul ke adonan, lalu melakukan tindakan2 "penyelamatan". Tetangga melihat tingkah laku odading dikala membuat kue ini.
Tetangga bertanya : Kenapa ? Kok ditumplekin garem sebakul ?
odading : itu memang rancangan saya yg sudah fix SEBELUM saya membuat kue.
Tetangga bertanya : Kok ditambahin air / gula ?
odading : itu memang rancangan saya yg sudah fix SEBELUM saya membuat kue.
Apakah odading bisa dikatakan "mahatau" ?
Ya nggak-lah ... wong SEMUA itu udah odading rancang in my mind di jam 7 - sebelum membuat kue .... hehehe .Nah, jadi yang point.A ataukah point.B, soli ?
salam.