Ini saya ulang lagi...
Jika ada orang yang mau meminjamkan mobilnya untuk bom bunuh diri...
menurut bro Odading salah nggak?
Saya perjelas ya dari pertanyaan Leo, biar gak muter2 saya ngejawabnya.... (pertanyaannya mesti jelas dulu dooonnngg....
).
Mr.X mempunyai seorang teman mr.Y.
Mr. X TAU bahwa temannya ini seorang teroris.
Suatu hari mr.Y minjem mobil ke mr.X dan menyatakan mobil itu akan dipakai sebagai bom bunuh diri. Mr.X tidak berkeberatan, dia MEMBOLEHKAN mobil-nya dipinjem mr.Y utk dipake buat nge-bom.
Odading mengetahui jalan cerita Mr.X dan mr.Y tsb.
Leo bertanya : "menurut bro Odading salah nggak?" ----> menurut odading, perbuatan mr.X minjemin mobil ke mr.Y tsb, salah nggak ?
Odading menjawab : SALAH.
Leo tentu gak akan berhenti sampe sini aja, Leo lanjut bertanya : "kenapa salah ?"
Odading menjawab : Karena mr.X mengetahui bhw mobil yang dipinjem mr.Y itu akan dipake buat nge-bom.
Nah...
disini Leo sepertinya mulai nge-rujuk ke pov mr.X : Loh ? apanya yang salah ? emangnya
mr.X gak boleh minjemin mobilnya ke mr.Y sekalipun dia tau mobil tsb akan dipake buat ngebom ?
Lalu Leo mengajukan statement
"berarti mr.X gak boleh minjemin mobilnya".Maka jawaban odading :
A. apabila odading adalah teman mr.X DAN mengetahui jalan cerita tsb, maka .... YA, saya tidak akan memperbolehkan mr.X utk minjemin mobilnya ke mr.Y
.
B. apabila odading adalah mr.X tsb, maka saya tidak akan memperbolehkan diri saya utk minjemin mobil tsb ke mr.Y
Lalu Leo tanya lagi : kenapa gak boleh ?
Dari point B diatas (odading = mr.X) ---> karena minjemin mobil dengan mengetahui bahwa mobil akan dipake mr.Y buat nge-bom adalah berarti saya mensupport kehendak mr.Y utk membunuh orang (sekalipun event pengeboman belon terjadi).
Nah... jadi panjang lagi deh tuh....
.
Mudah2an sampe disini cukup jelas buat Leo
.
Orang itu hanya meminjamkan mobil lhoh bukan ikutan untuk buat bomnya apalagi ikutan jadi pesertanya...
Tidak... tidak "HANYA", Leo ...
. Diatas sudah saya kasih ilustrasi jalan ceritanya ... orang itu (mr.X) MENGETAHUI bhw mobil yg dipinjem tsb akan dipake buat ngebom oleh mr.Y.
Dan akan menjadi lain dan panjang lagi, apabila kondisi disaat event peminjaman mobil tsb, mr.X TIDAK TAU - bhw mobil akan dipake buat nge-bom .... hehehe .mobilnya dipinjam untuk memusnahkan beberapa nyawa orang...
memang bukan salah mobilnya tapi menurut saya orang yang meminjamkannya tersebut...
berdasarkan ilustrasi cerita diatas .... YA, sependapat
...
(nah tuh, kita kan sependapat ?? ).Analogi saya buat agar seimbang pengertiannya...
Anda bilang sepanjang pro kreasi...lah padahal menggunakan alat kontra konsepsi..gimana bisa prokreasi
Saya kurang nangkep maksud quote diatas
... mungkin Leo bisa tolong di perpanjang lagi dari kalimat "
Anda bilang sepanjang pro kreasi".
naik mobil tidak anti life tetapi karena menjadi medium bom bunuh diri menjadi kontra life atau tidak pro life...sampai di sini bisa nyambung nggak
Alamak... sungguh saya belon nyambuuunggg...! sumpah, saya bukan mao muter2, tapi masih belon nangkep apa hubungannya dengan alat kontrasepsi, yah ?
.
Afaik yang ditanyakan bro odading kan standar moral GK kan ...
Betul, saya menanyakan dalam standard moral GK - yang kayak gimanakah "usaha yang lebih keras" itu ?
Kalo saya memposisikan diri dgn asumsi saya dibawah standard moral GK :
selain KB Alami, maka "usaha yang lebih keras" itu adalah :
tidak melakukan prokreasi ... yakni event penetrasi DAN tumpah pada tempatnya ---> namun ini adalah asumsi saya sendiri, dimana saya sendiri TIDAK TAU apa yang sebenarnya terdapat di standard moral GK pada kalimat
"usaha yang lebih keras" ---> karena keTIDAK-TAHUan saya inilah maka saya gunakan statement sbb :
Mungkin Leo atopun temen2 laen bisa memberikan pencerahan - solusi dari problem rumah tangga saya ini ??
Oleh karena itu dari awal saya mau tau standar moral bro Odading terlebih dahulu...gimana tentang kasus aborsi dengan pendapat bro Odading sendiri...
pendapat odading pada
kasus aborsi yang telah terjadi pada sebuah keluarga NON-Katolik dan telah mempunyai beberapa anak adalah : "pasutri tsb seharusnya tidak boleh aborsi anak mereka".
Lalu Leo tanya : kenapa nggak boleh aborsi ?
odading jawab (pov odading) : karena itu berarti membunuh.
Lalu disini Leo sepertinya mulai ngerujuk ke pov pasutri :
Loh, mereka kan nonK, Free Doktrin ? Kenapa gak boleh ?Odading jadi bingung ngejawabnya ...
.
Karena odading bingung ngejawabnya, maka
odading jadi "loncat" menempatkan posisi sebagai pasutri (nonKatolik) di analogi Leo tsb yang sudah menjalankan event aborsi tsb.
Tapi saya masih kesulitan ngejawab pertanyaan ijo Leo ...
Begimana saya mesti jawab Leo ? dikala tombol boleh/tidak boleh telah dipencet sehingga event aborsi sudah terlaksana ?
.
Maka odading "mundur" sebelon event aborsi terlaksana, agar bisa menjawab pertanyaan ijo Leo. Karena event aborsi belon dilakukan, maka ini berarti ada niat/kehendak utk meng-aborsi anak kami.
(perhatikan, saya sekarang menggunakan kata KAMI ).
Nah... jawaban saya :
apabila KAMI
(yg kondisinya tidak dibawah standard moral Katolik) sejak awal berniat utk tidak nambah anak lagi, maka KAMI akan melakukan
usaha yang lebih keras agar jangan sampe terjadi pembuahan / janin - dengan jalan
pake kondom, pake spiral, minum pil KB, cabut diluar, dlsb dikala melakukan event penetrasi.
Kalo "usaha yang lebih keras" masih juga menghasilkan anak, maka itu berarti usaha kami masih belon cukup keras
. Biru bagi kami BUKAN membunuh, dan yang ter-patri di hati kami adalah
jangan membunuh nyawa, bukan
jangan mencegah kehamilan... hehehe
.
kalau dari awal saja saya tidak tau bagaiamana standar moral bro Odading yah repot juga kita bicara ke sana ke mari
Tetapi disini saya nggak sedang ngebicarain standard moral saya, Leo. Saya nggak sedang kekeuh dgn standard moral saya, Leo. Saya sedang lagi
ingin tau, belajar dan mengerti standard moral orang lain ....
.
salam.