Ijin ikutan yah...
Kalo saya gak layak post, tolong Oom Momod delete yaaa .
Dan bukan utk pagut2an mulut sama mulut... (ciuman)
Sayangnya nggak diketahui apakah raja2 Israel di PL ada ciuman mulut ama mulut dengan istri mereka
Mohon maaf mas mod dan para readers yang belum mencapai batas usia tertentu...
btw... ini juga susah nih.. menentukan batas usia minimum sesuai NATURAL LAW yang mas medice sebutkan itu.. 13, 15, 17, 21, 30 ? hehe...
ikutan nimbrung soal ilustrasi FUNGSI ORGAN TUBUH ya...
- Tangan / Jari : untuk memegang buku, mengetik komputer, dlll.
- Tangan / Jari : untuk menjamah susu (di ayat berapa gitu ya...)
- Tangan / Jari : untuk menjamah / memegang yang "pas dibawah puser" itu apakah sesuai dengan FUNGSI ORGAN tubuhnya gak ya?
kalo divariasi (yg laki:) colok-colok dikit, atau (yg wanita:) menggenggam sambil jadi conductor lagu 2/4 birama
hehe.. apakah itu masih sesuai fungsi nya atau tidak ya?
Soal oral sex & anal sex:
- pendapat Non-Alkitabiah saya: ada resiko infeksi genitalia bila selaput mukosa pada mulut / anus mengalami luka & menjadi tempat berbiak-nya bakteri patogen..
- tentu di anus lebih prevalen, karena usus besar merupakan habitat nya E.coli yang patogen itu.
Tentang jenis-jenis marital foreplay:
- Saya setuju dengan pendapat bahwa LIMIT-nya adalah KONSENSUS yang disepakati oleh kedua belah pihak, dan dalam kondisi yang dapat DI NIKMATI (generate pleasure) oleh ke dua pihak.
- Dengan prakondisi: kedua pihak hendaknya mengetahui resiko-resiko yang mungkin ditimbulkan akibat pushing the limit itu hehe...
- misal pada kondisi ForePlay Sadomasochist: selama mereka KEDUANYA menikmati, tetapi harus paham konsekuensi-nya kan ya.. hehe..
Tentang PERLU atau TIDAKnya Marital Foreplay:
1. Menurut saya JUSTRU AMAT PERLU ketika coitus-nya itu adalah INTRA-MARITAL COITUS lho... mengapa:
a. bayangkan mulai malam pertama sampai malam terakhir : berapa ratus / ribu kali terjadi coitus dgn pasangan yg sama terus & tambah lama tambah bergelambir dimana-mana?
b. variasi itu cukup efektif kok untuk re-light the fire yang udah agak-agak meredup atau bosan..
please.. admit it... everybody goes through it lho.. apalagi yang posisinya missionari terus selama berpuluh-puluh tahun...
pasti tambah susah mencapai orgasme kan?... iya apa iya.... hehe...
c. Dengan Tambah Susah mencapai orgasme itu
--> imho, JANGAN di-jadikan ALASAN untuk membenarkan bahwa SEXUAL PLEASURE bisa terkulminasi TANPA ORGASME lho....
karena, sejauh pengetahuan saya, barangkali Tuhan menciptakan Orgasme memang menjadi klimaks & indikator Pleasure kali..
d. Dengan bahasa yang lebih Denotatif ehehe...:
Tetep lebih UENAK TENAN kalau setiap episode hubungan seks dapat diakhiri dgn minimal 1x orgasme masing-masing (lebih silakan..hehehe...)
2. Mengingat Orgasme itu adalah Fenomena PsikoSomatis, yang relasi Psikologisnya amat kuat:
a.maka dalam Usaha mencapai Grafik Sexual Arousal yang cukup Tinggi pada intercourse dgn partner yg sama yg semakin menggelambir itu...
b.Variasi yang antara lain Variasi ForePlay ternyata CUKUP BERKONTRIBUSI signifikan dalam menaikkan grafik arousal itu...
c. Pada akhirnya.. dalam limit yang telah disepakati bersama.. keduanya dapat "menikmati" peningkatan grafik itu sehingga sama-sama bisa mencapai titik finish yang memang sudah dikaruniakan Tuhan tersebut.