Maksud bro oda gimana yah? Belum paham nih...sorry
maksud saya, orang2 Kristen yang Yesus gak mao kenal itu bisa/boleh dibilang seorang yg emang bener orang Kristen ... yakni Kristen yang historis ... namun tidak bisa dibilang "Kristen" yg ahistoris
.
O gitu. Ok, dimengerti. Penghakiman/peradilan adalah proses menuju justifikasi. Justifikasi adalah "vonis"nya. Kurang lebih gitu ya?
Mirip vonis tapi bukan ke tentang hukuman melainkan ke
"benar ... tidak bersalah (di model pengadilan dunia)"Kalo saya memaknainya sedikit beda. Saya melihat "justifikasi" adalah sesuatu yg terjadi sebelum proses penghakiman/peradilan.
Kalau digunakan kata "justifikasi" ... ya ini suatu proses dan proses ini saya mengertikan/pendapati sebagi suatu proses peradilan ---> namun proses-nya akan berujung pada keputusan justified or unjustified ---> bersalah? ataukah tidak bersalah? (dalam pengadilan duniawi)
.
JAdi, bedanya di sini adalah: bro oda melihat "justifikasi" sebagai sesuatu yg terjadi setelah suatu proses, sementara saya melihatnya sebagai sesuatu yg terjadi sebelum suatu proses.
pov budi yg bold tsb, maksudnya ini dari pov duniawi ataukah pov Allah ketika sso Dia justified by his faith ?
Kalo pov duniawi, kok buat odading terasa janggal yah - mr.X itu di justified (dinyatakan tidak bersalah / Benar) ataupun TIDAK di justified (tidak dinyatakan tidak bersalah / Salah) sebelon terjadinya proses peradilan duniawi ? Bukankah status mr.X masih tertuduh/tersangka sebelon deklarasi Hakim menyatakan :
Ya, mr.X bersalah (ataupun mr.X tidak bersalah)Ya, saya juga mengertikannya begitu.
Nah itulah maksud saya ... duniawi : ada proses menimbang/menyelidik - baru deklarasi , sedangkan istilah "justified by faith" langsung deklarasi
.
Saya menyimpulkan bahwa "Allahmu" = "Allahku" di situ.
By faith the prostitute Rahab, because she welcomed the spies, was not killed with those who were disobedient.
Dari membaca kisah Rahab, kok kenapa saya masih belon ketemu ama budi yah ? bhw Allahmu disitu = Allahku ?
.
Yang merah, kalo saya baca kisah Rahab tsb ... yg saya tangkep, itu BUKAN karena Rahab obey her god ataupun obey God of Israel dan tidak pernah ada perintah
"welcome the spies!" either from her god or from God of Israel to be obeyed
.
Yang saya tangkep, Rahab
ngikutin kata hatinya SETELAH mendengar berita akan kehebatan Allah Israel dan dia percaya hal tsb yang otomatis artinya dia mengakui Allah Israel.
Namun ya tentu penangkepan saya ini bukan suatu kepastian, karena tidak/belon jelas - apakah Rahab orang Israel ? ataukah orang negeri itu? :
"Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situSaya tetep menerima utk terbuka kemungkinan bhw Rahab adalah orang Israel juga (Allahmu = Allahku) yang kebetulan hijrah lalu menetap di negeri itu
.
Namun saya cenderung memilih kemungkinan bhw Rahab BUKAN orang Israel, dengan alasan lain selain Rahab berkata "Allah-MU" - dia juga berkata sbb :
kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.
Kalo dilihat secara begini, maka pertanyaan "benarkah?" bisa dijawab dng mudah --> "Ya, benar".
Dengan demikian, state/kondisi Rahab (pov Rahab itu sendiri) ketika itu adalah : "alah"-KU bukan= Allah-MU ---> kita berdua belon "ketemu" ... hehehe
.
Dan kalo saya masih berusaha utk memposisikan diri sependapat dengan budi (Allahku = Allahmu) ---> maka logik saya menyatakan :
being apapun yang Rahab sembah saat itu sebagai "agama" yg dia anut di negeri tsb, sebenernya adalah Allah yang sama namun kurang/tidak/belon dikenal oleh penyembahnya (dalam hal ini Rahab)
. Jadi....
Bagi saya malah, dalam kasus Rahab ini, dari awalnya memang tidak ada pemaknaan 'alahku/alahmu'. IMO, dalam mindset Rahab, "alah" itu ya seperti "Allah" itu.
Jadi... YA saya sependapat dengan budi pada quote ini
.
Lihat saja pengakuan imannya. Pengakuan imannya sangat personal Pertimbangan2 Rahab, perasaan2 Rahab, dan akhirnya perbuatannya me-manifestasi-kan imannya.
Sependapat ... dimana yg dari pov odading mengertikannya :
Rahab mengikuti kata hatinya dengan benar .
BTT ke iman
mudah-mudahan penggunaan kata "manifestasi" di situ cukup untuk menyampaikan bahwa elemen2 manusia seperti rasio, emosi/perasaan, perbuatan, iman tidak bsa dilihat secara linear ("ini duluan,baru itu")
Pertanyaannya : (maaf saya berandai andai)
Semisal Rahab di bawah tekanan/ancaman utusan raja Yerikho
(misal, seluruh keluarga akan dibunuh termasuk dia) utk memberi tahu dimana kedua mata2 tsb ...
bagaimana kita bisa memastikan bahwa : percaya-nya dia akan Allah Israel tsb menjadi nihil (unjustified) oleh Allah dikarenakan Rahab tidak rela mati sehingga memilih memberi tahu bhw mata2 tsb dia umpetin di sotoh ?
salam.