Spt yg saya tulis ke Shakes,
Kuncinya adalah di ayat 3.
Kepala dari laki-laki adalah Kristus dan kepala dari perempuan adalah laki-laki.
Tentu saja ayat ini tidak dikontekskan pd perempuan perawan, krn jika dmikian kepala perempuan perawan adl orang tuanya!
Lalu bagaimana dengan yang laki2 siip ? Bagaimana dengan Paulus yang sebagai laki2 dan tidak kawin itu ?
Bagaimana saya bisa dgn mudah menerapkan,
karena Paulus masih perjaka ting2 ... maka dengan demikian kepala laki2 perjaka seperti Paulus adalah ortu-nya ?
.
Konteks dr ayat itu memang suami-isteri.
Sungguh, saya bukan bermaksud meng-ada-ada siip.
Saya cuma ingin suatu kekonsistenan, apalagi ayat 3 adalah rangkaian kata dalam 1 kalimat.
"Menjadi problem" buat saya, apabila
yang wanita masuk akal, (wanita perawan mempunyai kepala sang ortu) ... namun
yang pria menjadi janggal (Paulus sang perjaka ting2 mempunyai kepala sang ortu)
ataupun jadi di "kotak-katik" :
Kalo yang perempuan perawan emang kepalanya adalah ortu, tapi kalo laki2 perjaka - kepalanya tetep Kristus.
Terus terang
escape saya untuk sementara ini adalah : ayat 3 tidak sedang membicarakan spesifik ttg suami-istri ... melainkan murni secara general ttg laki-perempuan
---> yakni secara natural, sejak penciptaan AdamHawa ... wanita "submit" kepada pria.
Karena dengan "escape" saya yg spt itu, maka ayat 3 tetap mengandung ke-konsisten-an, dan tidak pula menjadi janggal
.
Silakan Oda mlihat terjemahan The Message, Amplified atau Young Literal Translation.
Ya sudah itu saya sempet crosscheck siip... bahkan di thread shakes di board Kristen tsb, sempet saya postingkan bbrp ayat dari bbrp versi yang menterjemahkannya ke husband-wife "sebagai bukti" dikala saya cerewet ke saleh dgn berpendapat bhw ayat2 tsb adalah berbicara ttg suami-istri
.
Tetapi saya "kaget" karena ternyata bahasa aslinya memang tidak pernah mempunyai kosakata husband-wife ... melainkan hanya kata man-woman.
Yg dsampaikan Paulus itu ada 2 bagian :
1. Bagian prinsip
2. Bagian praktis
Prinsip ini sifatnya general & berlaku utk stiap jaman.
disini kok saya bisa sependapat yah dengan siip ? hehehe ....
.
Namun kayaknya isi "prinsip" itu yang sepertinya kita berbeda mengertikan ...
Prinsip dari 1Kor11 adalah :
Dalam sbuah keluarga, laki-laki adalah Kepala dan isteri tunduk/hormat pd suaminya.
Isteri yg tidak tunduk pd suami adl ibarat perempuan yg dicukur botak.
Dari pengertian odading, prinsipnya adalah : Seorang wanita Kristen itu ... penampilan lahiriah/jasmani-nya harus PATUT dikala dia berdoa/bernubuat.
Ilustrasi ini diambil krn pd jaman itu perempuan botak akan dihina (skrg jg rasanya masih tabu).
Nah, kalo berdasarkan pov prinsip odading diatas ... maka ini bukan tentang wanita botak akan dihina ataupun tidak, bukan ttg tabu ataupun tidak... melainkan PATUTkah seorang wanita Kristen dengan kepala botaknya atopun gaya rambut model tomboy cepak tentara berdoa dikala semisal saya dateng ke KKR dan melihat wanita ini sedang berdoa diatas panggung ?
Odading menilai : itu tidak patut
.
Paulus bilang, kalo sang istri merasa suatu kehinaan ... makanya pakelah tudung kepala ---> artinya kalo si istri emang merasa TIDAK-terhina ... istri silahkan/boleh tampil berdoa/bernubuat dengan kepala botak.
Namun bukan yang seperti itu yang saya mengertikan.
Paulus lagi nggak ngomongin ttg boleh/tidak boleh ataupun harus/tidak harus.
Pertanyaan yang Paulus ajukan adalah : PATUT nggak ?
(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?"Pertimbangkanlah sendiri" ---> (imo) tidak sedang ditujukan hanya ke para istri... tetapi kepada semua para jemaat di Korintus (baik suami maupun istri).
Apabila dari hasil pertimbangan para jemaat :
patut2 aja ... ya silahkan para istri gak usah pake tudung-kepala dikala berdoa ---> namun di pandangan Paulus, hal ini tetap tidak patut.
Dan ini tetap juga berlaku BUKAN hanya spesifik para istri, melainkan secara general ---> yakni wanita Kristen berdoa tanpa tudung kepala = JUGA tidak patut.
Paulus tidak mngajarkan bhw wanita botak itu berdosa, tp sdg mbrikan comparation bdsk ukuran masa itu.
Karena prinsip pokok "permasalahannya" adalah suami istri, maka : Paulus tidak mengajarkan bhw ISTRI botak itu berdosa
.
Namun sekali lagi, (imo) Paulus emang gak sedang ngomongin berdosa/tidak berdosa ... melainkan ttg patut/tidak patut-nya apakah dia seorang wanita perawan ataukah seorang istri ... adalah tidak patut seorang wanita Kristen botak tanpa tudung kepala berdoa/bernubuat
.
bersambung.