Author Topic: Pertanyaan2 mengenai Paus Benedictus XVI setelah pensiun  (Read 2290 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Pertanyaan2 mengenai Paus Benedictus XVI setelah pensiun
« Reply #30 on: June 11, 2013, 03:45:08 PM »
Lho kalau lagi galau lantas di kucilkan engga boleh ketemu orang , terus disuruh merenung saja  apa engga tambah parah penyakitnya ???
apa  romo disana dibekali juga dengan HP plus paket IM3 anti galau ???

oom  "melihat " walau tak melihat suster dipacet rasanya  kasihan banget tuh.
intensi doa yang kita ingin  juga ditulis di kertas lalu diputar dilemari putar tempat memberikan makanan.
om engga tau apa doanya di ucapkan atau cuma dalam hati saja mengingat tidak ada pendengar (manusia) disana

Tuhan Yesus memberkati

Han
wah.. tentunya metode orang per orang itu beda ya om...

ada orang yang kala ruwet butuh pelampiasan dengan keramaian, atau bertamasya.. ada yang butuh menjernihkan pikiran dengan mencari ketenangan, keheningan, larut dalam doa dan permenungan, agar bisa mendengar suara Tuhan yg berbisik lembut.. dan sebagainya...

kalau tipe kaya om han kayaknya ga cocok dengan pendekatan metode mengucilkan diri dari keramaian.. namun mungkin bagi para suster dan para rahib rowoseneng, mereka justru menemukan kedamaian, dan kedekatan dengan penciptanya.. hati mereka bahagia..

kita tau bahwa membiara itu adalah pilihan... menjadi pertapa itu juga adalah pilihan bebas tanpa paksaan om... jadi rasanya mereka memang memilih untuk menjalani dan melayani dengan cara demikian... :)
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline hanhalim2

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 4084
  • Reputation Power:
  • Denominasi: R.katholik
Re: Pertanyaan2 mengenai Paus Benedictus XVI setelah pensiun
« Reply #31 on: June 11, 2013, 04:29:14 PM »
wah.. tentunya metode orang per orang itu beda ya om...

ada orang yang kala ruwet butuh pelampiasan dengan keramaian, atau bertamasya.. ada yang butuh menjernihkan pikiran dengan mencari ketenangan, keheningan, larut dalam doa dan permenungan, agar bisa mendengar suara Tuhan yg berbisik lembut.. dan sebagainya...


itu dia !!!
apakah kegalauan para romo itu sama semuanya sehingga jalan bengkelnya adalah rowoseneng   ???
mungkin saja kan kegalauan romo adalah karena ibunya lagi sakitkeras,
kalu solusinya di rowoseneng kan malah tambah galau ,apalagi ga di pinjemin hP anti galau.

:flower1:

kita tau bahwa membiara itu adalah pilihan... menjadi pertapa itu juga adalah pilihan bebas tanpa paksaan om... jadi rasanya mereka memang memilih untuk menjalani dan melayani dengan cara demikian... :)

Waktu oom sekolah di sekolah katholik
dari pelajaran agama (yang diajarkan suster suster)
ada kesimpulan diantara temen temen bahwa menjadi suster bisa disebabkan beberapa hal
 1) Pilihan
sehabis sekolah mereka bingung mau jadi apa, trus ketika melihat kehidupan surter sepertinya damai (padahal blon tentu) maka mereka memilih

2) panggilan
mereka merasa Tuhan merencanakan hidupnya adalah buat menjadi biarawati,, walaupun panggilan itu di abaikan , tetapi suara panggilan d smakin jelas dan keras ahirnya tak kuasa menolaknya

3 )Pelarian
Setelah di kecewakan oleh manusia., baik berupa kegagalan cita cita atau pun putus cinta

Tuhan Yesus memberkati

Han
Bukan semua nas/ayat  yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah dan juga Tidak seluruh Firman Allah tertulis lengkap dalam Alkitab.

( mudah mudahan dimengerti penjelasannya )

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Pertanyaan2 mengenai Paus Benedictus XVI setelah pensiun
« Reply #32 on: June 12, 2013, 10:00:45 AM »

itu dia !!!
apakah kegalauan para romo itu sama semuanya sehingga jalan bengkelnya adalah rowoseneng   ???
mungkin saja kan kegalauan romo adalah karena ibunya lagi sakitkeras,
kalu solusinya di rowoseneng kan malah tambah galau ,apalagi ga di pinjemin hP anti galau.
tentu saja tidak dong om... beda masalah, beda solusi....

mereka kan bijaksana om...

tentu saja rowo seneng diperlukan bagi seseorang untuk menengangkan jiwanya.. misalnya sang romo lagi  mengalami kejenuhan pelayanan, lagi mengalami penolakan umat, lagi mengalami potensi melanggar kaul, dan lain sebagainya...

romo2 biasanya Memilih ke rowoseneng untuk berkontemplasi, merenung dan berdoa mohon jawaban dari hati yang tenang. bukan hanya romo, kitapun juga bisa demikian.


Waktu oom sekolah di sekolah katholik
dari pelajaran agama (yang diajarkan suster suster)
ada kesimpulan diantara temen temen bahwa menjadi suster bisa disebabkan beberapa hal
 1) Pilihan
sehabis sekolah mereka bingung mau jadi apa, trus ketika melihat kehidupan surter sepertinya damai (padahal blon tentu) maka mereka memilih
mungkin saja...

2) panggilan
mereka merasa Tuhan merencanakan hidupnya adalah buat menjadi biarawati,, walaupun panggilan itu di abaikan , tetapi suara panggilan d smakin jelas dan keras ahirnya tak kuasa menolaknya
biasanya demikian..

3 )Pelarian
Setelah di kecewakan oleh manusia., baik berupa kegagalan cita cita atau pun putus cinta

Tuhan Yesus memberkati

Han
bisa jadi om han.....

ada banyak cara Tuhan memakai umatnya.. sesungguhnya jika menjadi biarawan/i dalam katolik tanpa landasan panggilan suci adalah sebuah kerugian.. yang bersangkutan tidak akan bisa bertahan... yang bersangkutan akan kecewa dikemudian hari, yang bersangkutan akan semakin kacau... karena tidak ada kenimatan duniawi apapun yang ditawarkan dalam kehidupan membiara. hidup membiara lebih kepada pengorbanan, kerelaan, dan ketaatan...
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23