Anyway, kembali ke topik, mas cadang pernah bilang bahwa orang-orang protestan itu, karena menganut sola scriptura, adalah manusia-manusia yang meng-shut down akal budinya hingga menjadi either robot or hewan.
waduh.. jadi agak-agak repost nih....
di bagian manaaa gitu saya pernah sampaikan opini saya ttg hal ini kok mas...
(eh.. apa di forum sebelah ya.. lupa euy.....)
1. Kita sebagai PEMELUK murni atau sebagai ORGANISATORIS suatu Institusi Keimanan
a. Kalo sbg pemeluk murni (spt posisi saya skrg ini), maka pandangan-pandangan saya ya begini ini.... hehe...
b. Whereas, ketika saya memilih untuk menjadi organisatoris, atau misal saya jadi Romo Paroki, Pendeta, Paus, Kardinal, atau Master Franchise suatu denom tertentu....
(i) yg artinya saya bertanggungjawab & berkepentingan atas survival dan growth dari organisasi saya tsb..
(ii) maka amat mungkin sekali pandangan & sikap saya tidak sama dgn yg selama ini saya sharing-kan disini..
(iii) karena tentu SIKAP IMAN yang lebih PRIVAT dan TRANSENDENTAL itu, pasti ada beberapa point yang HARUS DIKORBANKAN demi Kepentingan Organisasi itu tadi mas...
(iv) yg outcome-nya akan sangat tergantung dari:
- Point mana aja yg akan sy sacrifice & saya modifikasi demi kepentingan institusi
- Seberapa jauh modifikasi yg akan saya lakukan tsb
- dan tentu saja... karena ini institusi keagamaan, modifikasi tersebut tetap harus SEOLAH-OLAH berdasarkan Kitab Suci & bahkan kalo perlu SEOLAH-OLAH di-perintahkan Tuhan langsung..
2. Pergeseran MOTIVASI ILAHIAH ke-imanan & Kepentingan ORGANISATORIS
a. th 1500, Pastor Martin mencetuskan "Revolusi sosial" adalah sebagai bentuk ANTITESIS terhadap PRAKSIS (ulangi.. PRAKSIS) kehidupan kemasyarakatan, yg waktu itu amat dipengaruhi oleh para ulama di eropa, yang amat korup dan menyengsarakan sebagian besar rakyat jelata.
b. Tentu kita udah mahfum, bahwa Cukup banyak oknum ulama, spt kardinal, bbrp paus, dan sejenisnya amat gemar mengaku-aku bahwa Interpretasi Versi-nya Lah yang Paling Benar dan Paling Sesuai dgn Tuhan, serta merasa dirinya lah yang Ber-OTORITAS dalam Interpret & Enforce hasil tafsiran tersebut..
c. Nah, pakde martin & bbrp tokoh yg sejalan kemudian muncul dgn antitesis-antitesis nya...
--> sudah barang tentu, antitesis thd PRAKSIS itu, agar lebih mudah berterima bagi masyarakat, tentu harus menggunakan KATA KUNCI yg mengena --> yaitu seolah-olah Antitesis-nya itu terhadap AJARAN-NYA, sehingga Efek-nya bisa lebih Fundamental..
d. Ternyata, selain pakde martin yang memilih keluar dari organisasi & memimpin revolusi dari luar, ternyata, di internal organisasi-pun banyak ketidak setujuan thd abuse of power tsb..
shg, spt sudh kt sering baca, momentum tsb dipakai juga untuk reformasi internal, yang kelanjutan proses nya terkulminasi pada Konsili Vatikan II, dengan memformalkan perubahan paradigma mainstream yang amat mengagumkan..
(karena mengingat besar-nya ukuran organisasi nya... itu effort organisatoris yang luar biasa sulitnya lho mas..)
e. Nah, teman-teman yang sudah membentuk organisasi baru ini --> tentu perlu ada Organisatoris-nya yang juga berkepentingan thd Survival & Growth dari msg2 organisasi-nya kan mas?
(i). ketika Roma Khatolik sudah bertransformasi menjadi lebih terbuka --> maka si Organisasi baru ini bisa semakin kehilangan IDENTITAS PEMBEDA-nya kan ya? --> which is not good, considering the tiny-ness of the new institution, compared to the influence & size of the original institution.
(ii) oleh karenanya, GUNA MENINGKATKAN Affinitas Anggota thd institusi-nya & meningkatkan Militansi-nya thd denom-nya masing-masing, pada akhirnya beberapa Organisatoris yang desperate dan berusaha mati-matian agar Institusi bayi-nya ini bisa tetap survive & tetep BEDA --> kembali lagi menggunakan FORMULA LAMA, yaitu FORCED INTERPRETATION of the Script.
f. Karena udah kadung Muncul konsep Antitesis SOLA SCRIPTURA ini, maka agar konsisten, Beberapa Gelintir (ulangi.. Beberapa gelintir oknum institusi) menerapkan FORCED INTERPRETATION tetapi yang DIBUNGKUS dengan SEOLAH-OLAH tetap menggunakan ISTILAH Sola Scriptura..
(i) yg imho, sebenernya sudah MEMBELOKKAN dan MENGKHIANATI Raison d'etre Sola Scriptura th 1500 yang amat mulia itu..
(ii) Contohnya mas:
- Dengan Gemar & Sok Yakin mengatakan Orang lain itu SALAH dan TIDAK ALKITABIAH (dan dilanjut dgn: berarti tidak sola scriptura), sesungguhnya adalah MANIFESTASI PEMAKSAAN INTERPRETASI (Forced Interpretation), yang JUSTRU pd th 1500 amat gigih ditentang oleh Martin Luhter cs..
- Dengan Selalu MERASA bahwa Interpretasi DIRINYA lah yang PALING SESUAI dengan MAKSUD Tuhan ASLI-nya --> sesungguhnya adalah MANIFESTASI PEMAKSAAN OTORITAS IMAN --> karena merasa Tafsiran-nya lah yang SUDAH PALING MEWAKILI Tuhan, sekali lagi: sesuatu yg gigih ditentang oleh mbah Martin di th 1550 an itu..
g. Tentu mas... semua-nya itu selalu DIKEMAS dan DIBUNGKUS dengan:
- MENCOMOT, MEMBAJAK, dan MENCATUT Istilah SOLA SCRIPTURA
- Tidak PERNAH BERANI MENGAKUI bahwa itu adalah Hasil Interpretasi nya SENDIRI, melainkan DIBISIKI Tuhan langsung
- Agar memperkuat perbuatan NGELES-nya itu, maka amat-lah gemar untuk KUTAP-KUTIP Alkitab hampir disetiap kali ngomong dengan orang lain atau ngetik di forum2 spt ini..
- sehingga dengan Kutipan bejibun itu, kalau ada Interpretasi yg beda dgn Interpretasi-nya --> bisa CUCI TANGAN & tinggal TUNJUK serta langsung adhominem: "Anda menentang Tuhan & Alkitab ya?"
3. Konklusi saya sendiri mas:a. Konsep Sola Scriptura adalah konsep yg mulia & beritikad positif
b. Secara Substantif, konsep tersebut bertujuan untuk membantu para domba dalam ber-Iman kepada sang penciptanya..
--> tentu hal ini sama positif-nya dengan konsep-konsep positif pada berbagai -isme yg lainnya..
c. Kita amat menyadari Keterbatasan manusia yang amat mudah tergelincir ke egoisme pribadi, nafsu duniawi, dan kepentingan sektarian.
d. Beberapa gelintir oknum tersebut, yang kebetulan adalah para organisatoris institusi berbasis ke-iman-an, bisa jadi secara conscious maupun sub-conscious menginklusi faktor-faktor gelinciran tadi, dalam rangka Survival & Growth Organisasi-nya..
e. Sehingga imho, JUSTRU telah terjadi PENGKHIANATAN dan PEMBELOKAN dari makna asal Sola Scriptura 500 th yg lalu itu, dan CUMA DIBAJAK istilah-nya saja demi ke-tiga gelinciran pada point c.
f. Dan yg memprihatinkan, PENYELEWENGAN konsep Sola Scriptura ini JUSTRU SEMAKIN MIRIP dengan perilaku para Oknum Klerik Koruptif & Abusif di Eropa abad 12-16, yang merupakan THE VERY REASON munculnya Gerakan Revolusi Sosial Protestantism itu sendiri... HOW IRONIC isnt it?
demikian imho bro...
Perilaku Shut Down Ratio yg dilakukan oleh para Oknum Klerik pada abad 12-16 itu sendiri, justru telah kembali terjadi dan lebih celakanya, MEMBAJAK BAJU Sola Scriptura yang konsep dasarnya adalah antitesis thd hal tsb..