pas-pasan sih ngga mesti juga.. biasanya justru cerdas-cerdas.. cuma kelewat kreatif.. intinya, manakala otoritas itu sudah tidak dapat ditaati, tidak mampu lagi di tegakkan, ataupun dipatuhi.. maka pastilah perpecahan atau tepatnya pembangkangan itu terjadi.. di GK yg sudah sedemikian rupa doktrinnya, dan berwibawanya Magisterium saja masih banyak umat yang menentang.. apalagi tanpa otoritas yang berwibawa.. pasti ajaran itu akan "berkembang" kekristenan kini akan menjadi evolutif... sama kaya mobil... akan muncul all new kristen xx seri xxx.... selama bumi ini masih berputar.. jadi apa guna solascriptura dalam cita2 luhur Yesus tentang bersatunya umat Allah?
Kl di pikiran saya,
GKR pun perlu introspeksi, mngapa sampai ada saudara yg keluar dari GKR dan malah ber-sola-scriptura (yg mnyatakan dg gamblang bhw GKR tidak ber-sola-scriptura).
Kmudian GKR perlu mlihat, adakah Tuhan memang bekerja dalam gerakan protestan ini?
Jika Tuhan benar-benar berkarya di sana, maka GKR perlu introspeksi lebih mendalam.
Bukan brarti protestan sudah perfect ya.
Protestan jd harus introspeksi dlm banyak hal.
------
Bgini Bro,
Pd jaman dahulu,
Imam Besar adl pejabat rohani tertinggi di Israel.
Jabatannya ditetapkan oleh Tuhan, sistemnya ditetapkan oleh Tuhan, dan mreka dijamin oleh Tuhan dg firman tertulis di Taurat.
Kl di jaman skrg, itu ibarat (umpamanya) jabatan Paus yg (katanya) ditetapkan oleh Tuhan, sistem penerusannya (katanya) ditetapkan oleh Tuhan dan dijamin dasarnya oleh (katanya) Tradisi Suci.
Tp ada masa dimana firman Tuhan justru tidak dinyatakan kpd Imam Besar (sistem yg legal, sah, berwibawa dan mjd acuan seluruh Israel) mlainkan dinyatakan kpd Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis kmudian mnyerukan firman Tuhan di padang gurun dg mdapat tantangan dr Mahkamah Agama Yahudi.
Bhw suatu organisasi itu sah tidak mjamin bhw ia selalu benar.
Semua introspeksi lah.