Meskipun muncul belakangan, Sola Scriptura sudah berjalan ratusan tahun kan ? Banyak kok yg mempraktekkan.....
Mengingat
posting-an Budi di atas, menurut pemahaman saya, orang yang merasa sudah melaksanakan
sola scriptura yang menurut Djo sudah ratusan tahun itu,
sesungguhnya tidak melaksanakan sola scriptura secara murni. Mereka hanya merasa melaksanakan
sola scriptura padahal mereduksi makna dari
sola tersebut. Merasa melaksanakan
sola scriptura, padahal bukan
sola scriptura sebab
sola-nya tereduksi. Berhubung sudah ratusan tahun menamakan pelaksanaan itu sebagai
sola scriptura, maka menjadi terasa sangat sulit mengembalikan ke pengertian
sola yang literal.
Jadi, saya pikir, mereka yang sudah mengetahui arti literal dari
sola scriptura, tidak harus bersitegang bahwa dia melaksanakan
sola scriptura, sebab sungguh-sungguh,
sola dari
sola scriptura tidak mungkin dilaksanakan. Pasti harus
scriptura plus, plus, yaitu tafsiran, interpretasi, khotbah lisan, kebiasaan jemaat, dll, dll. Atau sebaliknya, mereka yang sudah mengetahui bahwa
sola scriptura tidak mungkin dilaksanakan secara murni, harus dengan plus-plus, maka ketika mendengar seseorang mengaku melaksanakan
sola scriptura harus mengartikan bahwa yang dimaksud orang itu adalah
bukan sola scriptura yang harfiah.
Saya kira, itu satu jalan tengah.