Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.
Terinspirasi oleh beberapa hal yang muncul di diskusi, ingin saya sampaikan hal berikut:
Sudah berulang kali seorang partisipan diskusi ini menyatakan dengan gamblang bahwa ada pihak yang menambah Firman Tuhan (Alkitab), tetapi ketika diminta menunjukkan di kitab ato ayat mana penambahan yang dimaksud, sampai saat ini belum ditunjukkan. Menurut akal sehat, partisipan seperti itu dapat dikatakan partisipan omong kosong.
Ada partisipan diskusi ini mencoba mendikotomi antara Jesus Kristus dan Roh Kudus, terbukti dari perkataan Jesus Kristus pada Mat 28:20 Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman tidak direken, sementara penjelasan Paulus di 1 Kor.2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita, sangat dipahami dan dijadikan referensi. Selaku seorang yang mengaku pengikut Kristus, seharusnya tidak mendikotomi pribadi-pribadi Allah Tritunggal, ya? Kelihatannya yang bersangkutan ingin membuka sekte kekristenan baru, gejalanya tampak dari bahwa yang bersangkutan mempersamakan diri dengan Tuhan, yang mengetahui persis apa kehendak Tuhan.
Partisipan bersangkutan, dengan percaya diri yang mantap (mungkin karena merasa diri sebagai Tuhan), tidak percaya bahwa yang diberi kewenangan mengajar adalah ke-11 murid perdana dengan penerusnya, meskipun di Scriptura jelas tertulis bahwa Tuhan Jesus Kristus berkata, "Ajarlah mereka ..." kepada 11 murid. Konyolnya, yang bersangkutan menyatakan diri sebagai penganut Sola Scriptura, tetapi tidak percaya pada yang tertulis di Scriptura. Audzubuneeeengngng....
Partisipan bersangkutan menyadari kemungkinan terjadi perbedaan penafsiran antar orang per orang, namun aneh, itu pula membuat yang bersangkutan mengamini lahirnya perkumpulan baru yang menamakan diri Kristen, sementara Tuhan Jesus Kristus bilang bahwa jemaat yang didirikan hanya satu. Lagi-lagi, karena merasa diri setara dengan Tuhan, yang bersangkutan menuduh serampangan bahwa kumpulan yang disertai oleh Jesus Kristus sampai akhir zaman telah mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Jesus Kristus. Konyolnya lagi, ketika diminta menunjukkan ajaran yang dinilainya salah itu, yang bersangkutan memberi link yang hanya berupa pernyataan. Seharusnya, dengan pikiran normal, itu sangat mempermalukan diri sendiri.
Yang bersangkutan dengan gagah berani menyatakan diri penganut Sola Scriptura, tetapi ada ayat yang Scriptura yang tidak direken. Konyol, bener-bener konyol.
Yang bersangkutan juga berprasangka, bahwa walaupun seseorang tidak diberi kewenangan mengajar, sepanjang percaya kepada Jesus Kristus, berhak mengajarkan Injil. Yang bersangkutan tidak sadar, bahwa iblispun percaya pada Jesus Kristus tetapi tidak mempunyai kewenangan mengajarkan Injil.
Yang bersangkutan memandang bahwa Scriptura sebagai tolok ukur untuk menguji Tradisi Gereja, sementara Scriptura itu sendiri adalah hasil dari Tradisi Suci Gereja. Tradisi Suci Gereja yang telah menetapkan apakah suatu kitab pantas disebut kanonik ato tidak, kenapa malah yang ditentukan menguji yang menentukan? Terbolak-balik pemahaman partisipan ini.
Yang bersangkutan mengatakan "Kitab Suci harus ditafsirkan berdasarkan keharmonisannya dengan ayat ayat lainnya didalam Scriptura", entah dari ayat Scriptura mana itu dicuplik, sementara itu dia melupakan perkataan Tuhan Jesus Kristus "Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Partisipan yang begitu, bisa dibilang, LUAR BIASA BEBAL.
Semoga saja orang seperti itu cepat disentuh Roh Kudus.
Damai, damai, damai.