kalo saya boleh ikutan mas...
kata tulang saya yang pernah belajar komunikasi...
bahwa Bahasa, atau lebih tepatnya bahasa tertulis, ternyata hanyalah SATU ASPEK atau SALAH SATU METODE KOMUNIKASI SAJA..
karena katanya, Komunikasi itu bisa VERBAL dan NON VERBAL
- Verbal bisa berupa (1)Lisan atau (2)Tertulis
- Non-Verbal bisa berupa (3)Gestur atau (4)isyarat atau (5)gambar / grafis atau yang lainnya
dan jangan lupa bahwa INTI dari KOMUNIKASI adalah "MESSAGE to be CONVEYED"
sehingga suatu TEKS/ TULISAN dalam SUATU BAHASA / Language tertentu, imo, adalah suatu INTERFACE untuk men-transfer MESSAGE dari satu pihak ke pihak Lain
dan ketika Komunikasi Antar Sesama Manusia pun, seringkali TIDAK CUKUP hanya menggunakan SALAH SATU INTERFACE itu saja..
melainkan amat sering merupakan gabungan dari berbagai macam Metode / Interface (misal Tulisan + Gambar + Suara + Presentasi/Gestur, dll.) yang bertujuan untuk MEMINIMALKAN Potensi DISTORSI yang mungkin timbul...
atau scr lebih positif: Menyampaikan Message secara lebih Komprehensif..
Sehingga, tentu Bisa kita bayangkan,
Bagaimana mungkin Maksud Tuhan yg Maha Segalanya BISA DIRANGKUM dan DIRINGKAS dan DI-SIMPLIFIKASI dan DI-TRANSLITERASI secara TOTAL dan KOMPREHENSIF yang HANYA dan CUMA HANYA BOLEH ada di sekian ribu lembar TEKS dalam Bahasa Tertentu itu, yang merupakan Hanya SALAH SATU Interface Komunikasi itu..
kira-kira demikian mas, imho..
sehingga, bagi saya..
Alkitab adalah suatu SIMPLIFIKASI firman Tuhan yang di TERJEMAHKAN dalam BAHASA MANUSIA, dan tentu akan BERMAKNA sejauh KEMAMPUAN PEMAKNAAN manusia yang membacanya..
dengan kata lain..
Saya kok TIDAK BERANI mengatakan bahwa FIRMAN Tuhan itu HANYA dan CUMA HANYA dan TIDAK BOLEH TIDAK adalah SEMATA-MATA yang SUDAH TERTULIS itu..
Sebenarnya apa yang saya maksud dng istilah "teks" bukan teks yg dipakai untuk merujuk ke "tulisan" saja. (Saya sadar bahwa umumnya teks merujuk ke tulisan). Teks yang saya maksud adalah seperti yg ada dalam kata "kon
teks". Jadi, ia bisa audio, visual, bau-bauan, sentuhan dll. Kata teks, yg selalu saya gunakan, bermakna "language that is functional" atau "language that is doing some job in some context".
"Language" atau "bahasa" yg saya selalu gunakan juga bukan seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Karo, dll. Bahasa yg saya maksud adalah "system of sign" seperti dalam ilmu semiotik.
Btw, saya belum jawab pertanyaan mas cadang yg sebelumnya:
Apakah Allah sudah berhenti berfirman setelah Alkitab selesai dikompilasi? Ya, tentu saja saya tidak tahu karena saya bukan Allah
. Saya kira itu berkaitan dengan kehendak Allah saja.
Namun, bila mas cadang tanya ke saya: Apakah Alkitab sudah selesai di baca? jawab saya: seseorang tidak akan pernah selesai baca Alkitab, meskipun ia sudah pernah baca dari hal 1 sampai hal terakhir. Itu karena Alkitab adalah teks atau "language that is doing some job in some context". Visual tulisan (cetakan) nya mungkin tidak berubah, tapi unsur-unsur konteksnya berubah-ubah, sehingga makna akan terus diproduksi.
Dng demikian, IMO, adalah kurang tepat bila menganggap bahwa Alkitab
hanya tulisan, seperti yg di anggap oleh kebanyakan orang, atau Alkitab itu hanya lembaran-lembaran kertas yg terlalu sempit untuk memuat kebenaran (seperti kata Yohanes). IMO, itu adalah cara berpikir secara "flesh", bukan secara "Spirit". (seperti yg dilakukan oleh kebanyakan orang Islam thd Alquran). Orang yg berpikir secara "Spirit" akan melihat Alkitab, atau buku apapun, sebagai teks atau "language that is doing some job in some context".
Note: saya dan bro odading sedang membahas persoalan "teks", "konteks","bahasa" dan semacamnya di thread "body,mind,soul". Mungkin mas cadang bisa ikutan gabung di situ.
Salam