Author Topic: Our Daily Bread  (Read 546 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Our Daily Bread
« on: July 17, 2013, 06:55:19 AM »
Quote
http://odb.org
http://odb.org/2013/07/17/what-we-talk-about/

What We Talk About
July 17, 2013 — by Bill Crowder

Read: Psalm 19
Let the words of my mouth and the meditation of my heart be acceptable in Your sight, O Lord. —Psalm 19:14

Bible in a Year:
Psalms 18-19; Acts 20:17-38

Perhaps you are familiar with the saying, “Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people.” Admittedly, there are ways to speak of people that can honor them. But this saying highlights our darker experiences. In a world of ever-present media—social and professional—we are continually confronted with people’s lives at a level of intimacy that can be inappropriate.

Worse, this tidal wave of personal information about others could become grist for our conversational mills to the point that gossip becomes the norm—and not just about the rich and famous. People in our workplaces, churches, neighborhoods, and families can also be targets of sharp tongues and feel the pain of discussions that never should have happened.

How can we escape our inclination to use words to hurt others? By recognizing that the ultimate Hearer of our words is God, who longs for us to be better than that. With the psalmist, we can pray, “Let the words of my mouth and the meditation of my heart be acceptable in Your sight, O Lord” (Ps. 19:14). When we seek to please God with our conversations about others, we honor Him. With His help, we can glorify Him through what we talk about.

Forgive me, Father, for the times my speech
crosses the line of that which is appropriate.
Help me to understand the power of words,
and give me the wisdom to use them well.
It is better to bite your tongue than to make a biting remark.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread
« Reply #1 on: July 17, 2013, 07:03:27 AM »
Quote
http://santapanrohani.org/
http://santapanrohani.org/2013/07/17/yang-kita-bicarakan/

Yang Kita Bicarakan
07/17/2013 — Bill Crowder

Santapan Rohani Audio
Baca: Mazmur 19

Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku. 
—Mazmur 19:15

Bacaan Untuk Setahun:
Mazmur 18–19
Kisah Para Rasul 20:17-38

Anda mungkin pernah mendengar ungkapan, “Orang yang berpikiran luas suka membicarakan gagasan; orang yang berpikiran rata-rata suka membicarakan peristiwa; orang yang berpikiran kerdil suka membicarakan orang lain.” Memang, bisa 
saja kita membicarakan orang lain dengan 
cara yang menghormati mereka. Namun ungkapan di atas merujuk pada perbuatan kita yang tak pantas. Dengan hadirnya media sosial maupun profesional di mana-mana, kita pun terus-menerus diperhadapkan dengan kabar tentang kehidupan pribadi orang lain yang terkadang tak pantas untuk kita ketahui.

Lebih buruk lagi, derasnya arus informasi pribadi tentang orang lain ini bisa menjadi bahan pembicaraan di antara kita, sampai-sampai kita menganggap bahwa gosip adalah hal yang wajar dan gosip ini tak hanya ditujukan pada kalangan selebriti. Orang di tempat kerja, gereja, lingkungan, dan keluarga kita bisa menjadi sasaran dari perkataan yang tak pantas, dan bisa jadi mereka menderita akibat sesuatu yang seharusnya tak perlu dibicarakan.

Bagaimana kita bisa meloloskan diri dari kecenderungan untuk mengucapkan kata-kata yang menyakiti orang lain? Dengan cara menyadari bahwa Allah merupakan pendengar utama dari perkataan kita, dan Dia menginginkan kita untuk memiliki sikap yang pantas. Bersama pemazmur, kita bisa berdoa, “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku” (Mzm. 19:15). Ketika berusaha untuk menyenangkan Allah melalui percakapan kita tentang orang lain, kita sedang menghormati Dia. Dengan pertolongan-Nya, kita bisa memuliakan Dia melalui ucapan kita.

Ampuni aku, Bapa, setiap kali perkataanku melampaui batas dari apa yang pantas kuucapkan. Tolong aku untuk memahami pengaruh dari perkataan, dan beriku hikmat untuk berkata-kata dengan baik.
Lebih baik diam seribu bahasa daripada 
mengeluarkan ucapan yang menyakitkan hati.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Our Daily Bread
« Reply #2 on: July 17, 2013, 11:10:20 AM »
Renungan yang bagus. Puji Tuhan.

Terima kasih who am i. Diberkatilah engkau dengan segenap orang yang engkau kasihi.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread
« Reply #3 on: April 01, 2015, 06:12:03 AM »
Renungan yang bagus. Puji Tuhan.

Terima kasih who am i. Diberkatilah engkau dengan segenap orang yang engkau kasihi.

thank you bro Husada. Tuhan memberkati anda dan keluarga juga.
sorry baru reply...

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Our Daily Bread
« Reply #4 on: April 01, 2015, 06:17:13 AM »
http://santapanrohani.org/2015/04/
Sakit yang Mulia
01/04/2015
http://cdn.odb.org/files/2015/04/01-770x425.jpg

Baca Sekarang: Yohanes 16:17-24 | Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 13–15 ;Lukas 6:27-49
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=YOH.%2016:17-24
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=HAK.%2013%E2%80%9315
http://Alkitab.sabda.org/passage.php?passage=LUK.%206:27-49

http://cdn.rbcintl.org/odb/id/id-odb-2015-04-01.mp3


[Yesus berkata,] “Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” -Yohanes 16:22

Saya bertanya pada beberapa teman tentang pengalaman tersulit dan menyakitkan dalam hidup mereka. Jawaban mereka mencakup peperangan, perceraian, operasi, dan wafatnya orang yang mereka kasihi. Jawaban istri saya, “Kelahiran anak pertama kita.” Saat itu, persalinan di sebuah rumah sakit militer yang sepi tersebut berlangsung lama dan berat. Namun saat mengingat hal itu, ia merasa sangat bersukacita “karena rasa sakitnya punya maksud yang mulia.”

Sebelum Yesus disalib, Dia memberitahukan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan mengalami masa-masa yang penuh penderitaan dan kesusahan. Tuhan membandingkan pengalaman yang akan menimpa mereka itu dengan pengalaman seorang ibu saat melahirkan; penderitaannya berubah menjadi sukacita ketika bayinya lahir (Yoh. 16:20-21). “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (ay.22).

Kesusahan selalu saja ada di sepanjang jalan hidup kita. Namun Yesus, “yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibr. 12:2), telah membayar lunas pengampunan dan kebebasan bagi setiap orang yang membuka hati kepada-Nya. Pengorbanan-Nya dalam penderitaan telah menggenapi maksud kekal Allah untuk memungkinkan kita menjalin persahabatan dan persekutuan dengan-Nya.

Sukacita Juruselamat kita, saat mengatasi penderitaan-Nya, sama seperti sukacita dari-Nya saat mengatasi penderitaan kita.

Ya Bapa, Yesus, Anak-Mu yang mulia memilih untuk menderita bagiku. Terima kasih atas pengorbanan-Nya untuk menggantiku. Terima kasih karena penderitaanku pun bisa Engkau pakai untuk menjadikanku serupa dengan-Nya.

Penderitaan dapat semakin menarik orang Kristen mendekat kepada Kristus.