Sbnrnya diagnosa Dissociative Identity Disorder (d/h MPD) ini masih mnimbulkan ktidaksepahaman di kalangan praktisi psikologi.
Memang benar ada bbrp kasus spt yg diangkat di link tsb, tp ptanyaan utamanya adalah :
"Darimanakah kita bs buktikan bhw switching personality itu benar-benar terjadi scr nyata atau hanya rekayasa (klaim) subject semata?"
Saya phatikan banyak org yg salah psepsi thd DID ini.
Sso dapat dkategorikan DID jika dia mngalami lebih dari 1 episode perubahan kpribadian dimana masing-masing beraktivitas ssuai kpribadiannya tetapi pribadi yg satu tidak ingat sama skali dg aktivitas pribadi lainnya.
Jd jika sso suka marah-marah di pagi hari tp lalu mnyesal stengah mati atas kmarahannya, itu bukan DID.
Mgkn saja org itu bkata : 'Saya ngga kenali diri saya yg di pagi hari itu' tp org itu ingat apa yg ia lakukan di pagi itu, maka kasus ini bukan DID.
Nah, anggaplah benar ada kasus DID.
Kita skrg mau bahas dr sudut pandang mana?
Psikologi atau rohani?
Kl bicara ttg 'dosa' maka kita bicara dari konteks rohani.
Kl dari sisi rohani, DID dsebabkan oleh kontrol kuasa kegelapan atas diri sso shg org itu mjd tidak sadar (black-out) dimana roh jahat itu masuk krn pristiwa traumatis yg tidak tertangani (mostly pelecehan seks ktika masih anak-anak).
Roh jahat mngambil kendali atas sso dg mciptakan kpribadian baru dan btindak seenaknya.
Org itu akan butuh pelepasan.