Misalnya,
Allah ngga perlu 'mencari-tau' (dg ilmu terawang) 5341 tahun lagi siapa yg akan lahir.
Allah tinggal tentukan saja bhw pd thn 5341, si A, si B, si C, si D harus lahir dan Dia tinggal tentukan siapa yg selamat dan siapa yg binasa.
Iya, kalo menurut saya emang bold... Dia nggak "mencari tau", siip.
Semua simultan di rancangan Dia di Kekekalan. Dimana Kekekalan itu sendiri udah nggak ada fokusnya ttg past-present-future.
Yang past bisa jadi adalah future
Yang future bisa jadi adalah past
Namun yang pasti
always present.
Yang manusia bisa mengertikan ya yang cuma
always present itu.
Allah menyatakan :
Aku mengasihi Yakub membenci Esau SBJ.
IMO, ampe botak-conge-an kita nggak akan bisa mengertikan kalimat tsb. Bagi saya, satu2nya jalan adalah SBJ disitu dimengertikan = pada Kekekalan ---> dan ini sudah masuk ke ranah diluar akal manusia.
Dan supaya bisa masuk akal, maka mao gak mao hal ini dimengertikan bhw Allah mengetahui
ibarat secara peramal, dimana Allah itu sendiri sudah masuk didalam kronologi manusia yg berdurasi ---> so disini, istilah
"Allah yang timeless" tidak bisa di aplikasikan.
Kl mnrt saya,
Tuhan itu menentukan sbuah grand-design.
Utk mwujudkan grand-design ini, Ia mlakukan predestinasi (penentuan).
Tp utk hal-hal di luar grand-design, Ia mbrikan free-will.
Ya ... saya rasa bisa juga begitu. Cuma tidakkah ini jadi menuntun siip utk bertanya-tanya :
KENAPA disitu ada yg grand-design dan ada pula hal2 yg diluar grand-design ?Setidaknya bagi odading, kalo saya berpendapat spt quote siip diatas - ini jadi menambah ke kompleks-an dari yang sudah sulit dimengerti, karena menimbulkan pertanyaan2 baru ... hehehe
. Pertanyaan2 barunya, misal sbb :
Misalnya ya :
Allah SBJ sudah menentukan bhw Injil akan masuk ke Sumbawa oleh pemberitaan Poltak.
KENAPA cuma Sumbawa ? Kenapa gak tempat2 laen ?
Dan dengan berpedomankan
teori odading bhw SBJ itu = pada kekekalan, maka ini menjadi
"always present" dari pov manusia ---> yakni :
YANG kita ketahui sampai saat ini adalah ya baru cuma Sumbawa.
Mao 1000 tahun kemudian dari tgl 5 September ini, semisal nanti manusia mengetahui
Injil masuk timbuktu ---> ya ini tetep aja istilahnya yg dipake SBJ di tgl 5 September ini, kaan ?
Dengan demikian di tgl 5 September ini dimana manusia SUDAH mengetahui bhw Injil telah masuk sumbawa membuat statement : Allah memilih/mempredestinasikan Injil masuk Sumbawa SBJ = Allah memilih/mempredestinasikan Injil masuk Sumbawa
NOW/present/saat ini.
1000 tahun kemudian ? Ya nggak tau lah ...
.
Apapun yg Poltak lakukan, dia pasti suatu hari akan percaya pd injil dan mpertahankan iman, dan pasti Poltak akan berkarya di Sumbawa.
Dari sini, maka krono logiknya adalah yg saya sajikan di post di #12 ---> 7 kronologi (
http://forumimankristen.com/index.php/topic,1624.msg52111.html#msg52111).
Dan dari sini menimbulkan pertanyaan sbb :
Nah di Sumbawa itu sndiri, Tuhan brikan free-will bagi penduduk kota itu utk menerima atau menolak pmberitaan Poltak.
Pertanyaannya : Ketika SBJ Allah menentukan Poltak mengabari Injil bagi penduduk yg free-will, Allah TAU nggak siapa2 saja yg akan menerima dan menolak dari kesemua penduduk freewill ? Allah TAU nggak bhw dari yang menerima itu bbrp akan menjadi "poltak2" berikutnya ?
Kalo YA, Allah tau bhw dari bbrp (ataupun bahkan semua) penduduk free-will yang menerima penginjilan Poltak akan menjadi "poltak2" lainnya ---> maka ini berarti "poltak2" berikutnya TIDAK mempunyai freewill ---> So, kalimat
"menentukan Poltak utk memberitakan penduduk2 sumbawa yg freewill" tidak bisa di aplikasikan, kaaan ?
.
Dan dari contoh diatas, nanti akan kembali lagi ke "always present" ---> yakni dikala sekian tahun telah berlalu, dan dr bbrp penduduk2 yg di tgl 5 september 2013 kita asumsikan mempunyai freewill .... 10 tahun kemudian, kita menemukan "poltak2" baru ... maka kita canangkan (10 tahun kemudian) bhw "poltak2" baru ini telah Allah pilih SBJ (yg padahal di hari ini kita canangkan penduduk2 yg freewill dimana "poltak2" baru termasuk didalamnya).
Tidakkah siip melihat pattern-nya disitu ?
Bahwa istilah SBJ itu, dari pov manusia "always present" ?
.
salam.