Nah, sekarang kenapa Allah menaroh pohon tsb yang jelas2 berarti bisa terbuka kemungkinannya AdamHawa memakan buah pohon tsb ? Apakah karena SBJ Dia memang predestined AdamHawa mati ? Lalu masih di SBJ Dia merancang : "akh NANTI, agar AdamHawa bisa mati - tak taroh pohon ah... supaya dari pov mereka Saya keliatan baik, tak kasih tau mreka bhw kalo buah pohon itu dimakan mereka bisa mati .., terus nanti tak taro uler ajaib yg bisa menghasut mereka, dst dst dst .... hihihihi... mereka gak tau, padahal itu emang rencana Saya kok"
Terus kalo saya memilih Allah menjunjung tinggi the realization of salvation, itu dengan mempredestined AdamHawa mati supaya ketidakselamatan itu terwujud sehingga barulah bisa terwujud tindakan penyelamatan ?
Kalo dalam skenario saya (
yah..bagaimanapun juga, bro oda, kita ini sekarang sedang menciptakan karakter Allah. ),penciptaan manusia itu sudah terjadi dan sampai sekarang
masih berlangsung. Nah lo...
Ketika Allah sepakat untuk menciptakan sesuatu menurut image-Nya, Ia memulai sebuah proyek yang besar, yang kita sebut Life. Dan Life itu sampai detik ini masih terus dalam kondisi
been becoming. Jadi, sudah terjadi, tapi masih terus berlangsung (seperti Present Perfect Continuous Tense dalam bahasa Inggris lah). It is not yet perfect as
plannedSekarang, apakah artinya sesuatu diciptakan menurut image Allah? Artinya adalah sesuatu itu seperti Allah, tapi tetep bukan Allah karena Allah adalah Pencipta dan sesuatu itu adalah ciptaan (qualitative difference). Sesuatu itu disebut manusia.
Karena dicipta menurut image Allah, manusia punya aspek image kedaulatan Allah, yakni yg disebut freewill. Motivasi AdamHawa makan buah itu adalah ekspresi natural dari freewill ini. Dengan kata lain, karena diciptakan sesuai dng image Allah, maka adalah wajar bila AdamHawa mengingini buah itu. Namun, tentu saja ini bukan hasil akhir dari plan di atas (yg saya merahi), tetapi
hal ini merupakan salah satu bagian dari proses menuju terwujudnya plan tsb.
Karena diciptakan menurut image Allah, manusia (seharusnya) punya aspek image kesucian Allah. Namun, aspek yg satu ini adalah sesuatu yang tidak dapat dijadikan sekejap mata, seperti halnya aspek freewill. Kesucian adalah aspek yg harus ter-uji. (Lihat Yesus. Sebagai wujud
plan Allah, harus dicobai oleh Iblis). Nah, lalu bagaimana caranya? Allah taruh AdamHAwa di Firdaus, taruh Pohon itu, taruh buah itu, taruh ular itu, ....dst dst --> inilah step ujian tsb. Allah tahu bahwa AdamHawa pasti jatuh karena Allah menciptakan AdamHawa berdasarkan imageNya, yakni dng freewill.
Kejatuhan ini tentunya
salah satu bagian lagi dalam proses terwujudnya
plan di atas. Untuk menciptakan aspek image kesucian Allah, bagian kejatuhan ini nggak bisa dilewati. Namun, tentunya bukan itu saja. Masih ada
bagian-bagian yg lain dalam proses terwujudnya
plan di atas: salvation (penebusan dan justifikasi). Dan abis itu ada lagi: glorification.
Begitulah karakterisasi Allah dalam skenario saya.
Jadi, dalam skenario saya, perkataan Allah yg ungu dalam post bro oda di atas tidak signifikan. Mungkin akan jadi signifikan jika dalam skenario saya, tokoh Allah adalah sosok yang "nggak Allah-Allah banget" dan tokoh manusia adalah sosok yg "nggak manusia-manusia banget". Dengan kata lain, serba nanggung.
Apakah disini saya bisa/boleh menyimpulkan bhw AdamHawa memang were predestined utk mati ? Supaya "cita2"NYA di SBJ menjunjung tinggi Salvation bisa terwujud ?
Bukan "dipredestinasikan utk mati" tapi "diketahui pasti mati".
Dan, dalam skenario saya, tidak ada hierarki nilai dalam Allah. Jadi, tidak ada menjunjung tinggi ini lebih dari itu, atau itu lebih dari ini.
Karena budi menggunakan kata "udah" berarti ada "sebelum", ya kan ? Nah, Kapan ? Diketika Dia merancang step2 yang begimana ? Kalo menurut budi, Allah bekerja secara logik, gak ? .
Saya rasa dari penjelasan skenario saya di atas udah bisa dilihat jawaban untuk pertanyaan di atas, ya?
Apakah Allah bekerja secara logik? Well, bisa dilihat di penjelasan skenario di atas, bahwa Allah logik banget.
Aku rada gak ngerti nih ... waktu budi membandingkan bhw ortu tidak mungkin menaroh buah beracun yg = 50/50 anaknya makan ---> ini bukan ekspresi Kasih. Yang menunjukan sifat Kasih ortu itu adalah kalo ada buah beracun di meja maka dibuang itu buahnya.
Tapi kok yang Tuhan, budi berpendapat bhw ekspresi Kasih Allah itu melalui mempercepat kematian Adam dgn menaruh pohon dgn buah beracun, menaruh iblis, (ungu2nya saya) dengan demikian agar bisa mempercepat tindakan penyelamatan yg sudah Dia ngebet SBJ utk diwujudkan ?
Saya rasa dari penjelasan di atas, bro oda bisa lihat bagaimana "percepatan" itu merupakan bagian dari proses penciptaan manusia yg sesuai dng
planNya. Dan, kalo nggak dicepatin, malah jadi sengsara banget ntar si manusia ini.
Saya belrpendapat Allah bekerja secara logik (urutan/order yg tidak mengandung durasi - flowchart) sekalipun pekerjaanNYA supraNatural .
Ya, dalam skenario saya, Allah juga bekerja dengan urutan/order yang logis. Saya harap logisnya bisa terlihat di penjelasan saya di atas.
Waktu budi bertanya : maka jawaban saya adalah : tidak ... AdamHawa tidak/belon tau ttg sistem ini ... makanya dikasih tau oleh Allah .
Pohon beracun tidak saya mengertikan yg seperti dugaan budi : "nih tak taroh pohon beracun supaya AdamHawa bisa jadi mati"
"pohon beracun" adalah ya bagian dari keseluruhan sistem tsb ---> suatu ketetapan yg mengandung keadilan ---> ada order/rule .
CMIIW, apakah Allah semacam bekata pada AdamHawa, "
OK, jadi gini sistemnya guys. Ntar kamu akan ditawari buah sama seekor ular. Kalau kalian makan buah itu, kalian mati. Paham? Tapi, kalau kalian mati, Aku akan selamatkan kalian. Soalnya Aku sayang sama kalian. So, kalian nggak akan mati-mati amat."
Begitukah? Kok ....lucu ya
Saya masih cenderung berpendapat : tindakan Kasih agar manusia bisa selamat itu terus menerus Allah nyatakan dalam berbagai cara. Dan itu Dia lakukan sejak AdamHawa (first LAW). AdamHawa keblejok, generasi berikutnya dikasih lagi (tindakan Kasih) cara2nya agar bisa selamat melalui Firman ---- masih juga pada keblejog, terus aja tindakan KasihNYA gak berhenti melalui Firman. Yang gak pernah denger Firman secara audible ataupun visible liwat text tulisan, ya tetep aja tindakan Kasih-NYA dengan menaruh LAW di hati manusia ---> dan semua itu dari pov manusia adalah 100% freewill .
Itulah yang saya sebut kasih yang nanggung (dari pov Allah dan manusia). Menunjukan kasih kok pakai LAW? (IMO, Kasih itu malah semestinya breaks the LAW lho... Inkarnasi breaks the LAW of nature, Pengorbanan Yesus breaks the LAW, dll --> "breaks" di sini bukan "melanggar" tapi "melampaui" )
Bisa budi tolong perjelas maksud dari kalimat "menolak keselamatan - menerima kebinasaan" ?
Soalnya saya punya bbrp pandangan pada "menolak keselamatan" :
1. tidak memilih menjadi Kristen (sekali event)
2. tidak patuh pada Firman sepanjang hidupnya
3. tidak mengikuti kata-hatinya yg menyatakan benar sepanjang hidupnya
Sewaktu Yesus berkata: ".....supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.", ada sebuah option di situ:
a. percaya padaNya dan selamat
b. tidak percaya padaNya dan binasa
Dan pilihan yang mungkin hanya dua macam:
Tidak pilih a = pilih b.
Tidak pilih b = pilih a.
Jadi, tidak pilih selamat = pilih binasa.
Salam