Author Topic: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?  (Read 34762 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #165 on: October 16, 2013, 06:11:56 PM »
Ngga placebo sih.
Justru masa-masa tjadi prubahan yg besar itu yg harus jd standar minimal.
Itu istilahnya 'kasih yg semula'.

Mungkin kalau istilah placebo terlalu 'kasar' ya, bro.
Tetapi adalah kenyataan bahwa orang yang konon 'sudah lahir baru' ternyata kemudian jatuh lagi.

Syalom

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #166 on: October 16, 2013, 06:14:09 PM »
Yg penting bangun lagi dan lagi dan lagi dan lagi sampai kuat.

Ams 24:16
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #167 on: October 16, 2013, 06:16:34 PM »
Yg penting bangun lagi dan lagi dan lagi dan lagi sampai kuat.

Ams 24:16
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.


Jadi anda setuju jika keselamatan tidak diberikan tanpa syarat ya, om?
Bahwa keselamatan harus diperjuangkan dan sungguh sungguh dijalani, bahkan setelah kita 'lahir baru'.

Begitukah?

Syalom

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #168 on: October 16, 2013, 07:12:18 PM »
Jadi anda setuju jika keselamatan tidak diberikan tanpa syarat ya, om?
Bahwa keselamatan harus diperjuangkan dan sungguh sungguh dijalani, bahkan setelah kita 'lahir baru'.

Begitukah?

Syalom

Yg pasti Tuhan sudah mbuka jalan utk keselamatan dg karyaNya di Golgota.
Sseorang sulit utk tau persis apakah dia memang sudah dipilih eksklusif utk selamat ataupun diberikan free-will utk menanggapi Injil.
Krn itu jika sseorang mmahami Injil dan menerima Yesus Kristus sbg Tuhan, maka ia harus sungguh-sungguh mhidupi Injil tsb.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #169 on: October 16, 2013, 07:20:41 PM »
Yg pasti Tuhan sudah mbuka jalan utk keselamatan dg karyaNya di Golgota.
Sseorang sulit utk tau persis apakah dia memang sudah dipilih eksklusif utk selamat ataupun diberikan free-will utk menanggapi Injil.
Krn itu jika sseorang mmahami Injil dan menerima Yesus Kristus sbg Tuhan, maka ia harus sungguh-sungguh mhidupi Injil tsb.

Amen

 :deal:

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #170 on: October 17, 2013, 02:03:16 AM »
Maaf baru saya reply.

Krn saya tidak temukan adanya counter ayat yg sesuai dari Bro Budi utk mnerangkan bhw ayat-ayat yg saya kutip itu tidak menerangkan tentang dosa turunan.

Smua ayat yg saya sajikan telah di counter dr argumen bhw ayat-ayat itu saya artikan dg terlebih dahulu saya punya konsep bhw dosa itu dwariskan dari kelahiran (asumsi bhw saya ber eisegesis).

Pdhl, kl saya merunut perjalanan pmahaman saya, maka justru dari ayat-ayat itulah (yg saya baca scr eksegese alias apa adanya), maka saya mjadi yakin bhw dosa memang diturunkan dari kelahiran.
Krn saya yakin spt itu (bdsk ayat-ayat itu), maka ayat-ayat itulah yg saya sajikan.

-----------

Jika Bro Budi ingin counter argumen saya, maka tolong tunjukkan ayat-ayat yg mjelaskan bhw ayat-ayat yg saya sajikan itu tidak menunjukkan bhw dosa diturunkan dari sejak kelahiran.

Ga pa pa bro siip.

Pertama2 saya ingin menanggapi yang warna hijau dulu. Sbenarnya yang hijau itu kurang pas. Apa yang saya lakukan di post #65 hal 5 sebenarnya bukan meng-counter argumen bro siip. Di situ saya sedang mengkritisi pembacaan bro siip atas ayat-ayat yg disajikan di situ. Saya melakukannya dengan cara menganalisa struktur tematik dari klausa2 yg ada di ayat2 tsb. Saya menunjukan bahwa tema dari klausa2 tsb adalah bukan ttg diturunkannya dosa bagai genetika. Dng kata lain, kesimpulan bahwa dosa diturunkan bukan berupa kesimpulan yg langsung dari ayat2 tsb. Ayat2 tsb lebih seperti referensi sampingan ketimbang referensi langsung.

Mengenai eksegese dan eisegese, terus terang saya baru tahu kedua istilah tsb setelah bro siip menyebutkannya. Dari hasil cari tahu saya lewat google ttg dua istilah tsb, saya juga menemukan bahwa somehow eksegese dinilai lebih "baik dan benar" ketimbang eisegese. Terus terang hal tsb tidak berlaku bagi saya. Saya tidak keberatan dengan eksegese maupun eisegese. Bagi saya, dua hal tsb hanya metode pembacaan. Saya tidak melihat bahwa yg satu lebih "baik dan benar" ketimbang yang lain. Yang menjadi perhatian saya adalah prinsip kekonsistenan saja, atau accountability to the source/text.

Mengenai yang merah, saya rasa kita perlu melihat dulu argumen2 yg dimaksud. Kita tahu bahwa kita sedang berbicara ttg apakah dosa adalah sesuatu yg diturunkan atau tidak. Saya bilang tidak, bro siip bilang iya. Lalu, bro siip menunjukan kepada saya beberapa ayat yg menurut bro siip membenarkan argumen bro siip. Saya membaca ayat-ayat tsb dan saya tidak mengerti bagaimana bro siip bisa menggunakan ayat2 tsb untuk membenarkan argumen bro siip. Jadi, argumen bro siip yg saya counter di situ bukanlah yg "Bahwa dosa itu diturukan", melainkan yang "Bahwa ayat2 ini membenarkan argumen saya".

Dengan demikian, saya rasa kurang tepat apabila bro siip meminta saya menunjukan ayat2 untuk menyokong counter saya atas argumen yg saya underline tsb. Sebab, yang saya butuhkan adalah cara membaca struktur tematik dari sebuah klausa. Apakah ada ayat2 ttg bagaimana cara membaca struktur tematik sebuah klausa?

--nyambung ke bawah ya--

« Last Edit: October 17, 2013, 02:06:54 AM by budi »

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #171 on: October 17, 2013, 02:03:39 AM »
Mungkin Bro Budi punya ayat yg pas utk mjelaskan tulisan Paulus ini :

1 Kor 7:14
Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.


Saya juga yakin bhw dosa adalah sesuatu yg di-commit. Tp more than that, ternyata kondisi iman dari orang tua si anak juga menentukan kondisi dari si anak itu (kudus ataupun cemar). Jauh sebelum anak-anak dapat di hold-accountable berdasarkan apa yg mreka 'commit', ternyata kondisi kudus atau cemar itu sudah terlekat pd mreka di hadapan Tuhan. I can assure Budi bhw saya melihat ayat-ayat itu apa adanya, maka itu saya punya kyakinan bhw dosa itu diturunkan juga.

Nah, di bagian ini kita sudah tidak berbicara soal bagaimana bro siip membaca ayat2. Di bagian ini, bro siip meminta saya untuk menjelaskan bagaimana saya sampai pada kesimpulan bahwa dosa tidak diturunkan bagaikan genetika, dengan cara menjelaskan bagaimana saya membaca ayat dari Korintus tsb.

Saya kutipkan konteksnya di sini:
10 To the married I give this command (not I, but the Lord): A wife must not separate from her husband. 11 But if she does, she must remain unmarried or else be reconciled to her husband. And a husband must not divorce his wife.

12 To the rest I say this (I, not the Lord): If any brother has a wife who is not a believer and she is willing to live with him, he must not divorce her. 13 And if a woman has a husband who is not a believer and he is willing to live with her, she must not divorce him. 14 For the unbelieving husband has been sanctified through his wife, and the unbelieving wife has been sanctified through her believing husband. Otherwise your children would be unclean, but as it is, they are holy.

15 But if the unbeliever leaves, let it be so. The brother or the sister is not bound in such circumstances; God has called us to live in peace. 16 How do you know, wife, whether you will save your husband? Or, how do you know, husband, whether you will save your wife?


Ayat tsb berada dalam konteks wacana ttg pernikahan, ttg hubungan suami istri. Menarik bagi saya adalah kata2 dalam tanda kurung. Ttg wacana hubungan suami dan istri, subyek pembicaraan Allah hanya suami dan istri, bukan anak2 (ay 10-11). Sementara itu, subyek ttg anak2 baru muncul dalam pembicaraan Paulus pribadi (ay 12 - 16). Klausa yg saya underline menunjukan bahwa subyek ttg anak2 ini menjadi "center of gravity", atau "alasan utama" mengapa Paulus membuat nasehat seperti itu. Jadi, Paulus menasehatkan bahwa supaya anak2 ttp holy maka suami dan istri tidak boleh bercerai (seperti perintah Allah), meskipun mereka beda agama. Kalau mereka bercerai (thus melanggar perintah Allah), anak-anak mereka akan jadi cemar.

Sekarang, kembali ke topik dosa warisan, jika konsep dosa warisan bro siip benar, maka semua anak yg terlahir dari laki-laki dan perempuan akan mengandung dosa (unclean), terlepas dari apapun agama si ayah dan si ibu. Namun, kita baca di ayat 14 di atas bahwa anak-anak bisa dalam keadaan "unclean" atau "holy". Jadi, ada kejanggalan di situ, bila konsep dosa warisan bro siip benar. Maksud saya, jadinya mana yg benar? Semua bayi pasti unclean karena dosa warisan, atau bisa unclean dan bisa holy? Bila kita konsisten dengan cara pembacaan yg memasukan unsur konsep dosa warisan seperti yg bro siip percaya, maka kita akan dihadapkan pada dilema: either konsep dosa warisan itu salah atau konsep Paulus ttg bayi bisa unclean atau holy itu salah. (well, ada juga sih kesempatan untuk "menyuntikan" suatu konsep yg lain lagi supaya dilema ini hilang).

Karena saya tidak memakai konsep dosa warisan seperti yg bro siip percaya, saya tidak dihadapkan dengan dilema seperti itu.

Sebelumnya, saya ingin mengulang sedikit bagaimana saya memahami dosa. Dosa adalah pelanggaran hukum. Ia adalah sesuatu yg di-commit. Ketika Adam dan Hawa berdosa, mereka telah kehilangan natur mereka yg baik di mata Allah (pertama-tama natur psikologis). Karena kehilangan natur ini, mereka menjadi manusia yg pasti menghasilkan dampak-dampak negatif bagi keturunan2 mereka. Dampak-dampak negatif ini pun akan me-nurture keturunan2 mereka sehingga keturunan2 mereka pun pada suatu saat pasti berdosa. Jadi, saya tidak melihat dosa warisan secara metafisik, melainkan secara natural (bahkan bisa dibilang scientific).

Demikian pula cara saya membaca ayat dari Korintus tsb. Saya tidak membacanya secara metafisik, tetapi secara natural saja. Kalo ortu cerai, anak2 pasti jadi tumbuh dan berkembang secara tidak baik. Kalo ayah dan ibu tidak beriman, ya pasti si anak tidak akan pernah mendapat edukasi ttg Kristus dari ortunya. Kalo salah satu ortu beriman, ortu yg beriman tsb akan hidup baik sehingga pasangannya bisa ketularan jadi baik sehingga anaknya pun jadi baik. (Namun ini adalah versi yang idealnya. Versi realnya tetu saja bisa berbeda. Oleh sebab itu, Paulus memberi tip yang "menampar", "How do you know, wife, whether you will save your husband? Or, how do you know, husband, whether you will save your wife?" ).

Jadi, kata "unclean" dan "holy" disitu tidak berbicara ttg status posisi anak dalam kaitan dng dosa, melainkan ttg status posisi anak dalam hubungan dng Kristus lewat edukasi ortunya. Dalam kaitan dng dosa, semua orang pasti berdosa. Dalam kaitan dengan Kristus, tidak semua orang mengenal Kristus.


Cheers

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #172 on: October 17, 2013, 02:15:15 AM »
Saya juga yakin bhw dosa adalah sesuatu yg di-commit.

Tp more than that, ternyata kondisi iman dari orang tua si anak juga menentukan kondisi dari si anak itu (kudus ataupun cemar).

Jauh sebelum anak-anak dapat di hold-accountable berdasarkan apa yg mreka 'commit', ternyata kondisi kudus atau cemar itu sudah terlekat pd mreka di hadapan Tuhan.


Bro siip, ada yang ketinggalan.

Saya juga mau tanya: bagaimana orang bisa di hold accountable atas hal yg mereka commit apabila "kondisi kudus atau cemar sudah terlekat di hadapan Tuhan" sejak awal? Maksud saya, apabila sejak lahir orang sudah membawa di dalam diri mereka suatu "program" untuk "tidak bisa tidak berdosa", bagaimana mereka bisa di hold accountable atas hal yg mereka commit berdasarkan "program" tsb?


Cheers

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #173 on: October 17, 2013, 02:41:33 AM »
Bgini Bro Oda dan Phooey juga...

Pribahasa bapak makan buah mentah dan gigi anaknya ngilu ini muncul pd 2 tempat di Alkitab, keduanya adalah di Kitab PL.

Kedua konteks itu punya makna yg bbeda.

Pd konteks yg pertama (Yeremia),
Tuhan bicara mngenai suatu jaman Perjanjian Baru dimana pd jaman itu pribahasa ini tidak akan berlaku lagi.
Nah bold itulah yang saya ingin tau, siip ---> "pada jaman itu" itu ngerujuk kapan ? NANTI ? entah kapan yg pasti bukan sekarang di jaman ini ? ataukah saat ini di jaman sekarang sudah memasuki kalimat "pada jaman itu" yang dicanangkan ribuan taon lalu ?

Quote
Kl dgabungkan tanpa aneh-aneh, maka jadinya kira-kira spt ini :

1. Dosa ayah akan dbalaskan ke anak cucu sampai generasi ketiga atau keempat
2. Tp jika si anak tumbuh sbg seorang yg mlakukan kebenaran menurut Taurat, maka di mata Tuhan dosa ayahnya tidak akan dtanggung si anak
Ya itu dah maksud saya yg pernah saya respond ke siip ttg perihal ini.

No-1 = TRUE jika merah = FALSE ---> so, no-1 mengandung pra-syarat.

Dilain sisi,
ungu = TRUE jika si anak merah = TRUE.

Quote
3. Ada kondisi dosa tertentu dimana kepala keluarga mlakukan dosa berat, maka Tuhan bisa mhukum si anak atas dosa ayahnya
Yang di cerita ngebabat abish bayi dan anak2 juga itu yah, siip ?

Quote
4. Ada jaman PB dimana Taurat tidak lagi dberlakukan shg seorang akan otomatis dibenarkan dan tidak mnanggung dosa bapaknya jika ia menerima Perjanjian Baru
apakah si bayi masih tetep menanggung dosa person Adam ?

Quote
5. Krn Taurat tidak lagi berlaku di jaman PB, maka poin 2 tidak mungkin bisa dicapai sso tanpa Kristus shg yg berlaku adl poin 1
Pada kalimat merah di point-2 .... kan katanya tidak ada 1 orangpun yang benar melakukan Taurat, siip ? (imo) FAITH-lah yang jadi acuannya - bukan Taurat-nya .... di jaman KainHabil kan belon ada Taurat ? :).

Kembali ke tentang peribahasa tsb.
Saya sekarang didalam posisi sependapat dengan OS - so, saya setarakan kalimat siip pada point-1 dan point-2 ke person Adam dengan merubah sedikit, yah :).

  • 1. Dosa Adam akan dbalaskan ke anak cucu sampai generasi ketiga atau keempat (Original Sin --- turun temurun)
  • 2. Tp jika entah itu Kain or Habil sbg seorang anak remaja yg hidup by Faith (dimata Allah) - maka di mata Tuhan dosa ayahnya si bang Adam tidak akan dtanggung si anak.

Habil tidak kena OS (ungu = true apabila merah = true)
Kain kena OS (no-1 = true apabila merah = false)

Sekarang saya kembali ke posisi saya semula : konsep OS = "janggal" :
Tidak memerlukan dosa person Adam DULU, karena baik Kain dan Habil diciptakan dgn natur mempunyai will dan bisa berbuat (able to).

Baik Kain dan Habil terlahir dalam keadaan tidak berdosa (tidak OS).
Habil hidup by Faith dimata Allah, Kain hidup tidak by Faith dimata Allah.

Pertanyaan :
Seperti apa menurut keKristenan kondisi inner KainHabil ketika lahir secara natural-nya dan sebagai ciptaan Allah ?

A. mempunyai will dan bisa berbuat ?
B. tidak mempunyai will dan tidak bisa berbuat ?
C. dalam keadaan sudah berdosa / cacat ?
D. dalam keadaan tidak berdosa ? (innocency state - baik/tidak cacat).

The Spirit of God has made me, and the breath of the Almighty gives me life.

:)
salam.

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #174 on: October 17, 2013, 04:50:58 AM »
Bagaimana jika dipahami bahwa dosa turunan itu nyata dalam kematian fisik manusia? Bukankah manusia diciptakan untuk tidak mati? Melalui kematian fisik manusia ini, yang terjadi karena kematian rohnya, maka jelas bahwa dosa itu diturunkan, tidak hanya kepada manusia saja, namun kepada SELURUH makhluk bumi.

Silakan.

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #175 on: October 17, 2013, 07:55:33 AM »
Bagaimana jika dipahami bahwa dosa turunan itu nyata dalam kematian fisik manusia? Bukankah manusia diciptakan untuk tidak mati? Melalui kematian fisik manusia ini, yang terjadi karena kematian rohnya, maka jelas bahwa dosa itu diturunkan, tidak hanya kepada manusia saja, namun kepada SELURUH makhluk bumi.

Silakan.

Bagaimana jika yang dipahami adalah bahwa kematian (maut) adalah akibat dari dosa. Orang yang ujung-ujungnya mati berarti telah berdosa. Fakta tsb tidak serta merta menunjukan adanya sistem penurunan dosa, cukup adanya dosa saja.


Cheers

Offline roderick

  • Global Moderator
  • FIK - Senior
  • *****
  • Posts: 476
  • Reputation Power:
  • Tanah airku tidak kulupakan
  • Denominasi: Eastern Orthodox
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #176 on: October 17, 2013, 09:03:04 AM »
Bagaimana jika yang dipahami adalah bahwa kematian (maut) adalah akibat dari dosa. Orang yang ujung-ujungnya mati berarti telah berdosa. Fakta tsb tidak serta merta menunjukan adanya sistem penurunan dosa, cukup adanya dosa saja.


Cheers
Akibatnya diturunkan bukan? Bayi yang (katanya) tidak berdosa ternyata bisa mati juga bukan?

Offline hubaya

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 65
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Orthodox
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #177 on: October 17, 2013, 10:33:09 AM »
Bagaimana jika dipahami bahwa dosa turunan itu nyata dalam kematian fisik manusia? Bukankah manusia diciptakan untuk tidak mati? Melalui kematian fisik manusia ini, yang terjadi karena kematian rohnya, maka jelas bahwa dosa itu diturunkan, tidak hanya kepada manusia saja, namun kepada SELURUH makhluk bumi.

Silakan.

Eastern concept of original sin is different.
“In this perspective, “original sin” is understood not so much as a state of guilt inherited from Adam but as an unnatural condition of human life that ends in death. Mortality is what each man now inherits at his birth and this is what leads him to struggle for existence, to self-affirmation at the expense of others, and ultimately to subjection to the laws of animal life.

We Only inherited Adam’s punishment—Mortality(death).

We dont inherit sin, only Adam’s deficiency(death)
“Original Sin is understood differently by the Orthodox Church. The Orthodox Church denies that a sin committed by someone else (in this case, Adam) can be somehow “transmitted” to the rest of humanity.
Adam’s personal sin of rebellion against God was his alone to atone for.

What we “inherit” or what is “transmitted” to us is Adam’s human nature which was weakened and damaged by the passions.
Thus, we inherit the experiences of suffering and death from our first parents. It is that state of our human nature that we inherit, that is “transmitted” to us, not the actual sin committed by Adam.

Christ, the Son of God and True God Himself, assumed our human nature and transformed it with His Divinity and Saving Power by His Life, Death and Resurrection.”

http://jmm.aaa.net.au/articles/17547.htm

The Church teaches that when man fell he did not receive Adam’s sin and guilt – but his punishment, which is corrupt human nature..
He also lost physical immortality. And since the bond between the individual soul and God was broken, there occurred an eternal separation between God and man.”

“Son shall not bear the iniquity of the father”
Man was made in the Image of God. He didnt mortality then.

However after he ate the fruit of the Tree of Knowledge of Good and Evil, he became aware of his nakedness and he became guilty.

As a result of this a new deficiency plagued him—Mortality.

Genesis 3:19
“By the sweat of your brow
you will eat your food
until you return to the ground,
since from it you were taken;
for dust you are
AND TO DUST YOU WILL RETURN”.

However, we the children after Adam and Eve did not Inherit their Sin. We only inherited this Deficiency of Mortality.
God doesnt judge the child by the deeds of his parents.

” The son shall not bear the iniquity of the father,
neither shall the father bear the iniquity of the son: the righteousness of the righteous shall be upon him, and the wickedness of the wicked shall be upon him.”–Ezekiel 18:20


http://theorthodoxchurch.info/blog/ocrc/2009/06/original-sin/


Offline hubaya

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 65
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Orthodox
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #178 on: October 17, 2013, 10:35:57 AM »
Akibatnya diturunkan bukan? Bayi yang (katanya) tidak berdosa ternyata bisa mati juga bukan?

A New Born Baby is not a Sinner.
“Thy hands have made me and fashioned me.” Psalm 119:73
“Thou hast covered me in my mother’s womb. I will praise thee: for I am fearfully and wonderfully made.” Psalm 139:13, 14
“Did not he that made me in the womb make him? and did not one fashion us in the womb?” Job 31:15
“Before I formed thee in the belly I knew thee”. Jer. 1:5
“Know ye that the Lord he is God; it is he that hath made us and not we ourselves”. Psalm 100:3
“Have we not all one father? Hath not one God created us? “Mal. 2:10

IT IS GOD WHO FASHIONS EACH OF US IN OUR MOTHERS WOMBS.
Are we to understand from these passages that God fashions men into sinners in their mother’s womb?



We are all created upright.
And God said, Let us make man in our image, after our likeness…So God created man in his image, in the image of God created he him; male and female created he them. Gen.1:26,27
Ye are gods; and all of you are the children of the most High. Psalm 82:6
For in the image of God made he man. Gen. 9:6
Man is the image and glory of God. I Cor. 11:7
Men are made after the similitude of God. James 3:9
The Lord formeth the spirit of man within him. Zech. 12:1
The Spirit of God hath made me, and the breath of the Almighty hath given me life. Job 33:4
He giveth to all life, and breath, and all things. Acts 17:25
We are the offspring of God. Acts 17:29
I am the root and the offspring of David. Rev. 22:16
Lo, this only have I found, that God hath made man upright; but they have sought out many inventions. Eccl. 7:29


Sin is by definition, individual in nature, being either a violation of transgression of God’s law (1 John 3:4)
Sin is a violation of our conscience (Romans 14:23).
“Every man is tempted, when he is drawn away of his own lust, and enticed.
Then when lust hath conceived, it bringeth forth sin: and sin, when it is finished, bringeth forth death” (James 1:1415).


A BABY IS NOT A SINNER.
Since a baby does not even know his right hand from his left (Jonah 4:11), how can he/she commit sin by not doing what he/she is incapable of doing?
Our sins are a result of our own lust and desires, not because of the sin of Adam.

Our spirit came from God and will return to Him (Ecclesiastes 12:7)
The son shall not bear the iniquity of the father, neither shall the father bear the iniquity of the son: the righteousness of the
righteous shall be upon him, and the wickedness of the wicked shall be upon him”
(Ezekiel 18:20).

18:3-4, Jesus declared, “Except ye be converted, and become as little children, ye shall not enter into the
kingdom of heaven.
“For such(children) is the kingdom of heaven.”

Matthew 19:14,
“Suffer little children, and forbid them not, to come unto me: for of such is the kingdom of heaven.”

Matthew 18:3-4, Jesus declared,
“Except ye be converted, and become as little children, ye shall not enter into the kingdom of heaven.
Whosoever therefore shall humble himself as the little child, the same is greatest in the kingdom of heaven.”

So why did Jesus tell us to be like them inorder to “enter the kingdom of heaven”?
Jesus would not ask us to be more like a sinner in order to go to heaven.
Children are innocent of sin until they are able to reach a certain level of maturity.




http://theorthodoxchurch.info/blog/ocrc/2009/06/original-sin/
---------


« Last Edit: October 17, 2013, 10:40:39 AM by hubaya »

Offline hubaya

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 65
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Orthodox
Re: Dosa Turunan, kenapa janggal yah ?
« Reply #179 on: October 17, 2013, 10:44:09 AM »
Children too are part of kingdom of heaven.
“Let the little children come to Me, and do not forbid them; for of such is the kingdom of God” (Luke 18:16).

“Now they were bringing even infants to him” (Greek, Prosepheron de auto kai ta brepha).

http://www.antiochian.org/node/16904

The Greek word brepha means “infants”-children who are quite unable to approach Christ on their own and who could not possibly make a conscious decision to “accept Jesus as their personal Lord and Savior.”
And that is precisely the problem.

Fundamentalists refuse to permit the baptism of infants and young children, because they are not yet capable of making such a conscious act.

But notice what Jesus said: “to such as these [referring to the infants and children who had been brought to him by their mothers] belongs the kingdom of heaven.”
The Lord did not require them to make a conscious decision.
He says that they are precisely the kind of people who can come to him and receive the kingdom.

So on what basis, Fundamentalists should be asked, can infants and young children be excluded from the sacrament of baptism?
If Jesus said “let them come unto me,” who are we to say “no,” and withhold baptism from them?

This is why we Orthodox Christians believe in Baptising Infants and in giving the Holy Communion(Qurbana) to them.



More links about the Orthodox concept of Original sin:
http://www.antiochian.org/1311
http://www.unicorne.org/orthodoxy/articles/alex_roman/originalsin.htm
http://www.oca.org/QA.asp?ID=4
http://jmm.aaa.net.au/articles/17547.htm
http://www.ocf.org/OrthodoxPage/reading/ortho_cath.html