Author Topic: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?  (Read 4826 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #15 on: October 01, 2013, 04:11:36 PM »
saya juga dulu ke sekolah katolik dan dsana ada anak-anak dari pgawai sekolah yg disekolahkan disitu.
saya juga liat bgmn mreka ini dihina, direndahkan, dianggap remeh krn warna kulit (ini bukan faktor agama, tp warna kulit dan kkayaan).
kasian sih...

Hrs saya akui, walau kadang saya krn kasian maka saya mdekati dan mau ngobrol sama mreka, tp lebih sering saya mrasa malu kl deket mreka dan kadang ikut-ikutan ngejek...
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #16 on: October 01, 2013, 04:42:32 PM »
saya juga dulu ke sekolah katolik dan dsana ada anak-anak dari pgawai sekolah yg disekolahkan disitu.
saya juga liat bgmn mreka ini dihina, direndahkan, dianggap remeh krn warna kulit (ini bukan faktor agama, tp warna kulit dan kkayaan).
kasian sih...

Hrs saya akui, walau kadang saya krn kasian maka saya mdekati dan mau ngobrol sama mreka, tp lebih sering saya mrasa malu kl deket mreka dan kadang ikut-ikutan ngejek...

Yup, itu betul dan sangat memprihatinkan.
Entah warna kulit, entah faktor kekurang mampuan ekonomi, entah cacad fisik, bahkan berkaca mata tebal, terlalu kurus, atau terlalu gemuk, sudah jadi sarana ejekan anak anak. Mengherankan, entah siapa yang mengajari dan 'membimbing' anak anak itu?

 :scold:

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #17 on: October 02, 2013, 01:30:50 AM »
Yup, itu betul dan sangat memprihatinkan.
Entah warna kulit, entah faktor kekurang mampuan ekonomi, entah cacad fisik, bahkan berkaca mata tebal, terlalu kurus, atau terlalu gemuk, sudah jadi sarana ejekan anak anak. Mengherankan, entah siapa yang mengajari dan 'membimbing' anak anak itu?

 :scold:

Wah beruntung sekali saya membaca post bro salt di atas. Setelah membacanya, saya jadi teringat masa SMA saya.

Saya berSMA di salah satu dari tujuh kolese Jesuit di Indonesia. Saya merasa beruntung bisa menjalani masa remaja saya di sekolah itu. Salah satunya adalah karena sistem pendidikan di sekolah tsb (yang jelas-jelas tidak official dan tidak nasional) berhasil menanamkan mentalitas merdeka dalam diri para siswanya. Salah satuya adalah merdeka dari rasa takut akan perbedaan, akan pemikiran-pemikiran yang tidak populer/subversif. Salah satu metode yang diterapkan di skolah tsb adalah metode rigorous thinking.

Saya ingat, ada event pertukaran pelajar saat itu. Yang datang ke sekolah saya adalah pelajar2 unggulan dai sekolah negri unggulan. Saya masih ingat bagaimana mereka terlihat kaget dan heran ketika melihat fenomena-fenomena yang biasanya mereka sebut bullying begitu marak di sekolah saya."Topik2" bullying yang marak di sekolah saya cukup merata: suku, agama, ras dan "anatomi tubuh". Itu yang buat mereka kaget. Yang buat mereka heran adalah siswa2 yang biasanya mereka sebut korban bullying ternyata tidak menunjukan sikap layaknya korban bullying.

Waktu masih saya kelas satu, saya sendiri cukup stress dan tidak yakin kalau saya berada di sekolah yang baik. Namun pada suatu saat wakil kepsek bidang kesiswaan (seorang pastur Jesuit) mengumpulkan semua siswa kelas satu di aula (dan rupanya saya ketahui kemudian bahwa ini adalah event rutin sekolah ini). Ia tidak bicara soal akademi, ia bicara soal apa arti menjadi manusia, soal diri, siapa orang lain. Saya ingat dia berkata begini, "Kalau kamu dipanggil cina atau batak atau item atau sipit atau gendut atau idiot, kamu sakit hati nggak? Kalau kamu sakit hati, coba ngaca dan lihat kamu memang seperti panggilan itu atau nggak. Kalau realitanya memang seperti itu, kenapa kamu sakit hati? Dan kalau realitanya nggak seperti itu, kenapa kamu sakit hati? Sakit hati kok dipelihara?"

Idenya sebenarnya simpel, tapi seringkali yang-simpel  memang hampir selalu terlupakan. Dengan pendidikan ini, makna 'bullying' yang umum menjadi tidak umum. Efek negatifnya lenyap, efek positifnya menguat.

Saya bersyukur atas semua guru2 dan pegawai di sekolah tsb. Hehehe...saya ingat si kepsek pernah bilang di suatu upacara bendera hari senin, "anak-anakku besokkita kedtangan tamu dari diknas. Mereka mau mengevaluasi apakah sekolah kita ini layak dapat predikat "disamakan" dengan sekolah negri. Serem ya? Nggak ah biasa aja...karena kita tahu kita nggak mau "disamakan" dengan sekolah negri. Kalau perlu, seharusnya kita yang ngecek apakah mereka layak "disamakan" dengan kita. Jadi marilah kita sambut para tamu itu dengan...biasa aja." Hehehe edan! Bagaimana para siswa tidak bangga dengan sekolahnya jika kepseknya aja seperti itu?



Cheers

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #18 on: October 02, 2013, 05:46:20 AM »
@Budi

Wah, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya sependapat dengan 'metoda' atau 'sistem' yang diterapkan di sekolah itu, bro.

Syalom

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #19 on: October 02, 2013, 07:59:54 AM »
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertai FIKers sekalian.
Menyambung cerita yang terputus.

Sebelumnya, ingin menyampaikan terima kasih kepada Phooey dan Salt. Untung saja dugaannya tentang saya terhitung positif, meskipun salah. Dan saya akan marah besar seandainya saya diduga pengedar, ato mantan pemakai yang diminta berceramah tentang narkoba. :D

Dulu, saya anak desa. Ayah saya kepala desa. Tidak seorangpun warga desa yang berani melecehkan saya, baik dari segi agama, warna kulit, atau hal-hal lain. Malah cenderung, walau saya melakukan kenakalan kanak-kanak ato kenakalan remaja, saya selalu 'dimaafkan' oleh warga, tetapi akan 'dihajar' di rumah.

Terkait dengan keberagaman agama, seingat saya, yang saya dapat dari sekolah, tidak mengekspose keagamaan. Cukup pada amanat-amanat upacara bendera, ditekankan bahwa kita (warga NKRI sangat beragam). Mata pelajaran Agama, yang dipelajari adalah Agama yang dianut pengurus yayasan. Jadi, boleh dibilang, tidak pernah membicarakan agama selain agama yang dianut oleh yayasan.

Meski sekolah saya yayasan pengikut Kristus, tetapi beberapa orang penganut Islam, dan Budha ada yang bersekolah di sana. Sejak kelas II sampai dengan kelas VI, teman semeja saya seorang penganut Islam (dulu meja belajar di sekolah memang dirancang untuk berdua-dua). Dia sangat taat. Tidak pernah ada insiden di antara kami berdasarkan perbedaan agama. Enjoy, semua enjoy.

Nah, yang ingin saya sampaikan, menurut pengalaman saya, cukup saja disampaikan kepada anak bahwa agama yang eksis di negeri ini ada beberapa, dan si anak adalah penganut satu dari antaranya sesuai dengan agama yang dianut orang tuanya. Jika dari anak muncul pertanyaan-pertanyaan yang mendalam mengenai agama selain yang dianut, dikatakan saja apa adanya, tanpa tendensi mengekspose keburukan-keburukan agama lain.

Saya kira, itu.

 :drool: Ternyata pengalaman kawan-kawan sudah lengkap, ya?  :drool:

Damai, damai, damai.
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #20 on: October 02, 2013, 06:54:19 PM »
@Budi

Wah, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya sependapat dengan 'metoda' atau 'sistem' yang diterapkan di sekolah itu, bro.

Syalom

Yes, ini menarik sekali bro salt  :afro:

Saya sangat tertarik untuk mendengarkan kenapa bro salt tidak sependapat dng "sistem' seperti itu.

***

Kalau saya pribadi berpendapat bahwa perlu ada suatu pendidikan untuk anak yang memampukan mereka untuk mengolah makna supaya kelak anak jadi orang yg kritis, mikir dulu sebelum terseret oleh arus emosi. Saya rasa efek dari pendidikan macam ini adalah suatu kematangan sehingga pada akhirnya anak2 tidak melihat keberagaman atau perbedaan sebagai suatu yang kontraproduktif atau negatif.


Cheers

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #21 on: October 02, 2013, 07:12:21 PM »
Bullying itu pasti akan ada efek pukulan mental pd citra diri, konsep diri dan gambar diri si anak.
Anak-anak usia SD itu pola pikirnya sederhana, belum bisa bpikir sbgmn org dewasa muda.

Saya dulu dari kecil sampai kuliah slalu terngiang-ngiang bullying teman-teman thd saya lho...
Baru pas kuliah kenal Tuhan Yesus maka saya baru bisa mngucap syukur akan apa yg dahulu saya benci.

Nah saya mah bruntung ketemu Tuhan Yesus.
Anak-anak lain mungkin ga sberuntung saya...
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #22 on: October 02, 2013, 09:38:47 PM »
Bullying itu pasti akan ada efek pukulan mental pd citra diri, konsep diri dan gambar diri si anak.
Anak-anak usia SD itu pola pikirnya sederhana, belum bisa bpikir sbgmn org dewasa muda.

Saya dulu dari kecil sampai kuliah slalu terngiang-ngiang bullying teman-teman thd saya lho...
Baru pas kuliah kenal Tuhan Yesus maka saya baru bisa mngucap syukur akan apa yg dahulu saya benci.

Nah saya mah bruntung ketemu Tuhan Yesus.
Anak-anak lain mungkin ga sberuntung saya...

Ya, bullying memang mengerikan. Saya juga menghabiskan waktu kanak2 saya sebagai korban bullying. Defense saya saat itu adalah "udah diemin aja. nanti juga cape sendiri". Ini adalah "ilmu" yang saya dapat dari orang tua saya. Mereka mengajaran pada saya untuk "menerima" dan "bersabar". Tapi, ilmu itu nggak ampuh. Yang jadi cape justru saya. Dan bukan sekedar cape, saya malah bertumbuh jadi anak yang paranoid dan anti-sosial. Perubahan mulai terjadi ketika saya SMA.

***

Soal penyebab, kita bisa berwacana ttg mengapa anak melakukan bullying dan mengapa anak membiarkan dirinya jad korban bullying. Tanpa mengecilkan wacana yg pertama, saya lebih tertarik dng yang kedua: mengapa anak membiarkan dirinya jadi korban bullying. Saya rasa, selain mendidik anak untuk tidak mem-bully, kita juga perlu mendidik anak untuk tidak membiarkan dirinya jadi korban bullying.

Kembali pada kasus yg ada di post 1, saya sebagai guru telah mendidik anak untuk tidak mem-bully (walaupun metodenya masih ngawur). Namun, saya lupa untuk melakukan yang kedua! Oh oh seandainya waktu bisa diulang....


Cheers

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #23 on: October 03, 2013, 04:16:11 AM »

@Budi

Metode 'penerimaan' dalam menghadapi bullying seperti yang diterapkan di sekolah anda, akan mengakibatkan bullying tidak akan pernah punah dari sejarah sekolah itu. Karena anak anak diajarkan untuk 'tidak apa apa' membully teman temannya, dan yang dibully diajarkan untuk 'pasrah' menerima bully. Dn seperti yang terbukti kemudian, sejarah bullying tetap terjadi di sekolah anda itu (ini kalau dugaan saya akan asal sekolah anda benar ya).

Padahal, yang menjadi masalah adalah, apakah bully itu layak dilakukan? Jawabnya tentu tidak.

Dan terbukti pula, untuk sekolah sekolah yang mengharamkan perilaku bullying, tidak terjadi bullying, dan kalaupun terjadi, si pelaku bullying itu dapat dikenakan sanksi. Rasanya itu masih lebih tepat.

Syalom

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #24 on: October 03, 2013, 08:20:20 AM »

Mau nanya saja...
Kalo teman2 punya anak di bully oleh teman nya.
Apa yang dilakukan sebagai orang tua ?

1. Sampaikan ke anak "Baless dong"
2. Sampaikan ke anak "Diemin saja"
3. Laporkan ke guru
4. Turun tangan sendiri .... cegat si pembully ditengah jalan ..... cemplungkan ke got  .... (ini si Zhao Yun)   :giggle:


 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #25 on: October 03, 2013, 09:26:17 AM »
----saya blm punya anak...tp kl skilas jawab maka saya akan ajar dia : Bales dg mcapai ssuatu yg dia tidak bisa capai.

Saya mharapkan anak (andaipun) jd korban bullying di satu sisi, tp dia dipuji di bberapa sisi lainnya, lalu saya endorse anak itu di sisi-sisi yg dipuji orang itu.

Kl sama skali ga ada aspek menonjol, ya brarti si anak 'mbuka diri' utk jd korban bully.
Soalnya kadang guru juga bs bullying lhow...kl guru sebut murid 'ndablek', itu kan juga bully.

Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #26 on: October 03, 2013, 09:34:11 AM »
----saya blm punya anak...tp kl skilas jawab maka saya akan ajar dia : Bales dg mcapai ssuatu yg dia tidak bisa capai.

Saya mharapkan anak (andaipun) jd korban bullying di satu sisi, tp dia dipuji di bberapa sisi lainnya, lalu saya endorse anak itu di sisi-sisi yg dipuji orang itu.

Kl sama skali ga ada aspek menonjol, ya brarti si anak 'mbuka diri' utk jd korban bully.
Soalnya kadang guru juga bs bullying lhow...kl guru sebut murid 'ndablek', itu kan juga bully.

Jadi .... didiemin saja ... tapi sang anak dipuji di sisi lain

 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #27 on: October 03, 2013, 10:00:17 AM »
Dari pengalaman pribadi :

Sekolah saya TK, SD, SMP, SMA (Katolik) mengharamkan bullying, walaupun saya akui tetap saja ada anak anak yang berperilaku buruk seperti itu.
Sayapun pernah mengalaminya, terutama karena saya dari ekonomi lemah, tetapi entah karena saya termasuk berperingkat ranking tinggi, saya termasuk yang disegani.
Mengenai sikap, saya juga termasuk yang berani menghadapi siapapun orang yang mencoba membully saya, bahkan anak yang badannya dua kali ukuran saya, juga termasuk guru yang sewenang wenang.

Dan memang, sikap kita yang secara tegas menolak untuk di bully, disertai prestasi dalam hal lain, mengakibatkan pihak 'lawan' tidak berani melakukkannya lagi.

 :D

Syalom

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #28 on: October 03, 2013, 10:12:17 AM »
Jadi .... didiemin saja ... tapi sang anak dipuji di sisi lain

 :)

Ngga didiemin, tp dsuruh bales, namun dari sisi lain.

Bullying memang tidak bisa didiamkan...harus dilawan,
Tp cara ngelawannya itu yg ngga harus sama dg gaya si pem-bully.
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Bagaimana mengajarkan kepada anak ttg keberagaman agama?
« Reply #29 on: October 03, 2013, 10:23:36 AM »
Dari pengalaman pribadi :

Sekolah saya TK, SD, SMP, SMA (Katolik) mengharamkan bullying, walaupun saya akui tetap saja ada anak anak yang berperilaku buruk seperti itu.
Sayapun pernah mengalaminya, terutama karena saya dari ekonomi lemah, tetapi entah karena saya termasuk berperingkat ranking tinggi, saya termasuk yang disegani.
Mengenai sikap, saya juga termasuk yang berani menghadapi siapapun orang yang mencoba membully saya, bahkan anak yang badannya dua kali ukuran saya, juga termasuk guru yang sewenang wenang.

Dan memang, sikap kita yang secara tegas menolak untuk di bully, disertai prestasi dalam hal lain, mengakibatkan pihak 'lawan' tidak berani melakukkannya lagi.

 :D

Syalom

Mau nanya saja...
Kalo teman2 punya anak di bully oleh teman nya.
Apa yang dilakukan sebagai orang tua ?

1. Sampaikan ke anak "Baless dong"
2. Sampaikan ke anak "Diemin saja"
3. Laporkan ke guru
4. Turun tangan sendiri .... cegat si pembully ditengah jalan ..... cemplungkan ke got  .... (ini si Zhao Yun)   :giggle:


 :)



Hahahahahaaa...

Bener khan .........


 :giggle:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)