Silahkan dibuktikan secara nyata mana terjemahan yang membahayakan itu bukan hanya bersembunyi dibelakang perkataan yang abstrak tidak jelas buktinya,yaitu Vulgar Tongue dan Vernacular itu.
Jangan hanya bisanya melarang tetapi tidak jelas buktinya apanya yang salah !
Justru Kitab Bahasa Latin Vuilgata yang diwajibkan dipakai oleh Pope Pius the 7th itu lah yang sudah berbau heresy karena sudah dimanipulasi penafsirannya.
The following two quotations are taken from the Council of Toulouse and the Council of Trent in the thirteenth and sixteenth century respectively.
‘We prohibit also that the laity should be permitted to have the books of the Old and the New Testament; unless anyone from the motives of devotion should wish to have the Psalter or the Breviary for divine offices or the hours of the blessed Virgin; but we most strictly forbid their having any translation of these books.’ (Edward Peters. Heresy and Authority in Medieval Europe, Council of Toulouse, 1229, Canon 14, p 195.)
‘Since it is clear from experience that if the Sacred Books are permitted everywhere and without discrimination in the vernacular, there will by reason of the boldness of men arise therefrom more harm than good, the matter is in this respect left to the judgment of the bishop or inquisitor, who may with the advice of the pastor or confessor permit the reading of the Sacred Books translated into the vernacular by Catholic authors to those who they know will derive from such reading no harm but rather an increase of faith and piety, which permission they must have in writing. Those, however, who presume to read or possess them without such permission may not receive absolution from their sins till they have handed them over to the ordinary. Bookdealers who sell or in any other way supply Bibles written in the vernacular to anyone who has not this permission, shall lose the price of the books, which is to be applied by the bishop to pious purposes, and in keeping with the nature of the crime they shall be subject to other penalties which are left to the judgment of the same bishop. Regulars who have not the permission of their superiors may not read or purchase them.’ (Council of Trent: Rules on Prohibited Books, approved by Pope Pius IV, 1564).
Jelas sekali Konsili Trentu juga melarang memiliki Kitab Suci dengan bermacam alasan yang menurut saya sama sekali tidak valid.
http://www.justforcatholics.org/a198.htm
Lho ajaran Paus Leo XII juga melarang memiliki Kitab Suci dengan alasan yang sama dengan memakai istilah Vulgar Tongue…apa bedanya dengan komentar komentar lainnya itu ???
Janganlah anda terus bersembunyi dengan kalimat mutilasi karena sudah jelas semua praktek gereja anda terang benderang memang membatasi kepemilikan Kitab Suci apalagi ditambahi dengan larangan menafsirkannya.
Lagipula sebenarnya untuk apa gunanya membaca Kitab Suci kalau pemahamannya sudah dikerangkeng oleh otoritas gereja yang terbukti sering membuat tradisi palsu yang melawan Kitab Suci itu ???
Sudah aku tunjukkan di atas, apa yg dimaksud sebagai “Kitab Suci versi Vernacular” atau “Kitab Suci versi Vulgar Tongue” yang diacu oleh kanon 14 Konsili Toulouse. Sudah aku berikan referensi2 darimana definisinya diambil, dan kali ini aku sertakan juga terjemahannya
DALAM BAHASA INDONESIA.
Lalu Anda masih mempertanyakan apa yg dimaksud oleh Paus Leo XII dengan “Vulgar Tongue”, padahal jawabannya juga sudah ikut Anda copy-paste??
Sekali lagi aku berikan jawaban yg sama, kali ini dalam terjemahan bahasa Indonesia, semoga bisa dimengerti apa yg dimaksud dengan "Kitab Suci versi Vulgar Tongue" yg dimaksud oleh Paus Leo XII, mana yg boleh dibaca, mana yg tidak boleh dibaca. Dan justru dalam kelanjutan butir2 encyclical yang ditulis Paus Leo XII, beliau memberikan ijin bagi mereka yg tetap ingin membaca Kitab Suci yang dilarang itu, dengan memberikan syarat yang harus mereka penuhi jika tetap ingin membacanya.
5. Edisi (Kitab Suci) yang sesuai dengan naskah aslinya dan edisi katolik kuno, dan juga edisi yang digunakan dalam Gereja Timur, jika diterbitkan oleh non-katolik, sekalipun kelihatannya diedit secara tepat dan lengkap, hanya diijinkan bagi mereka yang berurusan dengan teologi dan pembelajaran Kitab Suci, juga dengan syarat dogma-dogma iman Katolik tidak ditentang dalam pembahasan dan catatan2 keterangannya (yang ikut dituliskan di dalam jilid Kitab Suci itu).
6. Dengan cara yg sama, dan dalam keadaan yang sama (seperti butir 5 di atas), versi2 Kitab Suci yang lain, baik dalam bahasa Latin, maupun dalam bahasa2 yang lain, yang diterbitkan oleh non-katolik, diperbolehkan (untuk digunakan).
7. Karena seperti yang telah ditunjukkan oleh pengalaman di masa lalu, jika Kitab Suci Vernacular secara umum diijinkan untuk digunakan tanpa pembatasan, lebih banyak kerugiaan daripada kegunananya, mengakibatkan keteledoran. Semua edisi Vernacular, bahkan yang diterjemahkan oleh pihak katolik, semuanya dilarang, Kecuali disetujui oleh Takhta Suci, atau diterbitkan di bawah pengawasan para uskup, dengan catatan2 tambahan yang diambil dari tulisan2 bapa2 Gereja dan penulis2 katolik yang terpelajar
8. Semua versi Kitab Suci, dalam bahasa vernacular, diterbitkan oleh non-katolik adalah dilarang, dan khususnya yang diterbitkan oleh komunitas2 Kitab Suci, yang telah lebih dari sekali sekali dinyatakan salah oleh Paus Roma, karena di dalamnya segala aturan2 Geraja yang bijaksana mengenai penerbitan Kitab Suci telah seluruhnya diabaikan. Namun bagaimanapun juga, semua versi ini diperbolehkan bagi pelajar2 yg mempelajari ilmu teologi Kitab Suci, dalam syarat yang dirinci di pasal 5 dan dibawahnyaJadi jelas, Paus Leo XII tidak melarang total seluruh umat katolik membaca Kitab Suci, karena jelas2 untuk versi yg dilarang pun masih ada yg memperoleh pengecualian, selama mereka bisa membedakan mana ajaran katolik yg benar dan mana ajaran katolik yg salah (tidak ada bahaya bagi mereka jika membaca versi yg salah).
Juga di pasal 7, secara jelas membantah tulisan Anda bahwa Paus Leo XII melarang total seluruh umat katolik membaca Kitab Suci, karena jelas dalam keadaan yg sulit sehingga larangan ini dikeluarkan, Paus Leo XII tetap mengusahakan supaya umat tetap dapat membaca Kitab Suci secara aman, yaitu membaca Kitab Suci yg telah diterbitkan dalam pengawasan para uskup