Author Topic: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?  (Read 35389 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #225 on: December 26, 2014, 09:16:27 AM »

Apakah semua ajaran tradisi GRK yang pernah saya kutip bukan fakta sejarah yang nyata ?

Bukan.

Apakah semua argumentasi saya keluar dari fakta kebenaran Alkitab yang absolut ?

Tidak.

Apakah Alkitab Firman Tuhan tidak cukup bagi iman keselamatan manusia sehingga harus ditambahi dengan segala macam tradisi buatan manusia yang tidak pernah diajarkan dan dipraktekkan oleh Yesus dan para Rasul ?

Tradisi apa ?
Back to TOPIC!

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #226 on: December 26, 2014, 10:45:35 AM »
Bukan.

Tidak.
Tradisi apa ?


Argumentasi tanpa bukti hanyalah debat kusir tidak ada artinya dan buang waktu meladeninya  !

Shalom



BACK TO BIBLE

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #227 on: December 27, 2014, 05:40:39 PM »

Untuk itulah gunanya suatu diskusi kristen bukan hanya pokrol bambu,karena satu satunya kebenaran yang mutlak hanya firman Tuhan itu sendiri!

Shalom

sudah saya buktikan beberapa pages yang lalu bahwa bro Solideo BELUM PERNAH menemukan orang kHatolik yang merasa dirinya dilarang membaca Alkitab

yang otomatis menggugurkan semua pokrol bambu copy-paste yang belum tentu dibaca itu...

salam..

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #228 on: December 27, 2014, 08:00:47 PM »

Argumentasi tanpa bukti hanyalah debat kusir tidak ada artinya dan buang waktu meladeninya  !

Shalom

Tanya udah dijawab.
Back to TOPIC!

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #229 on: January 07, 2015, 10:36:36 PM »
Tetap tidak jelas nama Alkitab resmi versi apa yang dianggap vernacular itu tsb karena tidak banyak versi Alkitab yang ada didalam sejarah dan semua pasti pernah dikenal oleh gereja.

Sebaliknya, justru sejarah mencatat adanya beragam versi terjemahan Kitab Suci vernacular, diterbitkan BUKAN oleh Gereja Katolik saja, tetapi diterbitkan juga oleh berbagai macam organisasi dan golongan!!

Silakan Anda googling atau Anda cari dari wikipedia, dalam bahasa Inggris saja, di jaman abad pertengahan saja, sudah ada banyak terjemahan vernacular seperti:
  • Vespasian Psalter, vernacular dalam dialek Mercian, sekitar tahun 850 M
  • Eadwine’s Canterbury Psalter, sekitar abad ke-9
  • Rusworth Gospels, sekitar abad ke-9
  • Wessex Gospels, sekitar tahun 990 M
  • Pentateuch yang diterjemahkan oleh Aelfric of Eynsham, sekitar tahun 990 M
  • Caedmon manuscript, sekitar tahun 700-1000 M
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Old_English_Bible_translations

Lalu ada juga contoh2 lain seperti:
  • Terjemahan pertama dalam bahasa Perancis, sekitar abad ke13
  • Catalan Bible, sekitar abad ke13
  • Spanish Biblia Alfonsina, sekitar abad ke13
  • Wycliffe’s Bible, sekitar tahun 1383, yang meskipun diterjemahkan dari Kitab Suci versi Vulgata tetapi dinyatakan terlarang oleh Sinode Oxford pada tahun 1407-1408 karena mengandung unsur heresy Lollards
  • Welsh Bible dan Alba Bible, sekitar abad ke15

Masih banyak lagi catatan sejarah mengenai keberadaan berbagai macam Kitab Suci vernacular di dunia ini, silakan Anda baca contoh2 lainnya di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Bible_translations_in_the_Middle_Ages#Early_medieval_vernacular_translations.

Jadi, bagi kami2 yang membuka mata terhadap fakta sejarah, mudah sekali memahami bahwa larangan kanon 14 Konsili Toulouse itu sejatinya adalah larangan untuk Kitab Suci vernacular yang dikeluarkan oleh Albigesians, karena memang Konsili Toulouse itu diadakan utk menghadapi bidaat ini!

The council held in Toulouse dealt with the Albigensian heresy, a variety of Manichaeanism, which maintained that marriage is evil because the flesh is evil...In order to promulgate their views, the Albigensians used vernacular versions of the Bible to “substantiate” their theories...[and they] were twisting the Bible to support an immoral moral system. So the bishops at Toulouse restricted the use of the Bible until the heresy was ended.
(Catholicism and Fundamentalism: The Attack on “Romanism” by “Bible Christians” by Karl Keating; Ignatius Press, 1988 Pp. 37-50)


Terjemahan:
Konsili Toulouse menghadapi bidaat Albigensian, sejenis dengan Manichaenism, mengajarkan bahwa pernikahan adalah kejahatan karena daging adalah jahat. Untuk merumuskan ajaran ini, bidaat Albigensian menggunakan Kitab Suci versi vernacular untuk “mendukung keberadaan” teori mereka, dan mereka memelintir Kitab Suci untuk mendukung sistem moral yang tidak bermoral. Oleh karenanya, uskup Toulouse melarang penggunaan Kitab Suci (versi Vernacular / Vulgar Tongue melalui Konsili Tolouse) sampai bidaat ini berakhir.


Saya tidak pernah tahu ada Kitab Suci versi Vernacular yang pernah diterbitkan secara resmi didalam sejarah gereja kecuali tulisan GRK.

Dan kini Anda tahu bukan?
Sudah aku berikan faktanya di atas bahwa ada ratusan, mungkin ribuan, Kitab Suci vernacular dalam berbagai bahasa, bukan hanya diterbitkan oleh otoritas Gereja, tetapi juga diterbitkan oleh berbagai pihak dan golongan.

A vernacular or vernacular language is the native language or native dialect of a specific population, especially as distinguished from aliterary, national or standard language, or a lingua franca used in the region or state inhabited by that population.

Kalau itu merupakan terjemahan Alkitab resmi kedalam berbagai bahasa daerah didunia memang adalah wajar karena tidak mungkin semua etnis didunia paham bahasa Ibrani,Yunani ataupun latin,dan kalau itu namanya terjemahan memang tidak mungkin ada jaminan terjemahan 100% benar termasuk Vulgata maupun Douay-Rheims sendiri milik GRK yg tidak lepas dari manipulasi.

Anda sendiri sudah menuliskan perlunya Alkitab terjemahan RESMI!!
Dalam Gereja Katolik, versi RESMI tentu saja adalah versi yang diterbitkan oleh otoritas Gereja, atau setidaknya mendapat persetujuan dari Gereja Katolik, bukan?
Kalo ada yang tidak resmi, dan lebih parah lagi bertentangan dengan versi resmi, wajar sekali jika Gereja Katolik menerbitkan larangan bagi umatnya utk membaca versi vernacular yang tidak resmi itu bukan??

Hanya Alkitab didalam bahasa aslinya saja yang inerrancy dan infallible.

Kalau hanya perbedaan penafsiran maka itu memang wajar karena si Iblis selalu menggunakan firman Tuhan untuk menipu manusia dengan memanipulasi penafsirannya.

Itu sudah aku berikan penjelasannya, bahwa Kitab Suci versi Vernacular Albigesians menyisipkan interpretasi2 mereka yg salah dalam Kitab Suci yang mereka terbitkan.
So... di mana salahnya jika otoritas Gereja Katolik melarang umatNya utk membaca Kitab Suci Vernacular Albigensians melalui kanon 14 Konsili Toulouse??

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #230 on: January 07, 2015, 10:36:54 PM »
1. Genesis chapter 3 where JEHOVAH promised that the seed of the woman would crush the serpent's head: And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; he shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel (Genesis 3:15).

The Latin Vulgate Version changed the word HE to SHE:

I will put enmities between thee and the woman, and thy seed and her seed: she shall crush thy head, and thou shalt lie in wait for her heel (Douay-Rheims Version).

Sudah pernah aku jawab di reply #163:
Mau Anda terjemahkan sebagai he (keturunan laki2) atau she (keturunan perempuan) SAMA SEKALI TIDAK MASALAH, karena Mariology tidak berlandaskan pada ayat ini!!

Gen 3 : 15 And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it (huw’) shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel.

Kata yg Anda permasalahkan dalam bahasa aslinya adalah huw’.
Kata huw’ dalam Lexicon Ibrani mirip dengan kata dia dalam bahasa Indonesia, bisa berlaku utk laki2, bisa berlaku untuk perempuan.

So... tidak salahnya jika dalam bahasa yg membedakan antara dia laki2 dan dia perempuan, seperti bahasa Latin, untuk menerjemahkan sebagai he atau she.
Apakah Anda kira kami gunakan ayat ini untuk menyatakan bahwa Maria adalah satu2nya orang yg dinubuatkan akan menghancurkan kepala ular??
Salah besar!!!! Ayat ini mengacu pada keturunan2 dari Hawa, bisa siapa saja, bahkan aku dan Anda pun bisa meremukkan kepala ular!

Maria, sebagai keturunan Hawa, telah terbukti berhasil meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.
Putri2 Gereja, seperti para santa, juga akan meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.
Gereja, Sang Mempelai Anak Domba, juga akan meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.

Mau diterjemahkan sebagai it yg tidak menunjukkan gender???
Tidak ada salahnya pula!! Kami tidak dilarang tuh untuk menggunakan Kitab Suci versi NAV yg menerjemahkan demikian, toh tidak akan mengubah makna dari nubuat ini.

Mau diterjemahkan sebagai he?? Monggo!!

2. When Miriam was visited by the angel Gabriel to announce the virgin birth of the Messiah, Gabriel said that she was highly favored of the Lord:

And the angel came in unto her, and said, Hail, thou that art highly favoured, the Lord is with thee: blessed art thou among women (Luke 1:28).

The Latin Vulgate says that Miriam was full of grace:

And the angel being come in, said unto her: Hail, full of grace, the Lord is with thee: blessed art thou among women (Latin Vulgate Version).

This gave rise to the false teaching of Mariolatry. Here is the Latin Rosary or prayer to Mary:

Hail Mary, full of grace, the Lord is with thee; blessed art thou amongst women, and blessed is the fruit of thy womb, Jesus. Holy Mary, Mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our death. Amen.

Luk 1 : 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai (“charitoo”), Tuhan menyertai engkau."

“Highly favoured”, “full of grace”, “penuh rahmat”, “dikaruniai”, atau terjemahan apapun, adalah terjemahan dari kata aslinya “charitoo”.

Menurut lexicon Yunani, kata “charitoo” itu artinya adalah:
1) to make graceful
    1a) charming, lovely, agreeable
 2) to peruse with grace, compass with favour
 3) to honour with blessings

So.. di mana salahnya jika Vulgata menerjemahkannya sebagai “full of grace”??
Kalo Anda gugat terjemahan Vulgata karena menerjemahkan “charitoo” sebagai “full of grace”, mengapa tidak Anda gugat versi Authorized Version (AV) yg menerjemahkan sebagai “highly favoured”? Wong di lexicon Yunani itu jelas2 dikatakan bahwa “charitoo” dapat diterjemahkan sebagai “gracefull”, “charming”, “lovely”, “peruse with grace”, “honour with blessings”??

Sudah saya berikan di replay 167 sumbernya,dan isinya memang tidak berbeda dengan banyak sumber lainnya mengenai larangan memiliki atau membaca Alkitab oleh GRK.

Di reply #167, Anda hanya memberikan referensi dari "D. Lortsch, Historie de la Bible en France, 1910, p.14".

Sekali lagi, bro soli, semua konsili Gereja, baik konsili lokal maupun konsili ekumenis, pasti memiliki dokumentasi mengenai keputusan2 yg diambil atau dekrit2 yg dikeluarkan dalam konsili tersebut.
Anda mengatakan Konsili Tarragona mengeluarkan larangan bagi umat memiliki Kitab Suci dalam bahasa Romawi.
Untuk membuktikan kebenarannya dan menelaah keseluruhan kanon konsili Tarragona, silakan Anda bagikan di sini seluruh kanon2 dari konsili tersebut.
Jangan hanya mengutip dari si A menuliskan demikian, dari si B menulis demikian.
Aku bisa saja di tahun xxxx Gereja menerbitkan kanon X, "melarang umat untuk membuka facebook".
Hanya karena aku menulis demikian, lalu Anda kutip judul tulisan di mana aku mengeluarkan statement tersebut, tidak menjadikan bukti bahwa pernyataanku itu benar.
Karena ada keraguan di sini, kita harus mengacu pada sumber aslinya yg utuh, yaitu kanon2 yang dikeluarkan secara resmi oleh konsili Tarragona!

Silakan, jika Anda memang dapat membuktikan kebenaran keberadaan konsili Tarragona, silakan Anda bagikan di sini selengkapnya kanon2 Konsili Tarragona!

Justru sudah saya buktikan diatas bahwa Alkitab versi Vulgatalah yang sudah memanipulasi Kitab Aslinya dan selayaknya harus ditolak kebenarannya.

Shalom

Nope, justru sebaliknya, dalam reply #163 pun sudah aku buktikan bahwa tuduhan Anda tidak benar.
Tanpa terjemahan versi Vulgata, kami tetap mengimani bahwa Maria itu penuh rahmat, bahwa Maria memang meremukkan kepala ular, karena Maria adalah keturunan dari Hawa.
Bukti nyatanya, KAMI TIDAK DILARANG utk menggunakan Kitab Suci versi NAV yang menerjemahkan keturunan Hawa yg meremukkan ular sebagai "it", tidak mengacu pada seorang wanita. See... Mariology tetap tidak goyah hanya karena kami menggunakan Kitab Suci versi NAV.
« Last Edit: January 07, 2015, 10:39:29 PM by Jenova »
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #231 on: January 13, 2015, 11:36:28 AM »
Sebaliknya, justru sejarah mencatat adanya beragam versi terjemahan Kitab Suci vernacular, diterbitkan BUKAN oleh Gereja Katolik saja, tetapi diterbitkan juga oleh berbagai macam organisasi dan golongan!!

Silakan Anda googling atau Anda cari dari wikipedia, dalam bahasa Inggris saja, di jaman abad pertengahan saja, sudah ada banyak terjemahan vernacular seperti:
  • Vespasian Psalter, vernacular dalam dialek Mercian, sekitar tahun 850 M
  • Eadwine’s Canterbury Psalter, sekitar abad ke-9
  • Rusworth Gospels, sekitar abad ke-9
  • Wessex Gospels, sekitar tahun 990 M
  • Pentateuch yang diterjemahkan oleh Aelfric of Eynsham, sekitar tahun 990 M
  • Caedmon manuscript, sekitar tahun 700-1000 M
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Old_English_Bible_translations

Lalu ada juga contoh2 lain seperti:
  • Terjemahan pertama dalam bahasa Perancis, sekitar abad ke13
  • Catalan Bible, sekitar abad ke13
  • Spanish Biblia Alfonsina, sekitar abad ke13
  • Wycliffe’s Bible, sekitar tahun 1383, yang meskipun diterjemahkan dari Kitab Suci versi Vulgata tetapi dinyatakan terlarang oleh Sinode Oxford pada tahun 1407-1408 karena mengandung unsur heresy Lollards
  • Welsh Bible dan Alba Bible, sekitar abad ke15

Masih banyak lagi catatan sejarah mengenai keberadaan berbagai macam Kitab Suci vernacular di dunia ini, silakan Anda baca contoh2 lainnya di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Bible_translations_in_the_Middle_Ages#Early_medieval_vernacular_translations.

Jadi, bagi kami2 yang membuka mata terhadap fakta sejarah, mudah sekali memahami bahwa larangan kanon 14 Konsili Toulouse itu sejatinya adalah larangan untuk Kitab Suci vernacular yang dikeluarkan oleh Albigesians, karena memang Konsili Toulouse itu diadakan utk menghadapi bidaat ini!

The council held in Toulouse dealt with the Albigensian heresy, a variety of Manichaeanism, which maintained that marriage is evil because the flesh is evil...In order to promulgate their views, the Albigensians used vernacular versions of the Bible to “substantiate” their theories...[and they] were twisting the Bible to support an immoral moral system. So the bishops at Toulouse restricted the use of the Bible until the heresy was ended.
(Catholicism and Fundamentalism: The Attack on “Romanism” by “Bible Christians” by Karl Keating; Ignatius Press, 1988 Pp. 37-50)


Terjemahan:
Konsili Toulouse menghadapi bidaat Albigensian, sejenis dengan Manichaenism, mengajarkan bahwa pernikahan adalah kejahatan karena daging adalah jahat. Untuk merumuskan ajaran ini, bidaat Albigensian menggunakan Kitab Suci versi vernacular untuk “mendukung keberadaan” teori mereka, dan mereka memelintir Kitab Suci untuk mendukung sistem moral yang tidak bermoral. Oleh karenanya, uskup Toulouse melarang penggunaan Kitab Suci (versi Vernacular / Vulgar Tongue melalui Konsili Tolouse) sampai bidaat ini berakhir.


Dan kini Anda tahu bukan?
Sudah aku berikan faktanya di atas bahwa ada ratusan, mungkin ribuan, Kitab Suci vernacular dalam berbagai bahasa, bukan hanya diterbitkan oleh otoritas Gereja, tetapi juga diterbitkan oleh berbagai pihak dan golongan.

Anda sendiri sudah menuliskan perlunya Alkitab terjemahan RESMI!!
Dalam Gereja Katolik, versi RESMI tentu saja adalah versi yang diterbitkan oleh otoritas Gereja, atau setidaknya mendapat persetujuan dari Gereja Katolik, bukan?
Kalo ada yang tidak resmi, dan lebih parah lagi bertentangan dengan versi resmi, wajar sekali jika Gereja Katolik menerbitkan larangan bagi umatnya utk membaca versi vernacular yang tidak resmi itu bukan??

Itu sudah aku berikan penjelasannya, bahwa Kitab Suci versi Vernacular Albigesians menyisipkan interpretasi2 mereka yg salah dalam Kitab Suci yang mereka terbitkan.
So... di mana salahnya jika otoritas Gereja Katolik melarang umatNya utk membaca Kitab Suci Vernacular Albigensians melalui kanon 14 Konsili Toulouse??


Dari banyak contoh versi vernacular yang anda berikan tetap tidak jelas ayat mana yang sudah dirubah atau dimanipulasi terjemahannya sebagai bukti kekeliruannya?

Setahu saya dari jawaban anda hanya “penafsiran” Albigesians saja yang sudah memanipulasi Kitab Suci karena tidak jelas bagi saya ayat mana yang sudah dirubah terjemahannya berdasarkan bahasa aslinya.

Kalau berbeda penafsiran tidak sama dengan memanipulasi terjemahan Kitab Suci seperti yang dilakukan oleh Jerome yaitu merubah bahasa asli dari Kitab Suci.

Dimana ayat Alkitab versi manapun yang mengajarkan bahwa pernikahan adalah kejahatan ?

Kalau doktrin bikinan gereja maka memang wajarlah banyak yang keluar dari kebenaran Kitab Suci seperti saya buktikan diforum ini mengenai tradisi GRK.

Bukankah peraturan Selibat dari GRK sendiri melarang perkawinan padahal Petrus dan beberapa Paus awal juga menikah dan memiliki anak ?

Shalom
BACK TO BIBLE

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #232 on: January 13, 2015, 11:46:22 AM »
Sudah pernah aku jawab di reply #163:
Mau Anda terjemahkan sebagai he (keturunan laki2) atau she (keturunan perempuan) SAMA SEKALI TIDAK MASALAH, karena Mariology tidak berlandaskan pada ayat ini!!

Gen 3 : 15 And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it (huw’) shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel.

Kata yg Anda permasalahkan dalam bahasa aslinya adalah huw’.
Kata huw’ dalam Lexicon Ibrani mirip dengan kata dia dalam bahasa Indonesia, bisa berlaku utk laki2, bisa berlaku untuk perempuan.

So... tidak salahnya jika dalam bahasa yg membedakan antara dia laki2 dan dia perempuan, seperti bahasa Latin, untuk menerjemahkan sebagai he atau she.
Apakah Anda kira kami gunakan ayat ini untuk menyatakan bahwa Maria adalah satu2nya orang yg dinubuatkan akan menghancurkan kepala ular??
Salah besar!!!! Ayat ini mengacu pada keturunan2 dari Hawa, bisa siapa saja, bahkan aku dan Anda pun bisa meremukkan kepala ular!

Maria, sebagai keturunan Hawa, telah terbukti berhasil meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.
Putri2 Gereja, seperti para santa, juga akan meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.
Gereja, Sang Mempelai Anak Domba, juga akan meremukkan kepala ular. Jadi tidak ada salahnya jika huw’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai she.

Mau diterjemahkan sebagai it yg tidak menunjukkan gender???
Tidak ada salahnya pula!! Kami tidak dilarang tuh untuk menggunakan Kitab Suci versi NAV yg menerjemahkan demikian, toh tidak akan mengubah makna dari nubuat ini.

Mau diterjemahkan sebagai he?? Monggo!!


Kalau diterjemahkan sebagai gender wanita seperti terjemahan Jerome sudah pasti keliru secara teologis atau doktrinal  karena yang dinubuatkan  oleh ayat tsb adalah dirinya Yesus Kristus yang seorang laki laki bukan wanita.

Yang mengalahkan kuasa si Iblis diatas salib hanyalah Yesus bukan Maria sehingga hanyalah manipulasi penafsiran belaka mengatakan Maria yang meremukkan kepala Si Iblis.

Hal ini jelas dengan merujuk kepada kalimat : “ ……her seed.”

Kekalahan si Iblis hanyalah berdasarkan karya salib oleh Yesus Kristus sendiri di Golgotha dan kebangkitan-Nya bukan jasa maria melahirkan Mesias.

Tidak ada secuilpun bukti di Alkitab bahwa Maria yang mengalahkan kuasa si Iblis selain manipulasi penafsiran belaka untuk mengkultuskannya menjadi berkuasa seperti ilahi.

Alkitab berkata :

1 Kor. 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.


Jadi janganlah anda menggeser peran exclusive Yesus Kristus kepada Maria yang hanya manusia biasa saja menurut ajaran Alkitab.


Demikian juga Tuhan tidak mengatakan keturunan Hawa tapi keturunan perempuan,dan Yesus, yang lahir dari perempuan (tanpa persetubuhan),berbeda dengan Maria yang merupakan keturunan Adam melalui Hawa.

Budaya Yahudi mengandung prinsip Patrialchal ( property and title are inherited by the male lineage) bukan matrialchal,jadi memang hanya Yesus yang dimaksud oleh ayat tersebut bukan Maria.

Menafsirkannya sebagai Maria hanyalah memanipulasi penafsiran yang sangat dipaksakan hanya untuk mengkultuskan Maria belaka diluar ajaran Alkitab.

The Catholic Church has exalted Mary the mother of Jesus to an extremely high status over the centuries. Misuse of the Holy Scriptures has occurred in the process. One example of distortion of Scripture to support Catholic exaltation of Mary has to do with the translation of Genesis 3:15. First let us examine the true meaning of Genesis 3:15 by looking at the translation offered by all Protestant translations. In agreement with the majority text (MT) and the Greek Septuagint Old Testament (LXX), Protestant translations will render the passage as such:

"13Then the LORD God said to the woman, "What is this you have done?" The woman said, "The serpent deceived me, and I ate." 14 So the LORD God said to the serpent, "Because you have done this, "Cursed are you above all the livestock and all the wild animals! You will crawl on your belly and you will eat dust all the days of your life. 15 And I will put enmity between you and the woman, and between your offspring and hers; he will crush your head, and you will strike his heel.”

“He” (הוּא) in the original Hebrew is masculine. It is pronounced “hoo” and can also mean “it.” Many think it means “it” in reference to collective offspring of the woman crushing the head of the serpent. In the LXX, however, it is rendered autos “he,” indicating that the passage should be understood as a Messianic prophecy about Jesus Christ alone crushing the head. “He [Jesus] will crush the serpent's head.”

However, Jerome (342-430) in his Latin Vulgate translation made a major error changing “it” or “he” into “she” using the feminine pronoun ipsa in the Latin. Roman Catholic scholars who accepted the Latin Vulgate then translated Genesis 3:15 in their Douay-Rheims Bible as:

"I will put enmities between thee and the woman, and thy seed and her seed: she shall crush thy head, and thou shalt lie in wait for her heel."
 
Instead of “he” (one of the woman’s descendants crushing the serpent as the LXX renders it), it becomes “she will crush your head.” And who is “she” for the Romanist? She is Mary of course. From this mistranslation they claim that instead of Jesus alone crushing the head of the serpent it would be Mary who would crush the head of Satan by being perfect and sinless. They use this mistranslation to justify the doctrine of the Immaculate Conception among other doctrines.

http://www.reformedapologeticsministries.com/2012/02/catholic-misuse-of-genesis-315.html


Bersambung
BACK TO BIBLE

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #233 on: January 13, 2015, 11:47:18 AM »


Quote
Quote from: solideogloria on December 24, 2014, 11:30:45 AM
2. When Miriam was visited by the angel Gabriel to announce the virgin birth of the Messiah, Gabriel said that she was highly favored of the Lord:

And the angel came in unto her, and said, Hail, thou that art highly favoured, the Lord is with thee: blessed art thou among women (Luke 1:28).

The Latin Vulgate says that Miriam was full of grace:

And the angel being come in, said unto her: Hail, full of grace, the Lord is with thee: blessed art thou among women (Latin Vulgate Version).

This gave rise to the false teaching of Mariolatry. Here is the Latin Rosary or prayer to Mary:

Hail Mary, full of grace, the Lord is with thee; blessed art thou amongst women, and blessed is the fruit of thy womb, Jesus. Holy Mary, Mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our death. Amen.

Luk 1 : 28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai (“charitoo”), Tuhan menyertai engkau."

“Highly favoured”, “full of grace”, “penuh rahmat”, “dikaruniai”, atau terjemahan apapun, adalah terjemahan dari kata aslinya “charitoo”.

Menurut lexicon Yunani, kata “charitoo” itu artinya adalah:
1) to make graceful
    1a) charming, lovely, agreeable
 2) to peruse with grace, compass with favour
 3) to honour with blessings

So.. di mana salahnya jika Vulgata menerjemahkannya sebagai “full of grace”??
Kalo Anda gugat terjemahan Vulgata karena menerjemahkan “charitoo” sebagai “full of grace”, mengapa tidak Anda gugat versi Authorized Version (AV) yg menerjemahkan sebagai “highly favoured”? Wong di lexicon Yunani itu jelas2 dikatakan bahwa “charitoo” dapat diterjemahkan sebagai “gracefull”, “charming”, “lovely”, “peruse with grace”, “honour with blessings”??


Istilah “full of grace” kurang tepat karena istilah “full atau penuh” itu mengandung makna sumber atau pengantara berkat (bukan penerima berkat) sebagaimana ajaran Mariology dimana Maria merupakan sumber berkat dan keselamatan bagi manusia.

“Mary is all powerful with her divine Son who grants all graces to mankind through her” – Pope Benedict XV, Fausto Appetente Dei

“With a still more ardent zeal for piety, religion and love, let them continue to venerate, invoke and pray to the most Blessed Virgin Mary, Mother of God, conceived without original sin. Let them fly with utter confidence to this most sweet Mother of mercy and grace in all dangers, difficulties, needs, doubts and fears. Under her guidance, under her patronage, under her kindness and protection, nothing is to be feared; nothing is hopeless. Because, while bearing toward us a truly motherly affection and having in her care the work of our salvation, she is solicitous about the whole human race.” – Pope Pius IX, Ineffabilis Deus

“God has committed to her the treasury of all good things, in order that everyone may know that through her are obtained every hope, every grace, and all salvation. For this is his will, that we obtain everything through Mary.” (Pius IX: Encycl., Ubi primum, February 2, 1849.) — [p. 12, number 12]


Hakim-hakim 5:24 Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.

Ayat diatas yang menyatakan pemberian berkat melebihi perempuan perempuan lain tetapi faktanya tidak menjadikan Yael menjadi obyek doa dan penyembahan sebagaimana GRK melakukannya kepada Maria.

Jadi jelas penterjemahan ayat tsb sudah mengandung ajaran Mariolatry.


Quote
Quote from: solideogloria on December 24, 2014, 11:30:45 AM
Sudah saya berikan di replay 167 sumbernya,dan isinya memang tidak berbeda dengan banyak sumber lainnya mengenai larangan memiliki atau membaca Alkitab oleh GRK.

Di reply #167, Anda hanya memberikan referensi dari "D. Lortsch, Historie de la Bible en France, 1910, p.14".

Sekali lagi, bro soli, semua konsili Gereja, baik konsili lokal maupun konsili ekumenis, pasti memiliki dokumentasi mengenai keputusan2 yg diambil atau dekrit2 yg dikeluarkan dalam konsili tersebut.
Anda mengatakan Konsili Tarragona mengeluarkan larangan bagi umat memiliki Kitab Suci dalam bahasa Romawi.
Untuk membuktikan kebenarannya dan menelaah keseluruhan kanon konsili Tarragona, silakan Anda bagikan di sini seluruh kanon2 dari konsili tersebut.
Jangan hanya mengutip dari si A menuliskan demikian, dari si B menulis demikian.
Aku bisa saja di tahun xxxx Gereja menerbitkan kanon X, "melarang umat untuk membuka facebook".
Hanya karena aku menulis demikian, lalu Anda kutip judul tulisan di mana aku mengeluarkan statement tersebut, tidak menjadikan bukti bahwa pernyataanku itu benar.
Karena ada keraguan di sini, kita harus mengacu pada sumber aslinya yg utuh, yaitu kanon2 yang dikeluarkan secara resmi oleh konsili Tarragona!

Silakan, jika Anda memang dapat membuktikan kebenaran keberadaan konsili Tarragona, silakan Anda bagikan di sini selengkapnya kanon2 Konsili Tarragona!


Kita yang hidup dijaman modern ini tentunya hanya bisa mengutip dari mereka yang memang profesinya ahli didalam sejarah gereja.

Anda sendiripun banyak mengutip contoh versi vernacular tetapi tetap saja saya tidak menemukan penjelasan anda mana ayat yang sudah dipalsukan terjemahannya tsb.

Sedangkan terjemahan Jerome sudah saya buktikan manipulasi penterjemahannya sehingga membawa konsekwensi pembenaran kepada ajaran gereja mengenai mariolatry yang menurut saya sudah jauh menyimpang dari kebenaran Kitab Suci sehingga lahirlah gerakan Reformasi dari dalam kalangan Roma Katolik sendiri.


Quote
Quote from: solideogloria on December 24, 2014, 11:30:45 AM
Justru sudah saya buktikan diatas bahwa Alkitab versi Vulgatalah yang sudah memanipulasi Kitab Aslinya dan selayaknya harus ditolak kebenarannya.

Shalom

Nope, justru sebaliknya, dalam reply #163 pun sudah aku buktikan bahwa tuduhan Anda tidak benar.
Tanpa terjemahan versi Vulgata, kami tetap mengimani bahwa Maria itu penuh rahmat, bahwa Maria memang meremukkan kepala ular, karena Maria adalah keturunan dari Hawa.
Bukti nyatanya, KAMI TIDAK DILARANG utk menggunakan Kitab Suci versi NAV yang menerjemahkan keturunan Hawa yg meremukkan ular sebagai "it", tidak mengacu pada seorang wanita. See... Mariology tetap tidak goyah hanya karena kami menggunakan Kitab Suci versi NAV.


Adalah Romanisme Katolik, yang melahirkan rupa-rupa ajaran tambahan tentang superioritas Maria dalam keselamatan. Ia ditetapkan telah terbebas dari segala dosa asal (Paus Pius IX, 1854; Ratzinger, 1994), tetap tidak berdosa sepanjang hidupnya (Ratzinger, Catechism 411) dan tetap perawan selamanya setelah kelahiran Yesus (Ratzinger, Catechism 499-500),mediatrix,co-redemptrix,assumption,apparition,dll.

Ajaran-ajaran ini telah mengarah pada rangkaian ajaran ‘Mariolatry’, pemujaan Maria yang dilakukan di luar batas-batas kewajaran Alkitabiah.

Jadi adalah tidak mengherankan kalau terjemahan maupun penafsiran dari ayat ayat Kitab Suci akan selalu diusahakan selalu untuk membenarkan ajaran mariolatry tsb apakah melalui tehnik “Equivocation Paralelism Fallacy” ataupun “Argumentum ex Silentio” seperti biasanya.

Shalom

BACK TO BIBLE

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #234 on: January 13, 2015, 10:57:55 PM »
Dari banyak contoh versi vernacular yang anda berikan tetap tidak jelas ayat mana yang sudah dirubah atau dimanipulasi terjemahannya sebagai bukti kekeliruannya?

Setahu saya dari jawaban anda hanya “penafsiran” Albigesians saja yang sudah memanipulasi Kitab Suci karena tidak jelas bagi saya ayat mana yang sudah dirubah terjemahannya berdasarkan bahasa aslinya.

Kalau berbeda penafsiran tidak sama dengan memanipulasi terjemahan Kitab Suci seperti yang dilakukan oleh Jerome yaitu merubah bahasa asli dari Kitab Suci.

Dimana ayat Alkitab versi manapun yang mengajarkan bahwa pernikahan adalah kejahatan ?

Kalau doktrin bikinan gereja maka memang wajarlah banyak yang keluar dari kebenaran Kitab Suci seperti saya buktikan diforum ini mengenai tradisi GRK.

Bukankah peraturan Selibat dari GRK sendiri melarang perkawinan padahal Petrus dan beberapa Paus awal juga menikah dan memiliki anak ?

Shalom

Sebentar, jadi permasalahannya di sini, Anda  minta aku buktikan bahwa Kitab Suci versi vernacular Albigensians itu nyata?
No problem!!
Ada manuscript Kitab Suci Albigensians yg masih dapat ditemukan sampai saat ini, yaitu: "Cathar Bible of Lyon”, yang saat ini disimpan di “Academy of Science, Arts and Fine Arts of Lyon”, di kota Lyon, Prancis.

Cathar adalah nama lain dari Albigensians, mengenai siapa mereka dan apa iman (doktrin2 bidaat) mereka, silakan dilihat di website mereka: http://www.cathar.info/

Kitab Suci mereka terdiri dari:
-   The Cathar Bible of Lyon, yg adalah terjemahan Kitab2 Perjanjian Baru dalam bahasa Occitan vernacular
-   The Rituals of Lyon,  berisi rincian liturgi mereka
(copy dari text ini bisa Anda temukan di sini: http://www.rialto.unina.it/prorel/CatharRitual/CathRit.htm)
-   The Ritual of Dublin, berisi exegesis doa “Bapa Kami” dan sermon uskup mereka
-   Anonymous Cathar Treaty, berisi kumpulan kutipan2 dengan komentar2 yg berkaitan dengan doktrin dualisme mereka
-   The Book of the Two Principles, yang adalah tulisan Juan de Lugio, tentang keberadaan dua Tuhan yang abadi dan saling bertentangan
-   The Secret Book of Bogomils, yaitu apokripa ttg dialog antara Yesus dan rasul Yohanes
-   The Vision of Isaiah, yaitu apokripa ttg naiknya nabi Yesaya ke langit ke tujuh.
Referensi: http://laespiraldelconocimiento.com/dossier.cfm?id=42

Sekarang, mari kita buktikan betapa bahayanya Kitab Suci vernacular mereka!
   
Ini contoh ajaran bidaat Albigensian  yg mengacu pada Kitab Suci versi vernacular mereka.

Albigensians’ Doctrines
The Nature of Christ. The Albigenses were constantly charged with holding Docetic views of Christ. Yet they believed in an Incarnation, though not that of the Nicene Creed. They were prepared to say that Christ was born " in virgine," but not " ex virgine," or as the Paulicians put it, ' St CLVTW o>? Sia <rft)A?j/o? Sie\tj\v6evai." The basic belief in the utter sinfulness of flesh was an insuperable obstacle to belief in the sinlessness of the Incarnate Christ, an obstacle which late in Christianity the theory of the Immaculate Conception attempts to surmount. The Manichees, under Parsic influence, taught that as " the light shineth in the darkness, and the darkness overcame it not," so the Christ could not enter a human body, except in appearance ; and the Priscillianists denied a human body to Him, and said He was innascibilis, because the human body was the seat of sin. The Albigensian solution was that Christ was created sinless man in heaven, and in His perfect nature of body, soul and spirit was born in the Virgin Mary. The one passage of Scripture which was read at their distinctive service the Consolamentum was St. John i. 1-17, where the order is ' the Word was made flesh and (then) dwelt among us." The two clauses in the Creed, therefore, should be reversed and run : " He was made man, and came down from heaven." It followed from this real humanity of Christ that His suffering was real and not Docetic. Hence the Albigenses regarded the Cross as an instrument and symbol of the actual shame and suffering of Christ, and, as such, should not be honoured.

ref: http://en.wikisource.org/wiki/The_Albigensian_Heresy#Chapter_V._A_Summary


Hanya dengan melihat bagaimana mereka mengutip ayat2 Kitab Suci dan menginterpretasikannya menjadi ajaran bidaat, logikanya sudah sangat tepat jika Gereja Katolik melarang umatnya membaca dan memiliki Kitab Suci vernacular versi Albigensians.

Sekali lagi, yang dilarang oleh Gereja Katolik melalui canon 14 konsili Toulouse adalah larangan utk memiliki dan membaca Kitab Suci vernacular versi Albigensians, TETAPI tidak pernah ada larangan untuk umat memiliki dan membaca Kitab Suci versi yg benar.
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #235 on: January 13, 2015, 10:59:49 PM »
Kalau diterjemahkan sebagai gender wanita seperti terjemahan Jerome sudah pasti keliru secara teologis atau doktrinal  karena yang dinubuatkan  oleh ayat tsb adalah dirinya Yesus Kristus yang seorang laki laki bukan wanita.

Lho... menurut telaah gramatical, kata “huw” ini dapat diterjemahkan sebagai “he (dia laki2)” atau “she (dia perempuan)” atau bahkan “it (non-gender, mengacu pada benda, bukan manusia)”.

Yang mengalahkan kuasa si Iblis diatas salib hanyalah Yesus bukan Maria sehingga hanyalah manipulasi penafsiran belaka mengatakan Maria yang meremukkan kepala Si Iblis.

Hal ini jelas dengan merujuk kepada kalimat : “ ……her seed.”

Kekalahan si Iblis hanyalah berdasarkan karya salib oleh Yesus Kristus sendiri di Golgotha dan kebangkitan-Nya bukan jasa maria melahirkan Mesias.

Tidak ada secuilpun bukti di Alkitab bahwa Maria yang mengalahkan kuasa si Iblis selain manipulasi penafsiran belaka untuk mengkultuskannya menjadi berkuasa seperti ilahi.

Alkitab berkata :

1 Kor. 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.


Jadi janganlah anda menggeser peran exclusive Yesus Kristus kepada Maria yang hanya manusia biasa saja menurut ajaran Alkitab.

Lho.. memang Gereja Katolik mengajarkan Maria dapat menggantikan Yesus??
Justru sebaliknya, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria pun tidak dapat berbuat apa2 dan tidak memiliki kuasa apa pun jika tidak bersumber dari kuasa Yesus, dengan kata lain memang Yesus lah yg mengalahkan segala kuasa iblis dan segala kuasa maut.

Katekismus Gereja Katolik #970
Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya" (LG 60). "Sebab tiada makhluk satu pun yang pernah dapat disejajarkan dengan Sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebaikan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam makhluk-makhluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada makhluk-makhluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber" (LG 62).


Demikian juga Tuhan tidak mengatakan keturunan Hawa tapi keturunan perempuan,dan Yesus, yang lahir dari perempuan (tanpa persetubuhan),berbeda dengan Maria yang merupakan keturunan Adam melalui Hawa.

Budaya Yahudi mengandung prinsip Patrialchal ( property and title are inherited by the male lineage) bukan matrialchal,jadi memang hanya Yesus yang dimaksud oleh ayat tersebut bukan Maria.

Interpretasi!! Sekali lagi, ini hanya INTERPRETASI Anda!!!
Tidak ada satu pun ayat dalam Kitab Suci yg secara explicit mengatakan bahwa yang dinubuatkan dalam Kej 3 : 15 adalah Yesus.
Hanya INTERPRETASI Anda lah yg menyimpulkan demikian.

So... yang sedang kita bandingkan di sini adalah INTERPRETASI Gereja Katolik versus INTERPRETASI Anda!!!
BUKAN interpretasi Gereja Katolik versus Kitab Suci!!
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #236 on: January 13, 2015, 11:00:30 PM »
Menafsirkannya sebagai Maria hanyalah memanipulasi penafsiran yang sangat dipaksakan hanya untuk mengkultuskan Maria belaka diluar ajaran Alkitab.

The Catholic Church has exalted Mary the mother of Jesus to an extremely high status over the centuries. Misuse of the Holy Scriptures has occurred in the process. One example of distortion of Scripture to support Catholic exaltation of Mary has to do with the translation of Genesis 3:15. First let us examine the true meaning of Genesis 3:15 by looking at the translation offered by all Protestant translations. In agreement with the majority text (MT) and the Greek Septuagint Old Testament (LXX), Protestant translations will render the passage as such:

"13Then the LORD God said to the woman, "What is this you have done?" The woman said, "The serpent deceived me, and I ate." 14 So the LORD God said to the serpent, "Because you have done this, "Cursed are you above all the livestock and all the wild animals! You will crawl on your belly and you will eat dust all the days of your life. 15 And I will put enmity between you and the woman, and between your offspring and hers; he will crush your head, and you will strike his heel.”

“He” (הוּא) in the original Hebrew is masculine. It is pronounced “hoo” and can also mean “it.” Many think it means “it” in reference to collective offspring of the woman crushing the head of the serpent. In the LXX, however, it is rendered autos “he,” indicating that the passage should be understood as a Messianic prophecy about Jesus Christ alone crushing the head. “He [Jesus] will crush the serpent's head.”

However, Jerome (342-430) in his Latin Vulgate translation made a major error changing “it” or “he” into “she” using the feminine pronoun ipsa in the Latin. Roman Catholic scholars who accepted the Latin Vulgate then translated Genesis 3:15 in their Douay-Rheims Bible as:

"I will put enmities between thee and the woman, and thy seed and her seed: she shall crush thy head, and thou shalt lie in wait for her heel."
 
Instead of “he” (one of the woman’s descendants crushing the serpent as the LXX renders it), it becomes “she will crush your head.” And who is “she” for the Romanist? She is Mary of course. From this mistranslation they claim that instead of Jesus alone crushing the head of the serpent it would be Mary who would crush the head of Satan by being perfect and sinless. They use this mistranslation to justify the doctrine of the Immaculate Conception among other doctrines.

http://www.reformedapologeticsministries.com/2012/02/catholic-misuse-of-genesis-315.html

Lagi2 yg Anda copy-paste ini adalah INTERPRETASI untuk dibandingkan dengan ajaran Gereja Katolik, BUKAN Kitab Suci dibandingkan dengan ajaran Gereja Katolik!!!

Karena kita sedang membandingkan interpretasi versus interpretasi, kali ini aku jawab copy-paste Anda dengan copy-paste juga dari newadvent!

The first prophecy referring to Mary is found in the very opening chapters of the Book of Genesis (3:15): "I will put enmities between thee and the woman, and thy seed and her seed; she shall crush thy head, and thou shalt lie in wait for her heel." This rendering appears to differ in two respects from the original Hebrew text:
 
(1) First, the Hebrew text employs the same verb for the two renderings "she shall crush" and "thou shalt lie in wait"; the Septuagint renders the verb both times by terein, to lie in wait; Aquila, Symmachus, the Syriac and the Samaritan translators, interpret the Hebrew verb by expressions which mean to crush, to bruise; the Itala renders the terein employed in the Septuagint by the Latin "servare", to guard; St. Jerome [1] maintains that the Hebrew verb has the meaning of "crushing" or "bruising" rather than of "lying in wait", "guarding". Still in his own work, which became the Latin Vulgate, the saint employs the verb "to crush" (conterere) in the first place, and "to lie in wait" (insidiari) in the second. Hence the punishment inflicted on the serpent and the serpent's retaliation are expressed by the same verb: but the wound of the serpent is mortal, since it affects his head, while the wound inflicted by the serpent is not mortal, being inflicted on the heel.
 
(2) The second point of difference between the Hebrew text and our version concerns the agent who is to inflict the mortal wound on the serpent: our version agrees with the present Vulgate text in reading "she" (ipsa) which refers to the woman, while the Hebrew text reads hu' (autos, ipse) which refers to the seed of the woman. According to our version, and the Vulgate reading, the woman herself will win the victory; according to the Hebrew text, she will be victorious through her seed. In this sense does the Bull "Ineffabilis" ascribe the victory to Our Blessed Lady. The reading "she" (ipsa) is neither an intentional corruption of the original text, nor is it an accidental error; it is rather an explanatory version expressing explicitly the fact of Our Lady's part in the victory over the serpent, which is contained implicitly in the Hebrew original. The strength of the Christian tradition as to Mary's share in this victory may be inferred from the retention of "she" in St. Jerome's version in spite of his acquaintance with the original text and with the reading "he" (ipse) in the old Latin version.
 
As it is quite commonly admitted that the Divine judgment is directed not so much against the serpent as against the originator of sin, the seed of the serpent denotes the followers of the serpent, the "brood of vipers", the "generation of vipers", those whose father is the Devil, the children of evil, imitando, non nascendo (Augustine). [2] One may be tempted to understand the seed of the woman in a similar collective sense, embracing all who are born of God. But seed not only may denote a particular person, but has such a meaning usually, if the context allows it. St. Paul (Galatians 3:16) gives this explanation of the word "seed" as it occurs in the patriarchal promises: "To Abraham were the promises made and to his seed. He saith not, and to his seeds, as of many; but as of one, and to his seed, which is Christ". Finally the expression "the woman" in the clause "I will put enmities between thee and the woman" is a literal version of the Hebrew text. The Hebrew Grammar of Gesenius-Kautzsch [3] establishes the rule: Peculiar to the Hebrew is the use of the article in order to indicate a person or thing, not yet known and not yet to be more clearly described, either as present or as to be taken into account under the contextual conditions. Since our indefinite article serves this purpose, we may translate: "I will put enmities between you and a woman". Hence the prophecy promises a woman, Our Blessed Lady, who will be the enemy of the serpent to a marked degree; besides, the same woman will be victorious over the Devil, at least through her offspring. The completeness of the victory is emphasized by the contextual phrase "earth shall thou eat", which is according to Winckler [4] a common old-oriental expression denoting the deepest humiliation [5].

http://www.newadvent.org/cathen/15464b.htm

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #237 on: January 13, 2015, 11:01:08 PM »
Istilah “full of grace” kurang tepat karena istilah “full atau penuh” itu mengandung makna sumber atau pengantara berkat (bukan penerima berkat) sebagaimana ajaran Mariology dimana Maria merupakan sumber berkat dan keselamatan bagi manusia.

“Mary is all powerful with her divine Son who grants all graces to mankind through her” – Pope Benedict XV, Fausto Appetente Dei

“With a still more ardent zeal for piety, religion and love, let them continue to venerate, invoke and pray to the most Blessed Virgin Mary, Mother of God, conceived without original sin. Let them fly with utter confidence to this most sweet Mother of mercy and grace in all dangers, difficulties, needs, doubts and fears. Under her guidance, under her patronage, under her kindness and protection, nothing is to be feared; nothing is hopeless. Because, while bearing toward us a truly motherly affection and having in her care the work of our salvation, she is solicitous about the whole human race.” – Pope Pius IX, Ineffabilis Deus

“God has committed to her the treasury of all good things, in order that everyone may know that through her are obtained every hope, every grace, and all salvation. For this is his will, that we obtain everything through Mary.” (Pius IX: Encycl., Ubi primum, February 2, 1849.) — [p. 12, number 12]

Hakim-hakim 5:24 Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.

Ayat diatas yang menyatakan pemberian berkat melebihi perempuan perempuan lain tetapi faktanya tidak menjadikan Yael menjadi obyek doa dan penyembahan sebagaimana GRK melakukannya kepada Maria.

Jadi jelas penterjemahan ayat tsb sudah mengandung ajaran Mariolatry.

Lagi2 salah kaprah akan iman katolik!!
Ajaran2 bapa2 Gereja yang dipotong2 dan diartikan di luar konteks tentu saja dapat disalah artikan sebagai idolatry kepada Maria .
Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Maria menjadi sumber berkat dan keselamatan bagi umat manusia, tidak pernah pula menyamakan Maria dengan Yesus atau Maria menggantikan Yesus, tetapi justru Maria bersandar sepenuhnya dan menimba sumber keselamatan itu dari Allah sendiri melalui karya penebusan Kristus, untuk dibagikan kepada saudara-saudarinya, seperti yg disampaikan melalui ajaran resmi Gereja Katolik dalam KGK #970:

Katekismus Gereja Katolik #970
Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya" (LG 60). "Sebab tiada makhluk satu pun yang pernah dapat disejajarkan dengan Sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebaikan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam makhluk-makhluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada makhluk-makhluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber" (LG 62).

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #238 on: January 13, 2015, 11:01:58 PM »
Kita yang hidup dijaman modern ini tentunya hanya bisa mengutip dari mereka yang memang profesinya ahli didalam sejarah gereja.

Anda sendiripun banyak mengutip contoh versi vernacular tetapi tetap saja saya tidak menemukan penjelasan anda mana ayat yang sudah dipalsukan terjemahannya tsb.

Lol... hanya mengutip dari “ahli sejarah”???
Kalo "ahli sejarah" seperti William Webster bilang pernah ada konsili Tarragona di abad ke15, maka Anda akan terima mentah2 tulisan "ahli sejarah" itu??

Bro Soli, aku tidak menerima mentah2 tulisan2 ahli2 sejarah. Tulisan2 mereka harus dapat dipertanggung-jawabkan dan harus dapat dibuktikan kebenarannya!
Banyak tulisan, memang, yg aku jadikan referensi bahwa Konsili Toulouse diadakan utk melawan bidaat Albigensians (atau dikenal juga sebagai bidaat Cathar), dan bahwa kanon 14 itu otomatis utk melarang umat membaca dan memiliki Kitab Suci vernacular Albigensians. Tapi referensi2 yg aku bawa itu dapat dibuktikan kebenarannya, dan kalo memang tidak terbukti kebenarannya, aku siap utk menarik kembali referensi2 itu dan argument2 ku yg berdasarkan pada referensi itu.

Keberadaan Albigensians dapat dibuktikan kebenarannya, bahkan sampai saat ini kelompok bidaat ini masih exist! Bisa Anda buktikan dengan mengunjungi website mereka: http://www.cathar.info/
Kitab Suci vernacular Albigensians pun nyata, bahkan bukti fisiknya dapat Anda temukan di “Academy of Science, Arts and Fine Arts of Lyon”, di kota Lyon, Prancis. Sudah aku berikan pula bukti apa isi Kitab Suci vernacular mereka, beserta referensi2 utk Anda melihat copy bagian2 naskahnya. Tidak percaya dengan link2 yg aku berikan?? Silakan Anda datang sendiri ke Lyon utk membuktikannya!!!

Sekarang aku minta hal yg sama dari Anda, jangan hanya percaya buta pada "ahli sejarah"!
Silakan buktikan kebenaran keberadaan Konsili Tarragona yg kanonnya Anda ambil itu!
Silakan berikan referensi, misal: di mana naskah dokumentasi konsili Tarragona disimpan!
Kalo bisa memberikan copy dari naskah itu, akan lebih baik lagi, sehingga bisa kita pelajari bersama2 apakah kanon2 Konsili Tarragona (jika benar ada) benar2 melarang umat katolik utk membaca / memiliki Kitab Suci.

Sedangkan terjemahan Jerome sudah saya buktikan manipulasi penterjemahannya sehingga membawa konsekwensi pembenaran kepada ajaran gereja mengenai mariolatry yang menurut saya sudah jauh menyimpang dari kebenaran Kitab Suci sehingga lahirlah gerakan Reformasi dari dalam kalangan Roma Katolik sendiri.

Ya, sudah Anda buktikan dengan menggunakan INTERPRETASI Anda!!!
Faktanya tetap bahwa kata yg diterjemahkan oleh Jerome sebagai "she" (dia perempuan) adalah dari kata asli "huw", yang secara gramatical memang dapat diterjemahkan sebagai "he" (dia laki2) atau "she" (dia perempuan) atau bahkan "it" (non-gender, mengacu pada benda).

Adalah Romanisme Katolik, yang melahirkan rupa-rupa ajaran tambahan tentang superioritas Maria dalam keselamatan. Ia ditetapkan telah terbebas dari segala dosa asal (Paus Pius IX, 1854; Ratzinger, 1994), tetap tidak berdosa sepanjang hidupnya (Ratzinger, Catechism 411) dan tetap perawan selamanya setelah kelahiran Yesus (Ratzinger, Catechism 499-500),mediatrix,co-redemptrix,assumption,apparition,dll.

Ajaran-ajaran ini telah mengarah pada rangkaian ajaran ‘Mariolatry’, pemujaan Maria yang dilakukan di luar batas-batas kewajaran Alkitabiah.

Jadi adalah tidak mengherankan kalau terjemahan maupun penafsiran dari ayat ayat Kitab Suci akan selalu diusahakan selalu untuk membenarkan ajaran mariolatry tsb apakah melalui tehnik “Equivocation Paralelism Fallacy” ataupun “Argumentum ex Silentio” seperti biasanya.

Shalom

Supaya tidak OOT berkepanjangan, silakan diskusi Mariology dilanjutkan di thread terpisah!
« Last Edit: January 13, 2015, 11:32:28 PM by Jenova »
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline solideogloria

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3803
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Protestant
Re: Umat katolik dilarang membaca Alkitab?
« Reply #239 on: January 14, 2015, 09:27:34 AM »
Sebentar, jadi permasalahannya di sini, Anda  minta aku buktikan bahwa Kitab Suci versi vernacular Albigensians itu nyata?
No problem!!
Ada manuscript Kitab Suci Albigensians yg masih dapat ditemukan sampai saat ini, yaitu: "Cathar Bible of Lyon”, yang saat ini disimpan di “Academy of Science, Arts and Fine Arts of Lyon”, di kota Lyon, Prancis.

Cathar adalah nama lain dari Albigensians, mengenai siapa mereka dan apa iman (doktrin2 bidaat) mereka, silakan dilihat di website mereka: http://www.cathar.info/

Kitab Suci mereka terdiri dari:
-   The Cathar Bible of Lyon, yg adalah terjemahan Kitab2 Perjanjian Baru dalam bahasa Occitan vernacular
-   The Rituals of Lyon,  berisi rincian liturgi mereka
(copy dari text ini bisa Anda temukan di sini: http://www.rialto.unina.it/prorel/CatharRitual/CathRit.htm)
-   The Ritual of Dublin, berisi exegesis doa “Bapa Kami” dan sermon uskup mereka
-   Anonymous Cathar Treaty, berisi kumpulan kutipan2 dengan komentar2 yg berkaitan dengan doktrin dualisme mereka
-   The Book of the Two Principles, yang adalah tulisan Juan de Lugio, tentang keberadaan dua Tuhan yang abadi dan saling bertentangan
-   The Secret Book of Bogomils, yaitu apokripa ttg dialog antara Yesus dan rasul Yohanes
-   The Vision of Isaiah, yaitu apokripa ttg naiknya nabi Yesaya ke langit ke tujuh.
Referensi: http://laespiraldelconocimiento.com/dossier.cfm?id=42

Sekarang, mari kita buktikan betapa bahayanya Kitab Suci vernacular mereka!
   
Ini contoh ajaran bidaat Albigensian  yg mengacu pada Kitab Suci versi vernacular mereka.

Albigensians’ Doctrines
The Nature of Christ. The Albigenses were constantly charged with holding Docetic views of Christ. Yet they believed in an Incarnation, though not that of the Nicene Creed. They were prepared to say that Christ was born " in virgine," but not " ex virgine," or as the Paulicians put it, ' St CLVTW o>? Sia <rft)A?j/o? Sie\tj\v6evai." The basic belief in the utter sinfulness of flesh was an insuperable obstacle to belief in the sinlessness of the Incarnate Christ, an obstacle which late in Christianity the theory of the Immaculate Conception attempts to surmount. The Manichees, under Parsic influence, taught that as " the light shineth in the darkness, and the darkness overcame it not," so the Christ could not enter a human body, except in appearance ; and the Priscillianists denied a human body to Him, and said He was innascibilis, because the human body was the seat of sin. The Albigensian solution was that Christ was created sinless man in heaven, and in His perfect nature of body, soul and spirit was born in the Virgin Mary. The one passage of Scripture which was read at their distinctive service the Consolamentum was St. John i. 1-17, where the order is ' the Word was made flesh and (then) dwelt among us." The two clauses in the Creed, therefore, should be reversed and run : " He was made man, and came down from heaven." It followed from this real humanity of Christ that His suffering was real and not Docetic. Hence the Albigenses regarded the Cross as an instrument and symbol of the actual shame and suffering of Christ, and, as such, should not be honoured.

ref: http://en.wikisource.org/wiki/The_Albigensian_Heresy#Chapter_V._A_Summary


Hanya dengan melihat bagaimana mereka mengutip ayat2 Kitab Suci dan menginterpretasikannya menjadi ajaran bidaat, logikanya sudah sangat tepat jika Gereja Katolik melarang umatnya membaca dan memiliki Kitab Suci vernacular versi Albigensians.

Sekali lagi, yang dilarang oleh Gereja Katolik melalui canon 14 konsili Toulouse adalah larangan utk memiliki dan membaca Kitab Suci vernacular versi Albigensians, TETAPI tidak pernah ada larangan untuk umat memiliki dan membaca Kitab Suci versi yg benar.


Seperti penjelasan saya sebelumnya bahwa yang anda persoalkan adalah penafsiran atau ajaran Albigensian terhadap ayat Kitab Suci bukan memanipulasi terjemahan Kitab Suci seperti yang dilakukan oleh Jerome atas perintah Paus.

Ajaran Albigensian menurut saya sama berbahayanya dengan semua ajaran GRK mengenai Mariolatry dan Papacy yang sama sekali tidak ada dasar Alkitabnya.

Malah Jerome yang sudah saya buktikan memanipulasi terjemahan Kitab Suci dengan tidak semestinya itu.

Shalom
BACK TO BIBLE