Bakat adalah talenta yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, jika kita menyia nyiakan talenta yang kita terima, kelak jika kita tidak mampu mengembalikan talenta yang diminta oleh Tuhan, entah apa yang akan menimpa kita.
Saya sejak kecil dikaruniai dengan banyak talenta, itu harus saya syukuri, sejak kecil saya gemar menggambar, gemar fotografi, gemar mengarang. Sejak SD, SMP, SMA, jika ada perlombaan menggambar, saya selalu memenangkannya dengan mudah. Nilai menggambar, termasuk menggambar teknik ketika SMA, selalu teratas. Sejak SMP dan SMA, bidang fotografi selalu saya geluti. Begitu juga mengarang, banyak karangan saya yang termasuk terbaik dalam nilai di sekolah. Ketika mulai berorganisasi, dan bekerja, saya menyadari punya satu talenta lagi, yakni kemampuan untuk mempengaruhi pendengar dalam motivasi dan semangat. Team yang saya pimpin selalu menjadi yang terbaik dalam bidang marketing dan manajemen.
Tetapi, diantara sekian banyak bakat dan talenta yang saya miliki, saya merasa sangat sedikit mengembangkannya menjadi berlipatganda. Saya cenderung menyukai hal hal baru, dan terlalu cepat puas dengan apa yang telah saya ketahui. Saya cenderung cepat belajar, tetapi juga cepat merasa bisa, dan enggan untuk menggalinya lebih dalam lagi, dan itu merupakan titik lemah yang sedikit banyak menghambat.
Dari pengalaman yang saya rasakan sendiri, maka saya bisa menyarankan, temukan satu saja talenta yang benar benar merupakan kekuatan anda, gali hingga dalam, kembangkan talenta itu hingga menjadi besar dan berbuah. Itu jauh lebih baik dibanding mengetahui banyak tetapi hanya sedikit-sedikit.
Syalom