Juga dari bbagai referensi luar Alkitab.
Saya masih belon jelas apa yg terjadi sebenernya ...
(sepertinya ada kesimpangsiuran ?).... : perihal Yesus dibawa ke otoritas Roma, itu dakwaan-nya Israel saat menghadap Roma dalam kasus kriminal ? ataukah kasus keagamaan yah ?
Ini kox jadi ke kasus Stefanus ya?
Kasus Stefanus itu pan diskusi saya dg Yopi.
hehehe.... sori... soalnya saya belon tau ada ayat tentang kematian Stefanus ... baru tau saat baca diskusi siip dgn yopi.... kalo sebelonnya saya tau, kasus Stefanus juga saya bawa bawa - selain kasus perempuan a-susila
.
Mlebar lagi dach diskusinya.
Nggak donk... kan fokusnya tetep tentang upah dosa adalah maut (mati jasmani) yang menurut Law Allah di PL ...
.
Coba kita skrg batasi diskusi kita dlm 2 kasus.
1. Kasus prempuan bzinah.
2. Kasus Stefanus
Kasus Ananias, dosa-nya adalah mendustai Allah - dan upahnya langsung mati. Tidak ada cerita di event tsb Petrus kaget ato apa.... kemungkinan tetep ada bhw Petrus juga setuju atas kematian mereka.
Pndapat saya, pd saat Israel dijajah oleh Roma, maka mreka tidak diperbolehkan mhukum mati walau tetap dperbolehkan mhakimi/mbri hukuman lain atas planggaran Taurat di luar hukuman mati.
maap... soalnya saya sendiri juga masih merasa rumit utk mengertikan apalagi memaparkannya, siip.
Mungkin begini....
pada kasus perempuan berzinah itu, secara sesuai Law Allah di PL ---> perempuan itu harusnya mati (terlepas siapakah eksekusionernya.... Roma-kah, Israel-kah ataupun bahkan Allah sendiri yg meng-eksekusinya).
Dlm kasus 1,
Jika prempuan bzinah dserahkan pd Roma utk dhukum mati, maka MA mlaksanakan Hukum Taurat skaligus Hukum Roma.
Kasusnya menjadi rumit disini. IMO, pada bold - sebenernya tidak bisa dikatakan bold, melainkan MA melaksanakan Law-nya Roma.
Jika Roma mmutuskan utk tidak mhukum mati, maka MA tidak bersalah
MA tidak bersalah ke yang mana ? Law Allah yg di PL ? Begimana bisa ada "bersalah/tidak bersalah" apabila saat itu yang berlaku adalah Law-nya Roma, siip ?
Jika prempuan bzinah tidak dserahkan pd Roma, maka MA mlakukan pengabaian Hukum Taurat.
Pada bold, bukankah yang bisa dikatakan adalah : Jika prempuan tdk dibawa ke Roma, maka MA mlakukan pengabaian Hukum Roma ?
Dlm kasus 2,
Stefanus dhukum rajam, brarti MA mlaksanakan Taurat tetapi mlanggar Hukum Roma.
Nah itu... kasus Stefanus = MA mengabaikan Hukum Roma .... demikian juga kasus perempuan asusila, MA mengabaikan hukum Roma.
Jika Stefanus dserahkan pd Roma utk dhukum mati, maka MA mlaksanakan Taurat dan Hukum Roma skaligus.
Bold inilah yang sulit saya mengertikan
ilustrasi kasarnya :
Roma mengeluarkan Law buat Israel :
kamu boleh menjalankan hukum yang ada di kitab2mu, tetapi apabila hukum yg menyangkut hukuman mati - kamu harus bawa ke otoritas kami.Dibawah hukum siapakah Israel ?
Kalo berdasarkan pov siip yang melibatkan Hukum Roma, maka menurut saya saat itu Israel berada hanya dibawah hukum Roma ... karena yang mana yang "kamu boleh" dan yang mana yang "kamu harus" itu ditentukan oleh Roma. ---- Tetapi ini imo saya aja, karena saya sendiri gak bisa nampik pendapat siip, bhw Israel juga masih bisa dikatakan dibawah dua Law ... hehehe...
.
Oleh karena itulah saya memilih utk mengabaikan (tidak melibatkan) Hukum Roma, melainkan berfokus hanya pada
Law Allah yang ada di PL itu saja.
Secara pov Israel saat itu :
1. matinya Yesus = benar, sesuai ungu
2. matinya Stefanus = benar, sesuai ungu
3. pada kasus perempuan berzinah, disini sulit... karena tidak bisa kita pastikan apakah perempuan itu mati dirajam Israel kalau tidak ada Yesus ataukah mati oleh Roma, namun terlepas dari itu - kalo perempuan itu mati = benar, sesuai ungu.
4. karena upah dosa adalah maut (mati jasmani) tertulis di Law Allah yg di PL.
Secara pov kita yang udah punya bekal pengetahuan :
1. salah
2. salah
3. benar
4.
benar, saat jaman para Nabi (imo). Dan krn ini "keterkaitannya dgn Yesus", saya berpendapat :
salah, saat jaman Yesus tsb.
Ktika mreka mnerima Mesiasnya.
Skrg pan mreka scr bangsa mnolak Mesiasnya.
Apakah di event bold itu, ToJ 3 juga lagi eksis ?
Scr logika sih bgitu.
Tp kl bspekulasi, anggaplah saat ToJ 3 dbangun, lalu Israel tiba-tiba mnerima bhw Yesus adalah Mesiasnya, apakah ToJ mjd tidak bguna sama-skali?
Pastinya ngga donk.
ToJ akan mjd Tempat Ibadah Israel kpd Yesus Kristus, sama spt skrg Gereja jd tempat ibadah kpd Kristus
Saya pikir juga begitu, siip.... dimana bold adalah diketika benak/jalan pikiran Israel berpendapat bhw Law Allah yang di PL bukan keharusan lagi
.
Bgmn dg Yahudi Mesianik jika ToJ dbangun dan Israel blm terima Yesus Kristus?
Yahudi Mesianik juga akan masuk ToJ dan mlakukan upacara Taurat, tetapi dg pmahaman (dan iman) yg benar shg upacara mreka mnyenangkan hati Tuhan.
Maksud siip, Yahudi Mesianik melakukan upacara sembelih hewan sbg korban persembahan, perempuan menstruasi tidak masuk ToJ, dll dll ? Dengan kata lain, Yahudi Mesianik "ngikut" Law Allah yang di PL karena Law itulah yang berlaku ? ---> ini saya bertanya karena saya emang gak tau, siip.
Saya nggak tau :
1. Apakah Yahudi Mesianik di jaman sekarang melakukan korban sembelihan ato kagak ?
2. Kalo kagak melakukan, itu dikarenakan ketidakberadaannya ToJ ? .... ataukah karena emang benaknya merasa itu sudah tidak perlu dilakukan lagi ?
3. Kalo masih dilakukan, itu dikarenakan yah sekedar ngikutin tradisi nenekmoyang - yang penting tradisi bukanlah yang utama ..... ataukah karena berpendapat kalo tidak dilakukan = dosa dan apabila sampe taraf blasphemy mereka akan kena
hukum Allah yg berupa mati jasmani ?
4. Pada asumsi ToJ 3 eksis lagi, mereka lakukan no.1 itu pertanyaannya kembali ke nomor-3.
5. Pada asumsi ToJ 3 eksis lagi, hukum mana yang berlaku ? Kedua duanya jalan bersamaan di dalam Bait Allah ? yakni Law Allah yang di PL dan juga Law Yesus yg di PB ? Bagaimana bisa ? yang satu bilang
menstruasi gak boleh masuk ToJ, yang satu lagi bilang
gakpapa koook... ?
.
salam.