Berdoa kepada Maria memang diajarkan secara resmi oleh gereja anda :
• We ceaselessly pray to the Blessed Virgin ... Pope John Paul II in his book Theotokos.
Mari kita baca tulisan santo Yohanes Paulus II yg lengkap:
... .... We ceaselessly pray to the Blessed Virgin so that, just as at the beginning she supported the journey of the Christian community’s oneness in prayer and the proclamation of the Gospel, so today she may obtain through her intercession reconciliation and full communion among all believers in Christ... ...
http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/1997/documents/hf_jp-ii_aud_12111997_en.html Jelas sekali santo Yohanes Paulus II tidak menyamakan doa kepada Maria dengan penyembahan kepada Allah.
• The prayers of our Lady, being the prayers of a Mother, have in them something of a command; so it is impossible for her not to be heard (St. Antonine)
• We pray to her so that the dignity of the intercessor may make up for our own lack of worthiness. And so our recourse to Mary in such a spirit does not come from any want of confidence in the mercy of God, but rather from fear of our own unworthiness. St. Anselm
St. Antonine dan St. Anselm sama sekali tidak menyamakan doa kepada Maria dengan penyembahan kepada Allah tuh.
• CCC 2676 This twofold movement of prayer to Mary has found a privileged expression in the Ave Maria…..
Silakan diteruskan kutipan dari Katekismus Gereja Katolik #2676, jangan cuma berhenti di sana, karena tulisan selanjutnya masih panjang.
Terusan dari kutipan Anda itu membahas satu persatu kalimat2 dalam doa “Salam Maria”, yang merupakan cuplikan dari ayat2 dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Masak iya dalam Kitab Suci diajarkan utk berdoa kepada Maria yg sama dengan penyembahan kepada Allah?
Berdoa adalah penyembahan yang hanya patut ditujukan kepada Allah saja.
Berdoa dan menyembah patung Maria sudah banyak buktinya saya kutip disini.
Ini adalah definisi Anda, tapi bukan definisi katolik.
Dalam katolik ada 3 definisi:
1. latria, yaitu penyembahan yang hanya ditujukan kepada Allah
2. hyper dulia, yaitu penghormatan khusus yang ditujukan kepada Maria
3. dulia, yaitu penghormatan kepada para kudus Allah
Seharusnya dari contoh yg aku berikan di reply #32 Anda sudah dapat membedakan ketiganya, bahwa Yosua sujud dan menyembah malaikat Tuhan, tetapi Yosua tidak melakukan kesalahan, dari sini telah jelas terlihat adanya tingkatan2 penghormatan / penyembahan kepada para kudus yang tidak pernah sama dengan penyembahan kepada Allah.
Bagi umat katolik, berdoa kepada Maria dan para kudus adalah sama dengan penghormatan yg diberikan oleh Yosua kepada malaikat Tuhan.
Kalau patung hanya sebagai hiasan bukan sebagai alat didalam ibadah sebagaimana GRK melakukan atau mempergunakannya sebagai sarana penyembahan kepada Maria yang digambarkan oleh patung tsb tentu saja tidak menjadi masalah.
Dari Konsili Nisea II ini ditegaskan bahwa
Gambar Kristus, gambar perawan Maria, dan gambar para kudus lainnya tetap ditempatkan dan dijaga secara khusus dalam gereja, demi penghormatan yang diberikan kepada mereka, bukan karena keilahian atau kekuatan yang dikira ada dalam diri mereka sehingga mereka disembah, atau karena kita dapat meminta sesuatu dari mereka, atau karena iman yang diletakkan pada gambar itu seperti yang dilakukan oleh orang kafir yang mengimani berhala, tetapi karena penghormatan yang ditujukan kepada para kudus yang diwakili oleh gambar tersebut; sehingga dengan mencium, membuka diri kepada, berlutut di depan gambar2 tersebut kita memuja Kristus dan menghormati para kudus yang diwakili oleh gambar2 tersebut (Denzinger, no. 986)
Nyambung dong karena “Theopani” adalah penafsiran yang valid dari ayat yang anda kutip itu sebab memang banyak penampakan Allah secara Theopani didalam PL sesuai bukti ayat ayat lainnya.
Karena hanya Allah saja yang patut disembah makanya penafsiran theopani itu sejalan dengan reaksi Malaikat dan Petrus yang menolak disembah.
Sudah saya jelaskan bahwa sama sekali tidak ada apa itu tingkatan penyembahan karena hanya kepada Tuhan saja manusia layak menyembah dan berdoa !
Sikap berdoa dan menyembah patung itu memang diajarkan dan dipraktekkan oleh gereja anda sepanjang sejarah seperti bukti bukti yang sudah saya kutip.
Kalau Malaikat dan Petrus saja menolak disembah maka argumentasi gereja anda yang katanya menganggap suksesi dari Rasul Petrus,menjadi tidak bermakna sama sekali karena :
1. ... ...
2. ... ...
3. ... ...
4. ... ...
5. ... ...
6. Rasul Yohanes yang hidup sampai penghujung abad pertama tidak pernah bersaksi bahwa Maria diangkat secara tubuh ke surga (assumption) padahal kalau itu terjadi pasti merupakan peristiwa yang sangat agung dan penting didalam sejarah gereja.
Yang sedang kita bahas adalah ayat
Yos 5 : 14:
Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara T U H A N. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?"Jelas2 yg disembah oleh Yosua adalah seorang malaikat, bukan theophany. Tidak perlu pula kita bahas apa itu arti theophany.
Yang mau aku soroti adalah: jelas2 Yosua berlutut dan menyembah kepada seorang malaikat, bukan kepada Tuhan, tetapi Yosua tidak bersalah menduakan Allah, tapi justru sebaliknya Yosua memuja Allah dengan menghormati malaikatNya yang ada di depannya tersebut.
Ini adalah penyembahan dulia, penghormatan yg sama yang dilakukan oleh umat katolik kepada Maria dan para kudus Allah.Untuk apa Perintah Kedua Allah didalam Decalog dibuang oleh GRK kalau bukan untuk membenarkan penyembahan dan doa yang ditujukan kepada Maria yang diwakili oleh patungnya tsb ?
Ajaran berdoa kepada Maria sudah saya buktikan diatas !
Bersambung
Silakan Anda baca baik2 10 Perintah Allah versi Gereja Katolik lalu silakan Anda bandingkan dengan yang tertulis dalam
Ul 5 : 7 - 21. Justru Anda akan temukan kesamaannya!
Yang berbeda dengan 10 Perintah Allah versi Protestant adalah bahwa Gereja Katolik memahami larangan untuk membuat patung itu dalam kaitannya utk tidak menyembah berhala sehingga tidak dipisahkan dengan larangan menyembah berhala. Buktinya, dalam Kitab Suci Perjanjian Lama pun secara jelas dicontohkan bahwa umat Israel justru diperintahkan (bukan diperbolehkan lagi) utk membuat patung kerub atau patung ular tedung, selama pembuatan patung itu tidak untuk disembah.
Ya! Anda sudah buktikan bahwa kami berdoa kepada Maria, tetapi doa kami ini tidak sama dengan doa yg kami panjatkan kepada Allah.
Sama seperti penyembahan Yosua kepada malaikat itu tidak sama dengan penyembahan kepada Allah, begitu pula penghormatan hyper-dulia yg kami berikan kepada Maria tidak sama dan tidak pernah dapat disamakan dengan penyembahan latria yang hanya kami berikan kepada Allah.