KOMPAS.com - Pikun selalu dikatakan sebagai penyakit orangtua. Namun, pikun sebenarnya tidak terjadi tiba-tiba. Boleh dibilang, ada proses penghilangan memori lebih dulu sebelum kondisi pikun itu akhirnya benar-benar terjadi.
Menurut riset oleh Love to Learn, kursus pelatihan memori secara online di Inggris, usia rata-rata orang mengalami kehilangan memori adalah 57 tahun. Namun, 20 persen dari 1.000 orang yang disurvei ternyata telah mulai memudar memorinya pada usia awal 30-an dan 40-an. Hal ini membuat 60 persen dari mereka mengkhawatirkan kondisi memori mereka.
Bukti bahwa kita mulai kehilangan memori contohnya ketika kita mulai kesulitan mengingat nama orang lain, atau salah mengeja kata-kata yang mudah. Kesalahan paling umum yang terjadi adalah lupa dengan nama-nama orang lain (37 persen), dan lupa membawa kunci saat pergi dari rumah (19 persen).
Namun, proses penghilangan memori ini sebenarnya dapat dicegah. "Memori yang tajam itu sesuatu yang Anda lakukan, bukan sesuatu yang Anda miliki. Otak itu adalah otot, dan berubah sesuai cara Anda melatihnya, dan apa yang Anda praktikkan," ujar Jonathan Hancock, mantan juara dunia memori.
Menurut Hancock, semua orang bisa melatih memorinya, dan pasti akan terkejut bila menyadari bahwa Anda bisa memperbaikinya. Teknik pelatihan memori yang diterapkan Love to Learn sendiri dikatakan telah dipraktikkan sejak berabad-abad lalu, dan masih digunakan saat ini. Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda jadi mudah mengingat nama, daftar, ide-ide, dan tanggal.
Banyak aktivitas sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuat memori tetap tajam. Beberapa di antaranya yang pernah disinggung oleh para peneliti adalah dengan rajin berolahraga, mengisi teka-teki silang, main games, belajar bahasa, hingga makan makanan yang bergizi dan cukup istirahat.