1545
The Council of Trent, held in the year 1545, declared that Tradition is of equal authority with the Bible
By tradition is meant human teachings. The Pharisees believed the same way, and Jesus bitterly condemned them, for by teaching human tradition, they nullified the commandments of God. (Read Mark 7:7-13; Colossians 2:8; Revelation 22:18).Tradisi Suci adalah semua ajaran iman dan moral selain Kitab Suci yang diteruskan oleh para rasul, yang mengarahkan kepada kekudusan hidup dan menumbuhkan iman umat (silakan baca penjelasan lebih lengkapnya dalam:
http://forumimankristen.com/index.php/topic,12.0.html).
Tradisi Suci BUKAN merupakan ajaran manusia, dan BERBEDA dengan ajaran manusia. Ajaran manusia yang TIDAK infallible dalam Gereja Katolik adalah Doktrin, Disiplin, dan Devosi. Non-katolik biasanya salah memahami Doktrin, Disiplin, dan Devosi yang TIDAK infallible sebagai Tradisi Suci, dan ini lah yg biasanya menjadi akar permasalahannya.
Kitab Suci sendiri menekankan bahwa kita harus berpegang teguh pada ajaran lisan dan ajaran tulisan (
2 Tes 2 : 15). Ajaran lisan adalah Tradisi Suci, ajaran tulisan pun bukan terbatas pada kitab2 yg dikumpulkan dalam kanon Kitab Suci saja. Tidak ada indikasi sedikitpun bahwa ajaran Paulus dalam ayat ini yg mengatakan ajaran lisan tidak berlaku lagi setelah kanon Kitab Suci ditetapkan.
Fakta sejarah dan ajaran2 bapa2 Gereja pun sama sekali tidak mengindikasikan ajaran meninggalkan ajaran lisan setelah kanon Kitab Suci ditetapkan. Mari kita lihat pada kanon Kitab Suci tertua yg pernah ditemukan, yaitu ""Muratorian Fragment"", yang diperkirakan ditulis pada tahun 155 M. Perlu dicatat bahwa ""Muratorian Fragment"" hanya merinci daftar kanon Perjanjian Baru, yang mirip dengan kanon PB kita sekarang ini, tetapi tidak menyertakan ""Injil Matius"", ""Surat Yakobus"", dan hanya merinci 2 surat Yohanes (1 surat Yohanes hilang dari kanon Muratorian). Selain itu kanon Muratorian juga mengikut-sertakan tulisan2 non-kanonikal lain seperti: ""Surat Paulus kepada jemaat Laodiceans"", ""Surat Paulus kepada jemaat Alexandrians"", ""the Wisdom Written by the Friends of Solomon in His Honor"", ""the Apocalypse of Peter"", dan ""the Shepherd"" (ditulis oleh Hermas). Juga penting untuk dicatat bahwa kanon Muratorian ini adalah satu dari beberapa kanon yang dipakai di Gereja-Gereja Purba, yang tidak seragam antara satu Gereja dengan Gereja lainnya.
Demi mempermudahkan ilustrasi bahwa sola-scriptura itu TIDAK PERNAH menjadi iman Gereja Purba, melainkan selalu Tradisi Suci sejajar dengan Kitab Suci, mari kita ANDAIKAN bahwa kanon Muratorian di tahun 155 M itu sudah diterima sebagai kanon Kitab Suci Gereja pada saat itu. Tetapi tidak satu pun bapa2 Gereja yg mengajarkan utk bersola-scriptura, melainkan tetap mengajarkan umat agar teguh berpegang pada Tradisi Suci DAN Kitab Suci, seperti yg dapat dilihat dalam dokumen2 berikut ini: ""Against Heresies 2:9"" (Irenaeus, 189 M), ""The Prescription Against Heretics 19"" (Tertullian, 200 M), ""On First Principles Bk. 1 Preface 2"" (Origen, 225 M), ""Ecclesiastical History, 3:36"" (Eusebius, 352 M), ""Letter on the Councils of Ariminum and Seleucia"" (Athanasius, 359 M), ""On the Holy Spirit 27"" (Basil, 375 M), ""The Dialogue Against the Luciferians 8"" (Jerome, 382 M), ""Homilies on Second Thessalonians"" (John Chrysostom, 400 M), ""Commonitory 2"" (Vincent of Lerins, 432 M), ""Letters no. 89"" (Theodoret, 443 M), dsb.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa sejak semula Gereja Perdana selalu menerima ajaran2 lisan dalam Tradisi Suci sebagai sumber iman dan moral yang sejajar dengan ajaran2 tertulis. Setelah ajaran2 tertulis yang infallible dikanonkan dalam sinode Hippo di abad ke3 dan dalam konsili Kartage di abad ke-4, Gereja Katolik tetap melestarikan iman Gereja Perdana dan menerima baik Tradisi Suci maupun Kitab Suci sebagai sumber iman dan moral yang sejajar, sama2 mutlak dan infallible. Konsili Trente di abad ke15 menegaskan dan mengukuhkan iman ini sebagai upaya melawan bidaat yg hendak membuang otoritas dan wibawa Tradisi Suci dari hidup Gereja.