Author Topic: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis  (Read 1365 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« on: September 12, 2014, 09:15:16 AM »
Nasihat-nasihat untuk hidup rohani  :)

 

PASAL 1

HAL MENGIKUTI JEJAK KRISTUS DAN MENGABDIKAN SEGALA KESIA-SIAAN DUNIA

 

1. Tuhan bersabda: Barangsiapa mengikuti Daku tiadalah ia berjalan di dalam kegelapan (Yoh. 8.12).
Inilah sabda Kristus untuk menasehati kita supaya kita meniru hidup ketekunanNya, bila kita sungguh-sungguh ingin mendapat terang dan ingin dibebaskan daripada segala kebutaan hati. Karena itu hendaklah kita mengutamakan dan mencurahkan perhatian kita untuk merenungkan kehidupan Yesus Kristus.


2. Ajaran Kristus jauh melebihi semua ajaran orang-orang Kudus; dan barangsiapa mempunyai semangat yang sejati, akan mendapat makna yang tersembunyi di dalamnya. Tetapi sering terjadi, bahwa banyak orang, meskipun telah berkali-kali mendengar Injil, rasa rindu mereka kepada Injil hanya kecil sekali, sebab mereka tidak memiliki semangat Kristus. Tetapi barangsiapa ingin memahami sedalam-dalamnya dan menikmati sepenuhnya kata-kata Kristus, hendaklah ia berusaha menyesuaikan hidupnya dengan hidup Kristus.


3. Apakah faedahnya mengadakan perdebatan secara mendalam tentang Allah Tritunggal Maha Kudus, apabila kita tidak rendah hati, sehingga Tritunggal tidak berkenan akan kita? Bahwasanya: bukan kata yang muluk-muluk membuat orang menjadi suci dan adil, melainkan hidup yang bertakwalah membuat orang berkenan kepada Tuhan.
Lebih baik hati kita merasa remuk redam dari pada mengerti segala seluk beluknya. seandainya kita hafal seluruh Kitab Suci dan ucapan-ucapan para ahli filsafat semuanya, apakah gunanya semua itu, apabila kita tidak memiliki cintakasih Allah dan rahmatNya?
Kesia-sian, sungguh kesia-siaan dan segalanya adalah sia-sia belaka (Eccl.1.2.), kecuali cintakasih akan Allah dan mengabdi hanya kepadaNya.
Inilah hikmat yang tertinggi: dengan menolak dunia menuju kepada kerajaan surga.


4. Maka kesia-sianlah mencari kekayaan yang fana dan menaruh pengharapan padanya. Kesia-siaan pula mengejar kehormatan dan membanggakan diri. Kesia-siaanlah, munuruti keinginan daging dan menginginkan segala sesuatu yang akhirnya harus mengakibatkan hukuman berat bagi kita. Kesia-siaanlah mengharapkan umur panjang, tetapi hanya sedikit mengindahkan hidup baik. Kesia-siaanlah mencintai segala yang lewat dengan cepat dan tiada mengejar kebahagiaan yang kekal.


5. Hendaklah kita senantiasa ingat akan perkataan ini: bahwa mata tiada pernah puas melihat dan bahwa telinga tiada pernah puas mendengar (Eccl.1.1.8). Maka hendaklah kita berusaha mengelakkan hati kita dari cinta akan yang kelihatan dan mengarahkannya kepada apa yang tiada Nampak.
Karena barangsiapa menuruti kenikmatan nafsu rasa, akan menodai hatinya dan kehilangan rahmat Allah.

“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #1 on: September 15, 2014, 09:47:32 AM »
PASAL II

HAL RASA RENDAH HATI

 

1. Ingin akan pengetahuan adalah kodrat manusia, tetapi apakah gunanya pengetahuan jika kita tidak takut kepada Allah?
Seorang petani yang rendah hati dan mengabdi kepada Tuhan, sungguh lebih baik daripada seorang ahli filsafat yang congkak, yang menyelidiki ilmu perbintangan, tetapi tiada memperdulikan keadaan jiwanya. Barangsiapa mengenal diri sendiri dengan baik, akan merasa hina dan tidak merasa gembira atas pujian orang.
Andaikata saya mengetahui segala-galanya, tetapi jika saya tiada memiliki cintakasih, apakah gunanya semua itu bagi saya terhadap Allah yang akan mengadili saya sesuai dengan perbuatan saya?


2. Hendaklah kita membuang segala keinginan akan pengetahuan yang melampaui batas, karena hal itu hanya menimbulkan banyak kebingunan dan kekecewaan saja.
Mereka yang banyak pengetahuannya biasanya suka menjadi orang terkenal dan disebut orang pandai. Banyak pengetahuan yang hanya sedikit, bahkan sama sekali tidak bermanfaat bagi jiwa.
Sungguh tidak bijaksana orang yang mengejar segala apa saja, kecuali yang berguna bagi keselamatan jiwanya.
Banyak bicara tentang ilmu tidak memuaskan jiwa, tetapi hidup saleh akan menenangkan hati dan hati yang murni akan menjadikan hubungan kita dengan Allah lebih erat dan mesra.


3. Semakin luas dan dalam pengetahuan kita, semakin keras kita akan diadili, jika hidup kita tidak menjadi semakin saleh seimbang dengan pengetahuan kita itu.
Oleh sebab itu janganlah kita membanggakan diri atas kecakapan ataupun pengetahuan kita, tetapi lebih baik kita takut akan tanggungjawab atas pengetahuan yang diberikan kepada kita.
Bila kita menyangka, bahwa kita tahu akan banyak hal dan merasa paham tentang soal-soal itu, ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang tidak kita ketahui.
Janganlah mempunyai anggapan tinggi tentang dirimu sendiri (Rom.11.20), melainkan akuilah, bahwa sesungguhnya kurang pengetahuan kita.
Mengapa kita menganggap diri kita lebih tinggi daripada orang lain, sedangkan masih banyak orang lain yang lebih pandai dalam bidang kaidah-kaidah agama daripada kita?
Apabila kita ingin mengetahui dan mempelajari apa yang berguna bagi kita, sebaiknya kita suka tetap tinggal tidak terkenal dan tidak diindahkan umum.
Anjuran yang baik dan paling berguna ialah: sungguh-sungguh mengenal diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai orang lain.
Tidak menyukai diri sendiri dan senantiasa beranggapan bahwa orang lain itu baik hati dan ramah, itu merupakan sifat tabiat yang sangat bijaksana dan sempurna.
Biarpun kita melihat orang lain berbuat dosa, bahkan melakukan kejahatan yang besar, janganlah sekali-kali menganggap, bahwa diri kita lebih baik daripada orang itu.
Sebab kita sendiri tidak tahu berapa lama kita masih akan tetap kuat dalam keadaan yang baik. Kita semua lemah, tetapi kita tidak boleh menganggap, bahwa orang lain lebih lemah daripada kita.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #2 on: September 17, 2014, 08:02:37 AM »
PASAL III

HAL AJARAN KEBENARAN

 
1. Berbahagialah orang yang langsung diajari oleh Kebenaran, tidak oleh gambaran-gambaran dan kata-kata yang fana, melainkan oleh kebenaran yang sejati.
Pikiran dan perasaan kita sering menyesatkan kita dan hanya mampu membuka selubung kebenaran sedikit saja.
Apakah gunanya banyak berdebat mengenai perlbagai soal yang tersembunyi dan gelap, padahal soal tersebut nantinya dalam pengadilan tidak akan dipertanggungjawabkan kepada kita, karena kita tidak mengetahui tentang hal itu?
Bodoh sekalilah kiranya apabila kita melalaikan apa yang berfaedah dan sangat penting artinya, dengan lebih mengutamakan soal yang menarik hati kita tetapi yang sungguh berbahaya. Kita mempunyai mata tetapi tidak melihat.


2. Dan mengapa kita meributkan bermacam-macam hal?
Apabila Sabda yang kekal berbicara kepada kita, niscaya kita terlepas dari bermacam-macam faham.
Daripada Sabda yang Esa berasal segalanya dan segalanya menjadi saksi tentang yang Esa ini; dan Sabda itulah yang pada permulaan juga berbicara kepada kita (Yoh. 8.25)
Tanpa Dia tak seorangpun dapat memahami atau mempertimbangkan suatu soal dengan baik. Orang yang memahami, bahwa segala perkara itu adalah satu dan pula mengembalikan segalanya kepada satu itu dan segalanya dipandang dalam hubungannya dengan satu tadi, orang itu akan tenteram dalam hati dan dalam keadaan damai dengan Allah.
Ya Allah yang bersifat Kebenaran, persatukanlah kami dengan Dikau dalam cintakasih yang kekal.
Seringkali saya merasa menyesal karena saya banyak membaca dan mendengar.
Pada Dikaulah terdapat segala-galanya yang saya cita-citakan dan saya inginkan.
Buatlah mereka diam yang memberi hikmat manusia dan buatlah bisu semua makhluk dihadiratMu. Bersabdalah Engkau, ya Engkau sajalah kepada kami.


3. Semakin banyak orang memperhatikan kebatinannya dan semakin bersatu keadaan batinnya, semakin banyak dan semakin luhur pula perkara yang dapat difahami dengan mudah; karena dari atas ia menerima penerangan untuk memahami segalanya itu.
Jiwa yang murni, bersahaja dan teguh, tidak akan terganggu oleh pekerjaannya yang banyak; karena ia melakukan segalanya untuk kemuliaan Alah dan selalu diusahakannya dalam hati utnuk membuang segala keinginan mencari kepentingan diri sendiri. Tak ada rintangan yang lebih menyulitkan dan menyusahkan jalan kita daripada cita-cita hati kita yang tidak kita kendalikan.
Orang yang baik dan takwa lebih dahulu akan memikirkan apa yang diperbuatnya, sebelum dia menyingsingkan lengan bajunya.
Dengan jalan ini dia tidak akan terseret oleh keinginan-keinginan yang tidak teratur, melainkan dia sendirilah yang akan mengemudikan keinginan-keinginannya selaras dengan akal sehat.
Tidak ada seorangpun yang berjuang lebih hebat daripada orang yang menundukkan dirinya sendiri.
Dan inilah yang harus menjadi tugas kita: menundukkan diri sendiri dan tiap hari semakin menguasai diri kita dan semakin maju dalam kebaikan.


4. Segala kesempurnaan dalam hidup ini biasanya masih mengandung hal-hal yang tidak sempurna; dan segala pandangan kita kebanyakan tentu masih berkabut.
Tahu akan diri sendiri dengan kerendahan hati dalah jalan lebih aman menuju Allah daripada pemeriksaan mendalam dan teliti berdasarkan ilmu pengetahuan.
Sudah barang tentu kita tidak boleh mencela ilmu atau pengetahuan yang sederhana mengenai hal apapun juga yang pada hakekatnya adalah baik dan diatur oleh Tuhan, tetapi tidaklah dapat diingkari, bahwa suara hati yang baik dan hidup bertakwa adalah lebih baik daripada semuanya ini.
Sebab justru oleh karena banyak orang lebih mengutamakan ilmu daripada hidup yang baik, maka seringkali mereka itu tersesat dari jalan yang benar dan pekerjaannya hanya menghasilkan buah sedikit, atau tidak berbuah sama sekali.


5. Ah, seandainya mereka dalam membasmi kejahatannya dan menanam kebajikannya sama rajinnya seperti bila mereka mengemukakan soal-soal, alangkah kurangnya kejahatan dan batu sandungan dalam masyarakat, serta alangkah berkurangnya pula semangat lemah dalam biara-biara!
Sungguh, pada hari kiamat tidak akan ditanyakan kepada kita, apakah yang telah kita baca, melainkan apakah yang telah kita perbuat. Tidak akan ditanyakan apakah kita berbahasa yang indah, tetapi apakah kita hidup di dunia dengan baik.
Coba katakanlah: di mana sekarang tuan-tuan besar dan orang-orang cerdik pandai yang semasa hidupnya kita kenal begitu baik, serta nama-nama kehormatan yang setinggi-tingginya.
Orang-orang lain sudah merebut kedudukan dan menguasai kekayaan yang telah mereka tinggalkan namun saya tidak tahu apakah orang-orang lain itu masih ingat kepada tuan-tuan tadi.
Selama masih hidup mereka itu seolah-olah merupakan orang istimewa, tetapi sekarang sesudah meninggal dunia tak seorangpun yang mempercakapkan mereka lagi.


6. Ah, alangkah cepatnya kemegahan dunia ini berlalu!
Seandainya hidup mereka sesuai dengan pengetahuannya, niscaya mereka akan belajar dan memberikan pelajaran dengan baik.
Betapa banyaknya orang yang hanya sedikit mementingkan pengabdiannya kepada Allah dan hanyut dalam dunia ini karena ilmunya yang sia-sia.
Lagi pula karena mereka lebih suka menjadi orang yang ternama daripada orang yang rendah hati, maka mereka menjadi kegila-gilaan dalam pikirannya.
Sungguh mulia orang yang memiliki cinta kasih yang besar.
Sungguh mulia orang yang merasa tiada berarti dalam pandangannya sendiri dan tiada menghargai kehormatan yang setinggi-tingginya.
Sungguh bijaksanalah orang yang menganggap segala barang duniawi sebagai sampah (Phil. 3.8) agar mereka dapat memperoleh Kristus.
Dan sungguh mahir-cerdiklah ia, yang menjalankan kehendak Allah dan menyampingkan kehendaknya sendiri.


“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #3 on: September 23, 2014, 08:21:27 AM »
PASAL IV

HAL BIJAKSANA DALAM TINGKAH LAKU

 
1. Janganlah kita percaya kepada setiap perkataan ataupun dorongan; tetapi pertimbangkanlah tiap-tiap perkara dengan tenang dan seksama apakah itu sesuai dengan kehendak Allah.
Tetapi sayang, seringkali kita lebih percaya akan keburukan orang lain daripada akan kebaikannya dan lebih mudah membicarakan keburukannya daripada kebaikannya; begitu lemahlah kita.
Tetapi orang yang sempurna tiada begitu lekas percaya kepada ceritera sembarang orang, karena ia mengetahui kelemahan manusia yang cenderung kepada kejahatan dan yang sangat mudah tergelincir dalam kata-katanya.


2. Sungguh sangat bijaksana, apabila kita tidak tergesa-gesa berbuat dan tidak mempertahankan pendapat sendiri dengan keras kepala.
Juga bijaksana apabila kita tidak mempercayai setiap perkataan orang dan tidak segera menceriterakan kepada orang lain apa yang kita dengar atau yang kita anggap benar.
Hendaklah kita minta nasihat kepada orang yang bijaksana dan yang mempunyai tanggungjawab; lebih baik kita diberi penerangan oleh orang yang lebih banyak pengalamannya daripada menurut pandangan sendiri.
Hidup yang baik akan membuat manusia bijaksana di hadapan Allah dan paham dalam banyak hal.
Semakin rendah hati seseorang dalam batinnya dan semakin tunduk ia kepada Allah, maka semakin bijaksana dan semakin tenanglah ia dalam segala hal.

“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #4 on: October 03, 2014, 01:48:24 PM »
PASAL V

HAL MEMBACA Kitab Suci

 
1. Di dalam Kitab Suci kita harus mencari kebenaran dan bukanlah kata-kata yang indah.
Kitab Suci seluruhnya hendaknya dibaca dalam jiwa, seperti kitab tersebut ditulis.
Lebih baik di dalam Kitab Suci kita mencari apa yang berfaedah bagi kita daripada mencari keindahan bahasa.
Kesukaan membaca kitab-kitab keagamaan dan bersahaja hendaknya sama dengan kesukaan kita membaca kitab-kitab yang luhur-luhur dan dalam-dalam isinya.
Janganlah kita perdulikan, apakah penulisnya itu banyak ilmunya ataupun sedikit; hanya cinta kepada kebenaranlah hendaknya yang mendorong kita untuk membaca.
Janganlah kita bertanya, siapa yang mengatakan, tetapi perhatikanlah apa yang dikatakan.


2. Manusia itu berlalu, tetapi Kebenaran Tuhan tetap tinggal selama-lamanya (Ps.116,2).
Dengan pelbagai cara Tuhan bersabda kepada kita tanpa memandang keadaan diri kita.
Keinginan kita untuk mengetahui segala-galanya seringkali merupakan rintangan pada waktu kita membaca Kitab Suci, karena kita sengaja mau mengetahui apa yang mestinya lebih baik kita lampaui begitu saja.
Apabila kita ingin mengambil faedah dari apa yang kita baca hendaklah kita membaca dengan rendah hati, bersahaja dan setia, dan janganlah menginginkan agar mendapat nama sebagai orang berilmu.
Hendaklah suka bertanya dan dengarkanlah dengan tenang kata-kata orang-orang suci.
Janganlah kita tersentuh pada teladan-teladan para bapa-penulis kita; karena ada juga sebabnya mengapa perkara-perkara itu tercantum dalam Kitab Suci.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #5 on: October 03, 2014, 03:28:19 PM »
Lama sy mencari ini, terimakasih telah memposting nya disini Sdi. Lily. Semoga lanjutannya segera menyusul.

===

Salam,

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #6 on: October 06, 2014, 03:16:25 PM »
Lama sy mencari ini, terimakasih telah memposting nya disini Sdi. Lily. Semoga lanjutannya segera menyusul.

===

Salam,

ada bukunya koq, biasanya dijual di Devosionalia  :)



“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #7 on: October 06, 2014, 03:28:16 PM »
PASAL VI

HAL KEINGINAN HATI YANG TIDAK TERATUR

1. Berulangkali hati kita menjadi tidak tenteram apabila kita menginginkan sesuatu secara tidak teratur.
Orang yang sombong dan yang kikir tidak pernah tenteram hatinya; tetapi orang yang berjiwa miskin serta rendah hati hidup dalam damai sepenuhnya.
Orang yang belum dapat menyangkal dirinya sendiri dengan sungguh-sungguh, akan segera tergoda dan terkalahkan dalam hal-hal yang kecil dan tak berarti.
Barangsiapa masih lemah dalam hal kerohanian dan masih agak lekat kepada kenikmatan daging serta masih cenderung kepadanya, akan sukar melepaskan diri daripada keinginan-keinginan duniawi.
Oleh karena itu akibatnya ia akan merasa susah, bilamana ia harus melepaskan sesuatu, dan perasaannyapun akan mudah tersinggung apabila seseorang merintanginya.


2. Tetapi jika ia telah memperoleh apa yang diinginkan, maka ia akan merasa menyesal; karena ia telah menuruti hawa nafsu, yang tidak mendekatkannya kepada perdamaian hati yang dirindukan setiap orang.
Maka ketenteraman hati yang sebenarnya tidaklah diperoleh dengan menuruti keinginan hawa nafsu, melainkan dengan menentang desakannya.
Oleh karena itu ketenteraman hati tidaklah terdapat pada orang yang masih lekat pada kenikmatan daging, juga tidak pada mereka yang sangat mementingkan hal-hal lahiriah, melainkan pada mereka yang rajin dan bersemangat di dalam perkara-perkara rohani.
 

« Last Edit: October 06, 2014, 03:34:20 PM by Lily »
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #8 on: October 07, 2014, 07:46:43 AM »
ada bukunya koq, biasanya dijual di Devosionalia  :)



Oh, sy yg malas nyari ternyata. Barusan hasil googling saya, di http://thomaskempis.wordpress.com/ ternyata juga udah dimuat seluruhnya.

Salam,

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #9 on: October 07, 2014, 09:12:12 AM »
Oh, sy yg malas nyari ternyata. Barusan hasil googling saya, di http://thomaskempis.wordpress.com/ ternyata juga udah dimuat seluruhnya.

Salam,

happy reading  :)
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #10 on: October 10, 2014, 08:30:29 AM »
PASAL VII

HAL KEINGINAN HATI YANG TERATUR

 
1. Sungguh bodohlah orang yang menaruh harapannya kepada sesama manusia atau makhluk Tuhan lainnya.
Baiklah kita jangan merasa malu melayani orang lain demi cinta kasih akan Yesus Kristus dan dipandang sebagai orang miskin di dunia ini.
Janganlah kita bersandar atas diri sendiri, melainkan taruhlah harapan kita hanya kepada Allah.
Apabila kita bekerja sebaik-baiknya dengan segala tenaga yang ada pada kita, niscaya Tuhan membantu kemauan kita yang baik itu.
Janganlah kita terlalu percaya akan pengetahuan kita atau akan kecerdasan orang, tetapi letakanlah kepercayaan kita kepada Rahmat Allah.
Allah membantu mereka yang rendah hati, tetapi merendahkan mereka yang meninggikan dirinya.


2. Hendaknya kita jangan membanggakan diri atas kekayaan jika kita memilikinya, dan janganlah merasa bangga akan sahabat-sahabat yang berkuasa, berpangkat dan sebagainya, melainkan banggalah akan Tuhan yang memberikan segala kebutuhan kita,
kecuali itu bahkan masih menganugerahkan diriNya sendiri kepada kita.
Janganlah kita membanggakan kekuatan atau keelokan badan kita yang karena penyakit sedikit saja mudah menjadi rusak dan jelek.
Hendaknya kita juga tidak suka merasa puas atas kecakapan atau kepandaian yang ada pada kita.
Kepuasan serupa itu menyebabkan kita kurang berkenan di mata Tuhan, yang memang menjadi sumber segala baik yang ada pada kita.


3. Janganlan beranggapan bahwa diri kita lebih baik daripada diri orang lain, agar supaya kita dalam pandangan Tuhan, yang mengetahui segala yang ada di dalam hati sanubari manusia, tidak lebih jelek daripada orang-orang lain.
Janganlah kita menyombongkan diri atas pekerjaan kita yang baik, sebab pertimbangan Tuhan berlainan dengan pertimbangan orang. Seringkali terjadi, bahwa sesuatu yang disukai orang tiada berkenan kepada Allah.
Andaikata kita memiliki suatu kebaikan, hendaklah kita pikirkan, bahwa orang lain memiliki kebaikan lebih banyak.
Jadi dengan demikian kita tetap rendah hati.
Tidak ada jeleknya, apabila kita menganggap diri kita lebih rendah daripada orang lain. Sebaliknya sangatlah merugikan, apabila kita menempatkan diri kita meskipun hanya di atas satu orang lain saja.
Ketentraman hati selalu ada pada orang yang rendah hati. Tetapi di dalam dada seorang yang congkak seringkali membara rasa irihati, dengki dan sakit hati.
« Last Edit: October 10, 2014, 08:49:13 AM by Lily »
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #11 on: October 13, 2014, 08:12:50 AM »
PASAL VIII

HAL MENGHINDARI PERGAULAN YANG TERLAMPAU RAMAH

 
1. Janganlah membuka isi hatimu terhadap setiap orang (Eccl.8, 22), melainkan rundingkanlah kesulitan hatimu dengan orang yang budiman lagi saleh.
Batasilah pergaulanmu dengan orang-orang muda dan mereka yang belum kau ketahui siapakah mereka itu.
Hendaknya janganlah kita merayu orang-orang kaya, dan janganlah kita suka bergaul dengan orang-orang berpangkat, atau berkedudukan tinggi.
Tetapi eratkanlah hubunganmu dengan orang-orang yang tertib dan bertakwa.
Bicarakanlah dengan mereka soal-soal yang bermanfaat untuk perbaikan.
Janganlah terlalu akrab dengan seorang wanita satupun juga, melainkan serahkan wanita-wanita utama kepada Tuhan supaya diberkatiNya.
Hanya dengan Allah dan para MalaekatNya sajalah hendaknya kita bergaul dengan bebas dan ramah, dan baiklah kita hindari pergaulan di kalangan orang banyak.


2. Kita harus menaruh cintakasih kepada setiap orang, tetapi terlalu akrab dengan mereka tidaklah berguna.
Kadang-kadang terjadi, bahwa seorang yang tidak kita kenal, telah mempunyai nama baik yang gilang-gemilang, tetapi segera kita
berhadapan dengan orang tersebut dan berkenalan dengan dia, maka lenyaplah kegemilangan namanya itu.
Kadang-kadang kita menyangka, bahwa pergaulan kita sangat menyenangkan orang-orang lain.
Padahal sesungguhnya kita sangat membosankan mereka, disebabkan oleh tingkah laku kita yang mereka anggap salah dan tidak sesuai dengan kehendak mereka.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #12 on: October 17, 2014, 08:23:16 AM »
PASAL IX

HAL TAAT DAN PATUH

 
1. Sungguh sangat luhur, bila kita mau menurut hidup di bawah perintah dan tidak hidup bebas tanpa diperintah.
Sungguh lebih aman menjadi orang bawahan, daripada menjadi orang atasan yang harus memberi perintah.
Kebanyakan orang mau menjadi orang bawahan, bukan karena rasa cinta, melainkan karena terpaksa.
Oleh karena itu mereka merasa berat dan mudah bersungut-sungut.
Dengan jalan itu mereka tidak memperoleh kemerdekaan rohani, kecuali apabila mereka dengan segenap hati tunduk kepada atasan karena cintanya akan Allah.
Kemampuan kita pergi, tiadalah kita akan memperoleh ketenteraman hati sebelum kita tunduk kepada kekuasaan yang lebih tinggi. Senantiasa ikhtiar untuk pindah tempat dan kedudukan telah mengecewakan banyak orang.


2. Sudah tentu tiap orang suka melakukan kehendaknya sendiri dan paling tertarik kepada mereka yang sepaham dengan dia sendiri.
Tetapi bila Allah berada di tengah-tengah kita, kadang-kadang perlu kita mengesampingkan pendapat kita sendiri untuk
mendapat perdamaian.
Siapakah yang begitu berhikmat, sehingga ia dapat mengetahui segala-galanya?
Oleh karena itu baiklah kita jangan terlalu mempertahankan pendapat kita sendiri, melainkan kita pertimbangkanlah sedalam-
dalamnya pendapat-pendapat orang lain.
Meskipun kita merasa bahwa pendapat kita itu benar, namun bila kita bersedia mengikuti pendapat orang lain demi cinta kita kepada Tuhan, maka kelak akibatnya hal ini akan lebih berfaedah bagi kita.


3. Sebab barangkali telah kita dengar, bahwa lebih aman mendengarkan dan menerima nasihat daripada memberikannya.
Mungkin juga, bahwa pendapat yang satu, maupun yang lain, kedua-duanya adalah benar.
Tetapi apabila kita tidak bersedia menyetujui pendapat orang lain tadi, meskipun pikiran sehat atau alasan cukup menghendaki, supaya kita menyetujuinya, maka hal itu adalah suatu tanda, bahwa kita sombong dan keras kepala.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #13 on: November 07, 2014, 10:03:11 AM »
PASAL X

HAL MENGHINDARI PERCAKAPAN YANG TIDAK PERLU

 
1. Hendaklah kita sedapat mungkin mengundurkan diri dari keributan suasana di sekitar kita.
Sebab banyak mempercakapkan kejadian-kejadian dunia itu pengaruhnya sangat merugikan, sekalipun maksud kita itu baik.
Dalam sekejap mata saja hati kita akan terpengaruh dan terjerat dalam hal-hal tak berguna.
Bukankah kita seringkali telah merasa menyesal atas pembicaraan kita yang berlebih-lebihan, dan menyesal juga, bahwa kita terlampau banyak berkumpul dengan orang banyak?
Tetapi mengapa kita suka sekali berbicara yang satu dengan yang lain, meskipun sesudah berbicara-bicara itu kita jarang sekali kembali dengan hati tentram?
Adapun sebabnya ialah karena dengan percakapan itu kita mencari hiburan dan ingin membuka hati kita yang tertekan oleh bermacam-macam pikiran.
Dan terutama kita gemar membicarakan dan memikirkan hal-hal yang kita sukai, atau yang kita ingini, ataupun yang berlawanan dengan keinginan kita.


2. Tetapi sayang! Semuanya itu seringkali tak berfaedah dan tak berguna.
Sebab hiburan lahir semacam itu tidak sedikit mengurangi hiburan batin dari Tuhan.
Karenanya baiklah kita berjada dan berdoa, agar waktu kita tidak liwat tanpa hasil apa-apa.
Jika kita boleh berbicara dan ada gunanya untuk berbicara, baiklah kita pergunakan pembicaraan itu untuk membangun.
Kebiasaan kita yang salah dan kelalaian kita atas kemajuan dalam kehidupan rohani itulah yang banyak menyebabkan kita tak menjaga mulut kita lagi.
Untuk pertumbuhan yang sehat bagi kehidupan rohani, adalah baik bila kadang-kadang kita mengadakan pembicaraan tentang soal-soal kerohanian; lebih-lebih bila orang-orang yang mengambil bagian pada pembicaraan itu sehati dan sejiwa, serta
merasa bersatu di dalam Allah.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]

Offline Lily

  • Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1395
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Mengikuti Jejak Kristus by Thomas A.Kempis
« Reply #14 on: November 14, 2014, 08:12:37 AM »
PASAL XI

HAL MEMPEROLEH KETENTRAMAN HATI SERTA PERKEMBANGAN ROHANI

 
1. Sesungguhnya kita dapat merasa lebih tenteram, asal kita tidak mau memperdulikan perkataan dan perbuatan orang lain, yang tiada berurusan dengan kita.
Bagaimana orang dapat tenteram hatinya, bila dia mencampuri urusan orang lain?
Bila dia mencari kesenangan di luar dan jarang atau tidak pernah merenung di dalam hati?
Bahagialah sekalian orang yang bersahaja, karena mereka akan merasakan ketenteraman yang besar.


2. Mengapa beberapa orang suci dapat mencapai kesempurnaan yang begitu tinggi dan mencapai sinar terang di dalam pikirannya?
Karena mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan segala keinginan duniawi di dalam dirinya; dan oleh karena itu dapatlah mereka dengan segenap hati mencapai hubungan yang sangat erat dengan Tuhan dan dengan tanpa gangguan dapatlah mereka memurnikan hatinya.
Sebaliknya kita terlalu banyak dipegaruhi oleh hawa nafsu kita sendir dan sangat mudah terpengaruh pula oleh perkara-perkara yang lalu melintas.
Juga jarang kita dapat sama sekali mengalahkan satu kejahatan saja yang ada pada kita dan kita tiada berusaha sungguh-sungguh untuk maju setiap hari. Itulah sebabnya maka kita tetap dingin dan acuh tak acuh.


3. Jika kita telah benar-benar mematikan “diri” kita, dan bila hati kita tidak terlibat di dalam perkara-perkara duniawi, niscaya kita sudah dapat mengenyam kenikmatan Ilahi dan telah dapat sedikit mengetahui sinar cahaya kebahagiaan.
Satu-satunya rintangan serta halangan yang terbesar ialah, karena kita tidak terlepas dari hawa nafsu serta keinginan-keinginan kita dan tidak mencoba melalui jalan yang sempurna seperti orang-orang suci.
Lagi pula jika kita sedikit saja mengalami kegagalan atau merasa kecewa, kita lekas putus asa dan pergi mencari hiburan pada sesama manusia.


4. Jikalau kita berusaha seperti perwira yang kuat, untuk tetap berdiri dalam perjuangan, niscaya kita akan melihat pertolongan Tuhan dari surga.
Karena Allah selalu bersedia membantu orang-orang yang sedang berjuang dan yang mengharapkan rahmatNya.
Memang Tuhan sendirilah yang memberi kesempatan kepada kita untuk berjuang agar kita dapat mencapai kemenangan.
Jikalau memenuhi kejawiban-kewajiban lahir saja sudah kita anggap sebagai kemajuan rohani, maka akan lekas padamlah semangat kita.
Karenanya hendaklah kita menaruh kampak pada akarnya, supaya kita sesudah dibersihkan dari hawa nafsu, dapat memperoleh ketentraman hati.


5. Jika tiap tahun kita berhasil memberantas satu kejahatan saja di dalam diri kita, maka dalam waktu singkat kita akan menjadi orang-orang yang sempurna.
Tetapi sekarang dengan menyesal kita seringkali mengalami, bahwa kita pada waktu baru bertobat, lebih baik dan lebih murni keadaan jiwa kita daripada sesudah hidup membiara bertahun-tahun lamanya.
Mestinya kerajinan serta kemajuan kita tiap hari harus makin bertambah, tetapi sekarang sudah dipandang sebagai suatu keistimewaan, bila orang masih mempunyai sebagian saja dari kegiatannya semula.
Bilamana pada permulaan kita mau bertindak sedikit keras terhadap diri kita sendiri, niscaya di kemudian hari kita dapat menjalankan kesemuanya dengan mudah dan gembira.


6. Meninggalkan kebiasaan yang lama memang berat; tetapi yang lebih berat lagi ialah: menentang kehendak diri sendiri.
Padahal jika kita tidak mampu mengalahkan diri kita sendiri dalam hal yang kecil-kecil, bagaimana kita dapat menundukkan diri kita dalam kesukaran-kesukaran yang sungguh-sungguh besar?
Ah, alangkah baiknya kalau kita insyaf, bahwa kita dapat memberi damai kepada diri kita sendiri dan menyediakan suka cita kepada orang lain, apabila kita mau mengendalikan diri kita sendiri.
Maka saya percaya, bahwa kita akan lebih memperhatikan kemajuan kita di bidang kerohanian.
“If you are humble nothing will touch you, neither praise nor disgrace, because you know what you are.” 
[Mother Teresa]