Author Topic: Menjawab Ajaran Tritunggal Maha Kudus  (Read 705 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Menjawab Ajaran Tritunggal Maha Kudus
« on: July 25, 2012, 02:20:54 AM »
Dogma GEREJA mengenai Allah Tritunggal, sesuai rumusan dalam Katekismus Gereja Katolik #253 - 255 adalah demikian:

The dogma of the Holy Trinity

253 The Trinity is One. We do not confess three Gods, but one God in three persons, the "consubstantial Trinity". The divine persons do not share the one divinity among themselves but each of them is God whole and entire: "The Father is that which the Son is, the Son that which the Father is, the Father and the Son that which the Holy Spirit is, i.e. by nature one God." In the words of the Fourth Lateran Council (1215), "Each of the persons is that supreme reality, viz., the divine substance, essence or nature."

254 The divine persons are really distinct from one another. "God is one but not solitary." "Father", "Son", "Holy Spirit" are not simply names designating modalities of the divine being, for they are really distinct from one another: "He is not the Father who is the Son, nor is the Son he who is the Father, nor is the Holy Spirit he who is the Father or the Son." They are distinct from one another in their relations of origin: "It is the Father who generates, the Son who is begotten, and the Holy Spirit who proceeds." The divine Unity is Triune.

255 The divine persons are relative to one another. Because it does not divide the divine unity, the real distinction of the persons from one another resides solely in the relationships which relate them to one another: "In the relational names of the persons the Father is related to the Son, the Son to the Father, and the Holy Spirit to both. While they are called three persons in view of their relations, we believe in one nature or substance." Indeed "everything (in them) is one where there is no opposition of relationship." "Because of that unity the Father is wholly in the Son and wholly in the Holy Spirit; the Son is wholly in the Father and wholly in the Holy Spirit; the Holy Spirit is wholly in the Father and wholly in the Son."


Dogma Tritunggal Maha Kudus

253   Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel 1155: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804).

254   Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan yang lain. Allah yang satu bukanlah "seakan-akan sendirian" (Fides Damasi: DS 71). "Bapa", "Putera", "Roh Kudus", bukanlah hanya nama-nama yang menyatakan cara-cara berada berbeda dari hakikat ilahi, karena mereka secara real berbeda satu dengan yang lain: "Bapa tidak sama dengan Putera, Putera tidak sama dengan Bapa, Roh Kudus tidak sama dengan Bapa dan Putera" (Sin. Toledo XI 675: DS 530). Masing-masing berbeda satu dengan yang lain oleh hubungan asalnya: Adalah "Bapa yang melahirkan, dan Putera yang dilahirkan dan Roh Kudus yang dihembuskan" (K. Lateran IV 1215: DS 804). Kesatuan ilahi bersifat tritunggal.

255   Ketiga Pribadi ilahi berhubungan satu dengan yang lain. Karena perbedaan real antar Pribadi itu tidak membagi kesatuan ilahi, maka perbedaan itu hanya terdapat dalam hubungan timbal balik: "Dengan nama-nama pribadi, yang menyatakan satu hubungan, maka Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dihubungkan dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya: Walaupun mereka dinamakan tiga Pribadi seturut hubungan mereka, namun mereka adalah satu hakikat atau substansi, demikian iman kita" (Sin.Toledo XI 675: DS 528). Dalam mereka "segala-galanya... satu, sejauh tidak ada perlawanan seturut hubungan" (K. Firenze 1442: DS 1330). "Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Putera" (ibid., DS 1331).

Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Menjawab Ajaran Tritunggal Maha Kudus
« Reply #1 on: July 25, 2012, 02:21:37 AM »
Seringkali akal sehat manusia kesulitan utk mencerna dan memahami hakekat "3 Pribadi Allah dalam 1 Substansi".
Berikut adalah suatu kisah analogi sederhana ttg hal ini yg dekat dengan kehidupan kita sehari2, yang diharapkan dapat membantu rekan2 semua utk dapat memahami ajaran ini.

Alkisah adalah seorang bapak bernama ELOHIM, seorang netter piawai yg mendirikan forum diskusi bernama FIK.
Selama bertahun2, Bapak ELOHIM "memerintah dan mengatur" forum ini, dan berbicara kepada para penghuni forum melalui "para nabi" yg dikenal sebagai para moderator. Jadilah selama bertahun2 ini Bapak ELOHIM dikenal sebagai BAPA NETTER oleh para penghuni forum, di mana BAPA NETTER ini berinteraksi dengan para netter dalam bentuk "ROH NETTER" melalui perantaran para "nabi moderator" ini. BAPA sangat dicintai oleh para penghuni forum, dan demikian pula BAPA NETTER mencintai para penghuni forum ini dengan tidak terbatas. Bahkan setelah para penghuni forum paripurna dalam partisipasinya di forum itu, mereka diundang utk datang ke rumah BAPA NETTER di kehidupan nyata. Well.. bagi para netter, rumah Bapak ELOHIM itu mereka sebut sebagai surga.

Kemudian muncul suatu peristiwa di mana para penghuni melakukan pelanggaran terhadap peraturan yg telah ditetapkan oleh Bapak ELOHIM ketika beliau pertama kali mendirikan forum ini. Karena pelanggaran ini, Bapak ELOHIM tidak dapat berinteraksi lagi dengan para penghuni forum. Terlebih lagi, setelah paripurna pun, para penghuni forum juga tidak dapat lagi berkunjung ke rumah Bapak ELOHIM di kehidupan nyata.
Maka, Bapak ELOHIM ini memilih untuk turun ke forum FIK sebagai seorang member biasa dengan ID bernama ANAK NETTER. Melalui ANAK NETTER ini, Bapak ELOHIM yg adalah pencipta forum menjelma menjadi seorang penghuni forum yg sama seperti penghuni lainnya. Dia (ANAK NETTER) sering kali menyebut Bapak ELOHIM sebagai BAPA NETTER dan sering kali menuliskan pesan2 di postingan2nya yg ditujukkan kepada Bapak ELOHIM. Meskipun demikian, tidak ada keraguan bahwa ANAK NETTER adalah BAPA NETTER  dan sekalipun keduanya (BAPA NETTER dan ANAK NETTER) adalah 2 pribadi yg terpisah dan dapat dibedakan secara jelas, ANAK NETTER adalah Bapak ELOHIM yg utuh dalam pribadinya sebagai seorang penghuni forum, dan pada saat yg sama Bapak ELOHIM adalah tetap BAPA NETTER yg utuh dalam pribadinya sebagai pemilik forum.
Bapak ELOHIM berinkarnasi menjadi penghuni forum bernama ANAK NETTER utk mengikuti peraturan forum ini, dan dengan mengikuti aturan itu, ANAK NETTER berkorban sehingga peraturan yg telah dilanggar dan memutuskan interaksi antara para penghuni forum dapat dibelokkan sehingga penghuni forum kembali dapat berinteraksi dengan BAPA NETTER.

Dan setelah ANAK NETTER selesai menjalankan misinya, ANAK NETTER keluar dari forum, dimana dipahami bahwa ANAK NETTER sudah kembali ke surga dan duduk di sebelah kanan BAPA NETTER. Sebagai gantinya, ANAK NETTER berpesan kepada penghuni forum yg masih bertahan di sana, bahwa dia akan mengirimkan "ROH NETTER" yg akan selalu mendampingi mereka masing2, salah satu caranya dengan saling mengirim private message antara netter dengan Bapak ELOHIM, atau istilah kerennya "berdoa". Jadilah ada suatu "ROH NETTER" yg berjalan di forum Kristen ini. "ROH NETTER" ini adalah berbeda dengan BAPA NETTER maupun ANAK NETTER, tetapi meskipun "ROH NETTER" adalah pribadi yg terpisah dan dapat dibedakan secara jelas dari BAPA NETTER maupun ANAK NETTER, "ROH NETTER" adalah Bapak ELOHIM yg utuh dalam pribadinya sebagai "ROH NETTER", dan pada saat yg sama Bapak ELOHIM adalah tetap seorang BAPA NETTER yg utuh dalam pribadinya sebagai pemilik forum, dan juga pribadi sebagai seorang penghuni forum dengan name-ID: ANAK NETTER pun tetap dapat ditemukan dalam diri Bapak ELOHIM.

Untuk mempermudah mengenali Bapak ELOHIM ini, para sahabat dekat ANAK NETTER di forum Kristen merumuskan suatu istilah: Netter Trinity, di mana Bapak ELOHIM dikenal dalam 3 pribadi (BAPA NETTER, ANAK NETTER, ROH NETTER) yg dapat dibedakan dengan jelas (distinct) tapi ketiganya adalah satu keutuhan dalam satu substansi sebagai seorang netter yg piawai di dunia nyata.

Para penghuni forum FIK tidak mengenal 3 Bapak ELOHIM, dan para penghuni forum FIK tidak pula mengenal hanya ada satu pribadi Bapak ELOHIM.


Demikian lah halnya dengan God Holy Trinity dapat dianalogikan dengan Netter Trinity.

Bapak ELOHIM ---> Tuhan
BAPA NETTER --> Allah Bapa pencipta langit dan bumi
ANAK NETTER --> Yesus, Allah yg berinkarnasi menjadi manusia
ROH NETTER --> Allah Roh Kudus, Tuhan yang menghidupkan

NETTER TRINITY --> GOD HOLY TRINITY


Catatan penulis:
Kisah di atas HANYALAH sebuah refleksi iman dari seorang awam katolik dalam merenungkan misteri terbesar iman Kristen akan Allah Tritunggal. Renungan di atas bukanlah sebuah dogma/ajaran yg infalible, tapi diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yg jelas bahwa dalam iman Allah Tritunggal, Kekristenan menyembah Allah YANG ESA dalam 3 Pribadi.
« Last Edit: July 25, 2012, 02:27:17 AM by Jenova »
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)

Offline Jenova

  • Administrator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1794
  • Reputation Power:
  • Joining in endless praise...
  • Denominasi: Catholic
Re: Menjawab Ajaran Tritunggal Maha Kudus
« Reply #2 on: December 18, 2014, 09:49:55 PM »
Intisari dari iman Tritunggal adalah:
  • Allah yang Esa terwujud dalam Tiga Pribadi yang berbeda: Bapa, Putra, dan Roh Kudus
  • Bapa adalah seutuhnya Allah yang Esa, Putra adalah seutuhnya Allah yang Esa, Roh Kudus adalah seutuhnya Allah yang Esa
  • Bapa bukanlah Putra maupun Roh, Putra bukanlah Bapa maupun Roh, Roh bukanlah Bapa maupun Putra
Allah itu Esa!! Jika digambarkan dalam diagram, berikut ini adalah ilustrasi yg mendekati konsep Tritunggal yang diimani oleh Gereja.

                                   BAPA                                           
                                  /  |  \                                       
                                 /   |   \                                       
                                /    |    \                                     
                               /     |     \                                     
                              /      |      \                                   
                             /   adalah   \                                   
                            / seutuhhya  \                                 
                           /         |          \                                 
                        bukan     |      bukan                               
                         /     T U H A N     \                                 
                        /      YANG ESA      \                             
                       /      /              \      \                           
                      /     /                   \     \                           
                     /    /                       \    \                           
                    / adalah               adalah \                           
                   / seutuhnya       seutuhnya\                           
                  / /                                   \ \                     
                 //                                       \\                     
                /                                            \                 
             PUTRA ---------bukan-------- Roh Kudus                                             


Tuhan adalah Esa, dan ini secara jelas diajarkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, seperti: Yes 45:21-22, 44:6-8, Kel 15:11, Bil 4:35, 6:4-5, 32:39, 1 Sam 2:2, 1 Raj 8:60.

Umat Israel pada jaman Perjanjian Lama mengenal dan memanggil Tuhan sebagai Bapa karena Tuhan adalah Bapa dari segala yang baik dan yang jahat, Pencipta Alam Semesta (Bil 32:6, Mal 2:10), dan juga karena Tuhan lah yang telah mengikat perjanjian dan memberikan hukumNya bagi umat Israel sebagai "anak sulung"Nya (Kel 4:22). Tuhan adalah Bapa bagi umatNya yang tertindas, dan bagi umat yang tinggal dalam perlindungan kasihNya (2 Sam 7:14, Mzm 68:6).

Selama ribuan tahun Allah Tritunggal yang Esa dikenal sebagai Pribadi Bapa, lalu mengapa Allah juga mewujudkan diri dalam Pribadi Putra? Kiranya sabda dari Sang Putra itu sendiri yang menyatakan kebenaran ini: "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16)".
Manusia telah berdosa, dan menurut hukum Taurat, upah dari dosa adalah maut (Rom 6 : 23). Tetapi karena begitu besar kasih Allah bagi manusia, yang tidak menginginkan seorang pun binasa melainkan diselamatkan (2 Pet 3 : 9), maka setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuat dan takluk pada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak (Gal 4 : 4 - 5) . Sebab manusia tidak dapat mengingkari hukum Taurat, manusia telah dikuasai oleh dosa akibat pelanggaran atas hukum Allah itu, yang sebagai akibatnya mendatangkan maut. Tetapi dengan mengutus PutraNya sendiri dalam rupa manusia, dosa yang menguasai manusia telah dikalahkan dan tuntutan hukum Taurat telah dipenuhi, sehingga manusia tidak lagi berada dalam kuasa dosa, dan maut pun tidak lagi menguasai manusia (Rom 8 : 3 - 4).

Lalu, jika Allah dalam Pribadi Bapa telah menciptakan alam semesta dan isinya, dan Allah yang Esa dalam Pribadi Putra telah menyelamatkan umat manusia, lalu mengapa pula Allah masih harus mewujudkan diri dalam Pribadi Roh Kudus?
Yesus sendiri bersabda bahwa hanya sesaat Ia tinggal bersama para rasul (Yoh 14 : 19), tetapi Yesus akan mengirimkan Roh Kebenaran (Yoh 14 : 17), Penghibur yaitu Roh Kudus untuk mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan kita akan semua yang telah Yesus ajarkan (Yoh 14 : 26). Pribadi Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus ini adalah Roh yang sama yang telah bersabda melalui para nabi dalam jaman Perjanjian Lama, seperti nabi Yesaya  yang menyadari bahwa Roh Allah sendiri yang mengutusnya Yes 48 : 16).
Love is not merely a sentiment, it is an act of will.
(Benedict XVI)