Author Topic: Renungan Harian Air Hidup  (Read 1214 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Renungan Harian Air Hidup
« on: July 17, 2013, 07:11:46 AM »
Quote
http://airhidupblog.blogspot.com/2013/

Wednesday, July 17, 2013
SERUPA KRISTUS: Butuh Kedisiplinan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2013 -

Baca:  2 Korintus 3:1-18

"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."  2 Korintus 3:18b

Sasaran hidup orang percaya adalah menjadi serupa dengan Kristus yaitu dengan mengaplikasikan karakterNya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan 1 Yohanes 2:6:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  Dengan demikian kita dapat berkata,  "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."  (Galatia 2:20).

     Untuk mencapai sasaran itu dibutuhkan kedisiplinan rohani yang tinggi.  Pada hakekatnya disiplin dapat dilatih.  Melalui disiplin terhadap diri sendiri diharapkan tumbuh penguasaan diri dan karakter yang baik.  Jika dalam diri seseorang ada penguasaan diri dan karakter yang baik (buah-buah Roh), ini akan berdampak pada sikap dan perbuatannya yang dapat dipertanggungjawabkan.  Jadi standar hidup orang Kristen adalah wajib hidup sama seperti Kristus.  Inilah yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita!  Namun tidak sedikit orang Kristen yang berkata,  "Ah impossible kita dapat hidup benar, apalagi bisa sama seperti Kristus di tengah-tengah dunia yang seperti ini."  Tapi Alkitab menegaskan:  "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"  (Markus 9:23), sebab  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).  Jadi sadarilah bahwa dalam diri orang percaya berdiam Roh Kudus,  "...yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;"  (Yohanes 16:13).  Roh Kudus yang akan menuntun, menguatkan dan memapukan kita hidup dalam kebenaran.

     Kesimpulannya:  untuk dapat hidup sama seperti Kristus hidup bukanlah perkara yang tidak mungkin bagi orang percaya.  Tetapi diperlukan adanya tekad, komitmen, kemauan dan disiplin yang tinggi untuk mewujudkannya!

Tanpa tekad, komitmen, kemauan dan disiplin, sulit sekali mewujudkan hidup serupa Dia!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #1 on: April 01, 2015, 06:27:04 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Wednesday, April 1, 2015
BAHAGIA DI TENGAH PENCOBAAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2015

Baca:  Yakobus 1:2-8
http://www.jesoes.com/Alkitab/yak/1/2?korean=0#2

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,"  Yakobus 1:2

Umumnya orang akan berbahagia apabila ia mengalami hal-hal yang baik dalam hidupnya, perjalanan hidup terasa mulus tanpa rintangan dan hambatan yang berarti.  Keadaan akan berubah secara drastis ketika berbagai pencobaan terjadi sehingga sulit rasanya menemukan orang yang tetap berbahagia saat itu.  Ketika pencobaan datang kita cenderung tidak bisa menerima keadaan yang ada sehingga respons kita terhadap pencobaan pun lebih mengarah kepada hal-hal yang negatif:  marah, kecewa, murung, bersedih, pahit hati, putus asa, tersinggung dan berontak.

     Firman Tuhan hari ini justru menyatakan bahwa ketika dihadapkan pada berbagai pencobaan kita harus menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan.  Dengan kata lain kita harus tetap bisa mengucap syukur!  Pencobaan yang dimaksudkan adalah masalah-masalah yang berasal dari luar atau masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang bertujuan menguji iman kita.  Oleh karena itu kita harus bisa menyikapinya dengan sikap hati yang benar, karena justru melalui pencobaan yang ada kadar iman dan kesungguhan kita dalam mengikut Tuhan sedang diuji dan ditempa menjadi orang-orang Kristen yang semakin berkualitas dan berkarakter,  "sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."  (ayat 3), sehingga kita dapat berkata seperti yang Ayub katakan,  "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  (Ayub 23:10).  Di balik pencobaan-pencobaan yang dialami Ayub ada maksud dan tujuan yang indah.

     Jika kita diijinkan mengalami berbagai-bagai pencobaan jangan pernah berpikir bahwa Tuhan itu jahat dan tidak mengasihi kita.  Justru hal itu mendatangkan kebaikan bagi kita karena dalam segala perkara Tuhan pasti turut bekerja  (baca  Roma 8:28).  Adalah sangat mungkin kita tetap berbahagia sekalipun situasi-situasi yang ada tidak mendukung bila kita memahami maksud dan rencana Tuhan ini;  berbahagia tanpa disertai ketakutan dan kekuatiran.

Mungkinkah berbahagia di tengah pencobaan?  Sangat mungkin, karena tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #2 on: April 02, 2015, 06:08:41 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Thursday, April 2, 2015
KETEKUNAN: Kunci Untuk Bertahan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 April 2015

Baca:  2 Korintus 4:16-18
http://www.jesoes.com/Alkitab/2kor/4/16?korean=0#16

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  2 Korintus 4:18

Melihat sisi positif setiap pencobaan yang terjadi dalam hidup ini akan memampukan kita bertahan dan tidak akan mengurangi sedikit pun rasa bahagia di dalam hati, karena kita memiliki alasan yang kuat.  Apa alasannya?

     Kita percaya bahwa Tuhan pasti akan memberi kita kekuatan untuk menghadapinya dan juga memberi jalan keluar yang terbaik, karena  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Alasan selanjutnya adalah karena Tuhan telah berjanji bahwa Ia tidak akan meninggalkan dan membiarkan kita sendirian.  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b).  Kasih karunia Tuhan sudah cukup bagi kita untuk menang terhadap segala pencobaan yang ada.

     Kebahagiaan sejati keluar dari dalam hati kita dan tidak terpengaruh oleh keadaan atau situasi di sekitarnya.  Kebahagiaan sejati akan mengalir dari dalam hati apabila kita  "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat."  (2 Korintus 5:7).  Sikap inilah yang mendorong kita terus bertekun.  Ketekunan adalah kemampuan menghadapi segala macam masalah, kesulitan, pencobaan dan penderitaan dengan ketabahan dan kesetiaan yang teguh.  Dengan kata lain kita tidak berdiam diri tanpa berbuat apa pun, melainkan berkeras hati dan bersungguh-sungguh  (bekerja, belajar, dan berusaha).  Inilah yang dilakukan Ayub di tengah pencobaan,  "Ia tetap tekun dalam kesalehannya,"  (Ayub 2:3).  Ketekunan pasti mendatangkan upah!  "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  Yakobus 1:12

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #3 on: April 03, 2015, 01:07:13 PM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html

Friday, April 3, 2015
KEMATIAN KRISTUS: Membayar Hutang Dosa
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2015

Baca:  Kolose 2:6-15
http://www.jesoes.com/Alkitab/kol/2/6?korean=0#6

"dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:"  Kolose 2:14

Hari ini seluruh umat Tuhan memperingati hari Jumat Agung di mana kita kembali diingatkan tentang pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib sebagai bukti ketaatan-Nya secara total melakukan kehendak Bapa.

     Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib bukanlah suatu peristiwa kematian yang umum seperti peristiwa kematian dalam sejarah hidup manusia.  Mungkin saja orang beranggapan bahwa kematian Yesus itu tidak lebih dari kematian seorang pahlawan atau pejuang Kristen yang rela mati demi mempertahankan prinsip atau ajaran-Nya, sehingga mereka menyamaratakan kematian Yesus Kristus itu  'sebelas duabelas'  (tidak jauh berbeda)  dengan kematian para martir yaitu orang yang rela menderita atau mati daripada menyerah karena mempertahankan agama atau kepercayaan, orang yang mati dalam memperjuangkan kebenaran agama itu.  Itu mungkin benar jika kematian Yesus Kristus tidak disertai dengan peristiwa kebangkitan-Nya.

     Alkitab menegaskan bahwa Yesus Kristus rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib karena mengerjakan Misi Agung dari Bapa,  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal  (baca  Yohanes 3:16).  Kematian Yesus merupakan penggenapan terhadap bentuk-bentuk korban yang terdapat dalam Perjanjian Lama;  darah-Nya yang tercurah adalah korban sempurna yang dipersembahkan oleh seorang Imam Besar, yaitu adalah diri-Nya sendiri  (baca  Ibrani 9:11-12).  Jadi, Yesus Kristus selaku Imam Besar datang kepada Allah dengan membawa korban dan korban itu adalah tubuh-Nya sendiri.  Dalam Perjanjian Lama, korban adalah simbol pengampunan dosa dan jalan pendamaian manusia dengan Allah.  Maka melalui kematian-Nya Yesus Kristus telah membayar hutang dosa seluruh umat manusia.

Melalui pengorbanan Yesus Kristus kita dilayakkan menerima pengampunan dosa, sebab seluruh hutang dosa kita telah lunas terbayar!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #4 on: April 04, 2015, 12:54:08 PM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Saturday, April 4, 2015
KEMATIAN KRISTUS: Kasih Karunia Allah
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2015

Baca:  Roma 11:25-36
http://www.jesoes.com/Alkitab/rm/11/25?korean=0#25


"Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya."  Roma 11:29

Peristiwa kematian Yesus Kristus mengingatkan kita tentang kasih terbesar Allah bagi umat-Nya.  "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya."  (1 Yohanes 4:9).  Oleh kasih karunia Allah melalui kematian Putera-Nya kita menerima pengampunan dosa.

     Apa itu kasih karunia?  Kasih karunia adalah anugerah atau kemurahan Allah yang sebenarnya tidak layak kita terima, tetapi oleh karena kasih-Nya kita dilayakkan menerimanya.  Kita yang seharusnya menanggung hukuman sebagai akibat dari dosa, oleh kasih-Nya Allah berinisiatif menyelamatkan kita.  Tindakan inilah yang disebut tindakan pembenaran, suatu tindakan yang dikerjakan Allah membenarkan manusia yang berdosa melalui iman percaya kepada Yesus Kristus.  "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:6-8).

     Melalui kematian Kristus kita yang percaya kepada-Nya mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat:  beroleh pengampunan dosa  (Ibrani 9:28),  beroleh pembenaran  (Roma 5:16), terbebas dari hukuman  (Roma 8:1-2), diperdamaikan dengan Allah  (Kolose 1:20), dan beroleh jaminan kehidupan kekal.  Ada tertulis,  "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).  Yesus Kristus rela menderita dan mati di kayu salib sebagai pengganti bagi kita, di mana kita yang seharusnya dihukum oleh karena dosa dan pelanggaran telah digantikan oleh Kristus yang rela menjadi kutuk karena kita,  "sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'"  (Galatia 3:13).  Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur, sebab kita hidup sampai hari ini semata-mata karena kasih karunia Allah.  Jika demikian, pantaskah kita memegahkan diri sendiri dan menjadi sombong?

"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia."  Roma 6:14

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #5 on: April 05, 2015, 12:51:42 PM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html

Sunday, April 5, 2015
KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH FAKTA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 April 2015

Baca:  1 Korintus 15:1-11
http://www.jesoes.com/Alkitab/1kor/15/1?korean=0#1

"...Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;"  1 Korintus 15:4

Bagi umat Kristiani Paskah merupakan peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus.  Perayaan ini disebut pula dengan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan atau Minggu Kebangkitan.  Paskah berasal dari kata bahasa Ibrani Pesakh, yang arti harafiahnya adalah lewat atau Tuhan lewat.  Hal ini menunjuk pada kisah Perjanjian Lama yaitu peristiwa kematian semua anak sulung di tanah Mesir, baik manusia maupun binatang.  Di situ Allah berjalan melewati  (pesakh)  setiap rumah yang pintunya ada tanda darah.  Sedangkan rumah-rumah tanpa tanda darah akan mengalami tulah pemusnahan.

     Pengertian Paskah dalam Perjanjian Baru secara harafiah adalah Kristus telah bangkit;  arti rohaninya adalah Anak Domba Allah yang dikorbankan.  Kematian Yesus Kristus bukanlah kematian yang bisa disamakan dengan kematian para nabi atau tokoh-tokoh besar dunia mana pun, karena mereka mati dan tidak bangkit lagi.  Yesus Kristus mati dan kemudian bangkit pada hari yang ke-3 membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa!  Rasul Paulus berkata,  "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu."  (1 Korintus 15:14-17).

     Kubur itu telah kosong ditandai tergulingnya batu besar.  Kebangkitan-Nya merupakan penggenapan apa yang Yesus katakan di Galilea,  "Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."  (Matius 16:21).

"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit."  Lukas 24:5

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #6 on: April 13, 2015, 01:24:29 PM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Monday, April 13, 2015
SERAHKAN MASALAHMU KEPADA Tuhan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2015

Baca:  2 Raja-Raja 4:1-7
http://www.jesoes.com/Alkitab/2raj/4/1?korean=0#1

"Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."  2 Raja-Raja 4:1b

Sungguh benar apa yang dikatakan oleh penulis Amsal bahwa  "yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi."  (Amsal 22:7).  Orang yang memiutangi biasanya akan  'berkuasa'  terhadap orang yang berutang.  Ia bisa saja menekan dan bertindak semena-mena sehingga orang yang memiliki utang benar-benar berada di bawah kendali orang yang memiutangi.  Hal ini dialami oleh isteri seorang nabi.  Nabi tersebut meninggalkan utang kepada keluarga yang ditinggalkannya sehingga menjadi beban berat bagi keluarganya.  Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata nabi adalah seorang utusan Tuhan, orang yang terpilih karena keimanan dan akhlaknya yang baik sehingga ia diangkat Tuhan untuk menjadi utusan-Nya di bumi.  Dengan kata lain nabi adalah seorang yang takut akan Tuhan.

     Ditinjau dari sisi kerohanian tak diragukan lagi bahwa sebagai nabi ia adalah seorang yang sukses dalam pelayanan.  Sayangnya keberhasilannya dalam melayani pekerjaan Tuhan tidak disertai dengan keberhasilan secara ekonomi.  Terbukti ia memiliki banyak utang.  Akibat utang yang tidak terbayarkan keluarga yang ditinggalkan harus menanggung beban hidup yang berat, si isteri menjadi stres berat, bahkan kedua anaknya hendak dijadikan budak oleh si pemberi piutang.  Dalam keadaan demikian dapatkah kehidupan keluarga nabi ini menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan?  Yang terjadi justru sebaliknya, ia akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.  Mungkin orang akan berkata,  "Ah percuma melayani Tuhan.  Buktinya hidupmu tidak berubah.  Utangmu ada di mana-mana.  Ekonomimu tetap saja morat-marit."  Orang lain akan menganggap bahwa Tuhan yang mereka layani tidak sanggup menolong dan janji-janji-Nya hanyalah isapan jempol.  Akhirnya pelayanan yang dikerjakan serasa sia-sia oleh karena kehidupannya tidak menjadi berkat.

     Dalam keadaan terjepit isteri dari nabi tersebut segera mengadukan permasalahannya kepada Elisa, pemimpin dari para nabi.  Artinya ia tidak mengatasi masalahnya dengan kekuatan sendiri, melainkan membawa masalah tersebut kepada Tuhan serta meminta nasihat atau petunjuk hamba Tuhan.  (Bersambung)

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #7 on: April 14, 2015, 06:21:02 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Tuesday, April 14, 2015
SERAHKAN MASALAHMU KEPADA Tuhan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2015

Baca:  2 Raja-Raja 4:1-7
http://www.jesoes.com/Alkitab/2raj/4/1?korean=0#1

"Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."  2 Raja-Raja 4:7

Ketika tertimpa masalah berat banyak dari kita yang lebih memilih mengatasi masalahnya dengan akal dan kekuatan sendiri.  Kita enggan membawa masalah kita kepada Tuhan atau berkonsultasi kepada hamba Tuhan.  Bahkan kita pun mulai mengkompromikan banyak hal, termasuk menerima masukan dan tawaran untuk mencari pertolongan instan ke  'orang pintar'  atau dukun.  Kalau pun ada yang datang kepada hamba Tuhan, yang dilakukannya adalah mengeluh dan meminta pertolongan secara materi kepadanya.  Alkitab dengan keras memperingatkan agar kita tidak mengandalkan manusia dan berharap kepadanya.  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5).

     Tuhan mau menolong kita asal kita mau datang kepada-Nya dan menyerahkan semua masalah kita seperti yang dilakukan oleh janda pada bacaan di atas dengan datang kepada Elisa.  Sebagai manusia biasa Elisa tidak dapat melunasi utang-utangnya, tapi yang ia dapat perbuat adalah berseru kepada Tuhan dengan iman.  "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."  (Mazmur 50:15), sebab  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Elisa pun bertanya,  "'Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.' Berkatalah perempuan itu: 'Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.'"  (2 Raja-Raja 4:2).

     Di mata manusia buli-buli kecil berisi minyak itu mungkin tidak ada artinya, tapi bila kita mau menyerahkan hal yang tampaknya  'sepele dan kecil'  kepada Tuhan, Ia sanggup membuatnya menjadi besar dan berharga.  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?"  (Kejadian 18:14a).  Tuhan Yesus berkata,  "Jadilah kepadamu menurut imanmu."  (Matius 9:29), dan "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"  (Markus 9:23).

Bila kita percaya kepada Firman Tuhan dan mau bertindak dengan iman, mujizat-Nya pasti dinyatakan!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #8 on: April 15, 2015, 06:21:38 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Wednesday, April 15, 2015
TERBATAS MENJADI TAK TERBATAS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2015

Baca:  Lukas 9:10-17
http://www.jesoes.com/Alkitab/luk/9/10?korean=0#10

"Kamu harus memberi mereka makan!"  Lukas 9:13

Selama berada di bumi waktu dan tenaga Tuhan Yesus sepenuhnya dicurahkan untuk mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh Bapa yaitu melayani jiwa-jiwa.  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).  Itulah sebabnya hati Yesus selalu dipenuhi oleh kasih dan rasa belas kasihan terhadap orang lain.  Di mana pun dan kapan pun berada hati Yesus senantiasa peka terhadap kebutuhan manusia.  Ia tidak hanya memperhatikan kebutuhan rohani saja tapi juga sangat peduli dengan kebutuhan jasmani manusia.  Seorang tokoh terkenal India, Mahatma Gandhi, pun belajar dari teladan hidup Tuhan Yesus, ia berpendapat,  "Orang yang lapar hanya bisa mengerti kata-kata yang indah, setelah mereka dikenyangkan."

     Menurut logika lima roti dan dua ikan itu sangat tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan jumlah orang yang mengikut Yesus,  "Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki."  (Lukas 9:14).  Namun dari keterbatasan inilah mujizat dinyatakan karena Tuhan senang membuat perkara besar dari hal-hal yang kecil,  "...dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."  (1 Korintus 1:28-29).  Seorang janda di Sarfat pun mengalaminya, segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli sanggup dilipatgandakan Tuhan:  "Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti Firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia."  (1 Raja-Raja 17:16).

     Sesuatu yang kecil, sederhana dan tidak berarti jika kita letakkan di tangan Tuhan akan menjadi sesuatu yang berharga dan berkelimpahan.  Karena itu jangan sekalipun meremehkan hal-hal yang kecil, sebab jika kita setia dalam perkara-perkara kecil maka perkara-perkara yang besar akan dinyatakan Tuhan bagi kita asal kita mau mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, seperti anak kecil yang rela menyerahkan lima roti dan dua ikan miliknya kepada Tuhan Yesus.

Di mana ada Tuhan Yesus di situ pasti dan mujizat dan kelimpahan!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #9 on: April 16, 2015, 06:09:07 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html

Thursday, April 16, 2015
DI GUA ADULAM
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 April 2015

Baca:  1 Samuel 22:1-5
http://www.jesoes.com/Alkitab/1sam/22/1?korean=0#1

"Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam."  1 Samuel 22:1a

Dalam keadaan tertekan, takut dan sangat frustasi oleh karena intimidasi Saul yang mengejarnya dan berkeinginan untuk membunuhnya, Daud pun melarikan diri dan sampailah ia ke gua Adulam.  Kata Adulam memiliki arti tempat yang tertutup.  Di kala itu, gua menjadi tempat persembunyian paling favorit bagi orang-orang yang bermasalah seperti buronan, penjahat, perampok, preman atau yang sering disebut sebagai  'sampah'  masyarakat.  Saat berada di dalam gua Adulam inilah Daud bertemu dengan orang-orang  "...yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati,"  (1 Samuel 22:2).  Artinya di dalam gua tersebut berkumpullah orang-orang yang senasib, sama-sama mengalami frustasi, kepahitan, sakit hati dan luka-luka batin lainnya yang jumlahnya ada kira-kira empat ratus orang.

     Mengapa mereka memilih untuk bersembunyi ke dalam gua?  Karena letak gua berada di lereng bukit yang sangat terjal dan sulit dijangkau oleh siapa pun.  Mungkin keadaan kita saat ini tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang ada di dalam gua Adulam.  Kita frustasi karena masalah-masalah berat yang kita hadapi:  kita diremehkan, diabaikan dan tidak dianggap oleh orang lain.  Atau mungkin kita memiliki masa lalu yang sangat kelam dan dosa-dosa kita setinggi langit sehingga kita merasa diri tidak berharga, tidak layak dan tidak pantas, baik itu dihadapan manusia, terlebih lagi di hadapan Tuhan.  Kita berpikir mustahil hidup kita dipulihkan, mustahil Tuhan mengampuni dosa-dosa kita, mustahil Tuhan mau memakai hidup kita untuk menjadi alat-Nya.

     Secara manusia mungkin kita tidak lagi punya masa depan dan pengharapan, tapi Alkitab menegaskan bahwa bagi orang percaya  "... bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  (Mazmur 75:7).  Seburuk apa pun keadaan kita Tuhan sanggup mengubahnya asal kita mau bangkit dari keterpurukan, datang kepada Tuhan dan bertobat dengan sungguh!

Berdiam dirilah di  'gua Adulam', tempat tertutup dan tidak terjangkau oleh orang lain, di situlah kesempatan kita merefleksi diri dan mencari Tuhan!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #10 on: April 17, 2015, 06:00:04 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Friday, April 17, 2015
KETELADANAN HIDUP DAUD (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 April 2015

Baca:  Mazmur 57:1-12
http://www.jesoes.com/Alkitab/mzm/57/1?korean=0#1

"Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam."  Mazmur 57:5

Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Daud saat berada di tengah-tengah orang yang bermasalah meski ia juga mengalami masalah yang berat pula.  Namun Daud tidak komplain atau marah kepada Tuhan, ia tetap memandang Tuhan dan berseru kepada-Nya karena sadar tidak ada pribadi yang lain yang sanggup menolongnya selain Allah.  "Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu."  (Mazmur 57:2).

     Kalau kita berada di posisi Daud mungkin kita akan semakin stres dan sulit untuk mengucap syukur.  Namun saat berada di dalam gua Adulam inilah Daud menumpahkan carut-marut perasaannya, karena itulah Daud terus membangun imannya dengan bermazmur dan menaikkan puji-pujian bagi Tuhan.  "Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!"  (Mazmur 57:8-9).  Ia percaya di mana ada pujian bagi Tuhan di situ pasti ada lawatan Roh Tuhan, sebab  "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4).  Ketika berada di gua Adulam Daud tetap membangun cara hidup sebagaimana yang biasa dilakukannya setiap hari, yaitu bersekutu dan memuji Tuhan sehingga Roh Tuhan mengurapinya.  Karena Roh Tuhan ada padanya, keberadaan Daud akhirnya membawa dampak yang luar biasa terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.  Terbukti  "...ia menjadi pemimpin mereka."  (1 Samuel 22:2), artinya karena urapan Roh Tuhan semua orang yang berada di dalam gua Adulam mendukung dan mengangkat Daud menjadi pemimpin atas mereka.  Daud beroleh kepercayaan karena ia telah menunjukkan keteladanan hidup.

     Nasihat yang sama juga disampaikan rasul Paulus kepada Timotius,  "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).

Hidup kita pasti akan berdampak bagi orang lain jika kita terlebih dahulu memberikan teladan hidup!

Offline who am i

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 149
  • Reputation Power:
  • 1 kor 9 : 16
  • Denominasi: dianggap benar, kudus o/ Kristus Yesus
Re: Renungan Harian Air Hidup
« Reply #11 on: April 18, 2015, 07:14:28 AM »
http://airhidupblog.blogspot.com/2015_04_01_archive.html
Saturday, April 18, 2015
KETELADANAN HIDUP DAUD (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2015

Baca:  Mazmur 143:1-12
http://www.jesoes.com/Alkitab/mzm/143/1?korean=0#1

"Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya Tuhan, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!"  Mazmur 143:11

Keteladanan hidup bagaimana yang telah Daud tunjukkan, sehingga ia tampil sebagai pribadi yang berdampak bagi orang-orang disekitarnya?  1.  Daud suka merenungkan Firman Tuhan.  "Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku."  (Mazmur 119:24), karena itu  "...merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  2.  Daud suka memuji-muji Tuhan.  Tertulis:  "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku."  (Mazmur 34:2), bahkan  "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau,"  (Mazmur 119:164).  Hal itu menunjukkan bahwa Daud adalah seorang yang sangat karib dengan Tuhan.

     Bukan hal yang kebetulan jika Daud harus berada di gua Adulam, tinggal bersama dengan orang-orang yang frustasi, karena ternyata di balik situasi sulit yang dialami ini Tuhan memiliki rencana indah yaitu supaya melalui kehidupan Daud ini orang-orang yang tidak berpengharapan beroleh pemulihan.  Itu bukan karena kuat dan gagah Daud, tapi karena Roh Tuhan yg bekerja di dalam diri Daud.  "Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,"  (Yesaya 61:1).  Orang-orang yang ada di gua Adulam hidupnya diubahkan:  dari yang negatif ke arah yang positif, dari pecundang menjadi seorang pemenang, dari orang-orang buangan yang tidak berharga di mata manusia menjadi pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa  (baca  2 Samuel 23:8-39).

     Gua Adulam adalah gambaran dari keadaan dunia saat ini, dimana ada banyak orang yang sedang hidup dalam kesulitan dan tertimpa berbagai masalah:  sakit-penyakit, utang-piutang, frustasi, sakit hati, kepahitan, sulit mengampuni dan luka-luka batin lainnya.  Tuhan menghendaki kita untuk menjadi saluran berkat bagi mereka.  Bagaimana kita bisa menjadi berkat bila kita tidak menjadi teladan yang baik bagi mereka?

Hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan dan Roh Kudus adalah langkah awal menjadi pribadi-pribadi yang berdampak!