Kebiasaan Merokok dan Jebloknya Prestasi Timnas IndonesiaMenteri Kesehatan Nafsiah Mboi mempunyai analisa sendiri terkait dengan prestasi timnas yang semakin terjun bebas. Menkes kabinet Indonesia Bersatu II ini menyebut rokok sebagai biang kerok jebloknya prestasi timnas.
Menkes rupanya jengkel melihat angka perokok aktif di Indonesia yang jumlahnya semakin mengkhawatirkan. Secara terang-terangan Nafsiah menyebut rokok sebagai salah satu penyebab tenggelamnya prestasi Timnas Indonesia. Sebab, saat ini paru-paru masyarakat Indonesia telah terkena racun nikotin dan hal itu yang menyulitkan untuk mengukir prestasi.
"Indonesia kapan mau jadi juara Olimpiade, kapan kita juara dunia sepakbola. Nggak bakal. Karena paru-paru orang Indonesia sudah nggak becus," ujar Menkes dalam rilis 'Global Adult Tobacco Survey (GATS): Indonesia Report 2011' di kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (11/9).
Pernyataan Menkes itu mengingatkan pada prestasi Timnas yang terus meredup. Berdasarkan rangking yang dikeluarkan FIFA, Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat 168 dunia. Ini tentu mengecewakan mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, dan mayoritas penduduknya menggemari sepak bola.
Timnas Indonesia pernah mengalami masa kejayaan di kawasan Asia, atau lebih tepatnya pada ajang Asian Games. Timnas pernah meraih peringkat 4 di dua Asian Games yakni Asian Games tahun 1954 dan 1986. Kemudian pada Olimpiade tahun 1956, timnas lolos ke perempat final. Sementara di ajang Sea Games, timnas pernah meraih medali emas dan mengukuhkan diri sebagai juara, yakni pada Sea Games 1987 dan 1991. Namun, setelah itu prestasi Timnas Garuda terus merosot.
Jangankan masuk ke putaran final Piala Dunia, meraih gelar juara di sejumlah kejuaraan pun timnas belum mampu. Terakhir, timnas hanya mampu menjadi runner up di ajang AFF pada 2010.
Sejumlah kecaman pun datang. Masyarakat tak sabar lagi ingin menyaksikan tim kebanggaannya masuk dan menjadi juara di turnamen internasional. Bahkan, sejumlah pihak ramai-ramai menyalahkan PSSI yang menjadi induk dari sepak bola nasional.
Keadaan semakin kacau setelah PSSI diguncang konflik. Sejumlah pihak yang mengaku kecewa terhadap kepemimpinan Ketua PSSI Djohar Arifin melakukan manuver. Mereka yang mengatasnamakan diri Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) itu bahkan menggelar kongres luar biasa untuk melengserkan Djohar dari tampuk kepemimpinan.
Tak hanya itu, liga sepak bola nasional pun terbelah menjadi dua, yakni Liga Prima Indonesia (LPI) yang berada di bawah kontrol PSSI dan Liga Super Indonesia (LSI) yang berada di bawah KPSI. Konflik itu sontak menjadi sorotan publik. Termasuk saat ini ketika ada dua timnas di Indonesia, yang satu bentukan PSSI dan yang lainnya versi KPSI.
Publik menilai konflik PSSI dan kesalahan mengurus Timnas menjadi salah satu sebab terus tenggelamnya prestasi Timnas. Meski saat ini rokok disebut bukan sebagai penyebab kegagalan timnas untuk berprestasi, namun anjuran berhenti merokok memang baik untuk kesehatan.
(Sumber: Merdeka) (kpl/bola)
http://www.bola.net/editorial/kebiasaan-merokok-dan-jebloknya-prestasi-timnas-indonesia.html