REPUTASI Yudas Iskariot sebagai salah satu penjahat paling terkenal dalam sejarah berada dalam keraguan dengan munculnya terjemahan sebuah naskah kuno.
Injil Yudas, yang berupa sebuah dokumen papirus dari abad ke 3 atau 4 Masehi, menempatkan Yudas, salah seorang murid Yesus, sebagai sosok yang baik hati, yang membantu Yesus menyelamatkan umat manusia.
Gereja Kristen perdana mengecam ajaran-ajaran semacam itu sebagai sesat (heretik).
Dokumen rapuh setebal 31 halaman itu, yang diduga merupakan salinan dari sebuah teks yang bahkan lebih tua, ditemukan di Mesir tahun 1970-an
National Geographic Society di AS menerbitkan terjemahan pertama teks dalam bahasa Koptik itu ke bahasa Inggris, Kamis (15/11), dan memperlihatkan beberapa halaman papirus itu untuk pertama kalinya.
Sekte
Selama 2.000 tahun, umat Kristen menggambarkan Yudas sebagai rasul pengkhianat yang mengkhianati Yesus, Sang Guru, dengan sebuah kecupan, yang menuntun ke penangkapan dan penyaliban Yesus. Menurut teks Perjanjian Baru, Yudas menerima 30 keping perak untuk tindakan itu, tetapi ia meninggal segera setelah itu.
Namun, Injil Yudas mengidentifikasi Yudas sebagai murid kesayangan Kristus dan menggambarkan pengkhianatannya sebagai pemenuhan misi ilahi untuk memungkinkan penyaliban - dan dengan demikian menjadi dasar kekristenan - berlangsung.
Injil itu mengutip Yesus saat mengatakan kepada Yudas, "Kamu akan melampaui mereka semua (para murid yang lain) karena kamu akan mengorbankan orang yang memanteli aku." Dalam sebuah pernyataan, National Geographic Society mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa Yudas, dengan membantu Yesus menyingkirkan daging fisiknya, membantu membebaskan diri spiritual atau ilahi yang berada di dalam.
Pandangan ini mirip dengan yang dimiliki kaum Kristen Gnostik - orang Kristen abad kedua yang menjadi saingan Gereja perdana. Mereka berpikir, Yudas merupakan orang yang paling tercerahkan diantara para rasul, yang bertindak agar umat manusia dapat ditebus oleh kematian Kristus.
Maka, mereka menghargai dia dan memberinya rasa hormat yang pantas.
Debat Sengit
Para penulis Gnostik diyakini telah menulis laporan mereka yang kontras tentang peran Yudas 'dalam bahasa Yunani pada sekitar tahun 150, dan beberapa orang yakin bahwa naskah ini mungkin salinan dari teks para penulis Gnostik itu. Sejumlah catatan menunjukkan bahwa para pemimpin Gereja Kristen perdana mencela versi itu sebagai sesat pada sekitar tahun 180.
Pater Donald Senior, presiden Catholic Theological Union di Chicago mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa ia berpikir InjilYudas tidak mungkin akan menyaingi Perjanjian Baru. Tapi "biarkan perdebatan sengit tentang pentingnya teks kuno yang menarik ini dimulai," tambahnya.
Injil Yudas ditemukan di dekat Beni Masar di Mesir. Tahun 2000, Yayasan Maecenas untuk Seni Kuno di Basel, Swiss menguasai dokumen itu dan terjemahan dimulai segera setelah itu.
National Geographic mencapai kesepakatan publikasi dengan yayasan tersebut tahun lalu, yang diperkirakan menelan biaya 1 juta dollar AS. Selain sebuah artikel majalah, National Geographic Society mempublikasikan dua buku tentang Injil Yudas, dan saluran National Geographic TV akan menyiarkan dokumenter berdurasi dua jam khusus tentang naskah itu pada hari Minggu tanggal 9 April mendatang.