Halo bro jalu,
Maaf, saya lama tidak mengunjungi thread ini. Sangat menarik apa yang bro jalu ungkapkan di post yg saya kutip di bawah. Sebab, post bro jalu tsb membantu saya memahami urgensi dari satu aspek dalam teologi kristen yg selama ini saya anggap tidak penting: yakni mengenai efektifitas penebusan Kristus (bagaimana sebenarnya penebusan Kristus itu bekerja? apakah efektifitas penebusan dosa berada di tangan manusia tanpa campur tangan Allah, atau di tangan Allah sendiri? dst dst). Saya pun telah membuat sebuah thread mengenai hal ini di
http://forumimankristen.com/index.php/topic,391.0.html. Mungkin bro jalu bisa ikut membaca-baca, atau terlibat aktif, dan saya yakin thread tsb berkaitan dng thread bro jalu ini.
Sekarang saya ingin merespon post bro jalu ini:
Ketika Yesus disalib, adalah momentum penebusan seluruh dosa dosa manusia di muka bumi ini, betul? Semua dosa manusia akan terhapus, tapi ada syaratnya. Syaratnya adalah mengakui bahwa yang disalib adalah Tuhan Yesus sang penyelamat.
Bagimana bagi yang tidak mengakui atau menolak manusia yang disalib itu adalah Tuhan? Jawabnya adalah tidak akan diberi keselamatan.
Saya tidak tahu apakah bro jalu sudah tahu atau belum bahwa dalam sejarah kekristenan ada dua pandangan besar yang berkaitan dng kalimat bro jalu yang saya kutip di atas:
1. pandangan yang akan berkata "Ya, betul. Yesus mati untuk menebus dosa semua orang. Tapi mereka belum tentu selamat. Penebusan dosa itu baru efektif setelah manusia memenuhi syarat keselamatan: meresponnya dengan kehendak bebas. Respon itu berupa iman dan perbuatan. Kalo seseorang beriman, maka penebusan dosa tsb akan membawanya ke surga. Kalo tidak beriman, penebusan dosa itu tidak bekerja bagi dirinya dan ia akan masuk neraka"
2. pandangan yang berkata "Tidak, itu tidak betul. Yesus mati tidak untuk menebus semua orang. Penebusan dosa tsb hanya efektif pada orang-orang yang Allah pilih dari keseluruhan umat manusia di sepanjang sejarah. Pada dirinya sendiri, semua orang tidak dapat beriman dan oleh karenanya semua orang seharusnya masuk neraka. Orang-orang yang dipilih Allah itu dapat beriman karena Allah sendiri yang turun tangan (melahir-barukan) dalam pribadiNYa yang ketiga (Roh Kudus). Jadi, iman bukan dari kehendak bebas atau usaha manusia, melainkan dari kehendak dan usaha Allah. Dengan demikian, keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah"
Rekonstruksi logikanya adalah:
Tuhan, selama ini tinggal di alam yang tidak nampak, Tuhan cinta ciptaannya, ciptaannya dianggap telah menanggung dosa turunan adam/hawa. Tuhan ingin menebusnya, maka Tuhan menjelma menjadi manusia, dan menyalib dirinya supaya dosa dosa manusia terhapus. Tapi syaratnya manusia harus percaya bahwa yang menebus dosa (dengan penyaliban) itu adalah Tuhan.
Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?
Pertanyaan tsb sahih apabila ditanyakan pada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.1 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.1 ini, Tuhan memang memberikan pra-syarat yang harus dipenuhi oleh manusia sendiri dengan kehendak bebasnya (tanpa campur tangan Allah).
Pertanyaan tsb menjadi tidak sahih apabila ditanyakan kepada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.2 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.2 ini, Tuhan tidak memberikan pra-syarat apapun kepada manusia karena manusia sudah mati (tidak dapat memenuhi pra-syarat2 apapun).
Pertanyaan berikut.
Seberapa pentingkah pesan bahwa manusia jika ingin dosanya diampuni harus percaya Tuhan disalib untuk menebus dosa dosa manusia? Jawabannya tentu sangat penting. Jika sangat penting mengapa Tuhan menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang sangat konvensional, dari mulut ke mulut dengan resiko pesan tsb akan tidak sampai ke seluruh manusia di pelosok muka bumi ini...
Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. .......Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? ......itulah, bro, kira kira keluh kesah manusia, bila memang apa yang saya sampaikan itu benar adanya.
Saya rasa bro jalu sudah tahu sekarang kepada orang Kristen yang tipe berapa keluh-kesah tsb dapat disampaikan. Ya, kepada yang tipe no.1. Sebaliknya, bro jalu tidak dapat menyampaikan keluh-kesah tsb kepada orang Kristen yang tipe no.2 karena bagi mereka keselamatan bukan pilihan manusia, tapi pilihan Allah.
Mengenai pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Kristus yang bro jalu permasalahkan di atas, saya kurang tahu bagaimana perbedaan pemahaman dua tipe orang Kristen tsb. Tapi, saya tahu pasti bahwa dua tipe orang Kristen tsb sama-sama percaya pada Allah yang Tritunggal.
Pemberitaan yang dilakukan manusia (mulut ke mulut, atau melalui bermacam-macam media) merupakan amanat dari Yesus sendiri kepada murid-muridNya. Tapi, itu
bukan berarti bahwa pemberitaan mengenai penebusan dosa
hanya disampaikan oleh orang-orang yang menerima amanat tsb (orang-orang pasca Yesus).
Sejak jaman manusia pertama, berita mengenai penebusan dosa telah diungkapkan oleh Allah sendiri. Dengan demikian, Allah berpartisipasi langsung dalam pemberitaan tsb, dan karena Allah adalah Allah maka pemberitaan tsb pun tidak akan terhalang oleh keterbatasan-keterbatasan manusiawi (waktu, ruang, ras, agama, bahasa, pengetahuan, kewarasan dll).
Allah pasti punya cara sehingga pemberitaan mengenai penebusan dosa yang dilakukanNya sampai ke hati setiap orang yang diselamatkanNya. Itu adalah pertama-tama pekerjaan Allah sendiri., yang kemudian Ia bagikan melalui amanatNya kepada murid-muridNya dan murid-murid dari murid-muridNya dan seterusnya. Pun sebenarnya Allah yang bekerja dalam pekerjaan yang dilakukan oleh para murid itu.
Di post saya yang terdahulu, saya sampaikan soal tiga orang majus dari Timur yang dengan ilmu astrologi warisan leluhur mereka, mereka berhasil menemukan dan mengidentifikasi Yesus sebagai Imam Agung, Raja Agung, dan Juruselamat. Padahal, orang majus itu bukan orang Yahudi, bukan dari tanah Palestina, dan Yesus belum lahir ketika mereka masih belajar sekolah. Demikian juga halnya dengan Adam, Nuh, Abraham, Musa, dan semua orang yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kelahiran Yesus. Mereka tidak tahu apa-apa soal Yesus, tapi mereka bisa beriman pada penebusan dosa yang akan dilakukan oleh Allah. Sekali lagi, ini menunjukan bahwa cara dan kesuksesan pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Allah bukan tergantung pada manusia, tapi pada kehendak Allah sendiri. Keselamatan manusia adalah dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah.
Jadi, bro jalu tidak perlu kuatir dng nasib orang-orang di bumi nusantara sebelum kedatangan bangsa Portugis. Kalau Allah mau mereka selamat, pasti mereka memiliki iman yang membuat penebusan dosa Kristus efektif bagi keselamatan mereka walaupun mereka tidak tahu apa-apa soal agamanya orang-orang Portugis.
Salam