Author Topic: Tentang efektifitas penebusan Kristus  (Read 13096 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #60 on: August 14, 2012, 03:06:25 PM »
Tadinya pingin ikutan komen...
eh ternyata mirip dengan komen mbak hello....

ya udah.. gak jadi....
I second your comments mbak.. sip...

horeeeee..ternyata ada yang sependapat. jadi berasa tidak aneh sendirian deh  :blush:

Quote
Memang Perjalanan Iman / Pergumulan / Pendewasaan / Pendalaman Iman adalah proses yang GRADUAL dan hanya bisa by experience..
sehingga ada tahapan fase yang harus dilalui & dari kegagalan / ke-kurang-enak-an itulah kita baru bisa merefleksi dan merasa bahwa Tuhan ternyata semakin luar biasa..

dari perjalanan iman itulah, akhirnya kita akan sadar bahwa banyak hal tidak enak yang terjadi adalah akibat dari kehendak bebas kita plus kehendak bebas orang lain di sekitar kita.
pada saat itulah, kita akan mulai berhenti menyalahkan Tuhan atas kejadian yang tidak enak.
kita mulai belajar bertanggung jawab atas hidup, tapi tetap menyertakan Tuhan di dalamnya.

kalau dibantu Tuhan ketika kondisi sulit, ya kita bersyukur banget..--> bagus kan Tuhan mau bantu, padahal kita ini kan orang berdosa
kalau tidak dibantu Tuhan ketika kondisi sulit --> ya sadarlah bahwa Tuhan juga berhak untuk tidak ikut campur dalam masalah kita --> itu artinya kita harus berjuang sendiri, plus minta bantuan orang2 sekitar (bukan malah menyalahkan Tuhan kenapa "diam saja"..atau berdiam diri menunggu "rencana Tuhan indah pada waktunya")
 



Quote
Komen mas bruce yang ini:
ternyata.. oh ..ternyata...
saya cukup surprise bahwa cukup banyak teman-teman yang memutuskan (atau terbawa) sikap iman yang demikian..
kalau bahasa kasarnya: ber-Iman dalam rangka me-NYOGOK / me-NYUAP Tuhan biar senang & biar dimasukkan surga...
atau lebih parahnya:.. biar bisa me-NAGIH JANJI Tuhan buat dikasih karcis ke surga.. hehe..

Mas CD sadar ga ada yang aneh dengan kisah tokoh si B itu?

Quote
Perbuatan kita adalah hasil free will kita sendiri...
Baik & Buruk adalah hasil kita sendiri..
Konteks kehendak Tuhan adalah bahwa Kejadian Baik / Buruk PASTI-lah dimaksudkan oleh Tuhan demi IMPROVE-ment kita sendiri..
tinggal MAMPU-kah & MAU-kah manusia itu mengambil Opportunity for improvement yang sudah disediakan oleh Tuhan tsb..

setuju banget!  :onion8:

jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #61 on: August 14, 2012, 03:31:21 PM »
@bruce, phooey

Saya rasa si A memiliki iman yg sejati, sementara si B tidak.
pinoq,
menurut saya, baik si A maupun B masih terbuka kemungkinannya mereka sama sama mempunyai Iman.

Namun kita sebagai manusia akan sulit utk mengatakan Iman A lebih besar dari iman B (atopun sebaliknya).

Quote
Pertanyaan saya: apakah respon-respon tsb merupakan pilihan bebas dari ybs ( si A memilih utk merespon spt ini dan si B memilih untuk merespon spt itu)?
IMO, respond2 spt itu tidak ada sangkut pautnya dgn pilihan bebas ... melainkan natural pribadi sso.

Sulitnya, setiap pribadi manusia beraneka ragam - berbeda beda.

Secara general --- disaat sso dikatakan berIman maka itu pasti di'render' ke pengertian hal yang positif --- hal bhw sso ini taat kepada Tuhan. Namun saya mencoba melihatnya dari sudut pandang lain :

Quote
Mengapa orang-orang tertentu dapat beriman dan mengapa orang-orang yang lain tidak dapat beriman?
IMO, semua orang berIman. Iman yang bagaimanakah itulah yg tergantung dari masing2 pribadi sso ---> Hanya Allah dan orang itu sendiri yg bisa mengetahuinya.

Jadi terus terang..., saya akui, bhw adalah sulit bagi saya utk menjawab pertanyaan pinoq diatas ... :).

Quote
Apa yang membuat orang dapat beriman, atau tidak beriman, ketika beriman atau tidak beriman adalah soal surga atau neraka?
Inipun saya gak bisa jawab, karena saya mengertikannya seperti yg warna ungu diatas.

Jadi Iman itu ---imo--- dimiliki setiap manusia (alami). Tinggal iman yg bagaimana ? Iman percaya ? Iman tidak percaya ? Iman setengah percaya ? .... Nah itu semua tergantung dari 'hubungan' yg dia rasakan sendiri dgn penciptanya.

Iman BUKAN Kehendak.
(ibarat : Cinta juga bukan Kehendak).

:)
salam.
« Last Edit: August 14, 2012, 03:37:49 PM by odading »

bruce

  • Guest
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #62 on: August 14, 2012, 03:47:51 PM »
@Kitty

Quote
konsep yang Anda tulis itu lebih cocok untuk orang2 yang sudah dewasa secara rohani, Bro..
kalau diterapkan pada orang yang belum siap, justru bisa membuatnya makin jauh dari Tuhan

Betul sekali yang anda katakan, dn itu juga yang ingin saya tunjukan kepada bro Pinoq.

Karena pertanyaannya kan apa bedanya iman seseorang dengan lainnya.
Disitulah bedanya. Seseorang yang memang sejak awalnya percaya, bahwa Tuhan yang dicintainya sangat mencintainya, benar benar kuat dalam iman, dan percaya. Apa yang dilakukannya benar benar untuk Tuhan. Apa yang dialaminya diterima dengan penuh rasa syukur. Inilah iman yang terbaik. Iman yang seperti ini, semakin kuat dari hari ke hari, pencobaan tidak membuatnya lemah, tetapi semakin kuat.

Yang anda katakan juga benar, bahwa yang dasar imannya belum matang, terkena pencobaan akan langsung goyah.

Ibarat adonan untuk gerabah, dengan adukan yang benar, maka gerabah itu akan semakin kuat saat dibakar, tetapi yang salah aduk, dibakar akan menyebabkannya retak.

Nah, yang mana yang kita pilih?

Betul bahwa yang saya tulis itu adalah fiktif, tetapi tidak sepenuhnya fiktif, dalam beberapa bagian justru saya sendiri pernah merasakannya. Saat adik saya meninggal karena leukemia, perempuan satu satunya saat saya berusia 14 tahun, saya kelaur kamar rumah sakit, dan duduk berdoa. Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, karena telah diberi adik perempuan yang baik selama ini, dan sekarang karena Tuhan memanggilnya, kami relakan adik kami kembali kepada kebahagiaan sorgawi. Sungguh sis, setelah berdoa itu, saya justru sangat bahagia, terasa damai.

Syalom

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #63 on: August 14, 2012, 04:06:09 PM »
- segala sesuatu yang terjadi pada hidup adalah rangkaian proses sebab akibat.
- kondisi yang tidak nyaman atau kepahitan juga hasil dari kehendak bebas kita sendiri plus kehendak bebas orang lain yang ada di sekitar kita.
- keadaan menjadi lebih baik, ketika kita memutuskan untuk mengubah keadaan atau mengubah sudut pandang terhadap keadaan tersebut
- rencana Tuhan tidak akan pernah kita mengerti secara penuh karena keterbatasan kita sebagai manusia --> jadi jangan mengaitkan rencana Tuhan dengan kejadian yang kita alami
Dari semua point diatas ... saya sependapat dgn Kitty ... :)

IMO --- satu satunya yg paling tepat di syukuri setiap saat dan menyadari bahwa Allah itu Kasih, adalah nyawa alias kehidupan itu sendiri (entah buruk - entah baik)

:)
salam.

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #64 on: August 14, 2012, 05:27:46 PM »
Mas CD sadar ga ada yang aneh dengan kisah tokoh si B itu?

Ehm... kalau soal aneh / gak nya.. bisa ditanya ke mas bruce, apakah ini cerita real atau merupakan ilustrasi.
Tapi anyway, saya kurang lebih bisa menangkap maksud mas bruce memberi 2 jenis ilustrasi tsb..

Mbak hello & teman-teman percaya gak sih..
kalau cara beriman atau cara berpikir & berperilaku itu ada hubungannya dengan Character Building?

Saya belum pernah tinggal di Jepang, tapi sering banget denger cerita ini dari temen2 org Indonesia yg tinggal di sana:

1. Guru mengajari anak TK di Indonesia:
Nak... Tanah kita ini Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi...
kalau kamu mau menanam pohon mangga... taburlah bijinya....
tinggalin aja... doa-in aja ... entar juga tumbuh sendiri mangga-nya... manis pula...
itulah Berkat Tuhan bagi tanah tumpah darah kita...

2. Guru mengajari anak TK di Jepang:
Nak.... Negara kita ini cuman secuil, penduduknya 150 juta... Tanah gak subur-subur amat...
Jadi nak. ingat betul pesan ibu guru ya...
kalau mau menanam pohon apel & mendapat apel yang manis & berbuah lebat, maka...
kamu harus menebar biji apel sebanyak-banyaknya...
TIAP hari, kalau perlu 2x sehari.. kamu tongkrongin tuh tanah, siram baik-baik...
Pastikan betul.. tidak ada hama semut atau tikus yang mengambil biji kamu..
Pastikan kamu beri Pupuk dengan baik...
Kalau sudah tumbuh pohon kecil.. sayangi pohon itu, rawat dengan baik..
kalau ada daun kuning, cepat dibuang... dan lainnya....
HANYA DENGAN melakukan itu SEMUA maka BARULAH kamu mendapat APEL yang manis & lebat....
Kalau cuman kamu tinggal tidur & di-doa-in doang... Apel-nya gak akan tumbuh...

Bisa kita bayangkan, CHARACTER BUILDING yang dilakukan dari kecil, tiap hari & sampai dewasa...
Sehingga membentuk (walau gak semuanya) etos kerja keras, berusaha dengan gigih, berjuang, guna mendapat hasil..

In contrary, coba... (walaupun ini bukan meng-generalisasi lho.... & tidak semua juga mental-nya begini...hehe..)
- Segala sesuatu sudah GIVEN: misal: Tuhan sudah menjanjikan Surga....
- Hasil yang baik & prestasi sering TAKEN for GRANTED:  misal: Kan memang begitu kehendak Tuhan bagi orang Percaya PASTI masuk surga..
- Tidak ditanamkan HARUS BEKERJA KERAS agar ada PRESTASI: misal: Pokoknya Asal udah Percaya pasti dapat reward masuk surga...
- dan sebagainya......

Tapi memang sih....
Dengan menciptakan / memelihara "rasa ketergantungan" seperti itu, secara organisatoris, affinitas antar elemennya jadi lebih kuat,
termasuk lebih kuatnya dependency anggota terhadap pemimpinnya (ini kali yang dituju... hehe...)

Akhirnya, misi utama ajaran untuk Never-Ending Improvement of Quality of Life gak sampai deh....
Cuma direduksi sebagai usaha customer retention dalam rangka survival & growth of the organisation (or even for the sake of prosperity of the shepherd? hehe...)

Salam,

bruce

  • Guest
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #65 on: August 14, 2012, 05:34:32 PM »
Quote
In contrary, coba... (walaupun ini bukan meng-generalisasi lho.... & tidak semua juga mental-nya begini...hehe..)
- Segala sesuatu sudah GIVEN: misal: Tuhan sudah menjanjikan Surga....
- Hasil yang baik & prestasi sering TAKEN for GRANTED:  misal: Kan memang begitu kehendak Tuhan bagi orang Percaya PASTI masuk surga..
- Tidak ditanamkan HARUS BEKERJA KERAS agar ada PRESTASI: misal: Pokoknya Asal udah Percaya pasti dapat reward masuk surga...
- dan sebagainya......

Tapi memang sih....
Dengan menciptakan / memelihara "rasa ketergantungan" seperti itu, secara organisatoris, affinitas antar elemennya jadi lebih kuat,
termasuk lebih kuatnya dependency anggota terhadap pemimpinnya (ini kali yang dituju... hehe...)

Akhirnya, misi utama ajaran untuk Never-Ending Improvement of Quality of Life gak sampai deh....
Cuma direduksi sebagai usaha customer retention dalam rangka survival & growth of the organisation (or even for the sake of prosperity of the shepherd? hehe...)

Ehhm, bukan tidak setuju, tetapi kita sedang bicara iman, kan?
Bukan mengenai etos kerja dan semangat.

Atau kita mau campurkan antara iman dan prosperity?
Saya jamin pasti lebih kacau lagi, he he he he.

Jadi, mending kita back to topic saja.

Syalom

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #66 on: August 14, 2012, 06:13:43 PM »
@ semuanya

Thanks atas partisipasi teman-teman semua di thread ini.

Saya ingin mengingatkan saja bahwa topik thread ini adalah "Tentang efektifitas penebusan Kristus". Jadi saya berharap di thread ini orang-orang bisa menemukan hal-hal tentang efektifitas penebusan Kristus. Hal-hal tsb bisa jadi bermacam-macam, dan itu bisa membuat diskusi berkembang sangat luas.

Kalau menjadi terlalu luas, thread ini akan menjadi tidak teratur dan sulit dibaca oleh orang-orang yang benar-benar ingin cari informasi soal efektifitas penebusan Kristus.

So, please jangan OOT ya. Kalo terpaksa harus menjelaskan sesuatu secara mendalam, please diakhir penjelasan sertakan kaitan antara penjelasan tsb dengan topik thread ini.


Thanks

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #67 on: August 14, 2012, 06:14:45 PM »
Ehhm, bukan tidak setuju, tetapi kita sedang bicara iman, kan?
Bukan mengenai etos kerja dan semangat.

Atau kita mau campurkan antara iman dan prosperity?
Saya jamin pasti lebih kacau lagi, he he he he.

Jadi, mending kita back to topic saja.

Syalom

eh... maap mas... apa kejauhan ya analogi-nya?
soalnya mnrt saya cukup korelatif sih...

Etos kerja dan Mentalitas hard-working itu manifestasi Free Will yang mau & bersedia mengambil Opportunity for Improvement yg disediakan oleh Tuhan..
dan.. TIDAK SELALU (kalau saya malah agak jarang..) bahwa Kerja Keras itu karena SAYA INGIN DAPAT DUIT BANYAK...

biasanya sih... kalau saya mengerjakan pekerjaan sy, maka yg ada dalam benak saya adalah:
Hard-work semaksimal-nya & berusaha to strive for the very best yang TUJUANNYA agar saya menyelesaikan tugas tersebut secara OPTIMAL... perkara ternyata duit-nya lumayan.. ya itu alhamdulilah mas... hehe...

On the other side:
dgn mentalitas: Saya Bekerja Keras DEMI memperoleh REWARDnya,
maka segala upaya-nya itu BUKAN DEMI menyelesaikan tugas-nya scr OPTIMAL, TAPI bgmanapun caranya agar DAPAT REWARD MAXIMAL... hehe...

shg.. menurut saya amat berbahaya jika Mentalitas Ber-Iman-nya spt ini.
Artinya BerIMAN dengan PAMRIH --> aku mau meng-Iman-i kamu & mau menuruti perintahMu KARENA kamu Janjikan aku SURGA... Nah, kalau kamu gak janji apa-apa... gimana?
Akhirnya... PROSES ber-IMAN menjadi KEHILANGAN MAKNA-nya krn tergeser oleh MENAGIH JANJI krn saya sudah Ber-IMAN & nurutin KEMAUAN Tuhan (ikhlas gak nih... hehe?)

Padahal, kalau yang mampu saya pahami:
Penebusan Kristus yang berarti agar Manusia diselamatkan ke Surga......
EMPHASISE-nya BUKAN di Surga-nya...
melainkan PROSES & DINAMIKA yg dilakukan oleh MANUSIA-nya itu,
sehingga dirinya CONTINUOUSLY IMPROVING & bisa KONTRIBUTIF positif bagi diri & lingkungannya,
yang pada gilirannya.. bila waktunya telah tiba.. insyallah sudah dianggap qualified masuk surga...

Kalau ternyata dianggap TIDAK QUALIFIED? ya udah.. nasib...
Tapi yang jelas.... ketika manusia tsb sudah MELAKUKAN PROSES IMPROVEMENT tadi dengan penuh kesungguhan & ke-ikhlas-an, apapun hasilnya.... mungkin bisa jadi bahan pertimbangan oleh Tuhan juga kan? emangnya tes UMPTN pakai pilihan ganda? kan gak gitu-gitu amat kan ya kriteria masuk surga? hehe....

Salam,

bruce

  • Guest
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #68 on: August 14, 2012, 06:22:45 PM »
Quote
Padahal, kalau yang mampu saya pahami:
Penebusan Kristus yang berarti agar Manusia diselamatkan ke Surga......
EMPHASISE-nya BUKAN di Surga-nya...
melainkan PROSES & DINAMIKA yg dilakukan oleh MANUSIA-nya itu,
sehingga dirinya CONTINUOUSLY IMPROVING & bisa KONTRIBUTIF positif bagi diri & lingkungannya,
yang pada gilirannya.. bila waktunya telah tiba.. insyallah sudah dianggap qualified masuk surga...

Nah, post yang ini saya setuju.
Karena intinya adalah Jesus menebus manusia.
Dalam artian Jesus memberi kemungkinan kepada manusia untuk kembali bisa ke sorga.
Cara sudah diberikan, jalan sudah ada, tinggal pelaksanaannya yang harus dilakukan manusia.
Memilih jalan yang benar, mengikuti caranya, maka akan tiba di tujuan.
Semua itu PROSES, dan proses itu TERJADI DI DUNIA, bukan setelah manusia mati.


Syalom

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #69 on: August 15, 2012, 12:33:09 AM »
Wah, menurut saya thread ini semakin menarik. Di atas saya bilang kalau saya rasa diskusi ini sudah sampai penghujung. Tapi, sekarang pendapat saya berubah. Diskusi ini bisa jadi lebih panjang. Sekarang saya akan coba rangkum perkembangan materi diskusi di thread ini. Begini:

Topik: Tentang efektifitas penebusan Kristus
Muncul dua macam pendapat yang berbeda dari rekan-rekan:

1. Kristus menebus dosa semua manusia. Penebusan dosa ini merupakan pra-syarat keselamatan jiwa manusia (atau pra-syarat masuk surga). Allah telah berinisiatif untuk memenuhi pra-syarat ini dengan mati di salib dan bangkit, dan ini jelas merupakan anugerah bagi manusia karena Allah sebenarnya tidak berkewajiban untuk melakukan hal ini. Allah melakukan hal ini semata-mata karena Ia mengasihi manusia. Namun, ini baru “setengah bagian” dari proses keselamatan manusia. Supaya keselamatan jiwa manusia sepenuhnya terwujud, anugerah Allah tsb harus diefektifkan oleh keimanan manusia kepada Kristus dalam konteks kehendak bebas. Dengan kata lain, setiap orang bebas untuk memilih untuk percaya atau tidak percaya bahwa Kristus adalah Juruselamat. Bila tidak percaya, maka orang tsb tidak akan masuk surga (alias akan masuk neraka). Bila percaya, orang tsb bisa masuk surga. Supaya benar-benar masuk surga, orang yang percaya tsb harus memelihara keimanannya supaya jangan jatuh dan menjadi tidak percaya lagi (murtad). Jadi, keimanan kepada Kristus adalah hasil usaha manusia yang berupa perjalanan hidup (proses).

2. Kristus menebus dosa tidak untuk semua manusia. Semua manusia telah mati dihadapan Allah (semua manusia harus masuk neraka). Namun, dengan mati disalib dan bangkit, Kristus menebus dosa dan membangkitkan kembali orang-orang yang dicintaiNya. Kebangkitan kembali itu terwujud dalam iman kepada Kristus. Keimanan seseorang kepada Kristus merupakan tanda bahwa anugerah Allah telah bekerja dalam dirinya (telah terjamin masuk surga). Jadi, keselamatan manusia adalah sepenuhnya inisiatif Allah dan manusia tidak berperan apapun dalam keefektifannya (karena sudah mati).



Tentu saja, rangkuman di atas berdasarkan pemahaman pribadi TS (yaitu: saya) atas respon-respon dari rekan-rekan yang telah berpartisipasi di thread ini. Bisa jadi pembaca yang lain memiliki kesimpulan yang berbeda.

Dalam perkembangannya, diskusi menjadi lebih panjang dng rekan-rekan yang memegang pendapat no.1. Diskusi dengan rekan yang memegang pendapat no.2 lebih pendek karena dengan mengatakan bahwa efektifitas penebusan dosa sepenuhnya berada di tangan Allah, maka tidak ada pertanyaan lagi yang bisa saya ajukan. Tapi, kalau ada rekan lain yang punya pertanyaan berkaitan dengan pendapat no.2, tentu saja pertanyaan tsb dapat ditanyakan (selama tidak out of topic ya).

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #70 on: August 15, 2012, 01:31:54 AM »
Sekarang saya ingin menambahkan bahan diskusi. Bahan diskusi tambahan ini akan berkisar pada pandangan yang mengatakan bahwa efektifitas penebusan Kristus ada di tangan manusia.

Dalam pandangan ini, manusia perlu melakukan usaha supaya penebusan Kristus menjadi efektif sehingga keselamatannya terwujud (bener-bener masuk surga). Usaha tersebut berupa keimanan yang berdasarkan pada kehendak bebas, atau pilihan bebas. Ada dua hal yang saya ingin tanyakan:

Pertama:
Terus terang, saya termasuk orang yang sulit memahami ide "kehendak bebas". Oleh sebab itu, saya agak kesulitan memahami bagaimana orang bisa di saat yang sama bebas memilih tapi juga tahu bahwa pilihannya berada di bawah bayang-bayang surga dan neraka.

Untuk lebih jelasnya, saya coba buat sebuah anekdot. Begini:
Allah bilang kepada Si A," Ada dua jalan: jalan ke neraka yang sudah terbuka lebar sejak kamu jatuh dalam dosa dan jalan ke surga yang sudah tertutup bagi kamu sejak kamu jatuh dalam dosa. Tapi, sekarang jalan yang ke surga itu sudah Aku buka. Sekarang kamu bebas memilih: mau pilih jalan ke neraka atau ke surga."

Untuk sesaat, Si A termenung dan memandang Allah dng tatapan heran, lalu berkata, "Ya ampun! Pastilah aku mau jalan yang ke Surga. Whatever it takes, I'll do it! I don't seem to have much choice, do I??"

Jadi, bagaimana orang bisa bebas memilih kalau ia tahu bahwa dibalik pilihan-pilihannya ada reward dan punishment?


Kedua:
Katakanlah setelah percakapan dengan Allah tsb, Si A mencari tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjalani jalan ke Surga. Ia baca Alkitab dan ia menemukan ayat "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku,'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga...."

Setelah membaca ayat tsb, Si A ini pun segera mencari apa yang dimaksud dengan "kehendak Bapa di Surga" dengan niat untuk melakukannya. Ia pun menemukan ayat " Kasihilah Tuhan Allahmu dengan sepenuh.....dan kasihilah sesamamu manusia seperti.....". Setelah membaca Hukum Kasih ini Si A pun berusaha keras melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Si A berkata dalam hatinya,"Aku tidak mau masuk neraka. Aku mau masuk surga. Aku mau selamat. Aku mau penebusan Kristus efektif bagi keselamatan jiwaku. Oleh sebab itu, aku harus melakukan kehendak Bapa-ku di Surga. KehendakMulah yang jadi, ya Tuhan, bukan kehendakku"

Tiba-tiba ada perasaan kecut dalam hatinya. Ia tersadar bahwa keinginannya untuk melakukan kehendak Bapa di Surga didasarkan pada kehendaknya untuk masuk surga. Ia tak bisa mengelak dari motif egosentris di balik keimanannya dan ini membuatnya putus asa. Ujung-ujungnya, didorong keputusasaan yang mendalam, ia berseru kepada Tuhan, "Tuhan bagaimana Engkau bisa mengharapkan iman yang berdasarkan kehendak bebasku ketika surga dan nerakaMu mengancamku? Bagaimana aku dapat mewujudkan kehendak bebasku kalau senjataMu teracung ke jiwaku?” Setelah mengalami kebingungan setengah mati, akhirnya orang ini berkata,”KataMu Kau Kasih, tapi sebenarnya Kau Keji. Kau harapkan dariku keimanan yang berdasarkan kehendak bebasku padahal Kau tahu aku tidak bisa tidak mengingini surga."

Terlihat dari anekdot yang kedua di atas bahwa saya kesulitan melihat hubungan logis antara "Allah itu Kasih" dan "Allah menyerahkan pilihan keselamatan sepenuhnya kepada manusia". Sebab, menurut saya, kalau Allah itu Kasih, bukankah seharusnya Ia tidak membebani manusia dengan kebebasan untuk memilih yang kemudian hasil pilihannya akan diganjarNya dengan Surga atau Neraka? Kalau Allah itu Kasih dan Adil, mengapa ia mengganjarkan Neraka pada orang yang dengan kehendak bebasnya telah memilih untuk tidak percaya pada Yesus Kristus?



Ada yang bisa membantu pemahaman saya?

bruce

  • Guest
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #71 on: August 15, 2012, 07:08:14 AM »
Perlu kiranya dipersamakan dulu pendapat, bahwa Allah adalah Sang Mahakuasa, kedudukan itu tidak setara dengan kita sebagai manusia. Allah adalah pencipta dan sekaligus pemilik seluruh alam semesta.

Dengan kesadaran seperti ini, maka dalam kita bersikap terhadap Allah tidaklah sama seperti kita bersikap terhadap pasangan kita atau sesama manusia yang lain. Bagi Allah kehendakNya adalah amin.

Sejak penciptaan manusia, Allah sudah menganugrahkan kepada manusia akal budi, suatu anugrah yang hanya dimiliki oleh manusia, dan tidak kepada mahluk ciptaannya yang lain. Sebagai konsekuensi pemberian akal budi, maka manusia juga memperoleh kehendak bebas. Untuk menentukan pilihan, patuh pada kehendak Allah atau ingkar dari perintahNya.

Allah adalah sumber kasih, maka apa yang keluar daripadaNya hanyalah kasih. Karena sifat Allah tidak dapat dipertentangkan, maka karena Allah adalah Kasih dan sumber kasih, tidak ada yang jahat keluar daripadaNya.

Karena Allah adalah Kasih dan sumber kasih, maka pilihan kepada ciptaanNya jika hendak bersama dengan Dia adalah pilihan kasih. Jika atas kehendaknya sendiri, sang ciptaan memilih untuk meninggalkan kasih, maka pilihannya itu dengan sendirinya menjauhkan Allah daripadanya. Dan kondisi atau tempat dimana tidak terdapat kasih Allah adalah neraka. Yang sepenuhnya adalah hasil dari pilihan bebas sang ciptaan itu sendiri.

Karena kasih tidaklah dapat dipaksakan, maka kasih dari seorang ciptaan kepadaNya ataupun kepada sesama ciptaan harusah kasih yang berdasarkan atas keputusan ciptaan itu sendiri. Sang ciptaan itulah yang memutuskan, apakah akan membalas kasih Allah kepadanya dengan memberikan kasih kepada Allah dan sesamanya, atau hanya kasih terhadap dirinya sendiri. Karena tidak mungkin seseorang yang hanya memiliki kasih kepada dirinya sendiri, bisa mengasihi Allah dan sesama.

Syalom


Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #72 on: August 15, 2012, 08:02:17 AM »

Quote from: pinoq
Untuk lebih jelasnya, saya coba buat sebuah anekdot. Begini:
Allah bilang kepada Si A," Ada dua jalan: jalan ke neraka yang sudah terbuka lebar sejak kamu jatuh dalam dosa dan jalan ke surga yang sudah tertutup bagi kamu sejak kamu jatuh dalam dosa. Tapi, sekarang jalan yang ke surga itu sudah Aku buka. Sekarang kamu bebas memilih: mau pilih jalan ke neraka atau ke surga."

ehmm..perlu dipahami dulu, Tuhan adalah kudus (bebas dari dosa) dan adil
kekudusan membuat Dia tidak bisa bercampur dengan dosa --> otomatis Tuhan tidak bisa berkumpul dengan manusia yang belepotan dosa dan tidak pernah bertobat
keadilan membuat Dia memisahkan tempat yang kudus dengan tempat yang penuh dosa
justru kalau kekudusan dicampur dengan dosa, itu artinya Tuhan tidak adil

sampai di sini apa bisa dipahami? :think:

nah, kalau sudah paham, kita masuk ke konsep ini:
pada awalnya Tuhan “menyediakan” neraka untuk iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh setelah mereka memberontak melawan Dia (Matius 25:41).

pada kenyataannya, manusia dengan segenap akal budinya malah ikut iblis --> sudah dibuktikan oleh Adam dan Hawa --> kecenderungan berdosa ini diteruskan oleh kita semua
kondisi berdosa inilah yang membuat kita "identik" dengan iblis, sehingga kita akan serumah juga dengan mereka

hehehehe :D

Mereka yang menolak penawaran Allah akan pengampunan akan menderita nasib kekal yang sama dengan iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh.
Mengapa neraka itu perlu? --> Semua dosa pada dasarnya adalah melawan Tuhan (Mazmur 51:4), dan karena Tuhan adalah tidak terbatas dan kekal, maka hanya hukuman yang tak terbatas dan kekal saja yang cukup. Neraka adalah tempat di mana tuntutan yang suci dan benar dari keadilan Tuhan dinyatakan. Neraka adalah tempat di mana Tuhan mengutuk dosa dan semua orang yang menolak Dia.

Quote
Untuk sesaat, Si A termenung dan memandang Allah dng tatapan heran, lalu berkata, "Ya ampun! Pastilah aku mau jalan yang ke Surga. Whatever it takes, I'll do it! I don't seem to have much choice, do I??"

itu kan pikiran Anda, Mas..
ada banyak orang yang memiliki pemahaman yang sebaliknya. :flower:

Anda ingat kisah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena godaan si iblis?
ada lo sekelompok orang yang justru berpendapat bahwa iblis adalah penyelamat, karena berkat dia-lah manusia jadi tahu mana yang baik dan mana yang jahat..alias manusia jadi cerdas!
Tuhan dianggap menghalangi keinginan manusia untuk menjadi cerdas, itu artinya Tuhan lebih senang manusia polos seterusnya
akibatnya kelompok orang ini dengan sadar ingin hidup serumah dengan iblis sang penyelamat, daripada hidup dengan Tuhan yang jelas2 menghalangi manusia untuk pintar

nah kan???? :flower:

Quote
Jadi, bagaimana orang bisa bebas memilih kalau ia tahu bahwa dibalik pilihan-pilihannya ada reward dan punishment?

maksud Anda, bebas memilih itu kalau keadaannya begini:
"apapun yang kita lakukan, maka kita akan tetap bersatu dengan Tuhan di surga"?? :think:

wauw..itu artinya Tuhan malah tidak adil, Mas.. :'o

hidup ini penuh dengan pilihan sulit. makin dewasa kita, makin sulit pula pilihan yang dihadapi. ini sudah hukum alam yang berlaku di dunia.

Quote
kisah II:
Tiba-tiba ada perasaan kecut dalam hatinya. Ia tersadar bahwa keinginannya untuk melakukan kehendak Bapa di Surga didasarkan pada kehendaknya untuk masuk surga. Ia tak bisa mengelak dari motif egosentris di balik keimanannya dan ini membuatnya putus asa. Ujung-ujungnya, didorong keputusasaan yang mendalam, ia berseru kepada Tuhan, "Tuhan bagaimana Engkau bisa mengharapkan iman yang berdasarkan kehendak bebasku ketika surga dan nerakaMu mengancamku? Bagaimana aku dapat mewujudkan kehendak bebasku kalau senjataMu teracung ke jiwaku?” Setelah mengalami kebingungan setengah mati, akhirnya orang ini berkata,”KataMu Kau Kasih, tapi sebenarnya Kau Keji. Kau harapkan dariku keimanan yang berdasarkan kehendak bebasku padahal Kau tahu aku tidak bisa tidak mengingini surga."

itu artinya orang tersebut mengalami pertobatan tidak sempurna.
dia bertobat karena takut hukuman, bukan karena mengasihi Tuhan.
seiring dengan perkembangan rohani-nya, lama2 dia akan berusaha melakukan kehendak Tuhan karena dia mengasihi Tuhan dan ingin menyalurkan kasih Tuhan pada sesama...jadi bukan karena takut masuk neraka lagi (ini disebut pertobatan sempurna)

tolong baca ulang penjelasan saya di kisah I.

Quote
Terlihat dari anekdot yang kedua di atas bahwa saya kesulitan melihat hubungan logis antara "Allah itu Kasih" dan "Allah menyerahkan pilihan keselamatan sepenuhnya kepada manusia". Sebab, menurut saya, kalau Allah itu Kasih, bukankah seharusnya Ia tidak membebani manusia dengan kebebasan untuk memilih yang kemudian hasil pilihannya akan diganjarNya dengan Surga atau Neraka? Kalau Allah itu Kasih dan Adil, mengapa ia mengganjarkan Neraka pada orang yang dengan kehendak bebasnya telah memilih untuk tidak percaya pada Yesus Kristus?

baca lagi penjelasan saya di atas. pelan2 saja, Mas, jangan dipaksakan untuk menerima konsep itu dulu. lama2 (kalau Anda mau membuka hati), Anda akan mengerti bahwa ganjaran itu justru  bukti bahwa Tuhan Maha Kasih dan Maha Adil


jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #73 on: August 15, 2012, 10:38:22 AM »
untuk mas pinoq,

Balik ke premis dasar dulu mas...
SUBJEK semua AGAMA itu MANUSIA.. bukan Tuhan..
Tuhan gak butuh Agama.. yg butuh MANUSIA-nya..... amen??

Maka interpretasi kita bisa lebih jelas:
- Penebusan Kristus di Salib ---> demi Siapa?  MANUSIA juga kan?
- Tuhan Allah menyediakan tiket ke Surga & Neraka --> buat Siapa?  MANUSIA kan? kucing dll tidak ikut... hehe..
- Tujuannya apa Manusia dikasih tahu ada Reward & Punishment tsb? ---> Agar MANUSIA berusaha memperbaiki diri terus-menerus, dengan sasaran agar semakin menuju ke reward-nya...

Jadi Lebih Jelas kan mas?
Bahwa Semua yang ada di KS (atau kerennya: yang Tuhan lakukan & Tuhan Perintahkan) adalah UNTUK MANUSIA-nya selama DIA HIDUP DI DUNIA...
Tidak ada kan di KS yang menyebutkan: Bagaimana Panduan HIdup di Surga yang benar? atau Panduan Hidup di Neraka yg baik? hehe...

Jadi, sudah terang-benderang bahwa:
EMPHASISE-nya ada di MANUSIA dan bagaimana dia menjalani HIDUP-nya di DUNIA
Reward berupa Tiket VIP ke surga, BUKANLAH ESENSI dari Ber-IMAN kok....
tetapi merupakan Konsekuensi Logis dari Perilaku Iman selama HIDUP DI DUNIA..

Akhirnya, menurut saya:
Tuhan begitu maha hebat-nya sehingga Beliau menyediakan KAIL bagi manusia agar bisa mendapat ikan besar (Surga).
Tinggal MANUSIA-nya aja sekarang --> Kalau kail-nya dirawat dengan baik, diberi umpan, roll-nya gak macet, mancing-nya sungguh-sungguh, dsb --> maka insyaallah kita Dapat Ikan Besar tsb...

Tapi... kalau kailnya didiemin aja, taken for granted.. karena merasa: IKAN BESAR nya banyak di KOLAM kok, dan Saya Sudah di JANJIKAN pasti dapat ikan besar selama memegang KAIL tsb...
Jadi kita mancing dgn memegang kail dieeemmm aja.... masa sih bisa dapat ikan besar?  Lha kok enak..??? Masa sih Tuhan senaif itu?


Salam,

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Tentang efektifitas penebusan Kristus
« Reply #74 on: August 15, 2012, 10:42:44 AM »
Sekarang saya ingin menambahkan bahan diskusi. Bahan diskusi tambahan ini akan berkisar pada pandangan yang mengatakan bahwa efektifitas penebusan Kristus ada di tangan manusia.

Dalam pandangan ini, manusia perlu melakukan usaha supaya penebusan Kristus menjadi efektif sehingga keselamatannya terwujud (bener-bener masuk surga). Usaha tersebut berupa keimanan yang berdasarkan pada kehendak bebas, atau pilihan bebas. Ada dua hal yang saya ingin tanyakan:

Pertama:
Terus terang, saya termasuk orang yang sulit memahami ide "kehendak bebas". Oleh sebab itu, saya agak kesulitan memahami bagaimana orang bisa di saat yang sama bebas memilih tapi juga tahu bahwa pilihannya berada di bawah bayang-bayang surga dan neraka.

Untuk lebih jelasnya, saya coba buat sebuah anekdot. Begini:
Allah bilang kepada Si A," Ada dua jalan: jalan ke neraka yang sudah terbuka lebar sejak kamu jatuh dalam dosa dan jalan ke surga yang sudah tertutup bagi kamu sejak kamu jatuh dalam dosa. Tapi, sekarang jalan yang ke surga itu sudah Aku buka. Sekarang kamu bebas memilih: mau pilih jalan ke neraka atau ke surga."

Untuk sesaat, Si A termenung dan memandang Allah dng tatapan heran, lalu berkata, "Ya ampun! Pastilah aku mau jalan yang ke Surga. Whatever it takes, I'll do it! I don't seem to have much choice, do I??"

Jadi, bagaimana orang bisa bebas memilih kalau ia tahu bahwa dibalik pilihan-pilihannya ada reward dan punishment?


Kedua:
Katakanlah setelah percakapan dengan Allah tsb, Si A mencari tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjalani jalan ke Surga. Ia baca Alkitab dan ia menemukan ayat "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku,'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga...."

Setelah membaca ayat tsb, Si A ini pun segera mencari apa yang dimaksud dengan "kehendak Bapa di Surga" dengan niat untuk melakukannya. Ia pun menemukan ayat " Kasihilah Tuhan Allahmu dengan sepenuh.....dan kasihilah sesamamu manusia seperti.....". Setelah membaca Hukum Kasih ini Si A pun berusaha keras melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Si A berkata dalam hatinya,"Aku tidak mau masuk neraka. Aku mau masuk surga. Aku mau selamat. Aku mau penebusan Kristus efektif bagi keselamatan jiwaku. Oleh sebab itu, aku harus melakukan kehendak Bapa-ku di Surga. KehendakMulah yang jadi, ya Tuhan, bukan kehendakku"

Tiba-tiba ada perasaan kecut dalam hatinya. Ia tersadar bahwa keinginannya untuk melakukan kehendak Bapa di Surga didasarkan pada kehendaknya untuk masuk surga. Ia tak bisa mengelak dari motif egosentris di balik keimanannya dan ini membuatnya putus asa. Ujung-ujungnya, didorong keputusasaan yang mendalam, ia berseru kepada Tuhan, "Tuhan bagaimana Engkau bisa mengharapkan iman yang berdasarkan kehendak bebasku ketika surga dan nerakaMu mengancamku? Bagaimana aku dapat mewujudkan kehendak bebasku kalau senjataMu teracung ke jiwaku?” Setelah mengalami kebingungan setengah mati, akhirnya orang ini berkata,”KataMu Kau Kasih, tapi sebenarnya Kau Keji. Kau harapkan dariku keimanan yang berdasarkan kehendak bebasku padahal Kau tahu aku tidak bisa tidak mengingini surga."

Terlihat dari anekdot yang kedua di atas bahwa saya kesulitan melihat hubungan logis antara "Allah itu Kasih" dan "Allah menyerahkan pilihan keselamatan sepenuhnya kepada manusia". Sebab, menurut saya, kalau Allah itu Kasih, bukankah seharusnya Ia tidak membebani manusia dengan kebebasan untuk memilih yang kemudian hasil pilihannya akan diganjarNya dengan Surga atau Neraka? Kalau Allah itu Kasih dan Adil, mengapa ia mengganjarkan Neraka pada orang yang dengan kehendak bebasnya telah memilih untuk tidak percaya pada Yesus Kristus?



Ada yang bisa membantu pemahaman saya?
Mungkin bisa terbantu dengan ayat ini bro
Mat 23:37
"Yerusalem, Yerusalem  , engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!   Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,  tetapi kamu tidak mau

Silahkan direnungkan apakah Yesus tidak mau menebus dan membiarkan orang2 yang menolaknya...bahkan terhadap orang yang menolaknya, membunuh nabi2-Nya.
Dia tetap rindu untuk mengumpulkan mereka, tidak cukup sekali tapi bahkan berkali2...

salam damai :)
In Omnibus Caritas