Hingga sejauh ini, saya sama sekali belum menyentuh Incarnational Theory,
tetapi saya rasa, pemaparan saya di depan bisa memberikan sedikit gambaran mengenai teori tersebut.
Incarnational theory dealing with ontological sin, instead of fatalistic one.
Incarnational theory, fokus pada bagaimana penebusan Kristus memulihkan kembali natur manusia yang telah jatuh sebagai spesies, dari DEI SAPIEN menjadi HOMO SAPIEN (ini gaya bahasa saja)
Teori ini concern pada bagaimana natur kelumpuhan dosa dimatikan, dan kemudian diciptakan ulang
(GENESIA ANOTHEN)
Kematian Kristus, dalam darah dan daging, dalam ruang dan waktu, adalah untuk mematikan natur manusia yang telah menjadikan diri mereka sendiri sebagai "Tuhan",
(natur ini adalah natur yang paling tak bisa mematikan dirinya sendiri, ironisnya, makhluk yang paling membutuhkannya, adalah makhluk yang paling tak dapat melakukannya, sebaliknya, Allah, makhluk yang paling tidak membutuhkannya, adalah yang paling mampu melakukannya)
meminjam St Paulus
Roma 6:3-7, sekali kali bolehlah saya mengutip ayat
3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Dan seperti tebakan anda, kebangkitan Kristus juga memainkan peranan penting dalam penyelamatan manusia,
Kematian Kristus dalam darah daging membinasakan natur kita yang berdosa, kebangkitannya, juga dalam darah dan daging, mengimplantasikan organ Ilahi yang hidup, yang berkuasa, yang mampu memampukan kita, membuat kita tak lagi impoten.
Lagi lagi, dari Paulus
Galatia 2:20
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Saya suka kata kata seorang Pendeta:
Sekarang kita hidup, buat Dia, yang telah mati bagi kita.