hmmm..kok seperti tanda orang kerasukan "sesuatu", Rod?
Anda seperti dirasuki sesuatu yang menyuruh Anda menari, yang akhirnya sulit Anda kendalikan?
maaf ya..no offense
Mungkin kalo kerasukan sih tidak sis. Saya 100% sadar koq, dan saya bisa berhenti kapan saja waktu itu. Namun karena saya menikmatinya saat itu, saya biarin aja terus bergerak. Seingat saya, waktu tidak terlalu terasa saat itu. Ibadah mulai jam 7 malam kalo tidak salah, dan saya sepertinya mulai menari sekitar jam 8 kurang, sampe jam 9 lebih, tidak terasa.
Saya excited sekali malam itu, sampai-sampai saya sempetin telpon ke ortu di daerah, hehehe...
kesimpulan: tidak ada gunanya untuk perkembangan rohani?
saya pernah ikut persekutuan doa Kharismatik. ketika tiba saatnya worship, mulai deh rekan2 mengeluarkan suara2 aneh yang -katanya- bahasa roh
sejak itu, saya mundur karena merasa serem..
Bagi saya sendiri tidak terasa ada perbedaan signifikan. Entah kalau orang lain ya sis, saya gak bisa menghakimi. Hanya saja banyak memang yang saya tahu berbahasa roh, kehidupan rohaninya juga gitu-gitu aja. Bahasa roh sih bahasa roh, bisnis jalan terus.
Ada yang emang dasarnya baik karakternya, dan berbahasa roh, oke-oke aja. Mungkin emang dasarnya udah baik dari sononya, bukan karena bahasa roh nya.
Saya juga pernah punya pengalaman tahun kemaren waktu Vaness Wu ke Central Park. Saat itu satu ruangan rame-rame berbahasa roh. Wuih, merinding semua rasanya. Bulu kuduk pada berdiri. Kalo inget peristiwa itupun kadang merinding-merinding sendiri. Bagi yang percaya bahwa itu adalah hadirat Allah, so be it. Buat saya sendiri, itu suatu kumpulan energi manusia yang menyatu dan menimbulkan semacam medan energi yang cukup besar sehingga mereka yang berada didalamnya mengidentifikasikannya sebagai sesuatu supranatural. Kalo memang itu benar hadirat Allah, mengapa banyak polisi disana yang tidak merasakan? Mereka malah pada ngerokok sambil saling cerita dan ketawa-tawa.